El Rey Masked

By JaeWonho1709

97.7K 13.5K 486

[HIATUS] Taeyong Tigve, Pangeran yang berasal dari rahim seorang pelayan harus menggantikan sang adik yang di... More

Prolog
Cast + Description
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18 + Maps ERM
Chapter 19
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31

Chapter 20

2.6K 380 14
By JaeWonho1709

Setelah mengetahui lokasi yang ditanyakan Taeyong, Jaehyun langsung memerintahkan Doyoung untuk segera menutup seluruh luka yang ada di tubuh Taeyong karena wajahnya yang sudah semakin pucat dan tubuhnya yang semakin lemas. Jaehyun langsung memerintahkan Kyuhyun untuk menyisir seluruh Istana, untuk memastikan tidak ada satupun antek-antek Siwon yang berada disini. Termasuk dari negerinya sendiri.

"Papa juga segera obati bekas tamparan itu sebelum Paman Chanyeol melihatnya, aku ragu dia tidak akan mengirim seluruh pasukannya ke Frediercan setelah melihatnya." Ujar Jaehyun menatap Baekhyun yang sesekali meringis memegang wajah kirinya.

"Naikkan level siaga Istana dan tutup seluruh akses keluar masuk. Aku masih merasakan ada hal yang aneh, disini terlalu tenang."

Taeyong mendekati Jaehyun kemudian menggenggam kedua tangannya, "Jaehyunie, aku punya sebuah permintaan."

"Katakan, Yongie."

"Untuk Keluarga Loica, bolehkah aku sendiri yang mengurusnya?"

Jaehyun menatap dalam Taeyong, "Apa kau menemukan sesuatu yang menarik? Perlu diingat mereka penuh dengan kebohongan, Yongie. Kekuatan manipulasi mereka sudah tidak perlu diragukan lagi."

"Aku menemukan sebuah transaksi yang aneh dari penyimpanan mereka, dan aku masih tidak terima Jaehyunie dipanggil Monster!" Ujarnya dengan bibir mengerucut.

Jaehyun terkekeh lalu mencubit pipi kenyal itu, "Aku tidak masalah dengan panggilan itu, yang terpenting adalah keselamatanmu sendiri, Yongie."

"Aku tahu! Tenang saja, aku sudah bisa mengendalikan sihir milikku!"

"Maksudmu membuat sebuah manusia tanah mini?"

"Jaehyun tahu darimana..." Taeyong membulatkan matanya dan memundurkan langkahnya.

Jaehyun tersenyum miring kemudian mencondongkan tubuhnya mendekati Taeyong, "Lima hari lalu aku tidak sengaja melihat seorang bocah bernama Keenan yang sedang berlatih sihir, lalu sebuah boneka tanah muncul. Dan kau tahu bagaimana raut wajahnya? Seperti seorang bocah yang diberi sebungkus permen."

"Aku tidak!"

"Aku tidak menyebut itu dirimu. Berarti benar kau adalah bocah itu? Yang melompat-lompat hingga terperosok di lubang lumpur?"

"JAEHYUNIE CUKUP!" Taeyong langsung menutup mulut Jaehyun menggunakan tangan mungil miliknya.

"Kalau bocah itu Papa juga mengingatnya, tubuhnya tidak terlalu tinggi dan stroberi adalah buah kesukaannya. Kau juga ingatkan, Doyoung? Bukankah saat itu kau yang mengobatinya?" Ujar Baekhyun.

Doyoung mengangguk, "Tentu saja ingat. Saat aku obati dia berteriak, 'JAEHYUNIEE HUWAA TOLONG YONGIEE~'"

"Benarkah?" Tanya Jaehyun dan Doyoung mengangguk.

"Hentikan!" Taeyong merengek.

"Ada apa ini?" Ujar Chanyeol kebingungan saat dia datang keadaan yang sudah tenang dengan Taeyong yang menghentak-hentakkan kakinya, benar dia berumur 17? Pikir Chanyeol.

Taeyong yang mendengar suara Chanyeol langsung berlari ke pelukan Chanyeol dan menunjuk Jaehyun, Baekhyun dan Doyoung yang sedang seru menertawainya. "Mereka jahat, Ayah!"

