Darenio [ON GOING]

By navyy40

371K 12K 412

Daren itu posesif, ia tak akan pernah membiarkan apa yang telah menjadi miliknya pergi. Tidak akan. Gaia jug... More

Prolog
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
✨ V I S U A L ✨
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M 🖤
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
INFO
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T P U L U H D U A

T I G A P U L U H

7.1K 241 16
By navyy40

Tak pernah terbayangkan sedikitpun dalam benak Daren bahwa ucapannya ternyata mampu membuat hidupnya berubah. Perasaan sesak dan gelisah seketika melingkupinya. Setitik perasaan bersalah tiba-tiba hadir bersamaan dengan bulir bening yang keluar. Hatinya mendadak gundah. Hatinya ikut tersayat kala mendapati tubuh kekasihnya kini terkulai lemas setelah satu jam lamanya menangis.

Ia telah melukai Gaia.

Lagi.

Ditatapnya tubuh kecil yang masih menangis itu. Perempuan yang sangat ia jaga kini tengah berusaha melawan dirinya sendiri. Daren telah merenggut semua kepercayaan diri yang sebenarnya tak pernah Gaia miliki.

"Kamu udahan nangisnya. Aku kan udah minta maaf."

Daren tak pandai merayu seseorang yang tengah marah. Selama ini yang pria itu tau hanya mengeluarkan emosi guna menghilangkan rasa sesak di hati, tanpa perlu memikirkan bagaimana perasaan orang yang mendapat pelampiasan.

Daren adalah orang paling egois.

"Lagian itu salah kamu juga. Ngapain ngomong kayak gitu. Kata-kata mu tuh seakan nggak mau nikah sama aku."

Dan keegoisan tak akan mudah untuk luntur dalam hitungan menit. Sifat tercela itu sudah melekat sejak lelaki pemilik mata coklat terang itu sudah tau akan kehendak serta maunya.

Lelaki dengan kalung titanium itu mulai mendesah kesal. Ia mengambil jemari kecil milik Gaia lalu digenggamnya jari yang dingin itu. Daren tidak tau harus berbuat apa. Ia pikir sentuhan seperti ini mampu setidaknya membuat Gaia tenang.

"Aku nikahin kamu sekarang aja gimana sih?"

Gaia masih tak menyahut, perempuan itu bahkan nampak tak tenang. Sebelum akhirnya setelah menit-menit berlalu, Gaia berucap lirih. "Kamu mau nikah sama orang korban pemerkosaan?"

Kini giliran Daren yang bungkam. Mulut pria itu seakan terkunci, ada lem yang melekat diantara bibirnya. Kepala pria itu mulai berpikir sejenak. Ia memikirkan kembali perkataan Gaia. Daren mau menikahi seorang perempuan korban pemerkosaan?

Seumur-umur, tak pernah sekalipun terbesit dalam benaknya untuk tertarik dengan wanita lain kecuali dengan Gaia. Kehidupan Daren bahkan sudah berporos pasa Gaia, wanita yang Daren yakini sebagai pusat hidupnya.

Tapi kini keadaannya berbeda. Gaia tidak seperti dulu lagi, Gaia bukan seorang gadis lagi. Mahkota yang seharusnya menjadi milik Daren kini telah hilang. Direnggut paksa oleh orang asing yang berstatus sebagai musuhnya.

"Kamu aja nggak bisa jawab," lirih Gaia. Perempuan itu lalu tertawa getir.

Hidup perempuan malah itu benar-benar lucu. Skenario yang dibuat Semesta terlampau apik sampai Gaia tak kuasa untuk menebak arah hidupnya. 

Hari ini entah bagaimana semuanya menjadi kacau. Mereka masih berada di dalam mobil. Jarak lokasinya sekitar 15 kilometer dari kediaman milik Gaia. Besar keinginan perempuan itu untuk lekas turun dan kembali ke rumah. Tapi ia tak memiliki uang. Semenjak ia dinyatakan sempat depresi dan baru beberapa minggu ini ia pulih dari trauma, Gaia tak pernah mendapat uang saku dari Geo. Lagi pula untuk apa juga? Tapi sekarang ia butuh uang.

"Dari awal kamu harusnya nggak usah datang, Daren. Kalau kamu cuma mau bantu aku sembuh dari trauma terus pergi lagi, mendingan nggak usah datang dari awal. Kalau kayak gini yang ada malah kamu nyakitin aku," ujar Gaia dengan suara yang dibuat untuk tetap tegar.

"Aku udah cukup terluka. Aku nggak punya apa-apa sekarang. Bahkan tubuh ini." Gaia menatap jijik ke arah tangannya yang masih digenggam Daren. "Aku benci sama tubuh ini."

