DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY...

By dakko-chan

18.9K 1.9K 159

Apa menu santapan yang paling kalian suka? Menu No. 1 Thirsty: Sadistic Lover Winter adalah succubus yang dit... More

SERI 1 - THIRSTY DE(VI)LICIOUS: SADISTIC LOVER
Part 1; Perkenalan
Part 2; Pertemuan
Bab 3; Pengusiran
Bab 4; Hasutan
Bab 5: Permisi, Nona Mesum
Bab 6; Permisi, Nona Mesum (2)
Bab 7; Permisi, Nona Mesum (3)
Part 8: Permisi, Nona Mesum (4)
Part 9: Perasaan Yang Mulai Menggila
Bab 10: Cari Saja Kakaknya
Bab 11: Kamu Pulang?
Bab 12: Kalian Harus Menikah!
Bab 13: Bertemu Papa Mertua
Bab 14: Menginap di Rumah Mertua
Bab 15: Fitting Gaun Pengantin
Bab 16: Fitting Gaun Pengantin (2)
Bab 17: Teman Masa Kecilmu
Bab 18: Hari Pernikahan
Bab 19: Kunjungan Teman
Bab 20: Kunjungan Teman (2)
Bab 21: Kunjungan Teman (3)
Bab 22: Kunjungan Teman (4)
Bab 23: Perseteruan Pertama
24. Pemburu Iblis
Bab 26: Kekalutan
Bab 27: Berbaikan
Bab 27.2: Masak Ramen (15+)
Bab 28: Hari Pertama Kerja
Bab 29: Perkelahian
Bab 30: 'Rumah'
Bab 31: Apa Yang dilakukan Anak itu?
Bab 32: Confession
Bab 33: Perasaan Jaemin
Bab 34: Perasaan Jaemin (2)
Bab 35: Perasaan Jaemin (3) - End S1
SERI 2 - DE(VI)LICIOUS ILLUSION: YOU'RE MY OWN, SISTER
36. Sang Monster

Bab 25: Kutukan Teman

201 29 1
By dakko-chan

"Winter! Winter!"

Winter kini tengah merasakan tepukan-tepukan ringan pada kedua pipinya, yang menyadarkannya dari bunga mimpinya. Pun perlahan Winter membuka matanya yang terasa berat.

Ialah pemandangan langit-langit restoran yang kabur menjadi penampakan yang pertama ia tangkap oleh indra penglihatannya. Tak lama, setelahnya Winter menemukan seorang laki-laki menerobos masuk ke dalam radar pandangnya.

Winter mengusap matanya beberapa kali, berusaha menyingkirkan pandangan berkunang yang menutup penglihatannya. Setelah kedua netranya berfungsi seperti sedia kala, Winter mendapati secara jelas Jake yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

Rasa lelah yang menerjang tubuhnya sama sekali tak Winter hiraukan, Winter memaksakan dirinya untuk bangkit dari posisi tidurnya meski beberapa kali bibir mungilnya itu merintih kesakitan.

"Jake, kenapa kamu ada di sini?" tanya Winter, matanya kemudian menatap area sekelilingnya. Tak ada yang aneh. Tubuhnya kini bahkan sudah terbalut oleh pakaian yang terakhir ia kenakan.

Sementara itu, Jake yang ditanya oleh Winter pun hanya bersedekap lantas menyandarkan tubuhnya pada meja dengan posisi tubuhnya yang mengarah ke arah Winter. Bibir laki-laki itu menyungging senyum tipis yang tampak mengejek pertanyaan yang diajukan oleh Winter.

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai bertemu pemburu iblis di sini, Winter? Kamu harus merasa beruntung karena kebetulan aku berada di sini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu terlalu lama berada di sini."

Perkataan Jake menyadarkan Winter. Ingatan Winter kembali berputar pada kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu. Terakhir ia bertemu dengan Jaehyun dan Jaehyun mengajaknya makan bersama, tapi tanpa sadar Jaehyun menjebak Winter hingga Winter kalah telak.

