Emily's Lover

By womaninparadise

811K 52.7K 1.3K

This is a story about Teddy and his first love. Sekuel dari Relationship. Berlatar cerita di California, di m... More

1. A Girl Named Emily
2. Jealous With Raspberry Color
3. A Guide to Fall in Love with Emily
4. Goddamn Virgin
5. Pillow Talk
6. Imaginary Stupid Thoughts
7. Blow Yours
8. Nightmare and Family
9. Melancholic Drunker
10. Politician's Daughter and Psycopath's Sister
11. Sexy Guy in My Flat
13. Lets Live Together
14. Failed Seduction
15. Hot and Cold
16. Sudden News from Dictactor
17. Let's Settle the Undone Business
18. One Best Night
19. Separate Ways
20. The Engagement
21. My Future Is You, Emily
22. at Best Friend's Apartment
23. Meet the Parent
24. Two Most Beloved Women
25. Temptation Settlement
26. Debate-in-law
27. Your Blessings
28. Finally Ever After
Epilogue
Short Story - Five Years Later...

12. Clumsy Proper Date

22.9K 1.4K 13
By womaninparadise

"Kamu ada rencana apa hari ini, Ems?"

Emily memutar bola matanya berpikir. Hari ini hari minggu jadi dia tidak ada kuliah. Dia juga tidak ada jadwal jadi sukarelawan di OC hari ini. Camille sedang masa honeymoon dengan Diego pacar barunya sehingga pasti tidak akan mengingatnya hari ini. Dan Suzie selalu ke gereja bersama keluarganya setiap minggu.

Jadi Emily menggeleng.

"Kenapa memangnya?"

"Mau jalan-jalan? Sekalian kita dinner di restoran. Let's have a date."

"Date?" Emily berpura-pura terkejut membelalakan matanya, "Do I need to wear a dress?"

Teddy ingin terlihat keren waktu mengajak gadis itu kencan. Dan Teddy ingin Emily menerima ajakannya sambil malu-malu. Tapi Teddy lupa kalau gadis itu berbeda. Karena Emily malah mengejeknya.

"It's preferable with gorgeous make up and neat hairdo." tambah Teddy kesal.

Emily terkekeh melihat Teddy yang menjadi kesal karena kelakuannya. Dia sengaja berbuat begitu karena ingin melihat Teddy bear-nya kesal. Sebenarnya Emily senang dengan ajakan kencan barusan. Mereka jarang benar-benar merencanakan kencannya di luar rumah. Apalagi sebagian besar waktu mereka bertemu adalah di flat ini. Di ranjang Emily ini.

"Mau kemana?" tanya Emily lagi.

"I don't know. Koreatown?" Usul Teddy.

Emily kelihatan berpikir sebentar walau dia tidak benar-benar berpikir. Toh dia berniat mengiyakan kemanapun Teddy mengajaknya.

"Oke, lima belas menit," kata Emily sambil mengangkat pantatnya dan buru-buru masuk kamar mandi.

"Perempuan biasa butuh lebih dari itu, Ems!" protes Teddy, "Kamu belum keramas sejak dua hari lalu! Aku serius waktu minta kamu berpenampilan rapi. Aku nggak mau kamu cuma anggap ini jalan-jalan biasa, oke!?"

Dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar mandi.

***

Teddy benar-benar hanya bercanda waktu mengatakan meminta gadis itu mengenakan dress, berdandan dan merapikan rambutnya. Dia berharap. Tapi dia tidak pernah menyangka.

Makanya sewaktu melihat Emily keluar dari kamar tidur mengenakan summer dress berwarna putih, berdandan dan menyisir rambutnya serta memakai penjepit rambut di pelipisnya, Teddy hanya bisa berkata 'WOW!'

"Boleh diperjelas apa makna dari WOW?"

Teddy berdeham. Emily membuatnya merasa gugup. Teddy tidak pernah berhadapan dengan Emily yang secantik ini dan dia sudah jatuh cinta. Sekarang dia bahkan kesulitan mendengar karena jantungnya berdetak terlalu kencang.

"Cantik, Ems." kata Teddy berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

Teddy merasa melihat bintik-bintik merah di wajah Emily semakin merona mendengar pujiannya. Dan Teddy merasa semakin aneh sekarang.

"Jadi, kita pergi sekarang?" tanya Teddy canggung.

Emily mengangguk sambil menyampirkan tali tas kecil ke pundaknya.

Teddy memakai topinya dan menggandeng Emily keluar flat.

Teddy merasa perutnya ditusuk-tusuk dengan tidak nyaman. Dia lupa kapan terakhir kali merasakan perasaan ini. Mungkin saat pertama kali mengajak Emily berkenalan dan meminta nomor teleponnya di Jakarta. Atau dalam perjalanan dari Jakarta ke California untuk pertama kalinya sambil memikirkan reaksi Emily saat melihatnya.

Kini hanya dengan menggandeng tangan Emily saja dia merasakan perasaan mual yang sama. Dia pasti sangat gugup sekarang. Kencan tolol ini membuatnya menjadi mahluk culun. Dan Teddy menyesal mengusulkannya sekarang.

Teddy harus terus mengingatkan diri untuk membuat perasaannya sedikit lebih nyaman. Bahwa dia sudah sering menyentuh Emily lebih dari sekedar tangan. Bahwa dia bahkan sudah sering meletakkan kepalanya di antara kaki gadis itu.

Mereka naik bus ke koreatown. Hanya butuh waktu dua puluh menit dari flatnya menuju ke sana. Dan selama perjalanan bahkan Teddy lupa berbicara karena terlalu gugup. Dan Emily malah asik dengan dunianya sendiri sambil memperhatikan jalanan.

