El Rey Masked

By JaeWonho1709

97.7K 13.5K 486

[HIATUS] Taeyong Tigve, Pangeran yang berasal dari rahim seorang pelayan harus menggantikan sang adik yang di... More

Prolog
Cast + Description
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18 + Maps ERM
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31

Chapter 22

2.5K 371 11
By JaeWonho1709

Hari pertama Taeyong menjadi Permaisuri diisi dengan memilih beberapa pelayan pribadi dan sekretaris. Ada beberapa Keluarga yang merekomendasikan anak mereka namun Taeyong tidak menemukan hal yang menarik di surat rekomendasi itu. Kebanyakan dari mereka bahkan tidak lulus Akademi Bangsawan ataupun Homeschooling. Akhirnya Baekhyun memberi saran untuk meminta Putri Keluarga Arela yang sudah terkenal dengan berbagai prestasi yang dimilikinya, terutama dalam bidang bisnis.

"Salam pada Ibu Negeri ini, saya Putri Marquess Arela, Sooyoung Zala Arela."

"Tidak perlu seformal itu, Lady. Panggil saja saya senyaman mungkin, dan saya paling tidak suka jika dipanggil Tuan! Cukup Taeyong atau Yongie juga tidak buruk."

Sooyoung tersenyum dan menunduk, "Tentu, Yongie."

"Kalau begitu apa tugas pertama kita hari ini?"

Sooyoung mulai meletakkan beberapa dokumen yang dibawanya tadi di meja, "Ini adalah berkas yang harus segera kita selesaikan."

Taeyong mengambil berkas itu dan membacanya secara perlahan, "Ini, bukankah harusnya harus di serahkan pada Jaehyun dulu?"

"Iya benar, namun Tuan Chanyeol mengatakan kalau ini harus Anda yang mengerjakan, ia ingin melihat bagaimana tindakan yang akan Anda ambil."

"Sepertinya Ayah ingin bermain-main denganku." Taeyong bergumam.

"Sooyoung, bukankah Keluarga kalian cukup aktif dalam bidang bisnis?"

"Tidak terlalu, namun kami memiliki beberapa toko senjata."

Taeyong tersenyum kecil lalu memanggil Kun, "Ambil 4 kantong emas di simpanan pribadiku." Taeyong berbisik pada Kun.

"Kau yakin, sebanyak itu?" Tanya Kun.

"Aku sangat yakin, dan jangan buat laporan apapun pada Jaehyun ataupun Ayah dan Papa."

"Baiklah sebentar." Taeyong mengangguk dan membiarkan Kun mengambil barang yang dia minta. Dan saat kembali Kun membawa 5 kantung berisi emas dan menyerahkannya pada Taeyong.

"Sooyoung, gunakan semua uang ini untuk membeli gula yang dijual oleh Keluarga Exqua." Ujar Taeyong sembari menyodorkan 5 kantong tersebut di depan Sooyoung.

"Anda tidak bercandakan? Gula saat ini tengah langka dan juga mahal!"

"Karena itu aku ingin kau membeli semua gula yang mereka punya, beli semua gula itu dan kita jual kembali saat mereka sudah mulai panik dengan harga normal. Dan pastikan seluruh transaksi ini menggunakan nama Keluarga kalian, karena jika menggunakan nama Kerajaan pasti mereka akan membuat kerusuhan disini."

"Lalu bagaimana jika Keluarga kami di serang oleh mereka?"

Taeyong tersenyum kecil, "Tenang saja, aku yakin bangsawan lainnya akan berpihak pada kalian. Gula adalah barang yang cukup mewah, karena mereka sangat membutuhkannya dalam makanan mereka daripada segenggam gandum. Sangat berbanding jauh dengan rakyat yang lebih memilih gandum daripada setumpuk gula."

"Baiklah, akan saya lakukan."

Taeyong mengangguk, "Dan pastikan kau menjualnya saat mereka semakin menaikkan harga dan stok yang menipis."

...

Kai menghempaskan dirinya ke kasur usai berhari-hari mengikuti Tiffany yang entah pergi kemana. Mulai dari kepulangannya dari Nedmarz, tingkah lakunya sudah sangat mencurigakan. Ditambah Siwon yang juga menghilang secara mendadak.

