Diabolus

By Dillaft

576K 86.5K 19.6K

(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus t... More

Prolog
One: I am Diabolus
Two: Blood
Three: History Of Diabolus
Four: Akennaton
Five: Right hand
Six: Why?
Seven: Good bye, Papa
Eight: The Real King
Nine: Blue Eyes
Ten: Seducer
Eleven: The Fake Princess
Twelfe: Defeat or Death?
Thirteen: Not a Slap, But a Hug
Fourteen: The New Lie
Fifteen: Raxil
Sixteen: The Dark Side Of Psycho
Seventeen: Become a Queen
Eighteen: Women and Weapon
Nineteen: Socialite Woman
Twenty: Angel Of Death
Twenty One: War Of the Underworld
Twenty Two: The King Of The North
Twenty Three: Mine
Twenty Four: Gossip
Twenty Five: An Aroggant Man
Twenty Six: Not Now
Twenty Seven: Crazy Suggestion
Twenty Eight: We Are Family
Twenty Nine: Someone Between You and Me
Thirty: Dangerous Man
Thirty One: Crazy Speculation
Thirty Two: An Enemy
Thirty Three: Great King Of The Past
Thirty Four: Love Is Weakness
Thirty Five: Wasted Women
Thirty Six: What Do You Know About Me?
Thirty Seven: Dark Version of Cinderella
Thirty Eight: Another Ruler
Thirty Nine: Life For Life
Forty: Dark and Light
Forty One: Innocent Creature
Forty Two: Mystery Of The South
Forty Three: Concubine Charade
Forty Four: Secret in the Hereditario Book
Forty Five: Cruel Past
Forty Seven: The Gladiator
Forty Eight: The Dark Side Of Sacrifice
Forty-Nine: Happines Becomes Disaster
Fifty: The Stupidest Creature on Earth
Fifty One: Despair
Fifty Two: Hope and Help

Forty Six: Akennaton Woman

4.6K 679 195
By Dillaft

Menjadi wanita dari pria Akennaton itu memiliki suka duka yang beragam. Sukanya, para bangsawan sekitar akan lebih segan dan pastinya nama menjadi lebih terkenal. Sedangkan dukanya, ialah selalu siap meladeni berahi binal mereka.

Duka ini telah dirasakan oleh Lady Casmira selama beberapa bulan terakhir. Celakanya, akibat hubungannya dengan Lord Victor yang kian menyebar di penjuru dunia alam bawah, tak ada lagi pria bangsawan lain yang berani menjadi selingkuhan Princess Clan Asten itu.

Lady Casmira geram, tetapi karisma Lord Victor memang tak bisa ditolak. Raja Clan Akennaton fraksi timur itu sangat seksi. Lady Casmira sering dibuat kewalahan di ranjang.

Sering kali Lady Casmira terbangun dengan tubuh telanjang bersama Lord Victor yang tertidur setelah menjajal tubuhnya. Pria sialan tak sopan! Namun, mengapa ia ketagihan?

"Kau terlihat semakin cantik, Lady Casmira. Sepertinya, Lord Victor berhasil membuatmu lebih bahagia."

Dan jangan lupa, siapapun yang menemui Lady Casmira, nama Lord Victor pasti selalu dibawa-bawa.

Lady Casmira memandangnya dengan pandangan datar. Setelah disikut oleh kakaknya, Lord Eduardo barulah ia tersenyum.

"Kau juga semakin cantik, Lady Grace. Mungkin pengaruh mengidam yang aneh. Kenapa harus mengidam lihat ikan? Kenapa bukan kaki ras kambing setengah babi saja?" jawab Lady Casmira dengan senyuman manis.

Lady Caitlyn terlihat menahan tawa di belakang.

Mimik wajah Lady Grace berubah. Meski begitu, ia tak mau kalah. Selir Clan Aneor yang pegaso-nya sedang mengandung itu balas berujar, "Nantipun kau akan merasakan mengidam yang aneh-aneh setelah hamil anak Lord Victor."

Lady Casmira sungguh membenci selir murahan ini. Salah satu pemicunya, ialah karena Lady Grace lebih memilih berpihak pada musuhnya, Lady Helena.