Mengingat Jaehyun, spontan Winter mengarahkan pandangannya mengitari sekitar, lalu ia menemukan Jaehyun yang pingsan tak jauh dari tempat Jake berdiri.

"Ah ..." Winter merasakan kepalanya sakit luar biasa. "Aku tidak tahu dia pemburu iblis."

Jake berdecak beberapa kali, menyayangkan kepolosan Winter. Sebenarnya ini juga bukan salah Winter apabila Winter tak bisa langsung mengenali seorang pemburu iblis. Wajar saja, Winter masih baru menginjakkan kakinya di dunia manusia.

"Dia pasti sudah mengikutimu sampai bisa menjebakmu di dunia paralel yang biasa digunakan para pemburu iblis untuk membasmi iblis, Winter." Jake berjalan ke arah Jaehyun, kemudian menaruh tangannya pada tengkuk Jaehyun.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Winter saat matanya menangkap cahaya merah darah dari tangan Jake kini mengalir ke tubuh Jaehyun.

Jake tak langsung menjawab pertanyaan Winter, ia fokus dengan kegiatannya sampai akhirnya ia mengangkat kembali tangannya setelah dirasa cukup.

"Bukan masalah," jawab Jake, memfokuskan kembali perhatiannya pada Winter. "Aku hanya memberikannya sedikit kutukan agar manusia ini tak bisa lagi menemukan dirimu."

Winter menganggukkan kepalanya beberapa kali. Winter tahu sebagai succubus, selain dapat membuat ikatan kontrak, seorang iblis jenis mereka juga bisa memberikan kutukan kepada para manusia apabila diperlukan.

"Winter, sedari tadi aku bertanya-tanya. Kenapa kamu sendirian dan berakhir bersama pemburu iblis itu di sini? Sebenarnya apa yang terjadi dengan manusiamu? Apa dia sudah tidak memedulikanmu lagi? Apa kalian sudah berpisah?"

Mendengar pertanyaan beruntun yang datang dari Jake, Winter sedikit merasa kebingungan. Pada akhirnya Winter memutuskan untuk menutup mulutnya. Tak ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dengan Jaemin sampai ia kini berakhir ditemukan Jake tengah bersama Jaehyun.

Sementara itu, Jake yang mengenal betul sifat Winter pun tak ingin membiarkan Winter lolos dari interogasinya.

"Jangan bilang sekarang kamu ingin membuat kontrak dengan pemburu iblis itu ...?"

Mendengar tudingan yang dilemparkan Jake kepadanya, Winter buru-buru menyanggah, "TIDAK!"

Jake pun menatap Winter dengan pandangan penuh selidik, membuat Winter sedikit gugup. Asal kalian tahu, Winter bukanlah seorang pembohong yang baik. Orang yang dekat dengannya akan langsung tahu ia berbohong atau tidak saat melihat matanya.

"T-tentu saja aku tidak berbohong, Jake. Aku tidak ingin membuat kontrak dengan pemburu iblis itu. Aku masih setia dengan Jaemin asal kamu tahu."

Mendengar hal itu, Jake tidak goyah, ia masih memandang Winter dengan tatapan penuh selidik, membuat Winter risih karenanya.

"Berhenti menatapku seperti itu. Aku serius dengan perkataanku," protes Winter, kemudian ia mendumel dengan suara lirih, "... memangnya aku itu seperti dirimu."

"Apa?" Jake memajukan kepalanya, meminta Winter mengulangi kalimat terakhirnya.

"Sudahlah, kamu tidak perlu tahu tentang masalah kami. Kamu tidak akan mengerti."

Jake mengangkat bahunya, "Aku tentu tidak akan mengerti kalau aku sendiri tidak tahu duduk permasalahannya."

Winter mendesis, mendengar balasan Jake. "Baiklah, baiklah. Aku benci dengan Jaemin saat ini. Kamu tahu, hari ini aku baru tahu bahwa dia impoten."

"Dia impoten?"

"Tentu saja tidak."

Jake mendesis, menahan sumpah serapah yang sudah berkumpul di ujung lidahnya saat mendengar jawaban Winter yang tampak membingungkan. "Itu bagus kalau dia tidak impoten. Jadi, apa masalahnya kalau begitu?"

