Playboy Story Life (END)

By FrazaAlexa

615K 17.5K 746

WARNING 18+ (Tidak ada kata-kata frontal dan vulgar,hanya cerita biasa yang alurnya pantas untuk orang cukup... More

PART 1 open spesial
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
EXTRA PART

PART 28

12.9K 411 34
By FrazaAlexa

SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOMENT ANDA.

____________________________________

Lamaran kemarin benar-benar membuatku bahagia,dia sudah memberi memori indah padaku.
Aku tersenyum sendiri mengingat moment indah kemarin sambil memegang cincin pemberiannya.

Dia tampan,baik hati,penyabar, bijak,romantis,pokoknya aku tidak bisa menjelaskan keseluruhan tentang Reynald.
Dia sempurna di mataku.

"Kamu sudah siap sayang". Tanya Reynald setelah keluar kamar mandi sehabis membersihkan tubuhnya.
Aku saat ini sedang duduk berkaca mengamati diriku didepan meja rias.
Reynald ingin mengajakku pergi ke panti asuhan untuk sedikit berbagi rejeki kepada anak panti.

"Sudah". Jawabku.
Kemudian dia mengambil pakaian yang sudah ku siapkan di ranjang.

"Kamu sering ke panti asuhan Rey?". Tanyaku sambil mengamati tubuh telanjangnya yang ingin memakai pakaiannya.

Hmm,,jadi pengen.

"Di bilang sering tidak Jase, kalau ada waktu senggang seperti ini aku baru bisa ke sana". Jawabnya sambil memakai celana.
Aku hanya menjawabnya dengan ber'ohh' dan masih mengamati setiap pergerakan pangeranku.

"Sini sayang". Ujar Reynald menepuk pahanya yang duduk di pinggir ranjang setelah memakai baju.
Akupun langsung menghampirinya dan duduk di pangkuannya dengan posisi menyamping.
Dia langsung mengelus perutku yang sudah besar.

"Kamu tampan sekali Rey". Ujarku sambil meraba bibirnya.

"Ehhh baru sadar ya". Godanya.

"He'em". Jawabku sambil mengecup bibirnya sekilas.

"Kamu juga cantik sayang". Ujarnya sambil mengelus perutku dan jarinya di masukkan ke pusarku.

"Geli Rey!". Ujarku sambil menepis tangannya yang mengkorek pusarku, dia tidak tahu kalau perbuataannya itu membuatku geli setengah mati.

"Hehee gemes banget aku sayang". Jawabnya sambil mencium bibirku.

"Tapi aku geli". Jawabku.

"Geli itu di giniin sayang".
Kemudian Reynald memasukkan tangannya di dress yang ku pakai dan meremas milikku lembut.

"Ihhh,,lepas Rey,katanya mau berangkat". Ujarku menepis tangan nakalnya.

"Ohh iya,,,ya sudah kalau begitu kita berangkat". Jawabnya sambil menarik tangannya yang bermain di milikku.

"Ihhh,,tu kan!! aku jadi pengen,kamu harus tanggung jawab Rey".

"Tanggung jawab apa sayang".

"Ya di selesaikan dulu".

"Apanya yang di selesaikan sayang?".

"Yang kayak tadi".

"Tadi gak mau".

"Aku langsung pengen gara-gara kamu gituin".

"Nanti abis pulang dari panti ya".

"Aku gak mau,maunya sekarang!!". Ujarku cemberut ketika dia memulai tapi tidak mau mengakhirinya.
Kulihat dia mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

"Tapi kita sudah rapi Jase,masa harus mandi lagi dan ganti baju".

"Aku gak mau tau!!". Sengitku.

"Iya dehh".
Kemudian dia mencium bibirku mesra.
Kubalas ciumannya dengan ganas.
Tangannya meremas bukitku yang berlapis bra.

"Ngghh". Desahku.
Dia mulai membaringkan tubuhku di ranjang dengan pelan.

"Kita main cepat ya sayang". Ujarnya di sela cumbuannya di leherku setelah membaringkanku.

"Ngghh".

Dia mulai menaikkan dress yang kupakai sebatas pinggulku,lalu melepas dalamanku.
Kepalanya di susupkan di pangkal pahaku dan menghisap milikku lembut.
Ku remas rambutnya saat dia mulai gencar bermain di milikku.
Dapat kurasakan lidahnya bergerak liar.

"Ngghh Rey,,,cepet". Desahku sambil menekan kepalanya.
Tak lama tubuhku bergetar hebat tanda mencapai puncak kenikmatan.