"Aku tak akan mau hamil jika gelarku masih seorang selir, Lady," kata Lady Casmira. Gadis itu membungkuk pada Lord Eduardo dan Lord Caesar kemudian meninggalkan para petinggi termasuk Lady Grace dengan wajah sebalnya.

Sore ini, Clan Asten kedatangan rombongan bangsawan Clan Aneor hanya karena Si selir pertama, mengidam ingin melihat ikan dibalik dinding transparan istana laut Clan Asten.

Lady Casmira memutar bola matanya. Ia baru tahu ras diabolus bisa mengidam saat pegaso mereka sedang mengandung. Bukankah ini terlalu drama?

"Dasar gadis kutilan jelek!" umpat Lady Casmira dengan suara kecil. Mengingat Lady Grace memang memiliki tahilalat yang cukup besar di atas bibir.

Lady Casmira menyapa beberapa tamu. Ia mencoba untuk bersikap ramah pada para diabolus elemen alam ini. Mereka terlihat menikmati suasana bawah laut Asten yang memang sungguh memanjakan mata. Makhluk laut berenang dengan indah mengelilingi dinding istana seolah memperlihatkan pertunjukan sebagai sambutan.

Lalu mata Lady Casmira jatuh pada seorang pria rupawan. Lord Joshua. Pria itu sangat tampan dengan lesung pipit yang menggoda. Lord Joshua merupakan kerabat jauh Lord Caesar. Jika Lord Caesar dan calon anaknya mati, maka besar kemungkinan pria itulah yang akan menduduki takhta Clan Aneor.

Lady Casmira dengan penuh percaya diri mendekatinya. Gadis itu sedang dalam mode berahi dan siap menggoda mangsanya.

"Selamat datang, Lord," sapanya dengan senyuman menggoda.

Lord Joshua membungkuk sopan kemudian mencium tangan Lady Casmira. "Suatu kehormatan bagiku bisa disambut langsung olehmu, Lady."

Lady Casmira tersenyum miring. "Maka suatu kehormatan besar juga bagiku jika kau bersedia menemaniku berbincang..."

Baru saja Lord Joshua ingin mengiyakan, tetapi terhenti ketika Lady Casmira melanjutkan, "sembari mengelilingi istana. Aku akan menunjukkan keindahan yang lebih dari ini."

Kalimat sederhana, tetapi ada maksud lain di dalamnya. Lady Casmira kelihatan terang-terangan kali ini. Ia ingin mencoba pria lain lagi.

Lord Joshua tentu paham. Lady Casmira memang menggoda, tetapi bermain di belakang bersamanya bisa-bisa dibayar dengan nyawa.

"Tawaran menarik, tapi aku tidak bisa, Lady. Berjaga-jaga jika Lord Caesar membutuhkanku," tolak halus Lord Joshua. Pria itu kemudian membungkuk lalu pergi.

Lady Casmira berdecak.

Mood-nya semakin rusak kala Lady Caitlyn datang.

"Biar kutebak, ini adalah ajakan tidur pertamamu yang ditolak mentah-mentah," kata Lady Caitlyn dengan senyuman miring.

Lady Casmira melirik dengan tatapan tajam.

"Kasihan sekali." Lady Caitlyn tertawa kecil.

"Setidaknya aku tidak menjadikan payudaraku sebagai tontonan gratis," singgung Lady Casmira. Oh, ini sungguh pedis.

Lady Caitlyn tak gentar. Gadis itu malah menurunkan sedikit gaunnya agar belahan payudaranya terlihat lebih jelas.

"Setidaknya aku tidak pernah ditolak."

"Itu karena kau murahan!"

"Jadi, mengajak pria tidur bersama itu tidak termasuk murahan?" Lady Caitlyn menyeringai.

Lady Casmira mendekat lalu dengan nada bengis ia berkata. "Jangan pikir kau bisa bicara akrab denganku hanya karena kau dekat dengan adikku, Lady Caitlyn. Sadar dirilah! Kau hanya diabolus kelas rendahan yang kebetulan menjadi selir."

Lady Caitlyn terdiam. Perkataan Lady Casmira kali ini cukup pedis di hatinya. Namun, gadis ini tetap bertahan dengan seringaiannya. Fakta bahwa dirinya berteman baik dengan Lady Bona sudah cukup membuatnya senang. Bahkan kakak gadis itu baru saja mengakuinya.

