Selena's Second Life

By Lilie_written

570K 37.9K 790

menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan seg... More

00
kembali
aneh
wabah
berkunjung
obat penawar
hilang rasa
informasi yang salah
budak tidak tahu diri
berhasil
Inara
serangan
ibu mertua
pengacau
perpisahan?
Jelia menghilang
ketahuan
makan bersama ibu mertua
Feter
persiapan pesta
Jelia(?)
hari jadi Arviant
racun
racun 2
bimbang
melarikan diri
Diana pelakunya?
penghianat
Raja Denan sakit
kehilangan
khawatir
sahabat lama(?)
menyusul
ke pasar
kemarahan Alvaro
kejutan (?)
masalah
tawanan
penyiksaan
musuh dalam selimut?
kata maaf yang terlambat
harapan
kembali berseteru

perselisihan

7.3K 362 14
By Lilie_written

Jangan lupa Vote!!
-
-
-
Happy reading!!
-
-

Kerajaan timur yaitu kerajaan Ademolio
adalah kerajaan yang sempat berseteru dengan Kerajaan Dermante lima belas tahun silam.

Lima belas tahun yang lalu sempat terjadi perang besar, yang menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Dermante dan Ademolio. Perang terjadi karena memperebutkan sebuah tanah sengketa di bagian selatan.

Kerajaan Dermante menjadi Kerajaan yang berhasil mendapatkan wilayah tersebut. Tapi, ternyata raja terdahulu Ademolio tidak terima atas kemenangan yang Kerajaan Dermante peroleh.

Maka dari itu, terjadilah perselisihan yang mengakibatkan peperangan. Banyak makhluk serta manusia tidak berdosa mati akibat peperangan itu. Dan karena peperangan itu juga, nyawa Vratislav ikut melayang.

Peperangan itu terjadi selama sepuluh hari sepuluh malam. Barulah, raja Ademolio mau berdamai dengan syarat raja Dermante memberikan mereka sebuah pulau.

Raja Dermante memutuskan untuk menyetujui, karena, jika terus melakukan peperangan maka akan sangat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup yang lain.

Setelah itu, mereka berdamai. Raja Ademolio tak pernah lagi mengusik Kerajaan Dermante.

Namun, entah mengapa...sepertinya kali ini raja baru Ademolio kembali memantik sebuah api.

Di singgasananya, duduklah Erlando—raja pemimpin Ademolio. Ia mengeraskan rahangnya saat mendapatkan surat penolakan dari Raja Senan.

"Badebah! Bisa bisanya dia menolak lamaran itu?!"

Tangan kanannya maju selangkah, "sepertinya, raja Senan memiliki alasan."

Raja Erlando membanting perkamen di tangannya. "aku tidak perduli! Bagaimanapun caranya, dia harus menerima lamaran itu!"

Sosok tangan kanannya menunduk saat raja Erlando melewatinya, "aku akan terus mengajukan surat lamaran itu, jika dia tetap gigih menolak. Maka aku menganggap bahwa Kerajaan Dermante mengibarkan bendera perang."

"Mengapa anda sangat ingin menikahkan putri Amelda dengan Raja Senan? Bukankah putri telah memiliki kekasih, yang mulia?"

Eralndo berbalik, ia menunjuk wajah bawahannya itu, "kekasih kau bilang?! Mau di taruh di mana muka ku ini jika seorang putri dari Kerajaan Ademolio menikah dengan seorang pelayan?"

Putri Amelda adalah putri dari gundik raja terdahulu Ademolio. Sedangkan Erlando merupakan putra kandung dari mendiang raja terdahulu, yaitu raja Maclo dan ratu Erika.

Amelda baru baru ini menjalin hubungan sepasang kekasih dengan seorang pelayan, hal itu membuat Erlando murka, karena merasa terhina. Sebab baginya, seorang pelayan tak pantas bersanding dengan orang besar seperti mereka.

Tapi, putri Amelda adalah sosok yang tidak takut dan terkesan keras kepala. Meskipun Erlando melarangnya berdekatan dengan pelayan itu, dia tetap nekat. Bahkan, saat Erlando ingin mengusir dan membunuh pelayan itu, Amelda selalu melindunginya.

Maka dari itu, Erlando berniat mencarikan adiknya itu sebuah pasangan. Salah satu targetnya adalah raja Senan. Baginya, menikahkan Amelda dengan Senan adalah sebuah peruntungan yang besar. Dan ia tak ingin menyia nyiakan peluang besar itu.

Ia akan bertemu langsung dengan raja Senan hari ini, membahas tentang lamaran yang ia ajukan.

-

Senan menatap malas pria yang lebih tua di hadapannya, jika boleh jujur, senyum pria itu sungguh menyebalkan.