"Arghh,,,".
Nafasku memburu setelah mencapai puncak.
Dia menurunkan dressku dan memakaikan kembali dalamanku.

"Kok sudah Rey,kan belum di mulai". Tanyaku tak rela sambil melepas dalamanku lagi.

"Kita harus berangkat sayang".

"Tapi aku pengen kamu". Rajukku.

"Iya,iya,,kita main gesit aja ya sayang". Ujarnya.

Kemudian dia mengendorkan ikat pinggangnya untuk membuka celana.
Setelah melempar asal celananya, dia langsung merentangkan pahaku lebar-lebar dan mengarahkan miliknya ke milikku.

"Ngghh". Desahku saat dia memasukiku.
Dia menggerakkan pinggulnya pelan.
Akupun ikut menggoyangkan pinggulku.
Gerakannya lama kelamaan menjadi cepat.

"Sayang,,". Dia mencium bibirku mesra.

"Arghhh,,,,,,,". Lenguh kami berdua saat mencapai puncak bersama.

"Sudah ya,sekarang kita berangkat". Ujarnya dengan nafas memburu.

"He'em". Jawabku dengan mata terpejam.
Lalu dia melepaskan penyatuan kami dan menuju ke kamar mandi setelah mencium bibirku sekilas.

"Rey!". Panggilku.

"Apa sayang!". Jawab Reynald keluar dari kamar mandi dengan panik.
Ternyata dia sedang mandi lagi, karena tubuhnya basah dan telanjang.

My prince so sexy.

Kuamati tubuh seksinya yang sudah duduk di sampingku.

"Kenapa sayang? Apa ada yang sakit?".

"Mandi bareng ya".
Pintaku.

"Huh kirain ada apa Jase,,,ya sudah kalau begitu kita mandi bareng". Jawabnya.
Lalu dia membopongku masuk ke kamar mandi.

"Bersihin punggungku Rey". Pintaku setelah sampai di kamar mandi dan sekarang kami duduk di dalam bathub berdua dengan posisiku duduk di pangkuannya.

"Huhh,,jadi mandi lagi". Gerutunya pelan sambil menggosok punggungku.

"Kamu yang memulai Rey".

"Sudah,,gak usah di bahas,sekarang kita selesaikan mandi kita,abis itu langsung ke panti".

"Iya".
"Kurang lama Rey". Ujarku ke Reynald yang menghentikan usapannya di punggungku.

"Punggungmu sudah bersih sayang".

"Pahanya". Pintaku lagi.
Dia menurut saja dan mulai mengusap pahaku dengan busa sabun.

"Perutnya".

"Sekalian leherku".
Pintaku lagi sambil menggerakkan bokongku.
Dia menurut saja untuk menggosok tubuhku dengan busa.
Dan sekarang dapat kurasakan miliknya mengeras.

"Ya ampun Jase,,bisa diem gak sih,gak selesai-selesai kalau kamu gerak terus". Ujarnya saat aku menggerakkan bokongku dengan liar.

"Bangun ya".

"Gak!".

"Kok keras". Godaku.

"Nghhh J-jase". Lenguhnya saat ku masukkan miliknya ke dalam milikku.

"Ngghh Rey". Kugoyangkan pinggulku pelan.
Gerakanku semakin cepat dan sampai kurasakan cairan hangat menyembur di milikku.

"Argggghh sayang". Lenguhnya sambil mengecup kuat bahuku.

"Cukup Jase,nanti kesiangan".
Ujarnya mengangkat tubuhku untuk melepaskan penyatuan kami.

"He'em". Jawabku sambil bersandar di dada bidangnya.

Kamipun mulai nenyelesaikan mandi kami.

__

"Jangan aneh-aneh Jase,kita harus berangkat". Ujarnya ketika dia ingin memakai baju dan aku membelai dadanya.

"Aku cuman pengen elus Rey".
Jawabku.

"Pakai bajumu dulu sayang,jangan telanjang gitu". Ujarnya saat aku masih telanjang.

"Pakein". Pintaku

"Iya". Jawabnya sambil menggiringku di ranjang.

"Pakai warna ini saja ya". Ujarnya yang kini sudah memegang BH dan CD warna pink milikku.

"Terserah kamu". Jawabku.
Kemudian dia mulai memakaikan BH dan CDku setelah menyuruhku berdiri.

"Pakai baju apa?".

"Mana yang kamu suka Rey".

"Pakai ini saja,kamu lebih cantik kayanya kalau pakai dress ini".

