Darenio [ON GOING]

By navyy40

371K 12K 412

Daren itu posesif, ia tak akan pernah membiarkan apa yang telah menjadi miliknya pergi. Tidak akan. Gaia jug... More

Prolog
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
✨ V I S U A L ✨
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M πŸ–€
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
T I G A P U L U H T U J U H
T I G A P U L U H D E L A P A N
INFO
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T S A T U
E M P A T P U L U H D U A

E N A M B E L A S

7.9K 269 3
By navyy40

"Bjir Daren kayak mumi."

Sebelum mereka masuk dalam ruangan ini sebenarnya sudah diwanti-wanti oleh dokter untuk diam atau paling tidak mengecilkan volume suara. Tapi yang namanya Gerry, mulut pria itu tak bisa disumpal dengan baik.

Sebenarnya Daren tidak boleh dijenguk karena kondisinya yang masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Tapi Reano menggunakan kekuasaan yang dimilikinya karena rumah sakit ini milik keluarganya.

"Dia denger nggak ya?" tanya Diego sembari mendekatkan wajah ke telinga sahabatnya. "WOI DAREN!"

Beberapa peralatan masih melekat sempurna memenuhi tubuh Daren, mulai dari cairan infus yang menusuk sempurna di tangannya dan beberapa alat seperti kabel yang entah apa namanya menempel di dada pria itu. Ada beberapa bagian tubuhnya yang diperban, mulai dari punggung hingga perut sampai kepala. Sudah persis seperti apa yang dikatakan Gerry, Daren terlihat seperti mumi.

"Kalau boleh bawa hp, udah gue foto dari tadi terus di posting di instagram biar fans Daren pada ilfil," celetuk Gerry sembari memencet cairan infus, memainkannya seperti balon.

Reano menggeplak kepala sahabatnya itu agar berhenti memainkan cairan infus.

"Jangan dimainin tolol! Nyesel banget gue ngajak kalian kesini," hardik Reano yang kesal dengan tingkah kekanakan teman-temannya.

Diego tertawa melihat wajah tak terima Gerry yang hanya bisa diam lantaran takut dengan pemilik title orang terkaya di Indonesia. Bisa-bisa tubuhnya dibeli nanti saking banyaknya uang yang dipunya Reano.

"Ngapain ketawa?! Lo juga sama aja! Jangan teriak-teriak di dalam rumah sakit! Lo mau Daren budeg!?" Reano menghela napas berat. Capek juga punya teman kelakuan tidak ada yang benar.

Gerry, Reano, dan Diego sudah berteman dengan Daren sejak usia mereka 5 tahun. Persahabatan mereka awet lantaran kebetulan bersekolah di yayasan milik keluarga Reano yang sudah tersedia dari TK hingga perguruan tinggi. Terlebih mereka selalu satu kelas, walau Gerry otaknya memang paling sengklek diantara mereka, tapi jika disandingkan dengan orang lain Gerry itu termasuk orang yang lumayan pandai. Tak heran mereka selalu satu kelas walau peringkat Gerry terakhir di kelas.

"Gue mau cabut dulu ya," pamit Diego setelah sedari tadi sibuk mengecek smart watch-nya yang sudah terdapat pengingat.

"Mau ngapain?"

"Latihan biola."

"Gue boleh ikut nggak?" tanya Gerry.

Tanpa basi-basi pria keturunan Spanyol-Jawa itu menolak dengan tegas. "Nggak! Kalau sampe diem-diem ngikutin gue latihan, ikan lo yang baru bakal gue bakar."

Gerry bergidik ngeri membayangkan ikan barunya yang bernama Sumanto dibakar oleh Diego. Ia bahkan tak tega membayangkannya. Pria bermarga Mahendra itu mengalihkan pandang menatap Reano yang tengah menatapnya dengan datar.

"Lo ma—"

"Nggak ada, gue mau les matematika. Kalau lo mau ikut, ikut aja. Yang ada lo keburu mampus liat rumus, kepala lo yang kopong itu paling nggak kuat," katanya setengah mengejek. Memang, selain terkenal kaya raya pria pemilik peringkat 1 pararel itu memang terkenal pula mempunyai mulut pedas. 

"Terus gue gimana?"

"Gue tau lo nganggur. Tapi mending lo ikut cabut aja. Kalau lama-lama di sini yang ada Daren bakal mati denger suara lo," kata Reano sembari menarik kerah belakang bajunya. 

Diego tertawa melihat Gerry yang pasrah diseret keluar.

Sementara di lain tempat namun masih dalam satu gedung, gadis setinggi 170cm tengah terdiam lesu di dalam lift bersama belasan orang di dalam sana. Sesekali gadis itu menutup hidungnya kala mendapati seorang pria bertubuh gempal— yang sepertinya keluarga pasien—beraroma tidak sedap. Setelah sampai di lantai yang dituju, kaki jenjang berbalut flat shoes putih itu melangkah keluar dari lift.

Ia menjerit tertahan kala lengannya tak sengaja bersentuhan dengan Gaia yang terlihat terburu-buru dari arah berlawanan.

"Maaf maaf, a-aku nggak sengaja maafin aku," ujar Gaia sembari menunduk, sedangkan kakinya bergerak panik tak tahan untuk segera membuang hajat.

"Lo Gaia?" tanya Gadis tinggi itu.

Gaia terdiam sejenak, menatap lekat-lekat wajah gadis di depannya yang terlihat seperti model papan atas. Gaia sempat melihat wajah gadis ini di papan baliho yang mempromosikan make up.

