Yours

By Leonpie

254K 31K 3.9K

[KOOKV; Collection] Sejauh apapun langkah ini menuju, duniaku akan terus berputar pada porosmu. More

He
Changes
Lost
Beauty Boy
Spring Day
Secret Admirer
Boys 1.0
Boys 2.0
Book 1.0
Book 2.0
Move
Lie
Nonton
An Angel
Volley
Jokes
Cooking
Haruman
Jurnalis 1.0
Jurnalis 2.0
Winter
DNA
Study 1.0
Study 2.0
Enemy
Dream
Differences
The Doctor
Clover 1.0
Clover 2.0
Otherwise
Upnormal
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
Yeontan 1.0
Yeontan 2.0
Prasangka 1.0
Prasangka 2.0
Second Button
Pleasure
Him
Distance
Challenge Letter

April Fools

10.3K 1K 60
By Leonpie

Jungkook begitu mengenal Taehyung. Apa warna favoritnya, apa makanan kesukaannya, bagaimana cara pemuda itu tertawa, apa yang tidak disukainya, dan hal-hal kecil lain yang melekat dengan teramat baik dalam memorinya.

Dua bulan sudah sejak perkenalan pertama mereka yang tak disengaja di perpustakaan kota. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai hari ini, di sini, pantai yang sudah disepakati sebagai tempat menghabiskan waktu bersama sebelum hari itu tiba. Taehyung bicara tanpa henti sejak di perpustakaan kota. Menceritakan detail tentang dirinya tanpa diminta. Semuanya, termasuk menyampaikan keluh kesahnya tentang pernikahan yang akan dilangsungkan satu minggu lagi —yang baru diceritakan pemuda itu beberapa jam sebelum makan siang, dan Jungkook tanpa sadar merekam setiap kalimatnya tanpa ada yang terlewat.

Taehyung begitu ceria. Tawanya menular, membuat Jungkook mau tidak mau ikut tertawa juga setiap mendengarnya. Maka ketika Taehyung tiba-tiba menjadi sangat pendiam sejak dua hari terakhir, membuat Jungkook yakin bahwa ada sesuatu yang salah sedang terjadi.

"Memikirkan apa?" Jungkook mengusak surai cokelat Taehyung dalam satu gerakan lembut, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya. Jungkook bergabung dengan Taehyung yang sudah lebih dulu menyamankan diri di pinggir pantai. Mengabaikan air asin yang menyapu permukaan kulit mereka, dan sibuk mengagumi langit senja yang sewarna jingga.

Taehyung tersenyum, diikuti gelengan lemah setelahnya. "Bukan apa-apa."

Lalu hening. Jungkook tidak akan pernah menjadi pihak yang memaksa. Karena sekali lagi, Jungkook begitu mengenal Taehyung. Pemuda itu tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun darinya, cepat atau lambat. Karena itu, Jungkook memilih diam, menunggu Taehyung bercerita dengan sendirinya.

"Jungkook-ah."

Jungkook menoleh ketika merasakan sebuah tangan menggenggamnya erat. Jungkook memilih bungkam, membiarkan Taehyung melanjutkan apa yang ingin dikatakannya.

"Kau tau, kan, minggu depan aku akan menikah?" Mulai Taehyung sambil menatap lurus-lurus langit senja yang perlahan menggelap.

Jungkook mengangguk.

Kini Taehyung menunduk. "Aku, sedikit ragu dengan perasaanku. Maksudku, kau tau 'kan, bagaimana rasanya dijodohkan? Pria itu juga sudah punya kekasih. Rasanya jahat sekali jika aku merusak hubungan mereka."

"Kalau begitu batalkan," sahut Jungkook hampir seketika.

Taehyung menoleh, menatap ke dalam obsidian pekat milik Jungkook, lalu tertawa. "Bohong," ujarnya kemudian.

"Apa?"

"Pria yang dijodohkan denganku itu tidak punya kekasih," ralat Taehyung di sisa-sisa tawanya.

