Darenio [ON GOING]

By navyy40

371K 12K 412

Daren itu posesif, ia tak akan pernah membiarkan apa yang telah menjadi miliknya pergi. Tidak akan. Gaia jug... More

Prolog
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
✨ V I S U A L ✨
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M 🖤
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
INFO
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T P U L U H D U A

T I G A P U L U H E M P A T

4.6K 206 8
By navyy40

Aroma kopi langsung menguar begitu saja ketika pria itu mendudukkan tubuhnya pada kursi kemudi. Dipandanginya cup yang berisi cairan pekat penuh kafein itu, ia lalu menghisapnya pelan, berharap kantuk segera reda. Malam ini, pria itu harus kerja ekstra guna meluruskan segala masalah yang menimpa.

Ia kembali melirik smart watch, pukul 2 pagi. Dan itu artinya sudah 3 jam lamanya pria itu menunggu di area parkir pada salah satu rumah sakit swasta, ia berdecih, rumah sakit itu sempat menjadi proyek pembangunan besar yang dilakukan oleh ayahnya.

Daren memandang pintu keluar rumah sakit dengan mulut penuh yang sibuk menguyah kentang hangat, baru saja dibelinya tadi. Seringai di bibirnya terlihat ketika dari arah pintu keluar rumah sakit terdapat gadis dengan pakaian serba maroon dengan rambut diikat asal tengah berjalan menuju ke arahnya atau lebih tepatnya ke arah tempat parkir. Daren buru-buru keluar dari mobil, pria itu bersandar pada bagian samping kuda besinya.

Leana nampak tidak terkejut ketika mendapati Daren, gadis itu seolah dapat memprediksi kehadirannya. Dengan penampilan yang cukup kacau serta kantung mata yang menghitam, Leana berucap pelan terkesan lirih. "Ada apa?"

Daren masih tidak percaya, ia sekarang terkesan seperti pihak yang membutuhkan. Lidahnya bergerak guna menghapus saus yang menempel di ujung bibir kemudian umpatannya lolos begitu saja dengan suara yang amat pelan. Bibir pria itu memaksa untuk senyum yang kini membuat wajahnya terlihat sangat horor alih-alih tampan. Meski terlihat menawan, Daren lebih terlihat seperti psikopat yang mendapat target untuk disiksa. Saat senang saja Daren jarang menarik sudut bibir ke atas, apalagi ketika menahan dongkol begini.

"Udah lama lo nggak ganggu gue." Sialan, Daren benar-benar melakukannya. Berinteraksi dengan perempuan selain Gaia ternyata begitu sulit.

"Maunya gitu tapi gue sibuk banget, sekarang aja baru selesai. Kangen lo ya?" Leana tertawa kecil, ia kemudian melepaskan ikat rambut lalu menyisir surai coklatnya menggunakan sela-sela jari yang nampak jenjang. "Jadi ada apa Daren? Lo nggak mau labrak gue kan?"

Daren memasukkan tangannya ke dalam kantung celana kain hitamnya. Ia menggeleng. "Labrak?"

"Gue udah tau beritanya. Lo juga paling udah tau siapa yang minta wartawan buat publish kasusnya Gaia. Reano kan?"

Daren mengangguk.

"Lo mau labrak gue karena ini semua ada kaitannya sama hubungan gue dan Reano yang belum kelar? Iya kan?"

"Labrak sih engga ya, gue cuma mau tanya-tanya. Lo kira gue cowok apaan." Meski berkata demikian, dalam hati Daren ia sebenarnya ingin berkata "Bangsat juga nih cewek."

"Mau ngobrol panjang?" Leana menunduk, menatap pergelangan tangan yang terpasang smart watch warna hijau pastel. "Cafe depan masih buka sih harusnya. Yuk?"

Jika bukan karena harus meminta keterangan dari Leana, pria bermata coklat itu tak akan mau menuruti keinginan gadis itu. Meski sebenarnya semasa SMA hubungan keduanya biasa-biasa saja—dalam artian tidak bermusuhan dan tidak akrab juga— tapi pergi ke cafe dengan perempuan yang katanya influencer itu ternyata cukup membuatnya was-was, takut-takut jika ada yang melihat mereka lalu membenarkan opini publik yang sempat berkata bahwa hubungan keduanya sempat dikabarkan baik.

Bisa bahaya jika tiba-tiba berita seperti 'Anak dari pengusaha properti besar menjalin hubungan dengan dokter muda setelah dikabarkan putus dari mantan pacarnya yang korban pemerkosaan'. Membayangkan saja sudah membuat Daren bergidik ngeri. Tapi untuk malam ini Daren akan mengalah, lagi pula pria itu lapar.