"Apa yang membuat raja pemimpin Ademolio ini repot repot datang kemari?" Tanya Senan. Sebab, selama bertahun-tahun raja pemimpin Ademolio sangat jarang menampakkan diri.

Raja Erlando tertawa renyah. Padahal tak ada yang lucu, mengapa raja Erlando tertawa? Batin Senan.

"Ah..saya kemari berniat membahas tentang  lamaran."

Alis Senan terangkat, kini ia paham apa maksud dari Erlando yang datang secara tiba tiba kekerajaannya. Ternyata ada maksud terselubung.

Senan meraih cangkir teh herbal, ia menyeruput nya sedikit demi sedikit. "Anda berkata apa? Lamaran?"

Erlando mengangguk, ia ikut meminum teh nya. Alisnya sedikit berkerut saat merasakan teh itu sedikit sepat di lidahnya.
"Ya, lamaran yang saya ajukan beberapa hari yang lalu." Ujar Erlando.

Senan tersenyum, "bukankah sudah jelas? Saya menolak lamaran itu."

Diam diam Erlando mengepalkan tangannya, ia membalas senyuman Senan. "Apakah anda sudah memikirkan dengan matang sebelum menolak lamaran yang saya ajukan?"

Senan menatap seksama pria di hadapannya, ia tahu, pria itu berniat memprovokasi nya. Tapi jangan harap! Ia bukanlah seorang raja yang mudah di tindas!

Awalnya, Senan mengira bahwa datangnya Erlando kekerajaannya adalah meminta maaf atas ulah yang telah ia perbuat tapi ternyata, Erlando malah datang membahas soal lamaran yang sudah jelas ia tolak.

"Maaf, tapi Saya tidak berminat mempersunting seorang wanita dalam waktu dekat."

Rahang Erlando mengeras, sialan! Ia pikir, akan mudah memprovokasi Senan, mengingat jika umur Senan masih terbilang muda.

"Pikirkan sekali lagi, Yang mulia. Bukankah akan sangat luar biasa jika seorang raja Dermante menjadikan putri dari Kerajaan Ademolio sebagai permaisuri? Kita bisa menjalin kekerabatan yang harmonis."

Senan tertawa dalam hati, harmonis? Harmonis dalam mimpi! 'Kau pikir aku tak tahu niat jahatmu?' Senan telah membaca gerak gerik Erlando. Erlando berniat menikahkannya dengan adiknya agar ia bisa menguasai sebagian Kerajaan Dermante.

Serakah.

Senan tidak menanggapi ucapan Erlando, baginya, omongan Erlando hanyalah bualan semata.

Sedangkan Erlando menatap jengkel Senan, tapi tatapan itu tergantikan secepat kilat, saat melihat kehadiran Arviant.

Ia mendengus, 'mengapa dia datang?'

Erlando begitupun Senan bangkit dari duduk, Erlando kemudian menyapa Arviant yang hanya menampilkan raut seperti biasa. Datar.

"Duke Arviant, sudah lama sekali kita tidak bertemu."

Arviant membungkuk hormat, "ya, sudah lama."

Erlando tertawa terpaksa, jika bukan karena status Arviant yang tinggi, ia mungkin tidak segan segan menyingkirkan Arviant.

Namun, karena statusnya yang sangat besar. Cukup sulit untuk menyingkirkan Arviant sekarang, ia harus memikirkan matang matang cara untuk menyingkirkan pria sombong itu.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Senan.

Arviant sedikit membungkukkan tubuhnya,  "saya hanya ingin melaporkan kepada anda, bahwa telah terjadi sebuah masalah di salah satu desa. Seorang penyusup membakar ladang warga."

Senan tersenyum miring, ia menoleh, memperhatikan ekspresi Erlando yang terlihat tidak nyaman. Ia sudah merencanakan semua ini. Perhatiannya kembali terpusat pada Arviant.

"Ini kasus yang serius, bagaimana mungkin seorang penyusup bisa masuk ke wilayah kita? Apakah kau tahu siapa penyusup itu?"

Arviant mengangguk, "saya telah menyelidikinya, mereka memiliki sebuah tanda pengenal." Arviant sengaja melambatkan nada bicaranya.

"Tanda pengenal?"

"Ya, saya memiliki bukti." Arviant menyerahkan sebuah logam berukir bunga teratai, ciri khas Kerajaan Ademolio.

Erlando melebarkan mata, 'badebah! Bagaimana Bisa mereka seceroboh itu!' Namun ia kembali menormalkan ekspresi nya.

Senan mengambil tanda mengenal itu, ia memperlihatkannya kepada Erlando. "Bukankah lambang bunga teratai ini adalah lambang kerajaan anda, Raja Erlando? Mengapa penyusup itu memiliki tanda pengenal ini?"

Erlando memasang ekspresi skeptis, "anda mencurigai saya, yang mulia?"