Jungkook memutar matanya jengah. "April fools, eh?"

Taehyung mengangguk semangat. "Mau bermain?"

Jungkook menumpu beban tubuhnya pada kedua lengan yang terulur ke belakang, tampak sedang menimbang-nimbang. "Apa peraturannya?"

"Tidak ada," jawab Taehyung ceria. "Kau hanya perlu mengatakan kebohongan. Yang paling lucu adalah pemenangnya."

"Oke, dimengerti."

"Kau duluan."

Jungkook bergumam, tidak tau harus berbohong tentang apa. Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk mengatakan apa saja yang ada di kepalanya. "Keluargaku sangat harmonis, tidak pernah ada pertengkaran di dalamnya. Membuatku selalu ingin pulang ketika mengingat rumah."

Taehyung mengerjap. "Hey, itu sama sekali tidak lucu. Kau mau membuatku menangis, ya? Dasar bodoh," sungutnya sambil mengusap sudut matanya yang sedikit berair.

Jungkook mengedik. "Tidak terpikir hal lain. Sudahlah, giliranmu."

"Hmm." Taehyung mengerucutkan bibirnya, berpikir keras. "Ah, tunanganku sering sekali menciumku."

Alis kiri Jungkook terangkat naik. "Itu bohong? Serius? Ku kira kau pernah bilang kalau tunanganmu itu romantis."

Taehyung mendengus. "Mau mengejek, hah?"

Jungkook terpingkal di tempatnya. Taehyung mendelik kesal ke arah pemuda yang sedang terbungkuk-bungkuk sambil memegangi perutnya yang mulai terasa tegang akibat tertawa terlampau keras. Dan Jungkook baru mau berhenti ketika Taehyung memukul kepalanya dengan sandal jepit.

"Maaf, maaf." Jungkook menahan pergelangan tangan Taehyung yang bergerak untuk memukul kepalanya lagi. "Mau kuajari bagaimana caranya berciuman panas? Aku adalah pencium yang sangat payah kalau kau mau tau," tawar Jungkook dengan seringai menyebalkan.

"Tidak mau! Mati sana, dasar mesum!" amuk Taehyung meledak-ledak. Wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Kebohongan yang Jungkook ucapkan dengan terlampau santai membuatnya malu setengah mati.

Dan amukan itu berhenti ketika bibir Jungkook menyapa bibirnya lembut. Melumatnya penuh kehati-hatian. Taehyung terbelalak, luar biasa kaget dengan ciuman yang tiba-tiba. Namun Taehyung terlalu menikmati permainan Jungkook hingga tanpa sadar mengalungkan tangannya di leher pemuda itu ketika Jungkook mulai menjilati bibir atas dan bawahnya bergantian. Lumatan-lumatan kecil itu perlahan berubah menjadi hisapan-hisapan menuntut. Bahkan Jungkook sudah membawa tangannya untuk menarik tengkuk Taehyung dan memperdalam ciuman mereka.

Taehyung setengah mati menahan lenguhan yang mendesak di ujung tenggorokannya. Sial, Jungkook benar-benar membuktikan ucapannya. Dan satu desahan akhirnya lepas tanpa bisa dicegah ketika Jungkook menggigit bibir bawahnya sedikit keras. Jungkook melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut Taehyung yang terbuka -untuk menemukan lidah milik Taehyung. Melilitnya, menghisapnya, dan mengabsen seluruh partikel dalam mulut pemuda itu. Membuat Taehyung sama sekali tak berkutik di bawah dominan seorang Jeon Jungkook.

Jungkook menarik diri ketika Taehyung memukul dadanya pelan, mengingatkan pemuda itu bahwa ia butuh bernafas. Benang saliva menjuntai dari ujung bibir Taehyung yang membengkak. Terlalu menggoda, membuat Jungkook sekali lagi memutus jarak hanya untuk menjilat sisa kegiatan mereka.

