Playboy Story Life (END)

By FrazaAlexa

615K 17.5K 746

WARNING 18+ (Tidak ada kata-kata frontal dan vulgar,hanya cerita biasa yang alurnya pantas untuk orang cukup... More

PART 1 open spesial
PART 2
PART 3
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
EXTRA PART

PART 4

20.3K 579 9
By FrazaAlexa


SELAMAT MEMBACA
DAN JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT ANDA

____________________________________

"Tante tinggal dulu ya,Rey. Anggap saja rumah sendiri". Ujar tante Helda saat beliau akan pergi untuk arisan.
Ckckckc dasar emak-emak.

"Iya,Tan. Apa perlu Rey antar perginya?". Ujarku memberi bantuan.

"Gak usah Rey,makasih. Kamu temani saja Anggun di rumah".
Jawab tante Helda.

"Mama pergi dulu ya sayang". Pamit tante Helda ke Anggun.

"Iya ma... nanti kalau dapet arisan Anggun minta tas baru ya ma hehee". Goda Anggun dan di balas dengan acungan jempol oleh mamanya.

Tante Helda itu adalah ibunda Anggun dan saat ini aku sedang berada di rumahnya.
Dulu rumah kami berdekatan dengan rumah Anggun dan juga Dimas.
Tapi itu sebelum keluargaku pindah dari komplek ini.
Kalau rumah Dimas selisih 10 rumah dari sini atau sekitar 50 meter jaraknya dari rumah Anggun dan dulu rumahku tepat bertetanggaan dengan rumah Dimas.

Keluarga Anggun cukup akrab denganku,karena dulu aku sering mengantar Anggun pulang yang ikut bermain denganku dan Dimas.

Setelah tante Helda pergi,aku langsung menarik Anggun untuk duduk di pangkuanku dengan posisi menyamping dan ku peluk pinggangnya.
Aku suka sekali posisi seperti ini.

"Kenapa Rey?". Tanyanya bingung saat aku medudukkannya ke pangkuanku.

"Pengen peluk aja sayang,memang gak boleh?". Godaku.
Dan pipinya pun langsung merona saat ku panggil sayang.

"Pipimu merah sayang". Ujarku yang ingin masih menggodanya.

"Masa sih". Jawabnya sambil memegang kedua pipinya dengan telapak tangannya.
Yaitu dengan cara di telangkupkan di bawah dagu.

Ahh lucu sekali kamu,Anggun.

"Emang kamu gak mau kalau aku peluk". Ujarku dengan nada seperti anak yang merajuk.
Sebenarnya aku geli,tapi aku masih ingin menggodanya.

"Hihihi gak pantes ah kamu ngomong kayak gitu, geli aku dengernya". Kikiknya.

"Kalo geli itu di giniin sayang". Ujarku sembari menggigit kecil daun telingnya.
Gigitanku turun ke leher dan ku kecupi leher putihnya itu.
Ku usahakan untuk tidak meninggalkan jejak merah di leher Anggun.
Karena bisa berbahaya kalau ketahuan Ibunya.

Tangan kananku meremas lembut bukitnya dan tangan kiriku masih memeluk pinggangnya.
Dia mulai melenguh,
Bibirku pindah dari leher ke bibirnya.
Ku kecup lembut bibirnya,dia membuka mulutnya dan kumasukkan lidahku ke mulutnya.

Dia sudah semakin pintar saat berciuman,karena kami memang sering melakukannya.
Ciuman kami sangat panas.
sampai kami berhenti karena sama-sama kehabisan nafas.

Ciuman kami berlanjut dan kali ini terdengar desahan dari mulutnya saat tangan kananku masuk ke dalam bajunya dan ku remas sambil memainkan putingnya.

Kulepaskan ciuman kami dan ku buka kancing bajunya sekalian kunaikkan Bra-nya.
Karena aku ingin sekali menikmati bukit kembar itu.

Ku turunkan kepalaku menuju bukit kembar nan indah itu,lalu kuhisap,kujilat.
Tubuhnya melengking ke belakang saat aku melakukannya,
sehingga memudahkanku bermain di bukit kembarnya.

Kubaringkan dia di sofa karena masih dengan posisi di pangkuanku.

Setelah kubaringkan di sofa,langsung ku sergap bibir seksi itu.

Prang!!!!

Ku hentikan ciumanku karena terdengar suara benda jatuh di depan.

Aku ingin keluar untuk memastikan apa yang terjadi, urung karena Anggun langsung menyambar bibirku dengan ganas.