"Kita mau kemana dulu, Ted?" tanya Emily setelah mereka turun dari bus dan Teddy masih belum menyebutkan juga tujuan mereka.

Bukannya Teddy tidak memikirkannya. Bahkan dari tadi dia sedang mencari ide tempat yang menyenangkan untuk Emily dan membuat mereka tidak canggung lagi.

Teddy mengajaknya berjalan kira-kira dua ratus meter dari tempat mereka turun dari bus. Mereka berhenti di depan sebuah pet shop. Sebenarnya ada lebih dari lima pet shop di sepanjang jalan tersebut. Mereka hanya perlu memilih salah satunya. Emily sangat menyukai anjing dan mengunjungi tempat ini merupakan ide brilian menurut Teddy.

"You like it?" Tanya Teddy penuh percaya diri.

DI sebuah toko tempat mereka berhenti, terdapat dua belas kandang besi berderet menjadi dua tingkat. Di dalamnya terdapat berbagai jenis anjing, mulai dari pitbull, french bulldog, yorkshire terrier sampai dachund. Dan pada seluruh kandangnya terdapat label harga yang tidak murah. Dia tidak berniat membelikannya untuk Emily. Tapi tidak ada salahnya mengajak gadis itu melihat-lihat.

Menurut Teddy tinggal menunggu waktu hingga Emily memekik kegirangan dan berteriak gemas melihat mahluk-mahluk tersebut.

Namun alih-alih tersenyum, Teddy malah melihat ekspresi Emily yang menjadi kaku. Tangannya mengepal dan wajahnya tidak kelihatan senang.

Emily melepaskan tangannya dari gandengan Teddy dan berjalan masuk ke dalam toko. Teddy mengikuti Emily dengan heran.

"It's such an unhonorable act to trade animals!" Emily berkata dengan suara lantang di dalam pet shop.

Dan Teddy terkejut.

Pegawai dan pengunjung pet shop itu hanya bisa terpaku bingung melihat Emily yang bersuara heboh di dalam toko mereka.

"I am going to sue you for a dog's trading and violation of dogs rights!" kata Emily lagi masih dengan wajah galaknya dan Teddy yakin dia pasti dikira orang gila.

Teddy buru-buru menutup mulut Emily, menarik pinggangnya untuk membopong Emily keluar sambil meminta maaf kepada semua orang yang berada di sana. Siapapun.

Emily berontak berusaha melepaskan tangan Teddy yang menutup mulutnya. Dia masih belum puas memaki dan Teddy sudah menariknya keluar.

***

"Ini melanggar hak asasi anjing, Ted! Mereka nggak boleh diperjualbelikan!" kata Emily masih meluapkan kemarahannya.

Teddy berhasil menariknya ke sebuah cafe serta memesankan es kopi bagi mereka berdua untuk membuat Emily lebih tenang. Tapi dari tadi Emily tidak berhenti menggerutu. Rasa marahnya masih belum hilang.

"Tapi kupikir yang dilarang untuk dijual disini adalah anjing yang diternakkan. Kurasa anjing-anjing yang tadi berasal dari penampungan anjing untuk dijual kan?"

Emily memutar bola mata seolah-olah yang dikatakan Teddy barusan sangat konyol dan tidak masuk akal.

"Jadi maksud kamu kalau anjing itu dari ras terpilih tidak boleh diperjualbelikan dan kalau dia hanya anjing dari penampungan boleh diperjualbelikan?! Itu sama aja kamu membeda-bedakan mereka. Dan itu nggak ada bedanya dengan melanggar hak asasi anjing, Teddy!"

Teddy merasa tolol berdebat dengan Emily sekarang.

"Tapi kamu nggak bisa berbuat apa-apa, Ems. Mereka nggak melanggar peraturan."

Emily merenggut kesal. Yang dikatakan Teddy benar dan dia semakin marah.

"Aku akan buat tulisan yang bisa menggerakkan orang banyak supaya mereka sadar bahwa menjual anjing seperti tadi itu perbuatan yang jahat dan tidak terpuji." janji Emily berapi-api seperti pejuang hak asasi manusia di Afrika.

Teddy tersenyum. Antara ingin menertawakan kelakuan konyol Emily dan kagum dengan tekadnya.

"Aku setuju, Ems. Aku akan dukung." Teddy mengusap rambut dan pipi merah Emily.

Emily kini mengambil gelas es kopi miliknya dan menyeruputnya. Sepertinya dia sudah puas melampiaskan amarahnya.

"Kamu udah lapar belum?" tanya Teddy lagi melihat jam di tangannya.

Amarah memang membuat perutnya merasa lapar, karena itu Emily mengangguk.

"Ayo kita makan malam, Ems."

"Kemana?"

"Aku udah arrange dinner untuk kita," jawab Teddy sambil tersenyum.

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 59K 15
DUDA SERIES #1 15+ Mencintai adalah hal indah yang dirasakan setiap insan. Tapi bagaimana jika cinta itu jatuh pada seseorang yang tidak tepat? Itula...
4.7M 532K 43
(FOLLOW AUTHORNYA) (JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS💚💚) Ini tentang drama antara babysitter dengan bosnya. Bosnya yang tampan sekaligus duda berana...
6.1M 682K 63
[SUDAH TERBIT DAN TIDAK LENGKAP] *** Pembentukan karakter seorang remaja dimulai dari lingkungan sekitarnya, namun bagaimana jika lingkungan yang dig...
694K 111K 54
VANESSA ABHIGEAL LUCY Adalah gadis cantik dengan tinggi di bawah rata-rata, meski terlahir dari keluarga berpunya tak lantas membuatnya menjadi priba...