"Oh, kau sudah kembali? Apa yang kau temukan?" Tanya Lay saat memasuki kamar miliknya, lebih tepatnya ini kamar yang berada di markas mereka.

"Tidak ada, semua sia-sia. Aku tidak bisa masuk di sebuah wilayah, seperti ada pelindung yang tidak terlihat. Tapi aku yakin di wilayah itu pasti ada Ayah."

"Darimana kau bisa yakin disana sedangkan kau tidak berada disana."

Kai mendudukkan tubuhnya, "Kau bodoh? Aku bisa merasakan Mana miliknya. Sialan! Gara-gara wanita ini aku tidak bisa menghadiri pernikahan Taeyong!" Kai mengusak kasar rambutnya.

"Aku tahu dia pasti mengerti situasimu, kau juga sudah mengirim ia suratkan?"

"Tentu saja sudah, aku tidak ingin mengecewakannya lebih dalam. Oh, aku menemukan Pin Keluarga ini." Kai merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah Pin berlambang elang dengan dua ular di masing kanan dan kiri.

"Pin ini terjatuh dari kantung yang dibawa Tiffany." Lanjutnya sambil memberikan pin tersebut.

"Ini..." Lay mengamatinya perlahan, Pin ini terlihat cukup tua dan seperti sudah tersimpan lama, bisa dilihat dari banyaknya debu di sela-sela Pin.

"Ini Pin milik Keluarga Einfer, tapi mereka sudah lama tidak menggunakan Pin ini. Bagaimana bisa Tiffany mendapatkan Pin ini!"

"Aku tidak tahu dari mana dia mendapatkannya, tapi dia membawa ini dengan sangat terburu-buru bersama sebuah kantong yang memiliki Mana sangat besar. Lay perintahkan Sehun untuk memantau daerah itu, aku yakin ada sesuatu yang mereka sembunyikan disana."

Lay mengangguk dan memberikan kembali Pin itu, "Baiklah, akan aku sampaikan. Dan aku sarankan kau segera memberitahu Pin ini pada Jaehyun, aku bisa merasakan sesuatu yang berbahaya sebentar lagi terjadi."

...

Pernikahan Jaehyun dan Taeyong sudah memasuki minggu ke-3, dan satu hal yang sangat membuat Taeyong kesal. Istana mereka yang berletak sangat jauh, dari Istana Kaisar menuju Istana Permaisuri saja membutuhkan waktu 7 menit untuk berjalan. Dan itu cukup merepotkan baginya, apalagi saat dia harus melakukan pelayanan malam untuk Jaehyun, ataupun ingin melaporkan sesuatu yang penting pada Jaehyun. Akhirnya setelah 100 tahun Kerajaan Nedmarz berdiri, dilakukan penyatuan Istana Kaisar dan Permaisuri yang tentu saja mendapat protes dari para Tetua. Namun Jaehyun tetaplah seorang Suami yang lebih mementingkan Suami mungilnya daripada Tetua kolot itu, karena Jaehyun juga menyetujui usulan Taeyong tentang penyatuan, karena setelahnya dia pasti tidur satu kamar dengan Taeyong.

Seperti di pagi hari yang hangat ini, pemandangan bangun tidurnya sangat indah. Melihat Taeyong yang sedang tertidur adalah hobi terbarunya belakangan ini, karena saat tidur Taeyong terlihat seperti bayi kucing. Jaehyun menyentuh permukaan wajah Taeyong secara lembut takut membuat pria mungilnya terbangun.

"Kau sangat indah, sangat indah hingga membuat merasa tidak pantas berada di sampingmu." Jaehyun bergumam sambil mengelus pipi yang terlihat membesar semakin lama.

Jaehyun menghentikan gerakan tangannya saat perutnya kembali nyeri seperti sedang diputar. Jaehyun segera bangun dari tidurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Taeyong yang mendengar erangan Jaehyun bangun dari tidurnya menyusul sang suami menuju kamar mandi.

"Masih mual lagi?" Tanya Taeyong sambil memijat tengkuk Jaehyun. Taeyong bertanya karena ini hari kelima Jaehyun terus mual di pagi hari, bahkan pria itu juga tidak bisa memakan olahan daging karena harum makanannya yang membuatnya mual.

