The Badboy Next Door

By scftgrunge

279K 19K 677

Cerita klise antara perempuan jutek dan lelaki pembuat onar. More

0.0
0.1
1.0
1.1
2.0
2.1
3.0
3.1
4.0
4.1
5.0
5.1
6.0
6.1
7.1
8.0
8.1
9.0
9.1
10.0
10.1
11.0
11.1
12.0

7.0

8.2K 656 17
By scftgrunge

Aku melihat dari jauh Aiden dan Emma sedang bercengkrama. Terlihat sangat dekat dan sangat bahagia. Aiden mengambil kunciran dari tangan Emma. Dan dengan senang hati ia menguncir rambut Emma. Walaupun akhirnya rambut perempuan itu gak beraturan tetep aja diliatnya romantis.

Stop mikir yang enggak-enggak, Sky. Jangan pernah berfikiran lo ada niatan secuil-pun deketin Aiden! Bukan tipe lo banget kan?

"Sky." tepukan dari belakang membuatku terlonjak.

Aku menoleh dan mendapati Ben disana, sedang menyengir. "Ngagetin, tau gak?!"

Iq langsung duduk dihadapanku. "Iya deh maaf. Lagian liatin Aidennya biasa aja kali."

Aku membulatkan mataku. "Jadi gue-- lo .. lo ngapain kesini?" kataku seraya menggaruk kepala --padahal itu sama sekali tidak gatal.

"Minta kontaknya Emma dong." pintanya.

"Buat apa?"

"Ya lo tau lah, lo kirim aja."

Aku mengangguk ragu, "kalo inget."

Dia menunjukkan tampang kesalnya. "Serius!" sergahnya, ia memainkan handphonenya lalu menjatuhkan pandangannya padaku. "Ketemuan di parkiran ya!" ujarnya seraya mengacak rambutku.

"Yes, I guess?" setelahnya ia berlalu.

>><<

Aku menunggu sedaritadi tepat di samping mobil Ben. "Lama amat sih lo!" teriakku saat melihat wajahnya yang menyengir tidak bersalah.

"Orang tadi ada yang ngajakin ngobrol."

Aku menirukan kalimat seperti apa yang ia katakan. "Gak nyadar ya udah bikin orang nunggu?"

"Yaelah, maaf deh." ia mengusap dahiku pelan, namun dengan cepat aku langsung menyingkirkannya.

Aku menatapnya, "sekarang ada apa?"

"Gue, literally, pengen ngajak lo ke tempat les gue." tuturnya.

"Sumpah? Ih, gue gak suka bimbel atau semacamnya--"

"Musik, bukan bimbel, jarimatika atau science. Les musik." jelasnya.

Aku mengangguk. "Sejauh itu, gue oke-oke aja. Ayo."

"So, is it a yes?" tanyanya, aku menatapnya seolah ia idiot.

Saat ingin membuka pintu mobil Ben, suara motor milik Aiden terdengar, dengan cepat aku menoleh. Ia menatapku, "hei."

Aku tersenyum kecil seraya membalas sapaannya.

"Tumben cewek lo gak ngikut?" tanya Ben.

Lelaki di depanku menggeleng, "dia lagi belanja, dan gue gak tertarik."

"Oke then take care." ucap Ben pada Aiden. "Yaudah yuk Sky." lanjutnya.

Aku mengangguk lalu memasuki mobil.

"Dahh." ujar Aiden seraya melambaikan tangannya.

Aku terdiam, tidak membalanya, menjawabnya pun tidak. Entah apa yang salah padaku.

Heck, ini cuma ucapan selamat tinggal dan lambaian tangan, Sky. Nothing wrong with that.

>><<

"Motivasi lo ikut les ini apasih?"

"Buat menangin hati cewek-cewek." ia terkekeh setelah menjawab pertanyaanku.

Ben mengambil gitarnya, "bohong, gue les karena pengen ngembangin bakat. Kalo cewek suka karena bakat gue, itu bonus." katanya seraya tersenyum.

"Bonusnya banyak dong."

"Kalo gue sih bonusnya cukup satu, Sky." balasnya, aku terkekeh.

"Ben." panggilku, ia menoleh.

"Toilet ada dimana?"

"Pas lo keluar dari ruangan gue kan lorongnya masih lurus kan, lo ikutin terus sampe lo ketemu tangga, baru lo belok kanan. Dari situ udah ada petunjuk toilet dimana kok." jelasnya.

Aku diam sesaat berusaha mencerna perkataannya, "mau gue temenin?"

"Eh-- gausah. Lo les aja, gue inget kok." 

Setelahnya aku mengikuti apa yang di instruksikan oleh Ben, sampai aku melihat simbol ladies pada pintu toilet.

Saat aku ingin kembali ke ruangan Ben, bahuku terbentur badan seseorang. Untung aku masih bisa menahannya, kalau tidak mungin aku sudah jatuh. "Duh, lain kali kalo jalan di dalem ruangan, jangan pake helm, mas."  nasihatku saat melihat orang yang menabrakku masih mengenakkan helmnya, lengkap dengan tas yang masih tergantung di bahunya.

"Maaf mba maaf--" ia membuka helmnya.

"Loh!! Lo--ngapain?!" kataku setengah menjerit saat melihat orang tadi ialah Aiden.

"Nemuin om gue, kenapa?" tanyanya.

Aku memicingkan mata, "lo sebelumnya udah ngeliat gue kan? Iya?" ia menggeleng.

"Geer amat sih lo." katanya. "Minggir lo, gue mau pulang."

Aku menggeser badanku agar ia bisa pergi. "Sinting lo!"

"Ya gue tau." balasnya santai.

Aneh.

"And, baby, your smile's forever in my mind and memory
I'm thinking 'bout how people fall in love mysterious ways."

Aku tersenyum setelah ia memetikkan senar gitarnya. "Keren .. keren."

"Jelas dong." ujarnya seraya menyeringai.

"Well done, Ben." puji gurunya.

"Makasih, Pak Joseph."

Pembimbingnya menepuk pundak Ben, "tinggal setting waktunya aja berarti ya." lalu mereka berdua tertawa.

>><<

"Zach!" teriakku di depan laptop.

"Yo, ada apa?" ia menguap.

"Kapan kesininya!?"

"Gak tau ... akhir-akhir ini tugas lagi banyak banget."

Aku cemberut.

Ia menunjukkan cengiran lebarnya.

"Kalo tugas gue udah kelar. Gue bakal ke rumah lo, gak lebih dari ..."

"Sebulan." ceplosku dengan nada kesal.

"Yeh! Gak selama itu juga."

"Pokoknya kejutan. Gak mau ngasih tau lo dulu."

"Baik-baik sama tugas lo."

"Pastilah!"

"Sky, omong-omong. Gue masih ada ... yang harus gue kerjain. See you soon!"

Aku menaikkan sebelah alisku melihatnya yang terburu-buru merapihkan perlengkapan belajarnya. Lalu tak lama, ia mematikan sambungan.

Aneh, udah dua kali aku coba video call sama Zach. Akhir-akhirnya pasti selalu kayak gini.

Setelahnya, aku menaruh laptop ku ke tempat biasa. Dan berbaring di tempat tidur. Seperti biasa aku hanya mengecek handphone, mendengarkan musik dan ... ya, hanya berbaring.

===========

enjoy semuanya!

aku minta maaf banget karena part ini gak banyak-banyak banget dan lama bgt update!! Uhh maafkan.

2++ vote and comments.

Continue Reading

You'll Also Like

537K 40.7K 28
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1M 15.3K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 72.4K 33
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...