DE(VI)LICIOUS SERIES [WHITORY...

By dakko-chan

18.9K 1.9K 159

Apa menu santapan yang paling kalian suka? Menu No. 1 Thirsty: Sadistic Lover Winter adalah succubus yang dit... More

SERI 1 - THIRSTY DE(VI)LICIOUS: SADISTIC LOVER
Part 1; Perkenalan
Part 2; Pertemuan
Bab 3; Pengusiran
Bab 4; Hasutan
Bab 5: Permisi, Nona Mesum
Bab 6; Permisi, Nona Mesum (2)
Bab 7; Permisi, Nona Mesum (3)
Part 8: Permisi, Nona Mesum (4)
Part 9: Perasaan Yang Mulai Menggila
Bab 10: Cari Saja Kakaknya
Bab 11: Kamu Pulang?
Bab 12: Kalian Harus Menikah!
Bab 13: Bertemu Papa Mertua
Bab 15: Fitting Gaun Pengantin
Bab 16: Fitting Gaun Pengantin (2)
Bab 17: Teman Masa Kecilmu
Bab 18: Hari Pernikahan
Bab 19: Kunjungan Teman
Bab 20: Kunjungan Teman (2)
Bab 21: Kunjungan Teman (3)
Bab 22: Kunjungan Teman (4)
Bab 23: Perseteruan Pertama
24. Pemburu Iblis
Bab 25: Kutukan Teman
Bab 26: Kekalutan
Bab 27: Berbaikan
Bab 27.2: Masak Ramen (15+)
Bab 28: Hari Pertama Kerja
Bab 29: Perkelahian
Bab 30: 'Rumah'
Bab 31: Apa Yang dilakukan Anak itu?
Bab 32: Confession
Bab 33: Perasaan Jaemin
Bab 34: Perasaan Jaemin (2)
Bab 35: Perasaan Jaemin (3) - End S1
SERI 2 - DE(VI)LICIOUS ILLUSION: YOU'RE MY OWN, SISTER
36. Sang Monster

Bab 14: Menginap di Rumah Mertua

353 50 4
By dakko-chan

Kegiatan makan malam itu berjalan khidmat. Ayah Jaemin selaku Kepala Keluarga duduk di bangku utama, dengan ditemani Ibu Jaemin di sisi kirinya beserta Jisung, sementara Jaemin di sisi kanan Tuan Na bersebelahan dengan Winter.

Meski kondisi orang-orang di ruang makan terlihat begitu menikmati santapan mereka, nyatanya Winter hanya berusaha terlihat menikmati makan malam yang disajikan untuknya. Makanan manusia memang bukan santapannya untuk menuntaskan rasa lapar, tetapi bukan berarti Winter tidak bisa memakannya.

Sementara itu, di lain sisi Ayah Jaemin, Tuan Na, meraih serbet makannya dan mengusap sudut bibirnya. Tuan Na kemudian menatap Jaemin usai menyudahi acara santap makan malamnya.

"Jadi, apa kamu sudah menyiapkan pesta pernikahan kalian Minggu depan, Jaemin?" tanya Tuan Na dengan nada serius.

Jaemin yang baru saja ingin menjawab pertanyaan ayahnya kalah cepat oleh sang ibu.

"Papa tenang aja, Mama udah ngehubungin WO. Pokoknya udah lengkap, makanan, gedung, undangan. Semua tinggal terima beres."

Tuan Na melirik ke arah istrinya. "Mama memang bisa diandalkan."

Ibu Jaemin terkikik mendengar pujian suaminya. Tuan Na memang dikenal sebagai sosok yang kaku dan dingin, tetapi pujian yang dilontarkannya bukanlah omong kosong belaka, itu benar-benar kenyataan, meski terucap dengan nada datar.

"Tapi, Ma, seminggu untuk persiapan pernikahan bukannya terlalu cepat? Bagaimana dengan Winter dan keluarganya?"

"Oh iya," Ibu Jaemin menoleh ke arah Winter, "Winter, apakah lusa kita bisa ke rumahmu untuk berbincang dengan kedua orang tuamu mengenai pernikahan kalian, Sayang?"