"Ini cuman ke panti Rey,masa pake dress bagus". Ujarku ketika dia mengambil dress mahal milikku.

"Tadi terserah,,".

"Yang lain".

"Kalau pakai daster ini gimana,ini bagus dan modern untuk ibu hamil". Ujarnya memperlihatkan daster yang di belikan bunda tempo hari.

"Itu aja,aku juga suka". Jawabku.
Kemudian dia memakaikan daster itu di tubuhku.

"Nahh sudah,saatnya kita berangkat". Ujarnya sambil mencium bibirku sekilas dan tak lupa mengusap perut buncitku.

"Ihh ,,di bilangin geli kok masih aja di korekin". Ujarku ketika dia masih saja mengorek pusarku.

"Hehee gemes banget aku Jase,, ya sudah kita berangkat".

Kemudian kami berdua keluar dari kamar untuk pergi ke panti asuhan.

"Kalian mau ke mana?". Tanya mami ketika kami sampai di bawah.

"Mau ke panti asuhan mi,Reynald ingin sedikit berbagi rejeki". Jawabku.

"Ohh,,kirain mau ke mana".

"Oma mau ikut". Tanya Reynald ke mami.

"Oma gak bisa ikut Rey,ada temen lama oma yang mau datang".

"Kalau begitu kami pergi dulu ya ma".

"Ya sudah,hati-hati di jalan".
Lalu kami pamit ke mami dengan mencium punggung tangannya sebelum pergi ke panti asuhan.

__

"Kita nggak bawa apa-apa Rey?".
Tanyaku ketika kami sudah berada di mobil dan tak membawa bingkisan apapun.

"Itu di kardus belakang".
Akupun menoleh ke belakang dan melihat kardus-kardus besar yang di bungkus rapi.

"Isinya apa?".

"Hanya makanan kecil dan pakaian". Jawabnya sambil fokus menyetir.

"Kita ke panti asuhan mana?".

"Panti asuhan 'Ramah Cinta' ".

"Ramah Cinta? Perasaan baru denger Rey".

"Panti asuhan baru sayang".

"Ohh". Jawabku.

__

"Nah sudah sampai". Ujar Reynald berhenti di sebuah bangunan baru yang ku yakini inilah panti asuhannya.

"Ini tempatnya Rey?". Tanyaku.

"Iya sayangku".

Kemudian kami turun untuk masuk ke dalam panti asuhan.

"Assalamualaikum". Salam kami berdua saat masuk ke dalam panti.

"Waalaikum salam,,,ehh bang Rey ya yang datang". Ujar ibu berkerudung yang sedang menyuapi anak kecil.
Kamipun bersalaman dengan ibu itu.

"Bunda Fatimah sehat?". Tanya Reynald ke ibu itu.

"Alhamdulilah sehat bang, bang Rey sendiri gimana?".

"Alhamdulilah sehat juga bun".

"Cewek cantik ini siapa bang?". Tanya ibu yang kuketahui bernama Fatimah melihatku sambil tersenyum.

"Ohh,,ini istri saya bun,Jasmine namanya,,,sayang kenalkan ini ibu Fatimah yang mengurus panti ini". Ujar Reynald memperkenalkanku.

"Jasmine bun".

"Saya Fatimah pengurus panti asuhan bang Rey mbak". Ujar ibu itu.
Aku langsung menatap Reynald meminta penjelasan.
Tetapi dia hanya tersenyum melihatku.

"Anak-anak di mana bun?". Tanya Rey ke bu Fatimah.

"Ada di belakang bang,lagi main".

"Kami ke belakang dulu ya bun".

"Iya bang".
Kemudian Reynald menarikku ke halaman belakang panti.

"Mister dateng temen-temen!!".
Teriak anak-anak panti.

"Mister!!!".
Tak lama kami berdua di kerubungi anak-anak panti.
Jumlah mereka hanya lima belas orang.
Umur mereka bervariasi, paling kecil 5 tahun dan yang besar sekitar 13 tahunan.

"Hai anak-anak apa kabar?". Ujar Reynald.

"Baik mister!!!!". Jawab semuanya serentak.

"Kakak kok lama gak kesini,biasanya tiap bulan kesini". Tanya salah satu anak panti ke Reynald.

"Kakak sibuk sayang". Jawab Reynald sambil mengusap rambut anak yang bertanya tadi.
Aku hanya diam sambil mengamati interaksi mereka.

"Kita duduk di taman yuk".

"Yuk mister!!!".