Arviant mendekat, "kami tidak mencurigai anda, raja Erlando. Hanya saja...kami merasa janggal."

Senan mengangguk, "ya, benar apa yang Arviant katakan. Lambang ini adalah lambang tanda pengenal yang tidak sembarang orang miliki."

Erlando berkilah, "saya yakin ada yang sedang menfitnah Kerajaan Ademolio dengan memplagiat tanda pengenal itu."

"Plagiat?" Senan membolak balikkan tanda pengenal itu. "Jika di perhatikan secara seksama, ukiran di logam ini terlihat detail, dan sungguh sulit untuk di plagiat."

"Kenyataannya, tanda pengenal itu memang asli." Timpal Arviant.

Raja Erlando menatap Arviant tidak suka. Lalu tatapannya beralih pada Senan. "Saya datang jauh jauh kemari untuk membahas soal lamaran, yang mulia. Tapi tidak saya sangka, justru anda...dan Duke Arviant malah menyudutkan dan memfitnah saya seperti ini." Desis Erlando. Ekspresinya terlihat kecewa.

Senan mengedikkan bahu, "kami tidak menyudutkan mu, raja Erlando. Bukti ini menjelaskan segalanya."

-

"SIALAN!"

Erlando menggebrak meja kerjanya, harga dirinya sungguh tercoreng kali ini. Badebah! Ia sungguh membenci Arviant.

"Kamal!!!"

Tangan kanan Erlando datang, "siap menjalankan perintah, yang mulia."

"Panggil Feter kemari!"

"Baik, laksanakan yang mulia raja."

Tak butuh waktu lama, Feter datang. Ia tertawa kencang, membuat Erlando yang duduk membelakangi nya langsung berdiri dan menghampiri Feter.

Ia menatap Feter marah. "Mengapa tanda pengenal itu bisa berada di tangan mereka?"

"Karena anak buahmu tidak becus!" Hardik Feter.

"BERANI KAU?!"

Erlando hendak melayangkan pukulan, namun gagal karena kehadiran Amelda.
"Mengapa kau kemari?" Tanya Erlando menghampiri adiknya.

Amelda menunduk, "maaf kakak, ada hal yang ingin aku bahas." Cicit Amelda.

"Membahas apa?"

Amelda mengangkat pandangannya, "hal penting, tapi...sepertinya kau sibuk, aku akan kemari setelah tamumu pergi." Tanpa menunggu Erlando menjawab, Amelda pergi dari sana.

Erlando kembali mendekati Feter yang kini sudah duduk di salah satu kursi di dalam ruang kerjanya.

"Mengapa tidak ada cemilan di sini? Pelayan!" Seorang pelayan datang, Feter menunjuk meja di hadapannya, lalu menunjuk pelayan itu, "bawa beberapa cemilan."

"Baik, tuan."

Erlando menatap tingkah kurang ajar Feter dengan tatapan marah. "Ku peringatkan padamu, Feter. Jangan bertindak semena mena kepadaku, atau keluargamu akan menjadi sasarannya." Ancam Erlando.

Feter tertawa renyah. "Jika Kau berani menyentuh keluarga ku, Maka aku tidak segan segan menghabisi orang terdekat mu." Feter mengancam balik.

Erlando menggebrak meja. Ia menarik kerah baju Feter, hingga membuat pria itu berdiri.

"Aku tidak mau tau, bagaimanapun caranya, Amelda harus menjadi permaisuri Senan."

-


(ekspresi Arviant kalau natap orang lain)

(Ekspresi Arviant pas natap Selena)

(Raja Erlando)

Ekpresi nya penuh ambisi sekali ya man temen, kalau ketemu Erlando, kalian harus lari!!!

Warning!! Mulai memasuki konflik serius guys. Pelan pelan bacanya. aku update cepet banget ya😆 anggap aja double up xixi meskipun beda jam.

Sehat selalu, nantikan chap SSL berikutnya.

Cr fto by; pinterest

Continue Reading

You'll Also Like

17.3K 3K 8
Short story✨ Ketika kesabaran sudah melampaui batas, maka dendamlah yang tersisa. Ini adalah kisah pembalasan dendam Luna setelah dikhianati dan disa...
13.8K 1.3K 34
Seorang gadis pemilik eye smile yang begitu cantik merasa hidupnya akhir-akhir ini selalu dirundung kemalangan. Di khianati oleh sang kekasih saat me...
540K 47.1K 54
Dia, Starlee... Sesuai dengan arti namanya, karir Starlee begitu cemerlang bagai bintang ditengah kegelapan. Memiliki segalanya, namun satu hal yang...
116K 16.8K 39
β’Ί ⓝ β““ Jung Yerin kira, setelah mati yang akan dirinya lihat adalah surgawi. Namun Yerin justru terbangun menjadi istri tokoh utama antagonis dari no...