Mereka menempati bangku dekat jendela. Cafe ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung, itupun kebanyakan bekerja sebagai tenaga kesehatan. Mereka memesan menu, Leana dengan kopi americano sedangkan Daren memilih untuk membeli makanan berat guna mengganjal perut yang lapar. Soalnya dari semalam ia tidak mengkonsumsi makanan yang layak, hanya kentang goreng saja itupun tidak seberapa.

"Sebentar, sebelum kita ngobrol gue mau pastiin sesuatu dulu," kata Leana sembari memandang lurus mata pria di depannya.

Daren mengangkat sebelah alisnya seolah berkata 'apa?'.

"Lo belum baper kan sama gue?"

What? Serius dia tanya begitu?

Daren itu tipe-tipe pria setia yang tidak akan tertarik dengan wanita lain selain Gaia. Ia tidak suka melihat wanita selain Gaia, tidak peduli dengan wanita manapun selain Gaia.

Maka dengan ekspresi seolah gadis di depannya itu sesuatu yang menjijikkan, pria itu berucap, "Nggak. Amit-amit."

Leana tertawa, tidak tersinggung. Seolah sudah kenal betul dengan perangai seorang Daren yang memang gemar sekali berkata pedas. "Oke, jadi apa yang mau lo tau?"

Pesanan mereka datang, sejenak Daren memasukkan satu sendok pesanannya ke dalam mulut sebelum akhirnya menjawab. "Reano batal tunangan. Lo tau kenapa?"

Leana tergelak. "Serius lo tanya kayak gitu?"

"Jawab aja."

"Karena Reano nggak suka sama ceweknya. Mereka dijodohin, itu kayaknya cuma akal-akalan keluarga Reano yang nggak mau gue jadi mantunya. Tapi percuma aja sih, lo tau kan kalau Reano cuma suka sama gue?"

Mengangguk, Daren membenarkan. Memang begitu adanya. Reano dan Daren itu hampir sama sifatnya, tidak suka dengan banyak wanita dan bila sudah menemukan satu orang yang mampu membuat perasaannya nyaman maka orang itu tak akan pernah dilepaskan.

"Sebelumnya gue sorry banget. Gue sebenarnya deketin lo biar Reano cepat ambil tindakan. Soalnya dia nunda-nunda terus buat batalin pertunangan itu. Jadi gue gunain lo biar dia cemburu. Terus Reano kan nggak suka banget kalau hidupnya dilihat media terus. Jadi Reano alihin media biar fokus sama kasusnya Gaia. Terus waktu Reano batal tunangan nggak banyak orang yang tau. Jadi yah, gue minta maaf banget. Soalnya gue tau kalau gue deketin lo ...."

"Gue ngerti maksud lo."

Leana hanya memanfaatkannya untuk memanas-manasi Reano agar temannya itu cepat mengambil tindakan. Daren tau. Sekarang permasalahannya semakin jelas.

Gadis yang kini menyandang koas di salah satu rumah sakit swasta itu jelas terlahir ambisius. Maka tak heran jika Leana melakukan apapun agar Reano kembali bersamanya.

"Lo tau waktu dia tau gue deketin lo Reano langsung nemuin gue, dia datang dari Jogja ke Jakarta bolak-balik. Dia marah besar."

"Tapi tetep aja. Kenapa harus cewek gue? Lo mikir nggak sih gimana susahnya keluarga kami buat nutup semua media. Ngerti nggak gimana susahnya Gaia berjuang biar dia nggak sakit lagi. Lima tahun Lea, lima tahun bukan waktu yang dikit buat sembuh." Daren menipiskan bibir. "Dan kalian buat cewek gue sakit lagi dalam waktu kurang dari 24 jam!"

Daren meraih tisu, menghapus noda pada bibirnya. Hatinya terasa panas. Rasanya tidak nyaman. Ia benci sekali. Tangannya mengepal, hendak memukul apapun di depannya. Tapi ia tahan, masalah lama saja belum selesai jangan sampai ia membuat kegaduhan dan menimbulkan masalah baru.

"Menurut kalian, jadiin orang lain menderita sebagai pengalihan publik itu hal yang biasa ya?"

Leana diam tak berkutik, ia seperti ditembak begitu saja. Tapi kemudian tawa kecil lolos dari bibirnya yang nampak sedikit pucat. "Kayak lo nggak pernah aja."