Ku hentikan ciuman kami dan
Kurapikan lagi bajunya akibat ulahku,kemudian kududukkan lagi di pangkuanku.

"Sudah semakin pintar ya kamu". Godaku.

"Kan kamu gurunya,Rey". Jawabnya sambil
tersenyum malu.
Kemudian Anggun menyandarkan kepalanya di dada bidangku.

"Kamu wangi,Rey". Ujarnya sembari menghirup aroma tubuhku dalam-dalam.

Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Kurapikan rambutnya yang sedikit berantakan,kemudian kucium puncak kepalanya sayang.

"Ehh... tadi bunyi apa ya,Nggun. Coba kita lihat dulu". Ujarku saat teringat dengan bunyi benda yang terjatuh
dan yang sempat menggangu acara mesra kami tadi.

"Bunyi apa Rey? aku kok gak denger". Jawab Anggun.

Hah bunyi keras gitu kok gak denger ,kamu terlalu mendalami sih Nggun.

"Tadi.. aku denger seperti benda jatuh di depan".

"Ya udah.... kita lihat ke depan yuk,Rey".

Kami pun kedepan untuk melihat apa yang terjadi.
Dan benar saja,sebuah pot bunga dari tanah liat jatuh dan pecah tepat di dekat jendela.

"Ya ampun!.. inikan bunga koleksi mama! Kok bisa jatuh sih.... ahhh ini pasti ulah si manisku". Pekiknya sambil memungut bunga yang terjatuh tadi dan menyalahkan si manis kucing kesayangannya.

"Kalau memang si manis yang menjatuhkan,kok gak ada suara si manis". Ujarku.
Karena ini sangat janggal.

"Ya mungkin kucingku mau masuk ke dalam,tetapi menyenggol pot bunga yang di dekat jendela.
Jadi kabur deh karena kaget". Ujarnya sambil mencari keberadaan si manis.

Benar juga ya apa yang di katakan Anggun,mungkin memang kucing peliharaan Anggun yang menjatuhkannya.
Mungkin si manis ingin masuk kerumah lewat jendela karena pintu besi telah di tutup oleh Anggun dan tak sengaja menjatuhkan pot yang ada di dekat jendela.
Aku hanya takut kalau ada orang yang melihat kami bermesraan.

Kami pun masuk ke dalam rumah setelah mencari dan tak menemukan keberadaan si manis.

"Jalan yuk,Rey". Ajak Anggun.

"Kemana,Nggun?".

"Hmm... enaknya kemana ya.
Ohh iya,ke Mall aja yuk Rey,di sana pasti rame,kan hari ini weekend".

"Ya sudah,kita berangkat saja sekarang,takut macet di jalan".

"Aku ganti baju dulu ya,Rey". Ujar Anggun yang kubalas dengan anggukan.
Kemudian dia melesat pergi ke kamar untuk mengganti baju yang lusuh akibat ulahku tadi hehee.

Dan tak lama Anggun keluar dari dalam kamar dengan menggunakan celana jeans biru dan baju warna putih.
Dia terlihat sangat cantik dengan penampilan seperti ini.

"Yuk berangkat,Rey". Ujar Anggun.

Kami pun pergi menuju Mall untuk jalan-jalan.

___

Setelah memarkirkan mobil, kami pun masuk ke dalam Mall yang terlihat ramai dengan adanya muda-mudi yang membawa pasangan masing-masing.

Kulihat Anggun sedang mengamati tas branded yang di jual di sini.

"Kamu mau?". Tanyaku.
Dia hanya menggeleng,kemudian menarikku untuk ke tempat lain.
Tetapi aku menahannya.

"Mbak.. saya ambil satu
yang ini ya". Ujarku ke salah satu SPG yang menjual tas.

"Iya mas". Jawabnya.

"Ehh Rey,buat apa kamu beli tas ini?". Tanya Anggun penasaran.

"Ya buat kamulah sayang, memang buat siapa lagi". Jawabku.

"Ehh.. gak usah,Rey. Inikan mahal".

"Sudah... Sekali-sekali juga".

"Tapi-".

"Gak ada tapi-tapian,nih tasnya sudah di bungkus". Potongku sebelum Anggun meneruskan perkataannya.

Aku pun langsung membayar tas itu dan harganya woww... 15 juta mamen.
Buat pacar apa sih yang enggak.
Waktu bersama Icha aku juga sering membelikan barang-barang dengannya seperti baju,tas,boneka dll.