Winter hampir tersedak saat mendengar pertanyaan yang diajukan Ibu Jaemin.

Orang tua? Dimana ia akan mendapatkannya?

Sejauh ini Winter hanya tahu bahwa dia terlahir dan dibesarkan oleh Karina. Tak ada figur orang tua bagi Iblis.

"A-aku tidak memiliki ... orang tua, Ma."

Mendengar penuturan Winter, sontak Nyonya Na menatap Winter dengan pandangan penuh simpati.

"Ya ampun, pasti berat sekali untukmu, Winter ..." Ibu Jaemin berkata, "Tidak apa-apa, sekarang Papa dan Mama adalah orang tuamu. Mulai saat ini kita adalah keluarga, jadi jangan sungkan, okay?"

Winter mengangguk, meski dia tidak terlalu mengerti.

"Mah ..." Jaemin merengek.

"Diam, Na Jaemin."

Mendengar titah sang ibu, Jaemin menutup mulutnya kembali.

"Winter, Jaemin, kalian nginep di sini saja ya malam ini sekalian besok fitting baju pengantin," ujar Ibu Jaemin.

"Mah, emang enggak kasian Winter disuruh nginep di sini? Winter enggak bawa baju lho, Ma."

"Tenang aja soal itu. Mama tentu aja udah menyiapkan segalanya. Mulai dari baju, peralatan makeup, dan juga sepatu. Winter tinggal terima aja semuanya."

Jaemin nyaris menepuk dahinya saat mendengar perkataan ibunya. Nyonya Keluarga Na itu sama sekali tak menerima satupun bantahan atau alasan dari Jaemin.

"Sudah, Jaemin. Dengarkan saja ibumu. Memangnya kamu tidak khawatir membawa Winter malam-malam begini," Ayah Jaemin menengahi percakapan Jaemin dan istrinya, membuat Jaemin mau-tidak mau menerima permintaan sang ibu.

Usai makan malam, Jaemin mengantar Winter ke kamar yang tepat berada di sebelah kamarnya.

Setelah mereka sampai di depan pintu kamar Winter, Jaemin menggaruk tengkuknya.

"Winter, jangan merasa terbebani, ya. Mama emang gitu, nanti gua cari cara untuk ngomong ke beliau."

"Aku sama sekali enggak merasa terbebani kok, Jaemin. Aku emang mau menikah sama kamu."

Seketika wajah Jaemin terasa panas saat mendengar pengakuan Winter. Tapi, Jaemin merasa aneh sendiri karena Winter mengatakan kata-kata itu dengan ekspresi datar.

"Ng-ngomong apa ..." Jaemin mendorong Winter masuk ke kamar.

"Jaemin ... nanti setelah kita menikah, kita bisa seks sepuasnya."

"WINTER!" Jaemin yang malu setelah mendengar perkataan Winter segera menutup pintu kamar Winter.

Suara gaduh yang dibuat Jaemin itu menarik perhatian ibu Jaemin. Ibu Jaemin terlihat terburu-buru menghampiri anak semata wayangnya itu.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok mukanya merah begitu?"

Mendengar pertanyaan ibunya, Jaemin segera menutupi wajahnya.

Melihat gelagat Jaemin, Ibu Jaemin tak kuasa menahan senyumnya. Dengan jahil, ibu Jaemin berujar, "Jangan bilang kamu ..."

Tak membutuhkan waktu lama bagi Ibu Jaemin untuk memasang ekspresi serius, meski berusaha menahan senyumannya. "Mama enggak terima DP cucu ya, Jaemin."

"Mamah!!"

Kini rasa panas di wajah Jaemin menjalar hingga pucuk kepala, membuat Jaemin merasa gerah sendiri. Digoda Winter, digoda ibunya, membuat Jaemin tak dapat menyelamatkan dirinya dari rasa malu.

Benar-benar deh wanita di hidupnya aneh semua.

***

Pukul 07.00,
Kediaman Keluarga Na.