Daren tetap bergeming, dalam diam pria itu memindai wajah wanita yang sekarang masih menjabat sebagai pacarnya. Ia lalu sedikit menunduk untuk mensejajarkan diri agar lebih mudah menatap mata merah milik Gaia.

"Udah ngomongnya?"

Gaia diam, rasa sesak mulai menerkam, memenuhi hatinya seolah kaos oversize milik Daren yang dikenakan ini mampu untuk membuatnya sesak.  Padahal nyatanya, pria di depannya inilah yang kerap memberikan sensasi sesak dihati yang sayangnya terasa menyakitkan.

"Kamu emang pinter playing victim. Dan sekarang aku yang salah? Padahal kamu yang mulai duluan," katanya dingin.

Daren mendesis kesal, ia lalu kembali menegakkan tubuh. Tanpa melepas genggaman pada tangan Gaia, pria itu mulai melajukan mobilnya, berputar arah demi memotong jarak yang sudah tertinggal lima belas kilometer jauhnya.

Dalam hening itu tidak ada dari mereka yang berani memulai kata. Masalah mereka awalnya sepele, mulai dari Gaia yang bercerita tentang rumah impiannya, Daren yang menanggapinya dengan baik, lalu tiba pada pembahasan soal pernikahan yang ternyata begitu berpengaruh dalam hidup Daren.

Ketika lampu lalu lintas berganti menjadi merah, Daren harus menunduk untuk melihat genggaman tangannya yang tengah dicoba untuk dilepas paksa oleh Gaia. Wanita itu tampak kesusahan lantaran tangan kekar milik Daren benar-benar menggenggamnya dengan kuat hingga tangan itu memerah.

"Kenapa? Nggak mau pegangan tangan sama gue?" desis Daren dengan tajam. Mood pria itu benar-benar mudah berubah dan sekarang Daren tengah kesal sekali.

Gaia tertawa miris. "Kamu nggak jijik sama aku? Aku kan kotor Daren, kayak yang kamu bilang tadi. Aku menjijikkan." 

Dan lagi-lagi keheningan mulai menyelimuti siang hari itu. Daren bahkan lupa jika tepat jam satu siang ia harus sudah ada di kampus lantaran jadwal kelasnya dipercepat. Sedangkan melalui jam yang ada di mobil sudah menunjukkan pukul satu lewat tiga puluh menit.

Meski Daren gemar membuat onar, pria itu cukup taat dalam menjalankan setengah dari nilai integritas, salah satunya adalah disiplin. Tapi saat ini, pria pengendali emosi paling buruk itu seolah lupa jika ia terlambat sebentar saja dosen tak segan-segan untuk mengusirnya pergi dan melarang untuk masuk kelas.

Tak mendapat balasan dari Daren, wanita itu memanfaatkan waktu ketika Daren melamun dan pegangannya mengendur, Gaia tanpa pikir panjang langsung melepaskan genggaman.

"Kamu itu bandel banget ya. Pegangan gini doang juga." Daren kembali menarik jemari Gaia.

Menggenggamnya lebih erat.

Kali ini tangan mungil itu sengaja digenggam di atas paha pria yang tertutup celana bahan hitam. Daren sebenarnya masih kesal, ia tidak tau harus berbuat apa. Rasanya ia ingin mengamuk dan berteriak.

Ia benci dengan hidupnya. Mengapa harus ada Leo yang dengan benari menyentuh miliknya. Mengapa pula ia harus menjadi anak dari pemilik perusahaan properti besar di Indonesia. Persetanan dengan perusahaan, Daren sudah muak dengan hidup dan segala isinya.

"Maafin aku."

Kata maaf itu keluar kembali. Kali ini dengan nada yang sedikit rendah, tidak seperti Daren yang biasanya angkuh dan tak ingin kalah.

"Maaf karena aku, kamu jadi kayak gini."

Meski mata pria itu fokus pada jalanan, Daren tau bahwa kini Gaia tengah menatapnya dengan sorot yang sudah mulai melunak.

"Maaf aku terlambat hari itu. Maafin aku, seharusnya aku nggak dipenjara dan bisa nemenin kamu dimasa-masa sulit."

Daren tau betapa keras media sosial membicarakan hubungan mereka sejak insiden mengerikan itu terjadi. Daren tau, sekeras apa Geo dan Skala menutup berita itu, tak akan bisa dipungkiri bahwa kenyataan mereka tak akan terlupa dari ingatan masyarakat meski sebagain dari mereka sudah abai lantaran termakan waktu. Daren tau bahwa sekeras apa ia berusaha untuk menghapus kejadian itu, Gaia akan tetap seperti ini.

Status Gaia sebagai korban tidak akan pernah bisa dirubah meski sekuat tenaga Daren ingin menghapusnya.

