[2] Dear Mr CEO | ✔

Par wheniwasdreamingg

641K 32.5K 1.1K

*Sequel to 'Dear Mr Nerd'* Apakah Hana akan berpendirian teguh pada hatinya yang lama atau sekarang? Ketika i... Plus

BAB 1 - Hana and Begin Again
BAB 2 - Hana and First Night
BAB 3 - Hana and Unexpected
BAB 4 - Hana and Shock
BAB 5 - Hana and Him
BAB 6 - Hana and Meet Again
BAB 7 - Hana and That xx
BAB 8 - Hana and Annoyed
BAB 9 - Hana and Luck
BAB 10 - Hana and Surprise
BAB 11 - Hana and Complicated
BAB 12 - Hana and Curiosity
BAB 13 - Hana and New Job
BAB 14 - Hana and The Boss
BAB 15 - Hana and Infuriating Guy
BAB 16 - Hana and Trauma
BAB 17 - Hana and Different
BAB 18 - Hana and Madness
BAB 19 - Hana and Loser
BAB 20 - Hana and True Heart
BAB 21 - Hana and Rumour
BAB 22 - Hana and True Self
BAB 23 - Hana and Nightmare
BAB 24 - Hana and Sorry
BAB 25 - Hana and Invitation
BAB 26 - Hana and Date
BAB 27 - Hana and Kiss
BAB 28 - Hana and Misunderstanding
BAB 29 - Hana and Goodbye
BAB 30 - Hana and Hopeful
BAB 31 - Hana and Messages
BAB 32 - Hana and Lesson
BAB 33 - Hana and Now Here Us
BAB 34 - Hana and Three Words
BAB 35 - Hana and Revenge
BAB 36 - Hana and Crazy
BAB 37 - Hana and Apologize
BAB 38 - Hana and Dream
BAB 39 - Hana and Wishes
BONUS
Side Story (His Little Girl)
PENGUMUMAN

BAB 40 - Hana and Axel

22.6K 907 55
Par wheniwasdreamingg

******************************

Keesokan paginya, Hana mendapatkan surat dari Axel di meja dapur rumahnya. Hana tercengang saat membaca isi pesan tersebut yang ternyata berisi bahwa Axel sudah pergi kembali ke NY, tanpa pamit. Ia bahkan menyadari barang-barang Axel sudah dikemas untuk kembali.

Hana menggumpal kertas tersebut dan membuangnya asal. "Axel idiot!" rutuknya pelan. Ia ternyata serius dengan perkataannya kemarin malam.

Hana sudah memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta dan tak ingin pindah-pindah lagi yang menurutnya sangat melelahkan. Ia memutuskan untuk tak memiliki pekerjaan apa-apa sekarang dan memutuskan untuk memfokuskan dirinya untuk menulis buku. Menurutnya bekerja di perusahaan merupakan hal melelahkan dan membuatnya tak ada waktu lenggang untuk menulis.

Sebenarnya, ponsel Hana terus berdering sedari lama bahkan sudah sejak dia pergi meninggalkannya seminggu yang lalu tanpa henti, yang ternyata memang dari Axel. Tapi masih terus tak Hana jawab ataupun balas pesan singkatnya. Kalau ia memang ingin bicara serius, ia seharusnya bertemu tatap muka saja dengannya. Bagaimana bisa ia pergi begitu saja! Jangan harap hanya panggilan telepon, ia akan mengerti.

Akhirnya sampai sebulan berlalu, Axel sudah menyerah untuk meneleponnya lagi. Hana mendengus tak percaya, semudah itukah ia menyerah? Dan disaat ia merindukannya, ia menyerah. Sebegitu sibuknya kah dia? Hana kembali merutuk dirinya yang kekanakan begini, tapi lebih parah ego yang dimiliki Axel kan?

Hana sampai harus menelepon Nathan, menanyakan jikalau Axel baik-baik saja. Nathan bilang bahwa dia sibuk, karena pekerjaannya. Hana hanya menghela napas panjangnya. Entah apa yang membuatnya sangat terobsesi terhadap pekerjaannya itu.