Lady Casmira menatapnya sinis kemudian segera angkat kaki dari aula.

Ada apa dengan Diabolus Aneor hari ini? Mereka sungguh menyebalkan. Lady Casmira buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Baru saja ia ingin istirahat, tetapi kehadiran Lord Victor membatalkan itu semua.

Lord Victor muncul entah darimana kemudian menciumnya. Tangan pria itu melingkar di pinggang Lady Casmira dan sesekali bergerak nakal menyentuh bagian sensitifnya.

Lalu saat ciuman mereka terlepas, Lord Victor keheranan, "Kenapa wajah wanitaku ini terlihat kesal?"

Lady Casmira mengelap bibirnya yang basah. "Para Aneor datang."

"Siapa lagi yang berulah? Haruskah Akennaton ikut turun tangan?" Lord Victor menyeringai. Pria ini memang selalu menjadi yang terdepan bila soal serang-menyerang.

Lady Casmira duduk di depan cermin sembari mengikat rambut. "Si jalang kutil hanya ingin melihat ikan."

Lord Victor tertawa. Raja Clan Akennaton fraksi timur itu memeluk Lady Casmira dari belakang. "Buka gaunmu, sayang. Aku akan menghiburmu," katanya lalu mengecup leher Casmira berulang kali.

Lady Casmira menghela napas. Ia membuka lemari kemudian memilih gaun baru yang akan ia kenakan. Gadis itu sedikit mendesah geli saat Lord Victor tak henti-hentinya meninggalkan kecupan manis di lehernya.

"Haruskah aku membuahi pegaso-mu agar rombongan Akennaton balas mendatangi Aneor hanya karena kau ingin melihat rumput, hm?"

Lady Casmira tersipu mendengarnya. Namun, mereka berdua tertawa. Ciuman panas mereka berlanjut. Lord Victor dengan kasar memojokkannya di lemari.

Lalu ciuman mereka berhenti akibat sesuatu dari dalam lemari terjatuh. Puluhan botol kecil berisi cairan hijau dan biru pekat berserakan di bawah kaki mereka.

Lord Victor lantas mengambil salah satunya. Raja Clan Akennaton itu menatap botol tersebut dengan seksama.

Awalnya, Lady Casmira pun sama bingungnya. Namun, setelah mengingat benda tersebut, panik mulai menyerangnya.

Wajah Lord Victor berubah serius. Pria itu memandang wajah Lady Casmira dalam-dalam.

Raja Clan Akennaton fraksi timur itu tentu tahu apa isi botol tersebut. Perlahan, curiga mulai berdatangan.

Curiga tentu hadir. Sebab ramuan tersebut hanya ada di satu tempat di dunia alam bawah, yakni wilayah rival abadi para Akennaton, Clan Dexter.

"Kenapa kau menyimpan ramuan raxil di kamarmu?" Tatapan Lord Victor terlihat dingin.

Tangan Lady Casmira gemetaran mendengarnya.

•••

Hening yang mematikan. Itulah kalimat yang tepat bila sedang berada di sekitar Milson Akennaton. Setidaknya, kesimpulan yang tak dapat diragukan lagi ini sudah dirasakan oleh Isaak dan Joanne setelah menjadi pelayan barunya selama beberapa bulan terakhir.

Isaak sedikit berdongak untuk melirik sang tuan. Raja Clan Akennaton fraksi barat itu terlihat duduk santai tanpa gerakan. Namun, entah mengapa Isaak gemetaran.

Raut dingin di wajahnya memancarkan amarah. Tentu saja. Zinki sudah sangat mengenal baik tuannya. Setiap kembali dari wilayah kelam tanah hitam, tak pernah sekalipun Lord Milson pulang dengan wajah senang.

Pria itu jelas terlihat ingin mengamuk. Namun, pada siapa? Tak mungkin ia lampiaskan pada semuanya. Sebab kakinya sudah melangkah sejauh ini. Semuanya adalah harta. Semuanya terlalu berharga. Maka yang harus dilakukan, ialah menciptakan siasat baru.

Jari Lord Milson bergerak pelan di atas meja.

"Lord Caesar menolak beraliansi, Lord." Joanne membungkuk. Pemimpin ras dragon rider itu meletakkan surat yang diantar oleh Tiquico, pelayan setia Lord Caesar tadi siang.