"Maaf aku buat kamu sakit. Aku selalu bikin kamu sakit." Bibirnya menipis sembari menghela napas berat.

Daren mengendurkan genggaman, ia masih menyetir dengan satu tangan. Getaran benda pipih yang tergelatak di atas dashboard tak membuat pria itu mengalihkan pandang dari jalanan.

Mereka sudah sampai di depan gedung putih gading dengan gaya american classic yang katanya sangat detail dalam urusan ukiran. 

Daren menyamping agar dengan mudah menatap wajah Gaia yang dalam situasi tak mengenakan seperti ini pun masih terlihat gemas. Berat badan perempuan itu meningkat beberapa kilo. Tonjolan daging di pipinya pun bertambah meski masih dalam kategori kurus. Tapi Gaia jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Om Geo udah ngamuk," gumam Daren ketika getar ponselnya tak kunjung berhenti menganggu. Tanpa melihat siapa penelpon pun pria itu sudah tau siapa.

"Kamu nggak akan tinggalin aku kan?" tanya Gaia tiba-tiba.

Daren menyelipkan rambut Gaia ke belakang telinga. Ia lalu menghela napas berat sembari menyatukan dahi mereka. Aroma mint yang dihembuskan pria itu tercium sempurna, beriringan dengan napas pria itu yang terasa hangat. Gaia memejamkan mata, menikmati sapuan lembut pada leher jenjangnya, Daren pelaku utama.

Bulu kuduk Gaia terangkat, tubuhnya langsung merespon, memberi tanda bahaya, otak gadis itu langsung memberi sinyal bahwa ia harus segera turun dari mobil ketika dengan lancangnya Daren menggigit pelan telinganya.

Tapi tubuh dan hatinya seolah berkhianat. Jemari gadis itu bahkan dengan berani mencengkram erat ujung kaos milik Daren.  

"D-daren."

Lelaki itu tak ingin segera beranjak, ia mulai menelusuri leher putih milik Gaia menggunakan hidung mancung miliknya, sesekali dengan nakal ia menjulurkan lidah, menempelkan saliva di sana lalu tertawa kecil karen mendapati tubuh kekasihnya yang menegang hebat. Lucu.

"Hmm?"

"Jangan pergi. Cuma kamu yang mau sama aku."

Daren mengangguk, ia tak sakit hati akan kenyataan itu. Kenyataan bahwa hanya ia yang menginginkan Gaia. Sedangkan Gaia sebenarnya tidak. Wanita itu memilihnya karena tak ada pilihan lain.

Entah dalam organ vitalnya itu masih tersimpan hati atau tidak. Tapi yang jelas ia lega. Daren merasa puas. Melihat Gaia dengan mudah berada dalam kukungannya. Ia puas karena sekali lagi, apa yang menjadi keinginannya akan tetap terlaksana.

Daren tidak tau, berapa banyak musuh yang berkeliaran di luar sana. Menginjak pewaris perusahaan penuh problematik itu. Setelah tahun-tahun kemarin sempat dinyatakan rugi besar, kini tahun dimana ia dibebaskan perusahaan milik keluarganya sudah mulai membaik. Berita tentang pewaris perusahaan Aldevara yang terjerat kasus pembunuhan sudah perlahan melebur meski fakta itu tak bisa dihapus.

Tapi pria itu menjadi sadar, setelah ini ia akan menghadapi banyak musuh. Dan akan ada banyak masalah kedepannya. Tapi pria itu tak peduli sekarang, tujuan utamanya bukan menjadi penerus Skala, ia ingin melindungi Gaia.

Daren harus melindungi buminya

TBC
1536 kata

aaaa aku lagi senang banget soalnya tiba-tiba notif wp yang biasanya sepi 2 hari ini rame banget
(maaf alay)

terima kasih sudah baca sampai akhir🖤✨

jangan lupa follow navyy40 dan follow akun instagram aku juga @evanja.aa

jangan lupa baca ceritaku yang lain. Ada CERITA tentang SKALA juga loh!!!

semoga kalian happy terus, baibaiii

2 Maret 2024

Continue Reading

You'll Also Like

554K 43.4K 32
[DISELESAIKAN] Entah sebutan apa yang pantas untuk sosok seorang Gentala. Berandalan, biang onar, perusuh, bad boy, brengsek, hingga kata bajingan pu...
101K 6.1K 66
Cerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to...
268K 14.8K 28
Highest rank #6 in action (01-01-2019) Highest rank #1 in mystery (23-02-2019) Highest rank #32 in romance (23-02-2019) Senjata dan Darah, adalah du...
Raksa By florenz

Teen Fiction

356K 5.1K 5
Semakin dia tersenyum! Maka semakin berbahaya. Raksa dan segala obsesinya. [Start 29 mei 2020] ©2020 by kataamaaa