* * * *

Sepulang jogging rutinnya pagi ini, Hana iseng melihat berita terbaru NY melalui internet di ponselnya. Ia mendapati artikel bahwa perusahaan Axel sudah sangat terkenal sekarang yang hampir menyaingi Sieghart sendiri. Dalam hati, Hana antara bangga dan mencibirnya. Bangga, karena di usia mudanya sudah sukses membangun usahanya sendiri yang sempat krisis seperti yang ia lakukan pada perusahaan Sieghart dulu, dan kesalnya ia melupakannya. Bahkan hari anniversary mereka berdua, ia lupakan lewat dua bulan!

Tapi yang buat Hana terkejut, ia melihat berita tertulis lainnya bahwa perusahaannya akan membuka kantor cabang disini. Jika benar, Axel akan kembali kan? Mungkin.

Hana lihat kalender hari ini adalah hari disaat kepergian Axel dulu saat hari kelulusan SMA itu, tepatnya enam tahun yang lalu sampai sekarang. Apakah Axel benar akan meninggalkannya lagi kali ini? Apa ia bahkan masih mencintainya? Apa ia sudah punya wanita lain seperti yang diberitakan di media selama ini?

Hana secara tak sadar melangkahkan kakinya sampai ia berhenti di depan taman belakang sekolah SMA-nya dulu, yang sekarang sudah menjadi taman publik. Tapi pohon yang berbentuk cinta itu masih kokoh berdiri.

Ia duduk di bangku persisnya di bawah pohon tersebut dan lagi-lagi menghela napasnya, ia antara merasa sedih dan senang hari ini. Senang karena ia memperoleh penghargaan atas karyanya belum lama ini dan sedih karena di kepalanya selalu memikirkan orang yang jelas-jelas tak mau menemuinya lagi, bahkan saat Hana datang ke perusahaannya langsung, ia menolak untuk bertemu.

Hana membuka tasnya dan memilih untuk membaca buku. Ia terus membaca buku favoritnya ini sampai tak sadar hari sudah mulai gelap dan sepi. Hembusan angin mulai menusuk barik-barik tubuhnya, sepertinya akan turun hujan. Rasa familier menghantuinya lagi.

Disini, atmosfer ini, tanggal ini dan keadaan ini, persis seperti keadaan dulu saat rasa ditinggalnya enam tahun yang lalu saat hatinya bimbang jika Axel akan datang atau tidak setelah ia memberikannya sebuah hadiah kecil untuknya. Hana tak sadar menitikkan air matanya yang cepat-cepat ia hapus. Apa mungkin kejadian dulu akan terulang lagi?

Ia menunduk, beberapa menit lagi waktu janjian tersebut akan habis, dan pria itu akan meninggalkannya lagi.

Tapi disaat ia memutuskan untuk pergi dari tempat ini, dan tepat disaat ia menaikkan kepalanya, ia mendapati sesesorang berdiri di depannya. Ia perlahan menaikkan matanya dan terkejut mendapati orang yang ia tunggu selama hampir setahun ini akhirnya datang.

"Maaf telat," ujarnya dengan senyum khasnya.

Mulut Hana tergagap. "A-Axel..?"

Axel mengangguk. "Iya ini aku, one and only Axel."

Hana kontan berdiri dan menangkup wajah Axel dengan asal, sesekali ia menekan-nekan pipinya sampai menyerupai ikan koi. Axel cuma pasrah saat Hana melakukan ini walaupun matanya bergerak kemana-mana. Hana tengah menerawang wajah dan penampilan Axel dari atas ke bawah. Ia sadari, ia terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, badannya kembali terisi lagi, kulitnya tidak memucat lagi dan ia terlihat jauh lebih sehat seperti ia tak pernah sakit sebelumnya.

"Apa kamu pergi karena... ini?" tanya Hana tak percaya, matanya masih naik-turun melihat penampilan Axel, memastikan bila memang ia Axel atau hanya ilusi.

Axel hanya bisa menangguk karena mulutnya masih dibungkam oleh Hana. Menyadari ini, Hana segera melepasnya.

