Boys 1.0

7.9K 921 118
                                    

"Taehyung, pakai sepatumu!"

Taehyung menunduk sejenak, mengamati sendal berbulu kesayangannya, lantas memberengut kesal ke arah Seokjin yang berdiri menjulang dengan tangan terlipat tepat di depannya. "Tapi ini nyaman, hyung!"

Yang lebih tua menggeleng tidak setuju. "Kau bukan pengemis, Taehyung. Ganti, sekarang," ulangnya dengan nada otoriter tak terbantah sembari menunjuk ke dalam rumah.

Taehyung berdecih, namun tetap berjalan ke arah yang dimaksud. Mulutnya tidak berhenti menggerutu, sementara kakinya berjalan menghentak-hentak. Bocah itu nyaris melewati ambang pintu ketika Jungkook tiba-tiba muncul dari dalam dan mengangkat sepasang sepatu di tangannya. "Sudah kuduga kau akan dimarahi," ujarnya sebelum berjongkok.

"Seharusnya Jin hyung mengutamakan kenyamananku. Benar 'kan, Kookie hyung?" sahut Taehyung meminta dukungan. Sementara kakinya terangkat; memberi akses bagi Jungkook untuk memakaikan sepatu untuknya.

Jungkook mengulum senyum, lantas berdiri setelah menyelesaikan pekerjaannya. "Kau benar, Jin hyung juga benar."

"Kookie hyung sangat tidak berpendirian!" celetuk Taehyung susah payah.

Jungkook tertawa. "Astaga, dari mana kau belajar kata itu?" tanyanya terhibur.

"Dari Yoongi hyung!" sahut Taehyung bersemangat. "Yoongi hyung akan mengatai Jimin hyung seperti itu saat mereka bertengkar," sambungnya lagi.

Seokjin menghampiri keduanya dengan raut tidak enak. "Jungkookie, bisa tolong antarkan Taehyung ke sekolah? Namjoon meneleponku. Katanya ada perubahan jadwal praktik pembedahan pagi ini," pintanya sedikit memohon.

"Tidak masalah, aku free hari ini." Jungkook mengangguk menyanggupi. "Ayo, sayang."

Taehyung menyambut uluran tangan Jungkook dengan riang gembira. "Hore! Hyung nanti jemput Taetae juga, ya!"

Seokjin bergeming mengamati Maybach exelero milik Jungkook bergerak dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan rumahnya; sampai benar-benar menghilang dari jangkauan pandangnya, lalu berlari ke dalam rumah untuk bersiap menghadapi tubuh orang mati.

***

Jungkook sedang makan siang bersama kekasihnya ketika tiba-tiba pemuda itu merasakan getar dari ponsel pintarnya. "Ya, hyung?"

"Kook-ah, bisa kau ke sekolah Taehyung sebentar? Aku tunggu," suara Seokjin terdengar putus asa di seberang sana. Membuat prasangka-prasangka negatif berdesakan memenuhi ruang pikirnya.

"Apa yang terjadi, hyung? Taehyung baik-baik saja, kan?" tanyanya khawatir. Segera ia bangkit dari bangkunya dan berjalan cepat menuju parkiran kampus tanpa memperdulikan hal lain, termasuk kekasihnya yang sedang berteriak memanggil namanya.

Mobil Jungkook berhenti di area parkir sekolah Taehyung sepuluh menit kemudian. Pemuda itu setengah berlari menghampiri Audi Seokjin yang diparkir tidak jauh dari sana.

Seokjin melemparkan senyum tipis lalu menoleh ke samping, ke arah Taehyung yang sedang berjongkok dengan kepala yang tenggelam di antara lututnya. "Dia tidak mau pulang, jika bukan denganmu. Katanya kau sudah berjanji," mulainya pelan. "Aku sudah bilang bahwa kau sedang sibuk dengan Naeun, tapi Taehyung tidak mau mendengarkan. Maaf, Kook-ah."

Jungkook menggeleng cepat. "Tidak apa-apa, hyung. Aku memang sudah berjanji," balasnya sebelum berjalan perlahan menghampiri bungsu Kim.

YoursWhere stories live. Discover now