Lantaran tak kunjung mendapat balasan dari Gaia, gadis itu mengulurkan tangan. "Gue Leana, lo tau kan? Kita satu sekolah."

Ah iya, Gaia baru tau kalau model di depannya ini adalah teman satu sekolahnya. Maklum saja, semenjak ia masuk sekolah Gaia tak pernah kemana-mana, teman pun ia tak punya, hanya ada Daren yang menemaninya.

Selepas menjabat tangan Gaia, Leana segera mengambil tissue basah dari tas kecilnya. Mengusap betul-betul tangannya yang lentik.

"Gimana keadaan Daren? Gue denger dia koma?"

"Ya gitu. Gue boleh pergi nggak? Udah nggak tahan," katanya sembari berlari menuju toilet yang terletak di ujung lorong.

✧⁠✧✧

Gaia menatap ragu ruangan di depannya. Daren sudah dipindahkan menuju ruang inap yang dapat dikunjungi lantaran kondisi pria itu mulai membaik. Alat bantu medis di tubuh pria itu juga sudah berkurang.

Menghela napas berat, Gaia mulai memasuki ruangan yang lebih terlihat seperti hotel. Ada sepasang sofa warna hitam, kulkas, dan vas bunga imitasi. Aroma masih tetap sama, khas rumah sakit.

Gaia melangkah pelan, mendekati tubuh pria itu yang kian pucat meski kata dokter kondisi Daren sudah lumayan baik sejak 3 bulan  lamanya setelah insiden itu.

Alana masih dalam kondisi yang mengkhawatirkan, setelah kejang hebat ia langsung ditangani dokter dan beruntung dokter cepat mengatasinya dan akhirnya dapat diberi penawar meski kini tubuh wanita itu seperti mayat hidup. Yang membuat bingung Gaia adalah, ia tidak mengalami efek apapun. Sakit perut pun tidak, padahal mereka makan makanan yang sama. Pun dengan alat makan serta penyajiannya sama.

"D-daren, kamu apa kabar?"

Gaia memilin ujung jaket biru mudanya. Perlahan, gadis itu mulai menggenggam jemari milik Daren yang terasa dingin. Urat pria itu tercetak jelas, terlihat hijau kebiruan.

"Maaf, aku sekarang sekolah normal, nggak home schooling lagi ," adunya sembari memainkan jemari Daren yang kian putih, mengalahkan warna kulitnya.

"Daren kalau udah bangun boleh marah kok."

Gaia menarik kursi di sampingnya lalu duduk tepat di samping kekasihnya.

"Tapi aku nggak banyak interaksi sama cowok. Aku belajar rajin biar dapat nilai bagus. Aku agak kesel tau kalau ada yang banding-bandingin kita. Terus bilang aku nggak cocok sama kamu lah, aku terlalu bodoh lah. Padahal aku nggak bodoh ya? Cuma kamu aja yang kepintaran." Gadis itu tertawa kecil mendengar suaranya sendiri, terasa aneh lantaran tak pernah begini sebelumnya. 

"Aku tinggal di apartemen kamu. Maaf Daren aku nggak izin dulu soalnya rumahku nggak bisa dibuka. Kuncinya di bawa Papa. Aku juga belum ketemu Papa. Umm ... apa lagi ya?" Gaia berpikir sejenak, ia sesekali mencium punggung tangan kekasihnya.

"Daren aku kangen tau .... Walau pas  bangun kamu sering marah-marah, tapi please bangun. Aku nggak punya siapa-siapa lagi," katanya berharap Daren segera membuka mata dan mematahkan prediksi dokter yang mengatakan bahwa Daren akan koma selama 6 bulan paling cepat.

Gaia menerawang sejenak. Mengingat berapa tahun ia hidup, waktunya disedot oleh Daren seutuhnya. Mengikatnya kencang hingga tak bisa memberikan sedikit saja kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, membuatnya sulit mendapat teman baru. Daren merenggut kepribadiannya.

"Aku lagi capek banget tau hari ini. Tadi ada tugas kelompok mapel bahasa Jerman, aku sempat kesusahan buat bikin kelompok. Nggak ada yang mau sama aku, tapi akhirnya tetep dapat kelompok kok, tapi ya gitu ... anaknya yang beban beban hehe." Gaia bangkit dari kursi ia mengusap pelan surai Daren yang mulai memanjang.

"Aku mau pulang dulu. Eh aku udah cerita belum kalau aku bisa nyetir sendiri? Aku pakai mobilmu, maaf ya Daren aku lancang pakai fasilitasnya, tapi Om Skala udah izinin kok." Gadis itu lantas tersenyum tipis kala menatap wajah Daren yang tenang.

"I love you Daren," ujarnya sembari mengecup singkat pucuk hidung Daren yang lancip.

TBC

1194 kata

11 Januari 2024

Continue Reading

You'll Also Like

3.7K 155 8
[FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA, KARENA ADA PART YANG DI PRIVATE] Spin off : Geofrey _____ "Ayo nikah, gue tanggung jawab semuanya."...
8K 756 10
"Apapun akan aku lakukan, jika itu semua bersangkutan dengan mu. Walau nantinya kau meminta jantungku, akan aku berikan jika balasannya mendapatkan h...
829K 39.8K 40
Sequel (Possessive The Devil) Arabella Dellorya Afferd. Bagaimana hari-hari Ara yang meraasa pergerakannya dibatasi ole laki-laki bernama, Aldrick Ri...
93.4K 4.9K 45
Kisah (Desvia Rosselyn Putri) gadis desa yang baru saja pindah di Sekolah SMA ternama, bertemu dengan pria yang terbilang tampan dan sempurna, yang r...