Kemudian kami duduk di bawah pohon rindang yang di buat tempat duduk panjang di bawahnya.

"Kakak cantik ini siapa mister?".
Tanya anak panti setelah kami duduk di bawah pohon.

"Ini istri abang,,,kenalan ya". Jawab Reynald melirikku.

"Hallo semuanya,,namaku Jasmine". Ujarku sambil tersenyum.

"Hallo juga kakak cantik!!!".
Jawab semuanya serentak.
Lalu mereka memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Kakak hamil ya?".

"Iya". Jawabku.

"Boleh pegang nggak kak".

"Boleh dong".

Kemudian mereka bergantian mengusap perut buncitku dengan senang.

"Rey,bungkusan tadi gak kamu bawa?". Tanyaku ke Reynald saat kami masuk tadi dia tidak membawa bungkusan yang di bawa dari rumah.

"Ya ampun sayang! Aku sampai lupa,tunggu sebentar ya,aku mau ambil dulu". Jawabnya.
Lalu dia mulai berjalan menuju ke mobil untuk mengambil bungkusan tadi.

"Siapa namamu tadi sayang,Anis ya?". Tanyaku ke salah satu anak panti yang masih mengusap perutku antusias.

"Iya kak". Jawabnya yang masih mengusap perutku.

"Sudah lama di sini?".

"Tiga bulan lalu kak,kak Rey yang membawa Anis ke sini".
Jawabnya.

Dia gadis yang cantik.
Mungkin umurnya sekitar 6 atau 7 tahunan.
Aku begitu beruntung dengan kehidupanku saat ini.
Aku masih bisa merasakan kasih sayang orang tua walaupun bukan dari orang tua kandungku.
Aku langsung teringat dengan mami Aisyah dan papi Richard yang sudah membesarkan dan merawatku dengan kasih sayangnya.
Aku ingin memeluknya saat ini.
Aku belum bisa membahagiakan mereka berdua.
Ya tuhan terima kasih atas nikmat yang engkau berikan padaku.
Lalu ku usap rambut gadis kecil yang masih mengusap perutku.

"Abang punya hadiah nihh". Ujar Reynald tiba-tiba sambil membawa kardus-kardus yang di mobil tadi.

"Hore!!!!". Teriak semuanya senang.

"Kita buka ya".
Kemudian Reynald membuka kardus yang di bawanya tadi.
Ternyata isinya baju-baju,mainan dan makanan kecil.
Akupun ikut membagikan isi dalam kardus itu ke anak-anak panti.

"Makasih ya mister!!!". Ujar anak-anak panti setelah di bagikan.

"Sama-sama sayang, panggil saja abang jangan mister terus". Jawab Reynald sambil tersenyum tampan.

"Makasih bang Rey!!".

Aku mengamati Reynald yang tersenyum.

Ya Tuhanku,, terima kasih telah memberikan sosok imam sempurna padaku.
Aku bersyukur atas nikmatmu.
Aku bukan apa-apa di banding suami yang engkau berikan padaku Tuhan.
Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk suami dan juga anak-anakku.

"Nanti bajunya di pakai ya,,abang cuma bawa sedikit, doakan abang besok masih bisa bawakan hadiah untuk kalian ya". Ujar Reynald.

"Aminn!!!".

"Nih abang kasih uang untuk di tabung". Ujar Reynald sambil menyerahkan uang seratus ribuan pada anak panti.

"Makasih ya bang yang sudah membantu kami". Ujar salah satu anak panti yang paling besar.

"Sama-sama niko,kamu harus jaga adik-adikmu ya,karna mereka sekarang menjadi anggota keluargamu,kamu harus menjadi pria yang hebat, abang hanya bisa memberikan ini dan doa,semoga kalian kedepannya menjadi anak yang membanggakan". Ujar Reynald sambil mengusap rambut yang bernama niko.

"Terima kasih bang". Jawab niko berkaca-kaca.
Aku hanya mendengar dan bergurau dengan anak panti.

"Anis,, sini". Ujar Reynald memanggil anak yang bernama Anis tadi.

"Ada apa kak". Tanya Anis setelah menghampiri Reynald.

"Gimana? Betah nggak di sini?".

"Betah kak,di sini banyak temen, Anis juga bisa tidur di kasur empuk,makan enak-enak,ibu Fatimah juga baik sama Anis. Coba ibu Anis masih ada,pasti Anis ajak ibu ke sini".
Kemudian kulihat Reynald memeluk Anis sambil menitikkan air mata.