Lord Milson membuka surat tersebut kemudian membacanya.

Tawaran yang menarik, Lord Milson. Namun, Echidna terlalu berharga bagi Clan Aneor.

Akennaton telah memiliki banyak ras immortal yang lebih hebat daripada Echidna. Meski, aku yakin bahwa sebagian besarnya memilih di fraksi timur.

Jika ingin beraliansi dengan kami, bukankah keuntungan yang diterima oleh Clan Aneor harus lebih besar?

Caesar Aneor

Kemarahan Lord Milson terlihat semakin jelas. Matanya memerah dengan tanduk yang memanjang. Pria itu mengepalkan tangan. Lalu saat tangannya terbuka, surat itu telah berubah menjadi abu.

Isi surat tersebut jelas-jelas menghina dirinya. Membayangkan Lord Caesar sedang tertawa mengejek sembari menulis surat tersebut membuat Lord Milson semakin dirudung amarah.

"Sepertinya Caesar ingin bermain-main denganku," ujar Lord Milson sembari melonggarkan kerah bajunya.

"Haruskah kita menyerang mereka, Lord?" tanya Isaak. Pemimpin ras penyihir putih itu memasang ekspresi meyakinkan.

Lord Milson memandang istana hijau Clan Aneor dari kejauhan. Matanya nyalang bak menerawang pergerakan mangsa.

"Menyerang Aneor terlalu mudah. Aku ingin kekalahan mereka lebih pedih."

Zinki berdongak memandang sang tuan. Seringaiannya terlihat begitu mengerikan di kegelapan sang malam.

Setelah mendapat sedikit bocoran informasi dari Si gadis pemimpin ras bertelinga panjang, Zinki kini mengetahui rencana baru Lord Milson. Penguasa clan api itu membutuhkan ras yang memiliki pengaruh besar dari semua ras yang mendiami The Black Soil.

Ras yang telah ditaklukkan Lord Milson merupakan sedikit dari banyaknya ras immortal yang belum dijumpai di tanah hitam itu. Lord Milson ingin menguasai semuanya. Namun, tentu akan memakan waktu yang sangat lama.

Maka, yang menjadi satu-satunya jalan tengah ialah dengan menaklukkan echidna. Echidna merupakan raksasa berwujud setengah wanita cantik dan setengah ular dari pinggang ke bawah. Echidna dijuluki sebagai Ibu dari semua monster sebab konon dia melahirkan sebagian besar ras immortal di dunia alam bawah.

Bila echidna tunduk di bawah kakinya, Lord Milson akan memiliki pengaruh yang sangat besar di The Black Soil. Bukan tak mungkin lagi ia dapat menguasai semua ras immortal di tanah hitam. Kekuasaan yang dimiliki Milson Akennaton akan semakin besar dan tak terkalahkan jika rencana ini berhasil.

Diketahui bahwa saat ini echidna bertempat tinggal di gua raksasa yang masuk ke dalam wilayah kekuasaan Clan Aneor. Fakta tersebut mau tak mau menjadikan echidna berada di pihak clan elemen alam itu.

"Kenapa kita tidak mencari Typhon saja, Lord?" tanya Joanne.

Bila ada Ibu dari para monster, maka Bapak dari para monster tentu juga ada. Itulah Typhon. Namun, tak ada yang mengetahui keberadaan monster mengerikan yang tubuhnya melebihi tinggi dari gunung tertinggi di dunia alam bawah itu.

Dahi Lord Milson mengkerut tak suka. "Jangan bodoh. Mencari makhluk mitos hanya membuang-buang waktu."

Joanne menunduk lesu.

"Anda bisa meminta bantuan Lady Bona, Lord. Lady Bona berteman baik dengan Lady Caitlyn. Dia mungkin bisa membujuk Lord Caesar." Akhirnya Zinki buka suara setelah lama menyimak.

Ide Zinki terdengar yang paling menarik dari dua pelayannya. Lycan itu pantang menyerah untuk kembali mendapatkan kepercayaan sang tuan. Namun, mengambil hati Lord Milson memang tak semudah itu.