"Aku panggilkan Doyoung ya?"

"Tidak perlu, aku sudah tidak mual lagi." Jawab Jaehyun dan membersihkan pinggiran mulutnya.

"Tapi ini sudah hari kelima Jaehyun!"

Jaehyun tersenyum kecil lalu menarik tangan Taeyong untuk membawanya keluar kamar, "Aku tidak apa-apa, mualnya juga sudah hilang." Ujarnya lalu memeluk Taeyong.

"Tapi aku khawatir denganmu, mual-mualmu sudah hari kelima terjadi terus-menerus. Belum lagi kau yang selalu pulang larut malam, aku panggilkan Doyoung ya?"

"Sungguh aku baik, Kitty." Jaehyun mengecup bibir Taeyong yang mengerucut.

"Baiklah, tapi kalau besok kau masih mual aku akan memanggil Doyoung tanpa seizinmu!"

"Iya sayang."

"Jaehyunie...tiba-tiba aku menginginkan es krim." Gumam Taeyong.

"Sepagi ini? Setelah sarapan ya?" Taeyong menggeleng dengan cepat. "Yongie ingin sebelum sarapan! Ayolah Jaehyun! Semalam nanas panggang tidak Jaehyunie bolehkan, sekarang es krim juga tidak boleh?" Taeyong berujar dengan matanya yang berkaca-kaca.

Jaehyun menghela nafasnya, permintaan Taeyong beberapa hari ini sungguh membuatnya harus lebih sabar. Dari mulai meminta makanan aneh, menyuruhnya memakai pakaian Kesatria, meminta para pelayan minum teh bersama, dan yang paling buruk ia ingin tidur bersama Taeil. Tentu saja ditolak oleh Taeil, karena dia masih ingin berumur panjang untuk menikahi Doyoung.

"Tapi ini masih terlalu pagi sayang, setelah sarapan akan aku berikan."

"Jaehyun menyebalkan! Jangan dekati aku lagi!" Taeyong mendengus lalu pergi meninggalkan Jaehyun yang tengah stress.

Sampai sarapan selesai Taeyong masih tetap mendiaminya, bahkan menoleh padanya juga tidak mau. Es krim yang diberikan juga tidak disentuh olehnya. "Sayang bukankah tadi kau menginginkan es krim? Kenapa tidak dimakan?" Tanya Jaehyun lembut tidak ingin membuat kucingnya semakin sensitif dengannya.

"Tidak ingin lagi, kau habiskan saja." Ujar Taeyong lalu kembali pergi meninggalkan Jaehyun.

Taeyong berjalan sambil menghentak menuju kamarnya, di depan kamarnya dia melihat seorang pria yang sangat tidak asing. "Papa? PAPA!!" Taeyong berteriak lalu berlari ke pelukan Baekhyun yang sudah menunggunya.

"Astaga anak manis Papa. Papa sangat merindukanmu! Lihat pipi gemas ini, kenapa semakin membesar ya?" Baekhyun mengunyel-unyel pipi Taeyong.

"Yongie juga sangat merindukan Papa, kenapa kalian lama sekali perginya?" Bibir Taeyong mengerucut.

"Maafkan Papa sayang, pekerjaan Ayahmu sangat banyak jadi waktu yang digunakan juga jauh lebih banyak."

"Taeyong, maafkan aku. Aku-Baekhyun?"

"Jae? Kenapa kalian berjauhan seperti ini? Sedang ada masalah?"

"Tidak!" Ketus Taeyong.

"Kau tidak bisa membohongi Papa, Yongie. Katakan apa terjadi pada kalian?"

"Jaehyunie tidak menyayangi Yongie lagi!"

"Ya? Aku sangat menyayangimu, Sayang." Ujar Jaehyun lalu mendekati mereka, namun ternyata harum tubuh Baekhyun memancing mualnya lagi. Jaehyun langsung berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan rasa mualnya.

Baekhyun yang melihat anaknya seperti itu ikut mengejar Jaehyun bersama dengan Taeyong yang sudah mendahuluinya. "Panggil Doyoung kesini." Perintah Baekhyun pada Kun sebelum mengejar Jaehyun.