"Maaf, aku terbawa suasana," sesal Jungkook ketika menyaksikan penampilan Taehyung yang berantakan. "Kau bilang tidak mau dicium, jadi ku pikir itu juga kebohongan?"

Taehyung menggeleng. "Aku ... benci saat kau melakukannya."

"Maaf." Jungkook menunduk, berniat menjauhkan diri sebelum Taehyung menarik kemejanya erat.

"Tidak, itu juga bohong," sahut Taehyung pelan.

Jungkook terpaku, masih mencerna kalimat Taehyung ketika pemuda di hadapannya kembali mempersempit jarak, mempertemukan bibir mereka dalam satu kecupan panjang. Taehyung hanya diam, sama sekali tidak bergerak. Hanya menempelkannya.

Melihat Taehyung yang terpejam khidmat, Jungkook lagi-lagi meraup bibir ranum itu. Manis, campuran vanilla dan madu yang berbaur dengan sempurna. Jungkook menyukai bagaimana Taehyung memulai ciuman, menikmati detik-detik ketika Taehyung membalas lumatannya. Dan Jungkook tidak tahan untuk tidak melingkarkan lengannya di pinggang Taehyung lalu menarik pemuda itu ke atas pangkuannya.

Taehyung menjadi orang pertama yang menarik diri untuk yang kedua kalinya. Nafasnya memburu, wajahnya seketika memanas ketika menyaksikan kilat nafsu terpancar di kedua obsidian Jungkook.

"Ada satu kebohongan lagi," kata Jungkook ketika nafasnya mulai teratur. Lengannya yang melingkar di pinggang Taehyung semakin mengerat. Membuat tubuh mereka menempel sempurna.

"Aku tidak mencintai pemuda yang baru kutemui dua bulan lalu."

Taehyung melebarkan matanya, tercengang dengan mulut sedikit terbuka.

"Lucu sekali, kan?" Jungkook terkekeh melihat tidak ada respon apapun dari Taehyung. "Jadi aku menang?"

Taehyung menggeleng setelah mendapatkan kesadarannya kembali. "Ada yang lebih lucu."

Jungkook mendongak, menatap lurus-lurus tepat ke manik hazel Taehyung. Diam, menunggu.

"Semua yang kukatakan tentang perjodohan dan pernikahan adalah kebenaran," terangnya dalam satu tarikan nafas. "Bagaimana? Aku menang, kan?" Taehyung berkedip jahil.

Jungkook terkekeh melihat betapa menggemaskannya Taehyung berada dalam pangkuannya. "Tentu," sahut Jungkook konfirmatif. "Sial, patah hatiku selama ini sia-sia?" kesal pemuda itu tak serius sembari membawa tangannya untuk mencubiti ujung hidung Taehyung.

Taehyung tersenyum bahagia, mengundang senyum Jungkook setelahnya. Untuk kesekian kalinya, mereka melumat bibir satu sama lain di bawah kegelapan langit malam. Menjadikan benda-benda langit sebagai saksi kebohongan mereka yang manis.

Karena tidak pernah ada yang menyangka, April fools telah menyatukan dua insan yang saling mencintai dalam kejujuran.

.
.
.

fin.

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 388 9
Bagaimana kau tahu kalau dia adalah mate yang ditakdirkan untukmu? Apakah kau mencarinya? Atau dia datang padamu? Katanya, saat kau bertemu dengannya...
YES, DADDY! By

Fanfiction

303K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
5.9K 717 6
Taehyung membenci Jungkook tanpa alasan. Tetapi mereka dipertemukan dalam perjalanan menuju Adonia, tempat paling indah yang akan menyatukan mereka
3.7K 659 4
🇩 🇦 🇱 🇰 🇴 🇲 🇭 🇦 🇳  ༆🇰 🇮 🇱 🇱 🇪 🇴 ༆ By @DiazOktaFiqi Genre Romance Thriller ~>Mau tahu bagaimana cara seorang pembunuh jatuh...