Wajah Lord Milson berubah dingin. Helaan napas kecil keluar dari hidungnya. Dia tak ingin melibatkan Lady Bona dalam rencana apapun. Selain Lady Bona tak akan menyetujui siasat jahat ini, Lord Milson juga tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Ratunya.

Lalu kening Lord Milson mengkerut. "Apa aku melewatkan sesuatu dari Bona, Zinki?"

Lord Milson menoleh menatap pelayannya. Manik matanya kembali menghitam. Amarah Milson lenyap begitu membahas sang Ratu.

"Apa saja yang Bona lakukan selama aku tidak di istana?"

Tadi malam saat Lord Milson pulang, Lady Bona tak henti-hentinya mengucapkan kalimat;

"Aku sangat merindukanmu, Milson."

"Aku sangat mencintaimu."

"Hanya ada kita berdua sekarang, aku akan selalu bersamamu."

Ratu Clan Akennaton itu memeluknya sangat erat sampai tertidur seolah mereka sudah lama tak berjumpa. Membuat Lord Milson tentu bertanya-tanya. Apakah Ratunya itu menginginkan perhiasan baru? Ataukah alat perias baru? Ataukah emas dan perak yang ia berikan tempo hari kurang banyak? Namun, Lady Bona tak membutuhkan apapun selain dirinya.

Hati Lord Milson tentu menghangat. Namun, tetap saja kepalanya keheranan.

"Hanya mengawasi ras immortal baru di clan kita, Lord. Lady Bona memberikan mereka pemukiman yang nyaman," jawab Zinki. Tak mungkinkan ia memberitahu bahwa sesekali Ratu Clan Akennaton itu diajari bertarung oleh para lycan?

"Belum lama ini, Lady Bona pulang bersama ras baru, Lord," tambah Zinki.

"Ras?"

"Ras gumiho tunduk pada Lady Bona setelah membebaskannya dari kutukan di The Black Soil."

Lord Milson terkejut. Apakah ia sudah terlalu jarang menghabiskan waktu bersama Lady Bona hingga hal sebesar itu sampai ia tak ketahui?

"Lalu di mana Bona sekarang?"

"Lady Bona berada di pemukiman lycan, Lord. Salah satu dari kami baru saja melakukan persalinan."

Lord Milson lantas bergegas ke sana bersama para pelayannya untuk menemui sang pendamping. Lagipula ia sudah tak pernah melihat kondisi para makhluk ras lain yang menjadi budak baru clan api.

Raja Clan Akennaton fraksi barat itu berjalan keluar dari istana. Auranya kuat sudah jelas mendominasi. Para pengawal dan pelayan membungkuk takut begitu melihat pria itu.

Lalu ketika mereka tiba di pemukiman ras manusia serigala, langkah Lord Milson terhenti.

Matanya terpaku pada satu titik, yakni gadis bergaun merah. Lady Bona terlihat berbincang ria bersama Gilbert dan Rebecca yang tengah menggendong buah hatinya.

Tak hanya ras lycan, tetapi semua ras yang tunduk di kaki Akennaton fraksi barat juga berada di sana.

Terakhir kali ketika Milson berkunjung ke sini, pemukiman mereka terasa begitu kelam dan mengerikan. Identik dengan pemukiman Clan Akennaton pada umumnya.

Namun, kini ciri khas tersebut bak lenyap tertelan bumi. Para tawanan tak lagi terantai. Tak ada lagi penyiksaan dibawah otoriter. Perudungan dibalik tingkat kasta pun terhempas.

Lady Bona menghadirkan tawa untuk mereka.

Bukan Lady Bona yang bergabung bersama mereka, melainkan merekalah yang bergabung bersama Lady Bona.

Semua pasang mata hanya tertuju pada Lady Bona. Bahkan setelah ia berdiri di sini dalam waktu beberapa menit, masih tak ada satupun yang menyadari kehadiran Lord Milson, padahal mahkota Raja jelas-jelas berada di atas kepalanya.

Lord Milson terdiam dalam waktu yang cukup lama. Harusnya ia senang Ratunya dapat diandalkan. Namun, mengapa pikirannya seolah goyah?

Yang ada dipikiran Lord Milson hanya satu. Ia seperti melihat Lady Bona berhasil menciptakan sekutunya sendiri.