"Baiklah-baiklah, tapi jelaskan dahulu apa yang mereka lakukan padamu, Yongie."

"Mudah saja Tuan Duke, apakah Anda mengingat bocah lumpur lima hari lalu?" Ujar Doyoung.

Chanyeol mengangguk, "Tentu saja, yang merengek meminta hukum tanah yang diinjaknya?"

"AYAH!!!"

...

"Irene!"

"Irene berhenti! Apa kau sudah gila?" Hendrey menarik tangan Irene dan membawanya menjauhi Kediaman Elixion.

"Apa maksudmu gila?"

"Apa kau sudah gila memanggil si Keparat itu dengan monster? Dihadapannya?"

Irene melipat kedua tangannya dan menatap jengah Hendrey, "Lalu apa bedanya dengan dirimu yang memanggilnya Si Keparat?"

"Namun tidak dengan dihadapannya. Dan jangan lupakan rencana kita Irene, jangan mencari masalah sampai seluruh persiapan kita selesai. Jangan memancing amarahnya apalagi dengan budak rendahan itu."

"Kalau begitu, apa rencanamu selanjutnya? Kenapa kau begitu tidak menginginkannya masuk ke dalam kelompok?"

Hendrey tersenyum miring, "Aku tahu rencananya, sudah pasti dia masuk kelompok untuk mendorong dirinya semakin sukses di pergaulan kelas atas. Mengingat kelompok kita sangatlah mendominasi."

"Tetapi Karina dan Ryujin mengizinkannya untuk masuk, apalagi si bodoh Mingyu. Bagaimana bisa dia lari dari rencana!"

"Hiraukan bocah itu namun tetap berhati-hati. Keluarganya sangat terkenal dengan kubu Netral mereka, pergunakan saja dia hati-hati." Ujar Hendrey dan memberikan sebuah botol kecil pada Irene.

"Ini titipan Duke Loica, jangan lupa untuk memberikannya dan jangan sampai hilang." Ujarnya.

Irene mengambilnya dengan kasar, "Ck, Baiklah."

...

Sudah dua hari sejak kedatangan Siwon ke Istana mereka, dan sejak saat itu juga Istana menutup diri. Seluruh pertemuan dilaksanakan di Kediaman Duke Elixion atau Kediaman Duke Luston. Ini dilakukan untuk membersihkan Istana dari para hama yang cukup merusak pemandangan Jaehyun.

"Jaehyunie! Untuk pernikahan kita, sebaiknya dilaksanakan dimana?" Ujar Taeyong yang saat ini sedang berada di ruang kerja Jaehyun, lebih tepatnya sedang tiduran di sofa dengan sebuah katalog di tangannya.

"Semuanya aku serahkan padamu, Sayang." Balasnya tanpa melihat Taeyong dan fokus pada berkas di hadapannya.

"Sebenarnya yang ingin menikah itu, aku dengan Papa atau dengan dirimusih?! Kalau begitu kapan jadwal Jaehyunie kosong? Bagaimana kalau kita mendatangi butik ini bersama? Atau aku minta dia datang kesini saja ya?" Gumam Taeyong.

Selama beberapa menit pertanyaan Taeyong tidak mendapat satu jawaban apapun, Taeyong menolehkan kepalanya melihat Jaehyun yang sedang bercumbu dengan kertas-kertas dihadapannya.

"Apa kertas-kertas itu jauh lebih penting daripada pernikahan kita, Jaehyun? Aku merasa seperti akulah yang memaksa dilaksanakannya pernikahan ini."

"Diamlah sebentar, Taeyong! Aku benar-benar tidak bisa memikirkan apapun selain pekerjaanku sekarang ini!" Ujar Jaehyun dengan suara yang cukup keras.

"Oh? Baiklah maafkan aku, sepertinya aku sangat mengganggu disini. Padahal kau sendirilah yang menyuruhku untuk mendiskusikan pernikahan kita hari ini dan disini. Maaf saya sudah mengganggu Anda, silahkan dilanjutkan kembali. Saya permisi." Taeyong membereskan beberapa katalog yang dibawanya kemudian pergi meninggalkan Jaehyun.