"Ibu Anis di sana bisa lihat kok, makanya Anis harus giat belajar supaya jadi orang sukses biar ibu bangga sama Anis".

"Iya kak".
Akupun tak tahan untuk tidak menangis.
Dari pembicaraan tadi aku mengerti kalau Anis di tinggal ibunya yang sudah meninggal dan di bawa Reynald ke panti.

"Anak-anak ayo berkumpul di sini". Ujar Reynald pada anak panti yang sedang bermain.
Lalu mereka berkumpul di depan ku dan Reynald.

"Kalian harus giat belajar ya,supaya jadi orang sukses dan membanggakan,jangan sombong kalau sudah sukses.
Jangan pernah lupakan saudara kalian, buatlah orang yang berjasa di hidup kalian bangga.
Abang hanya bisa memberikan doa untuk kalian supaya menjadi anak yang membanggakan dan berguna bagi banyak orang.
Keluarga kalian di sini,mungkin untuk saat ini kalian belum mengerti kenapa abang bicara begini,tapi satu hal yang ingin abang sampaikan,,kita adalah keluarga,kalian tidak sendiri dan jadilah anak yang berguna.
Jadi,,,, apa yang abang bilang tadi". Ujar Reynald.

"Kita adalah keluarga dan jadilah anak yang membanggakan!!!". Jawab semuanya.

"Pintar sekali". Ujar Reynald sambil tersenyum.
Akupun ikut tersenyum sambil melihat ke arah Reynald.

Aku bangga padamu suamiku.

"Nah sekarang abang pulang dulu ya,nanti abang ke sini lagi".

"Iya bang,makasih pemberiannya ya!!".

"Sama-sama".
Kemudian Reynald menarik tanganku untuk pulang.

__

Ku pandangi wajah suamiku dari panti asuhan sampai di dalam mobil.

"Kenapa sayang". Ujar Reynald sambil mengusap pipiku saat aku masih memandanginya.
Aku hanya menggeleng dan masih memandangi wajah teduhnya.

"Pengen ya?". Godanya sambil menyetir mobil.
Aku menggeleng lagi.

"Kamu kapan punya panti asuhan Rey?". Tanyaku

"Nanti di rumah aku jelaskan".

"He'em". Jawabku sambil memandanginya.

Tak lama mobil kami sampai di depan rumah mami.

"Cium Rey". Pintaku saat mobil kami sampai didepan rumah.

Cup.

Dia mencium bibirku sekilas.

"Lagi". Pintaku lagi.

"Nanti di kamar ya sayang". Ujar Reynald dan ku jawab dengan anggukan.
Kemudian Reynald keluar dari mobil dan mengitarinya untuk membukakan pintu untukku.

"Pelan-pelan ya".

"Ya ampun Rey! Aku bisa sendiri,gak usah di bopong segala,kayak orang sakit aja". Ujarku saat dia ingin membopongku untuk turun.

"Jadi gak mau di gendong lagi". Ujarnya yang lebih ke nada merajuk.

"Bukan gitu Rey,aku bisa jalan sendiri,jadi gak usah di gendong segala". Ujarku sambil turun dari mobil.

"Ya sudah kalau tidak mau di gendong". Ujarnya kemudian masuk ke dalam rumah terlebih dahulu meninggalkanku yang melongo dengan sikapnya.

Dia kenapa sih. Batinku.

Lalu aku menyusulnya masuk ke dalam rumah.

Setelah sampai di kamar kami kulihat dia berbaring sambil memainkan ponselnya.

"Rey". Panggilku yang kini duduk di pinggir ranjang.

"Hmm".

"Kamu kenapa?".

"Gak kenapa-kenapa". Jawabnya sambil fokus ke ponselnya.

"Kamu marah ya karna aku gak bolehin kamu gendong aku".

"Gak!". Jawabnya ketus.

"Kok jawabnya gitu".

"Ya gimana lagi". Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Kamu marah kan,aku minta maaf kalau begitu".
Dia diam tak menhawabnya.

"Rey".

"Rey". Ujarku sambil menggoyangkan lengannya.

"Hikss aku minta maaf". Ujarku yang kini sudah menangis.
Kulihat dia meletakkan ponselnya dan duduk memelukku.

"Sstt ,,sudah jangan nangis". Ujarnya sambil mengusap lenganku.

"Kalau kamu mau gendong sekarang gak apa Rey". Ujarku sambil menangis.

"Aku minta maaf ya sayang,aku tadi hanya khawatir kalau kamu jatuh,soalnya tadi aku baca berita tentang ibu hamil terjatuh dan masuk rumah sakit,aku trauma Jase".