•••

Koridor istana fraksi barat Clan Akennaton selalu meninggalkan kesan menyeramkan. Apalagi setelah malam tiba. Situasi mencekam malah semakin betah. Bahkan dengan sedikit bantuan penerangan api pun tak dapat menjadi pengusir.

Pernah Lady Bona memberi saran agar istana setidaknya dipasangi beberapa lampu, tetapi Lord Milson jelas menolak. Katanya, dia lebih suka sesuatu yang gelap dan suram. Sebab di sanalah aura kejahatan bersarang.

Lalu di sinilah Lady Bona berada, berjalan menembus sarang aura kejahatan dengan senyuman manis bersama dayang-dayang di belakangnya.

Gadis itu kemudian berhenti di depan pintu ruang pribadi sang Raja kemudian mengetuknya.

Wajah dingin Lord Milson langsung terlihat setelah pintu terbuka.

Para pelayan Lord Milson membungkuk rendah saat Lady Bona masuk ke dalam.

"Selamat malam," kata Lady Bona ramah.

Zinki, Isaak dan Joanne sekali lagi membungkuk lalu meninggalkan ruangan.

Ditinggal berdua menjadikan Lady Bona lebih leluasa. Gadis itu dengan agresif memeluk Rajanya dari belakang yang terlihat sibuk membaca.

Sementara Lord Milson terlihat belum melakukan pergerakan balasan. Matanya memang tertuju pada buku. Namun, pikirannya berada di tempat lain. Dan Lady Bona menyadari itu.

"Ada apa, Milson? Apa kau baik-baik saja?" Lady Bona berdiri di depan pria itu.

Tatapan dingin Lord Milson membuat Lady Bona semakin kebingungan.

Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin diajukan oleh Lord Milson kepada Ratunya. Termasuk kecurigaan ataukah kecemburuan yang sungguh tak mendasar ini.

"Kau sudah menemukan pelayan penyihirmu itu?" tanya Lord Milson lalu menutup bukunya.

Lady Bona melirik buku tersebut. Buku yang berjudul Sejarah-sejarah Kelam di Tanah Hitam.

"Sejak kapan kau peduli dengan pelayanku?" Lady Bona menaik-turunkan alisnya curiga.

Sudah Milson duga Ratunya akan menjawab seperti ini. Walaupun, memang benar ia tak pernah peduli. Sejak diberitahu bahwa saksi kematian Dominic Akennaton di masa lalu adalah ras penyihir hitam, Lord Milson langsung menaruh curiga pada Gelsy, pelayan Lady Bona yang menghilang beberapa bulan lalu.

"Haruskah aku membantu mencarinya?" Milson sama sekali tak gugup. Aura arogansinya malah lebih mendominasi ruangan.

Lady Bona kelihatan was-was. "Beritahu saja, Milson. Apa Gelsy ada hubungannya dengan buku ini?"

Lord Milson sontak memasukkan buku tersebut ke dalam laci.

"Apa ini soal kekuatan Dominic Akennaton lagi?" Bahu Ratu Clan Akennaton itu merosot lesu.

Haruskah ia kembali berhadapan dengan kenyataan baru mengenai Gelsy? Fakta yang diterima dari Lord Gavriel tempo hari sudah cukup membuatnya terguncang. Kini Bona harus mendengar fakta baru mengenai pelayannya itu, tetapi kini dari mulut pendampingnya sendiri.

Lady Bona sungguh lelah memikirkan semua ini. Gelsy terlalu banyak menyimpan rahasia. Siapa sebenarnya Gelsy?

Lord Milson memalingkan wajah. Lady Bona selalu peka soal ambisi terselubung dalam dirinya.

"Bisakah kau berhenti mencari tahu soal kekuatan itu dan hanya fokus pada clan kita saja?"

Lady Bona menghela napas saat Lord Milson tak mau menatapnya.

Ingin sekali rasanya Lady Bona membongkar perihal kekuatan dahsyat Dominic Akennaton yang ia ketahui sedikit selama berada di Clan Dexter.

Namun, dirinya akan terancam ditinggalkan bila Lord Milson mengetahuinya. Tentu Ratu Akennaton itu tak mau jika sampai hal tersebut terjadi. Lady Bona akan melakukan apapun untuk mencegah Lord Milson merebut kekuatan berbahaya itu.