Bicara soal Icha kemaren dia sudah berangkat ke German untuk meneruskan study-nya dan aku ikut mengantar ke bandara bersama keluarganya.
Dia terlihat sangat sedih,tapi aku mengatakan ini semua demi cita-citanya yang ingin menjadi seorang model.
Dia memelukku erat sampai-sampai aku di tatap tajam oleh ayahnya.
Ayahnya itu over protective dengan Icha.
Karena Icha adalah anak satu-satunya,tetapi ayahnya malah membiarkan Icha sekolah di luar tanpa pengawasan langsung olehnya.
Aku tak terlalu memikirkannya, mungkin ayahnya sudah menyiapkan segalanya sebelum keberangkan anaknya.
Karena aku yakin, setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Setelah membayar,kami langsung keluar dari toko ini.
Kulihat Anggun sangat senang dengan pemberianku.

"Makasih ya Rey,aduh.. jadi gak enak aku sama kamu". Ujarnya tak enak hati.

"Ah seperti dengan siapa saja Nggun,dulu saja aku sering belikan kamu kembang gula juga". Ujarku sembari tertawa mengingat masa kecil kami.
Dia tersenyum malu lalu mencubit pinggangku pelan.

"Itukan dulu Rey, kok masih di ingat-ingat". Jawabnya.

"Ya sudah, kita jalan lagi yuk".
Ajakku.

Dan kami pun berjalan mengelilingi Mall dan aku juga membelikannya beberapa stel baju dan boneka.

"Ya ampun,Rey!.. ini banyak banget,kamu ini suka sekali menghamburkan uang".
Jawabnya saat melihat barang belanjaan yang kupegang untuknya.

"Sekali-kali juga,sayang". Godaku.
Dan pipinya langsung memerah saat ku panggil sayang.

"Terserah deh". Jawab Anggun.

Kamipun akhirnya beristirahat di sebuah caffe yang ada di mall ini.

Setelah memesan makan dan minum kami mengobrol ringan sampai akhirnya ada pesan masuk dari Aunty Jasmine

From: Aunty Jasmine

"Belikan juga tas yang sama dengan Anggun".

Aku kaget saat membaca pesan darinya.
Bagaimana mungkin dia bisa tahu kalau aku sedang bersama Anggun di mall dan membeli tas.
Pikirku.

Belum sempat aku membalas pesan darinya dia sudah mengirim pesan lagi.

"Gak usah mikir bagaimana aku bisa tau,aku tadi tak sengaja melihatmu dan Anggun berjalan berdua di mall, dan sekarang aku sudah pulang dengan temanku sehabis berbelanja".

"Oke kita bicara sampai di rumah". Balasku.

"Ingat Rey,jangan lupa tas yang sama seperti punyanya Anggun".

Aku tak membalas pesannya karena sedang berfikir kenapa dia bisa tahu kalau aku sedang di mall.
Ini sangat janggal kalau hanya sekedar tak kesengajaan saat melihat.
Apa dia mengikutiku,
Dan apa jangan-jangan tadi dia yang memecahkan pot bunga di rumahnya Anggun karena mengikutiku.
Tetapi aku tak dengar ada suara mobil dari dalam saat berada di rumahnya Anggun.
Hhh ini sangat mencurigakan.

Bodo amatlah,emang ane pikirin, mending mikirin berapa budget yang aku keluarkan hari ini.

Hemm... habis sudah uangku makk. Batinku miris.

"Kamu kirim pesan untuk siapa sih?". Tanya Anggun penasaran saat dia memanggilku tapi tak ku hiraukan karena sibuk dengan ponselku.

"Ehh maaf Nggun.. ini ada pesan dari Aunty Jasmine yang ingin pesan tas sepertimu, soalnya dia gak bawa uang dan takut nanti di beli orang". Ujarku sedikit berbohong.

"Lho.. emangnya kak Jasmine ada di mana,Rey?". Tanya Anggun sambil celingukan mencari keberadaan Aunty Jasmine.

"Dia sudah pulang,makanya dia minta tolong denganku untuk membelikan tas itu karena gak bawa uang cash dan juga kartu kredit". Jawabku.

"Apa kak Jasmine tau kalau kita jalan berdua,Rey?". Tanya Anggun.
Aku hanya mengangguk.

"Terus apa kak Jasmine tau kalau kita pacaran?". Tanya Anggun lagi dan kubalas dengan mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Terus bagaimana kalau kak Jasmine tau kalau kita pacaran, Rey?".

"Biarkan saja Nggun,nanti juga aku sogok sama tas ini pasti dianya juga diam". Ujarku yang di balas dengan kikikkan oleh Anggun.