"Maaf ya." Axel tersenyum kecil sembari mengelus pipinya.

Hana merasa paling lemah kalau orang sudah meminta maaf padanya, seberapa kecil atau besarnya kesalahan itu apalagi datangnya dari mulut Axel. "Hmm, aku rasa telat selama enam tahun masih bisa dimaafkan?" balas Hana pelan tak lupa ia membalas senyum Axel, rasa marahnya padanya langsung mereda.

Axel merespon tertawa, sebuah senyum yang Hana rindukan apalagi guratan di pinggir bibirnya itu.

Ia lalu menyuruh Hana duduk kembali, sedangkan dirinya melipat kakinya di tanah. Ia menggapai tangan kanan Hana dan mencium punggung tangannya.

"Maafkan aku telat ya," ujarnya.

Hana menggeleng. "Lebih baik kita gak usah bahas itu lagi..." Ia membalas menggenggam tangan Axel.

Axel kembali tersenyum lalu meronggak kantong jasnya, dan ia mengeluarkan sebuah kotak kecil lalu diberikan ke telapak tangan Hana.

"Apa ini?" tanya Hana sambil menatapnya penuh tanya, ia perlahan menerimanya. Axel lalu mengangguk untuk mengizinkan Hana membuka kotak kecil tersebut.

Setelah melihat isinya, Hana menatap Axel terkesima. "Ini..." Hana mendapati sebuah cincin. Cincin yang berbentuk bunga dengan berlian menghiasi, sebuah arti namanya.

Axel mengangguk, lalu mengambil cincin tersebut dan memasukkan cincin tersebut perlahan ke jari manis Hana. Axel menggenggam tangan Hana yang sebelumnya berdeham dan menatap Hana penuh arti begitupun Hana sendiri yang sekarang matanya berkaca.

"Hana Agatha, akankah engkau biarkan lelaki brengsek ini yang membuatmu merasakan rasa benci dan cinta ini untuk melebarkan sayapnya untukmu lagi?" ucapnya, "Untuk mengikat janji suci antara kita berdua ini?"

Hana menatap Axel penuh senyum sampai senyumnya berubah jadi sendu.

"Hmm.... Enggak ah."

Axel melongo atas jawaban Hana.

"E-Enggak?" tanyanya kaget maksimal.

Hana tertawa ringan dan mencubit pelan pipi Axel. Ia kemudian berkata, "Engkau ini bukan lelaki brengsek, engkau adalah penyelamatku."

Axel mendesah lega, ia menahan senyumnya.

"Jadi...?"

Hana yang awalnya berekspresi datar, langsung tersenyum lebar dan mengangguk mantap padanya.

"Tentu saja!"

Tak tanggung, Hana langsung memeluk Axel dengan erat, tangis bahagianya turun dari matanya. Ia sudah sangat menunggu saat-saat ini, saat Axel mengungkapkan janji yang ia harapkan setia ini.

Axel langsung berteriak" I love you" dan mengangkat tubuh Hana dengan berputar-putar, di tengah taman tak peduli jika ada yang menonton.

"Terimakasih Hana. Untuk permintaan maaf, sebagai gantinya aku akan bersamamu seumur hidupku!"

*******************************

A/N: Hehe akhirnya tamat juga fuihh (maap ya kalo kependekan... yg penting hepi ending seperti para saudara minta). Terimakasih untuk para reader setia maupun sider alias si gelap tanpa wujud sang penunggu wattpad, yang udah luangin waktunya utk baca sejauh ini muah 1000x.

VOTE. COMMENT. SHARE.

******************************

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

My sekretaris (21+) Par L

Fiction générale

352K 3.3K 22
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
5.8M 281K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
206K 11.2K 77
(SUDAH TERSEDIA DI APLIKASI DREAME/INNOVEL UNTUK MEMBACA LENGKAP) Persahabatan antara pria dan wanita itu sangat sering ditemukan, ada yang berakhir...
11M 280K 62
TAMAT! PART LENGKAP! [Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] "Aku hanya ingin mengenalkan calon istriku pada kedua orangtuaku...