"Kan sudah Yongie bilang, Yongie panggil Doyoung ya?" Ujar Taeyong dengan raut khawatir karena sudah berulang kali Jaehyun seperti ini.

"Tidak perlu, sudah Papa panggilkan." Ujar Baekhyun mendekati mereka.

"Pa, aku sungguh baik-baik saja." Ucap Jaehyun lalu memeluk Taeyong dan menghirup harum tubuhnya yang anehnya malah menenangkan rasa mual yang dirasakannya.

"Sudah berapa kali ini terjadi, Yongie?" Tanya Baekhyun dan mengabaikan ucapan Jaehyun.

"Ini sudah hari kelima, Papa."

Baekhyun melotot, "Jaehyun! Kenapa kau sangat kekeh tidak ingin diobati? Bagaimana jika makin parah? Apa kau ingin melihat Taeyong sedih?"

Jaehyun menunduk, "Maaf, Papa."

"Hari ini kau beristirahat total, akan aku bilang pada Chanyeol untuk mengosongkan jadwalmu hari ini. Ke tempat tidur sana sambil menunggu Doyoung tiba." Titah Baekhyun dan langsung diangguki Jaehyun.

Taeyong membantunya untuk berbaring dan tidak lama setelahnya Doyoung sampai yang langsung memeriksa Jaehyun. "Jadi ini sudah hari kelima?" Tanya Doyoung.

"Iya, dan hanya terjadi di pagi hari saja atau saat dia mencium aroma daging." Jawab Taeyong yang memancing senyuman lebar Doyoung.

"Taeyong berikan tanganmu." Taeyong berkedip lalu memberikan tangan kanannya pada Doyoung yang langsung diperiksa oleh Doyoung. Cukup lama namun senyuman di wajahnya tidak meredup malah semakin lebar.

"Sebentar lagi kita akan menyambut mereka, sang Pemimpin negeri ini." Ujarnya saat selesai memeriksa.

"Pemimpin? Maksudmu Taeyong hamil?" Tanya Jaehyun dan Doyoung mengangguk.

"Mereka?" Ujar Baekhyun dengan wajah sumringah.

"Benar, ada dua janin disini. Mereka sudah berumur dua minggu."

"Yongie...Yongie terima kasih." Jaehyun memeluk Taeyong yang masih diam mematung.

"Aku hamil..." Gumam Taeyong.

"Benar sayang, kau punya dua Jaehyun Junior di perutmu." Ujar Baekhyun.

"Aku hamil." Taeyong tersenyum lalu mengelus perutnya lalu membalas pelukan Jaehyun dan dia dihadiahi ciuman olehnya.

"Aku sangat menyayangimu sayang, semoga keberkahan Dewa selalu menyertai kita." Jaehyun kembali mengecup pipi Taeyong yang masih senyum mengelus perutnya.

"Kalau begitu, mual-mual pada Jaehyun itu karena apa?" Tanya Taeyong.

"Ada satu kondisi yang dinamakan Morning Sickness biasa terjadi di trimester awal, biasanya terjadi pada Ibu hamil atau Carrier. Namun sepertinya Jaehyun sangat mencintaimu hingga menggantikanmu." Jawab Doyoung sambil mengusak rambut Taeyong.

"Selamat sekali lagi, Taeyong." Lanjut Doyoung.

"Dia hamil? Dua janin? Ini berita yang sangat bagus untuk Tuanku, aku harus segera mengabarinya karen ini adalah momen yang sangat ia tunggu." Ujar seseorang yang sedari tadi berdiri dibalik pintu dan mendengar seluruh percakapan mereka. Orang itu segera berlari menjauh saat melihat Chanyeol yang mulai mendekati kamar Taeyong dan Jaehyun.

TBC



Yeay Bubu hamil! Siapa yang sabar dengan kedatangan jung junior? Ditunggu ya~

Btw aku bakal hiatus selama bulan ramadhan ya, semoga kalian mau terus menunggu cerita ini. Untuk komen-komen kalian maaf banget aku banyak gk balas, soalnya gak masuk notif harus lihat dari web:(. Sampai ketemu bulan April semua~ Love you~

Continue Reading

You'll Also Like

806K 38.9K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
795K 82.1K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
66.5K 7.8K 34
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
122K 10.6K 22
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...