"Kalau hati-hati ya nggak apa Rey".

"Iya aku minta maaf". Ujarnya sambil membaringkanku.

"Sudah ahh jangan nangis,sudah mau jadi ibu juga".

"C-cium". Ujarku terisak.

Cup.

"Jangan marah lagi". Ujarku setelah dia mengecup bibirku.

"Iya aku janji". Jawabnya sambil menepuk-nepuk bokongku.
Akupun mulai mengusap dadanya dan ku kecup lehernya setelah berhenti menangis.

"Rey".

"Iya sayang".

"Kapan kamu punya panti asuhan".

"Dua tahun lalu sayang".

"Kok aku gak tau".

"Namanya juga hilang ingatan ndut".

"Ihh!! Kok kamu panggil aku gendut lagi sih". Ujarku marah sambil mencubit dadanya.

"Aduh!! Sakit sayang".

"Sukurin".

"Kamu gendut karna hamil Jase,aku bangga denganmu yang sudah mengandung buah cinta kita". Ujarnya sambil mengusap bekas cubitanku di dadanya.

"Gombal". Ujarku mulai mengecupi lehernya lagi sambil tersenyum.
"Rey".

"Hmm".

"Anak panti yang bernama Anis tadi siapa?".

"Dia anak yang kita tolong di lampu merah waktu itu sayang, ibunya meninggal tiga bulan lalu karna penyakit komplikasi,aku membawanya ke panti asuhan karna dia hanya sebatang kara".

"Emang kamu datang kerumahnya kok bisa tau ibunya meninggal".

"Setelah ku beri uang pada Anis di lampu merah waktu itu,tak lama ibunya datang ke kantor untuk mengembalikan uang pemberianku.
Aku menolaknya saat ibu Anis mengembalikannya, ibu Anis juga tetap bersikukuh untuk mengembalikan uang itu,padahal kondisinya sudah parah saat datang ke kantor.
Saat ku terima lagi uang itu tiba-tiba ibu Anis jatuh pingsan.
Aku langsung membawanya ke rumah sakit untuk berobat.
Setelah di rawat di rumah sakit selama sebulan,nyawa ibunya Anis tidak tertolong lagi.
Ibu Anis berpesan denganku untuk menjaga harta satu-satunya yaitu Anis padaku karena Anis tidak memiliki keluarga terdekat.
Aku yang melihat si kecil Anis yang baru di tinggal ibunya langsung membawanya ke panti asuhan untuk di rawat". Ujar Reynald sedih.
Akupun kembali menangis saat mendengar kisah Anis yang sebatang kara.
Aku begitu beruntung.
Terima kasih Tuhan.

"Kenapa kamu baik ke semua orang Rey,padahal kamu tidak mengenal mereka".

"Sayang,,,hidup itu hanya sementara,kita di berikan oleh tuhan akal untuk berfikir kenapa kita bisa ada di dunia ini kalau bukan untuk ujian".

"Ujian apa?".

"Tuhan menguji kita di dunia ini berupa harta,tahta,anak,istri dan semua yang ada di diri kita untuk lebih berserah diri agar kelak kita bisa di tempatkan di surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Sayang,,,amal yang tidak putus adalah amal pemberian seperti sedekah,ilmu bermanfaat,dan anak yang baik.
Aku memang banyak sekali dosa,
Aku selau berdoa kepada tuhan agar mengampuni dosa yang pernah kulakukan dan cukup aku saja yang menerima cobaan pada keluargaku jika bisa.
Aku memang tidak sempurna,karna sempurna itu hanya milik 'Tuhan'.
Aku akan berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab dan berusaha membahagiakan keluargaku.
Keluarga itu menyangkut orang tua,kerabat,saudara,istri dan anak-anakku".

"Aku bangga padamu suamiku". Ujarku menangis sambil memeluknya erat.

"Aku juga bangga padamu sayang". Jawabnya sambil mengecup puncak kepalaku sayang.

_______________TBC________________

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA.
JANGAN LUPA VOMENT ANDA.

THANKS.

BY:PP

Continue Reading

You'll Also Like

16.6M 691K 40
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.7M 288K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.5M 74.1K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
613K 17.2K 30
Cerita ini hanyalah cerita untuk menghibur kaum halu~ 🔞🔞🔞 - Isinya kebanyakan 1821+ - Ga cocok untuk yang masih dibawah umur! - Full char blue loc...