"Lalu bagaimana dengan dirimu yang diam-diam memiliki sekutu baru di belakangku?" tanya Lord Milson. Akhirnya, pria ini mengeluarkan keresahan di kepalanya.

"Sekutu apa?" Lady Bona menatapnya tak percaya. Ia tahu maksud pertanyaan pria itu. "Kau mencurigaiku?" tanyanya dengan sedih.

Lord Milson memijit kepala. Ia tak tahu apa yang baru saja ia pikirkan. Benar. Mengapa ia mencurigai pendampingnya yang begitu ia cintai?

Lady Bona memutuskan untuk beranjak. Bila perbincangan ini dilanjutkan, kemungkinan mereka akan bertengkar. Sepertinya, Lord Milson butuh waktu untuk sendiri.

Namun, ketika ia ingin pergi, Raja Clan Akennaton itu menahan tangannya. "Maafkan aku."

Lord Milson berdiri kemudian menarik Lady Bona masuk dalam dekapan hangatnya.

"Mungkin aku telah kehilangan akal melihat mereka semua menyukaimu. Sementara aku tak disukai oleh siapapun. Seperti tak ada yang mengharapkan diriku."

Lady Bona sungguh sedih mendengarnya. Ia tahu betul perasaan Lord Milson. Selalu dikucilkan sejak kecil membuat rasa percaya dirinya terkoyak.

Lady Bona paham mengapa Lord Milson begitu berambisi menguasai dunia alam bawah. Itu karena dirinya butuh pengakuan. Melalui kekuatan dan kekuasaan, Lord Milson tak akan lagi dipandang sebelah mata hingga bisa keluar dari jeratan masa lalu yang penuh penderitaan.

Lady Bona melepas pelukan mereka kemudian menatap mata pria itu dalam-dalam. "Aku di sini untukmu, Milson. Sekutuku adalah sekutumu. Aku akan selalu berada di sampingmu."

Keresahan Lord Milson lenyap seketika. Pria itu mencium kening Ratunya begitu lama.

Kemudian pandangan Lord Milson beralih ke bawah saat Lady Bona mengusap dada hingga perutnya dengan pelan.

Lord Milson tentu menegang. Pria itu menggendong Lady Bona kemudian melumat bibirnya dengan pelan.

Jantung Lady Bona berdebar tak karuan kala kini dirinya telah berbaring di sofa. Lord Milson memberi banyak kecupan merah di lehernya hingga meninggalkan bekas.

Situasi mulai tak terkendali. Lady Bona bisa melihat mata Lord Milson mulai menggelap. Tangannya bergerak liar menjelajahi tubuhnya.

Lady Bona menelan salivanya susah payah saat Lord Milson membuka baju hingga memperlihatkan otot-otot di tubuhnya yang sungguh menggoda. Pipi Lady Bona memerah saat Raja Akennaton itu kembali menindih tubuhnya.

Lady Bona menahan tangan Lord Milson saat dia hendak membuka kancing gaunnya.

"Kenapa?" tanya Lord Milson. Suaranya terdengar lebih berat.

Dengan malu-malu Lady Bona berkata, "Kita lakukan di kamarku saja."

Tak butuh waktu yang lama, Lord Milson membawa dirinya berteleportasi hingga kini mereka telah berada di kamarnya, berbaring di atas ranjang berbalut kain merah darah.

Bersama gelapnya sang malam, Lord Milson melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Raja Clan Akennaton itu mengambil haknya pada sang Ratu agar hubungan mereka terjalin lebih sempurna.

Dan inilah salah satu upaya Lady Bona agar Lord Milson tak bisa merebut kekuatan Dominic Akennaton, yakni dengan mengandung anaknya.






•TBC•

Cie, pada bingung yaa mau naik kapal yang mana

Tim Gavriel pasti pada sedih si baca chapter ini :p

belom nyampe purnama ke dua kan updatenya

banyak yang request minta langsung terbit aja, tapi aku belum siap ngebut nulis guys:( takutnya nanti berantakan, apalagi klimaksnya belum nyampe

tapi pasti diabolus bakalan terbit kok, Insya Allah doain yaa

sampai jumpa di chapter selanjutnyaa

with love, dilla

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 88.1K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...
673K 40.5K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
878K 76.2K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
464K 30.6K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...