Jaemin turun dari lantai atas untuk bergabung bersama keluarganya menyantap sarapan. Ditemuinya ayah dan ibunya sudah duduk di kursi makan. Tak ada Jisung pagi itu karena anak laki-laki itu sudah berangkat sekolah.

Jaemin mengambil tempat duduk di sebelah kanan ayahnya.

Santapan pagi itu ada beberapa helai roti dan varian selai beserta telur mata sapi di atas meja. Jaemin meraih segelas susu vanila hangat yang tersedia di tengah meja dan meneguknya.

"Setelah menikah, segeralah bergabung di perusahaan, Jaemin."

Jaemin hampir menyemburkan susu yang baru diteguknya kala mendengar suara ayahnya yang mengudara. Buru-buru Jaemin menaruh gelasnya dan menatap ayahnya yang sibuk membaca koran.

"Perusahaan, Pa? Tapi Jaemin belum siap, Pa. Jaemin baru aja lulus."

Ayah Jaemin menaruh korannya, "Baru lulus? Maksudmu baru lulus dua tahun yang lalu? Sampai kapan kamu ingin bermain-main dengan teman-temanmu itu, Jaemin? Kamu tidak lihat di luar sana banyak orang yang ingin bekerja."

"Tapi, Pa ..."

"Tidak ada tapi-tapian, Na Jaemin. Pokoknya kalo Papa bilang kamu harus bergabung di perusahaan, kamu harus melakukannya! Mau kamu hidupi pakai apa istrimu itu nanti? Kamu harus bertanggung jawab sendiri atas kehidupan kalian, Jaemin! Setelah kalian menikah, Papa tidak mau membantu kalian! Papa mau kamu hidupi istrimu dengan keringatmu sendiri!"

Jaemin menoleh ke arah ibunya, meminta bantuan, tapi sang ibu menggapai tangan Jaemin, "Dengarin kata Papa ya, Jaemin. Papa cuma mau yang terbaik untukmu. Sekarang saatnya kamu hidup mandiri, ya, Sayang."

Jaemin menghela napasnya saat mendengar perkataan ibunya. Tidak ada pilihan lain selain menerima keputusan ayahnya.

"Oke, Pah. Jaemin akan bergabung di perusahaan."

"Bagus. Papa kasih waktu seminggu untuk kamu menikmati waktu honeymoon-mu, setelah itu bekerja lah."

"I-iya, Pah."

Tak lama, Winter menyusul. Gadis itu bergabung dengan ibu dan ayah Jaemin.

"Pagi, Pah, Mah ..."

Setelah kedatangan Winter, suasana mencekam di meja makan menjadi lebih cair.

"Pagi, Winter ..." balas ibu Jaemin.

Ayah Jaemin berdeham, "Duduklah, Winter."

"Baik, Pah." Winter kemudian duduk di sebelah Jaemin.

Melihat Jaemin sedikit tertunduk, Winter menyikut Jaemin, membuat Jaemin menoleh ke arahnya.

Tanpa suara, Winter bertanya, 'Kenapa?'

Saat melihat wajah Winter, ingatan tadi malam terbesit dalam benak Jaemin, membuat wajah Jaemin memerah kembali, bahkan daun telinganya ikut memerah juga.

Jaemin membuang mukanya saat merasa debaran jantungnya yang menggila.

Ini gila.
Kenapa saat ini mata bulat Winter terlihat begitu cantik baginya?

Continue Reading

You'll Also Like

154K 6.5K 20
Revisi√ Sebuah kisah dua adam yang disatukan dan dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dan di nikahan secara paksa(?) Mereka kira setelah menikah set...
4.3K 927 23
[featuring chenle ft. renjun] Lareina Ovrin merupakan putri satu-satunya Keluarga Ovrin yang harus melakukan pernikahan politik dengan pewaris tungga...
38.3K 1.8K 53
JANGAN DIBACA!! Cerita ini penuh dengan sickmale dan para jajaran perempuan gila yang terobsesi untuk memiliki seorang Rafel Indrayan Nasution. First...
whisper By ㅤㅤ

Fanfiction

2.3K 438 31
[ ft. 박성훈 ; end ] and you say ❝as long as i'm here, no one can hurt you.❞ © 2O22