Daren tak menggubris, ia kemudian menaruh beberapa lembar uang berwarna merah lalu diletakkan di bawah piringnya yang sudah kosong.

"Udah? Lo datangin gue cuma mau tanya ini? Serius?"

"Ya. Biar gue tau motif lo deketin gue dan bikin hubungan gue sama Reano renggang."

"Terus setelah tau. Lo mau ngapain?"

Daren bangkit, ia mendorong sedikit kursinya agar mundur beberapa centi. Bibir pria itu tersenyum, menampilkan seringai yang membuat tubuh Leana menegang meski kembali terlihat biasa saja. Tubuhnya condong ke depan, dua lengannya dijadikan tumpuan.

"Kira-kira apa yang bakal lo lakuin setelah diperlakukan kayak gini?"

Suasana mendadak mencekam, suhu ruangan terasa lebih dingin seiring dengan mata Daren yang kian menghitam.

"Lo sadar nggak udah main-main sama siapa?" gumam Daren. Ia menarik kembali tubuhnya, berdiri tegak. Diambilnya kunci mobil yang tergeletak di atas meja. "Hati-hati aja sih saran gue. Lo ... di rumah sendirian kan?"

Leana terbelalak. Ia bangkit ikut bangkit, tangannya mengepal. "Sumpah Ren, nggak lucu!"

Pria itu tersenyum lagi. Memang siapa yang sedang melucu? Daren jelas tidak pandai membuat lelucon.

Ia melenggang, pergi menuju tempat parkir rumah sakit. Memacu kuda besinya, menjauh dari bangunan besar itu.

Dalam ramainya jalanan ibu kota, pria itu mulai mengetikkan pesan pada seseorang.

Daren
pergi ke lokasi yg gue kirim.
sebentar lagi dia pulang, gue
tunggu hasilnya 2 jam lagi, buat
dia paling engga takut buat hidup
lagi.

+62××××
maksudnya dibuat depresi?

Daren
terserah, apapun boleh lo lakuin


Daren tersenyum. Bermain-main dengan Leana sebentar sepertinya tidak apa-apa kan? Biar Daren tunjukan sisi 'lucu' menurut Daren.

TBC
1330 kata

jadi guys aku jelasin di sini ya.

Reano sama Leana itu pacaran dulu pas SMA, terus karena suatu hal keluarga Reano dan Leana itu bermusuhan dan nggak memungkinkan untuk mereka bersama.

jadi si Reano dijodohin sama cewek lain. nah Leana nggak terima dong. tapi Reano yakinin Leana kalau si Reano ini bakal batalin pertunangan itu gimanapun caranya.

tapi disaat Reano udah tau gimana caranya, dia tuh nggak mau buru-buru batalin. nah itu yang bikin Leana makin kesel. jadi Leana deketin Daren soalnya tau kan kalau Daren itu cowoknya nggak baperan. terus Leana ngancem bakal deketin Daren terus kalau Reano nggak buru-buru batalin pertunangan.

karena Reano ini egois banget (sama kayak Daren) dia jadiin Gaia buat tameng biar berita batalnya pertunangannya itu nggak diekspos sama media, soalnya kan kalau di ekspos terus nanti bakal di komen sama netizen dan itu berdampak buat perusahaan yang nanti akan diwariskan ke Reano. jadi ya udah dia mau ambil aman aja.

dan Reano itu kesel juga sama Daren, makannya dia marah-marah nggak jelas ke Daren dan nyuruh Daren biar fokus ke Gaia. maksudnya itu biar Daren sadar. soalnya kan meski Daren nolak si Leana, Daren nggak berusaha buat Leana mundur gitu. cuma kayak ngomong aja, nggak ada tindakan gitu loh. jadi kan Reano kesel.

huft...

begitu ya guys ceritanya, aku jelasin gamblang aja disini.

makasih banyak sudah membaca
dan luangin waktu datang ke sini

love banyak

jangan lupa follow navyy40

19 Maret 2024


Continue Reading

You'll Also Like

14.4K 541 25
Selama bertahun-tahun ingin menjalani hubungan Toxic, saat merasakannya malah berakhir dengan tragis. 😼😼🥀😼😼 Mulai : Senin, 10 Juli 2023 Akhir...
301K 9.8K 34
FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ . . Xian si cowok brengsek,playboy,suka main kasar, tempramental,orang yang paling di takutin disekolah dan gabisa nahan emosi...
224K 3.5K 12
suka suka saya.
1.9M 97.1K 42
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...