Kami pun keluar dari cafe dan membeli tas yang sama seperti yang ku belikan Anggun untuk aunty Jasmine.
Awalnya Anggun ingin memberikan tas yang kubelikan untuk Aunty Jasmine,tetapi aku menolaknya karena aku membelinya khusus untuknya.

Setelah membeli tas itu,kami pun keluar menuju ke lobi parkir untuk pulang.

_

Dan tak lama kami sampai di rumah Anggun.
Aku pun langsung membantunya membawa belanjaan yang cukup banyak yang ku belikan untuknya masuk ke dalam rumah.
Ternyata di rumahnya masih kosong,karena ibunya belum pulang dari acara arisan brondong.
hehee maksudku arisan para ibu-ibu.

"Makasih atas pemberiannya ya,Rey". Ujarnya saat aku ingin keluar dari rumahnya sebelum masuk ke dalam mobil.

"Apa sih yang nggak buatmu sayang". Jawabku

Dia sekarang sudah terbiasa dengan gombalanku.
Dan dia membalas dengan kecupan kilat di bibirku

"Aku pulang dulu ya,Nggun". Ujarku pamit.

"Hati-hati ya,Rey". Jawabnya yang kubalas dengan lambaian tangan.

Kulangkahkan kakiku menuju mobil ferarri kesayanganku dengan plat nomor "B 804 PLY".

Ku kendarai mobilku dengan kecepatan sedang.
Saat melewati rumah Dimas aku mendapatinya sedang melamun di teras rumahnya sambil menatap bunga mawar yang sudah tak berbentuk lagi bentuknya.
Ku hentikan laju mobilku dan kuhampiri dirinya.

Ckckck pasti di tolak cewek lagi. Batinku

Kuhampiri dirinya yang sedang melamun dan kutepuk pundaknya.

"Hey bro... ada apa kok tampang lo kusut gini". Ujarku.

Dia kaget saat melihatku di depannya.
Dan dia hanya diam tak membalas gurauan dariku.

"Ada masalah apa bro? coba cerita ke gue,siapa tau gue bisa bantu lo". Ujarku ketika dia hanya diam.

"Gue kecewa sama lo,Rey".

Kemudian
Dia tiba-tiba berdiri masuk ke dalam rumah lalu mengunci pintu rumahnya.

Aku kaget akan perbuatannya.
Tak biasanya dia seperti ini,
Walaupun ada masalah,dia pasti cerita denganku.

Dan apa tadi dia bilang.
Dia kecewa denganku,
Tapi dalam hal apa.

Kuketuk pintu rumahnya untuk menanyakan kenapa dia sampai kecewa denganku dan apa salahku.
Tetapi nihil, dia tetap saja tak mau membukakan pintunya untukku.

Akhirnya kuputuskan untuk pergi dari rumahnya dengan pikiran berkecamuk tentang perkataan Dimas barusan.

"Gue kecewa sama lo,Rey".
Ucapannya masih terngiang di kepalaku.
Aku mencoba berpikir apa yang membuatnya kecewa padaku.
Tetapi aku tak tahu apa itu.

Dimassss... kenapa kau membuatku merasa bersalah padahal aku tak tahu apa yang kulakukan yang bisa membuatmu kecewa.
Kau sahabat terbaikku Dim.
Batinku

Mungkin kutanyakan lagi besok.

Kujalankan mobilku menuju pulang ke rumah Aunty untuk memberikan tas yang tadi kubelikan, sekalian mencari tahu apa dia selalu mengikuti kemanapun aku pergi sampai dia tau setiap gerak-gerikku.

_______________TBC________________

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA DAN JANGAN LUPA SARAN DAN KRITIK ANDA TENTANG CERITA INI.

TINGGALKAN VOTE DI BAWAH YA.

Thanks

BY .PP

Vomentnyaaaaa yaaa!!!

Continue Reading

You'll Also Like

506K 19K 57
Kanaya dan Glen bertemu kembali, hubungan pertemanan mereka pun berkembang menjadi 'Friend with benefit' yang berjanji tidak akan pernah melibatkan p...
Eyes On Me By .

Teen Fiction

63.9K 10.4K 33
"Lihat aku, aku udah kayak gini juga kakak masih belum mau berpaling." . . . . . Tentang Yerika yang haus belaian dan Juan yang cueknya kelewata...
Found You By Joeyun

General Fiction

147K 4.7K 17
Aku bukan orang yang tidak percaya cinta. Dan bukan karena patah hati karena ditinggal cewe. Tidak. Bukannya bermaksud menyombongkan diri (tapi c...
1.1M 112K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...