"Teman laki-lakinya. Jeno."

"Kenapa dengan temannya?"

"Dia menyukai Jaemin."

Mendengar perkataan Winter, Jake sontak tertawa. "Jadi kamu punya saingan?"

"Berhenti tertawa!"

"Hahaha, baiklah, baiklah," Jake berusaha meredam tawanya, "Lalu, apa hubungannya Jeno-Jeno itu dengan masalah manusiamu yang impoten?"

"Jeno yang memberitahu tentang hal itu kepadaku." Winter membalas dengan bibir cemberut, matanya kemudian menatap ke arah Jake, "Jangan coba-coba tertawa."

"Baiklah, baiklah." Jake berusaha menahan tawanya yang siap menyembur, "Kamu sudah bertanya pada manusiamu?"

Winter mengangguk.

"Lalu, bagaimana reaksi manusiamu?"

"Jaemin tidak mengatakan apa-apa tentang masalah itu."

"Kalau begitu, coba temui manusiamu sekali lagi."

"Bagaimana kalau dia tetap diam?"

"Mungkin manusiamu menyukai Jeno-Jeno itu."

"HEI!" Winter tak terima dengan pendapat yang diberikan Jake.

"Baiklah, maafkan aku. Sekarang ayok kita pulang." Jake mengulurkan tangannya. "Aku akan mengantarmu kepada manusiamu."

Winter tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menerima uluran tangan Jake. Meski Jake sering bermain-main dengannya, sebenarnya Winter merasa beruntung karena Jake menemukannya saat ini dan membantunya.

"Baiklah. Terima kasih, Jake."

"Tidak masalah, Winter. Itu bukan apa-apa bagiku."

***

"Nah kita sampai," Jake menepikan mobilnya tepat di depan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, bangunan itu adalah apartemen yang dihuni oleh Jaemin dan juga tempat yang diarahkan Winter kepada Jake sebagai destinasinya.

"Terima kasih, Jake." Sekali lagi Winter berterima kasih pada Jake.

"Jujur, kamu tidak harus selalu mengucapkan terima kasih kepadaku setiap aku membantumu, Winter. Hal-hal seperti ini bukanlah apa-apa bagiku, kita ini temanku, bukan?" ujar Jake santai, "Tetapi, kalau kamu masih merasa sungkan kepadaku, sebagai gantinya, bagaimana kalau kamu melakukan kontrak denganku?"

"Dalam mimpimu, Jake."

Jake tertawa kecil saat melihat reaksi Winter. Winter, temannya itu, selalu sama. Tak berubah sama sekali.

"Sekarang keluarlah."

Winter menatap Jake dari sudut matanya, "Kamu mengusirku?"

"Tentu saja tidak kalau kamu mau---"

"Baiklah, baiklah," potong Winter sebelum Jake menyelesaikan perkataannya. Sebab, Winter tahu apa yang ingin dikatakan laki-laki itu. Pasti ingin menawarkan kontrak dengannya lagi.

Dengan cepat Winter turun dari mobil, dirinya tak ingin berlama-lama bersama Jake.

Setelah Winter turun dari mobil, Jake lantas menurunkan kaca mobilnya, tersenyum ke arah Winter dan berujar, "Semangat, Winter."

Winter mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Jake. Semangat? Semangat untuk apa?

Belum sempat Winter menanyakan maksud perkataan Jake, Jake sudah lebih dulu menjalankan kendaraannya dan meninggalkan Winter seorang diri.

Sepeninggalan Jake, Winter dapat merasakan jantungnya berdegup kencang kala melihat bangunan di depannya. Bagaimana reaksi Jaemin ya saat melihat Winter kembali pulang ke apartemennya?

Continue Reading

You'll Also Like

310K 10K 50
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...
299 50 1
౨ৎ・゚ ft. 02line SMA Genoville dikejutkan dengan berita menghilangnya seorang siswa secara misterius. Tidak ada yang tahu persis bagaimana kejadian se...
949K 41.4K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
197K 30.5K 55
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...