Pintu besar itu tertutup bersamaan dengan tubuh Taeyong yang menghilang, Jaehyun melepaskan kacamata miliknya kemudian menyandarkan tubuhnya. Dia sangat tahu dimana kesalahan miliknya, namun memang benar hari ini pekerjaannya cukup menyulitkan dirinya ternyata. Saat sedang asyik berdiskusi dengan Taeyong, Chanyeol tiba-tiba datang dengan membawa setumpuk kertas laporan yang berasal dari Yuta dan Kai tentang wilayah utara.

Jaehyun menghela nafasnya kemudian memakai topeng miliknya dan berjalan keluar ruangan miliknya untuk menyusul Taeyong.

Sedangkan Taeyong dengan mata yang berkaca-kaca berlari menuju kamar miliknya tanpa menghiraukan seluruh sapaan para pelayan. Taeyong langsung membanting pintu kamar miliknya dan melempar katalog yang dibawanya di meja kerja miliknya. "Aku sudah tidak perduli lagi dengan pernikahan ini!"

"Aku ingin cepat-cepat melakukan pernikahan ini karena aku sudah berulang kali meminta pengunduran. Mulai dari keadaan psikisku yang belum stabil, kakak yang meminta pengunduran dan persiapan acara minum teh." Taeyong membuka tirai jendela kamarnya, menatap taburan bintang yang mengihasi gelapnya malam.

"Apalagi saat mendengar bahwa aku bisa mengandung, Jaehyun terlihat sangat bahagia. Aku tidak mau menghancurkan impian itu, impian kecil Jaehyun yang ingin memiliki dua orang putra. Hiks...aku tidak mau di tinggalkan lagi, tidak lagi..." Taeyong terisak.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Sayang."

Taeyong terperanjat saat sebuah tangan melingkari pinggulnya dan merasakan deruan nafas. "Apa ini yang menyebabkan kau terlihat murung dua hari ini?"

Taeyong menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isakannya dan menghindari Jaehyun. Jaehyun menghela nafas kemudian melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Taeyong. "Jawab pertanyaanku, Sayang."

"I-iya, aku takut. Aku takut tidak bisa memenuhi keinginanmu dan seluruh rakyat. Bagaimana jika aku tidak bisa melahirkan dua putra seperti yang kau inginkan dan malah melahirkan seseorang anak yang aneh dan penuh kekurangan sepertiku..."

"Tidak ada satu orangpun yang bisa menetapkan takdir seseorang, termasuk diriku. Aku tidak masalah jika kita tidak memiliki anak nantinya, karena yang mengandung mereka nantinya adalah dirimu, Yongie. Dan kau bukanlah anak yang aneh apalagi kekurangan, lihat kau bisa mengatasi masalah kekurangan bahan pangan dan melawan Tiffany. Kau anak yang kuat Taeyong, bisa bertahan selama 17 tahun ditengah siksaan itu."

Jaehyun mengangkup wajah Taeyong dan mengecup bibirnya yang sudah memerah, "Kau adalah Taeyong Keenan Tigve, pemilik kendali seluruh hidupmu, tidak ada yang bisa mengubah fakta itu. Kau sangat kuat, rendah hati, tegas dan hangat. Kau pantas mencintai seseorang, apalagi dicintai. Selalu ingat ini, Taeyong. Aku selalu berada di sampingmu, dan tidak akan pernah meninggalkanmu."

"Jaehyunie..."

"Menangislah, kau sudah terlalu lama menahannya." Dan Taeyong akhirnya mengeluarkan seluruh emosi yang ditahannya. Cacian Irene, rumor-rumor buruk tentangnya yang tersebar di koran, dan Tiffany yang secara tiba-tiba datang di Rumah barunya.

"Maafkan aku yang tidak bisa mengontrol emosiku tadi, maafkan kecerobohanku, Yongie..."

TBC



.

.

.

Maaf banget pendek dan berantakan, kita happy dan perkuat hubungan mereka dulu ya sebelum perang besar:(  Dan kayaknya aku bentar lagi mau hiatus dulu, tapi nnti aku bom up dulu kok hehe. terima kasih gaes~

Continue Reading

You'll Also Like

269K 28K 30
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
277K 21.7K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
287K 24.3K 36
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
55.1K 11.9K 136
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...