Suddenly Love (YJW)

Oleh hwangchico

17.3K 2.8K 1.4K

ending *** "Mencintai seseorang itu tidak beralasan, jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintainya itu... Lebih Banyak

ᴘʀᴏʟᴏɢ
‗ ❍ ⁰¹, ʜᴀᴅɪᴀʜ
‗ ❍ ⁰², ꜱᴀʟᴀʜ ʟᴀɢɪ
‗ ❍ ⁰³, ʙᴇʀᴍᴀɪɴ
‗ ❍ ⁰⁴, ʙᴀᴘᴇʀ
‗ ❍ ⁰⁵, ᴡʜᴏ'ꜱ ɪᴛ?
‗ ❍ ⁰⁶, ᴄᴏᴍʙʟᴀɴɢ?
‗ ❍ ⁰⁷, ᴘᴇɴᴊᴇʟᴀꜱᴀɴ ꜰᴏʀ ᴅʜɪʏᴀ
‗ ❍ ⁰⁸, ᴛᴇʀʙᴏɴɢᴋᴀʀɴʏᴀ ꜱᴛᴀᴛᴜꜱ?
‗ ❍ ⁰⁹, ᴘᴇɴᴊᴇʟᴀꜱᴀɴ ꜰᴏʀ ʟɪᴀ
‗ ❍ ¹⁰, ꜱᴀʜᴀʙᴀᴛ ᴍᴀꜱᴀ ᴋᴇᴄɪʟ
‗ ❍ ¹¹, ᴅɪᴛɪɴɢɢᴀʟ ᴘᴇʀɢɪ
‗ ❍ ¹², ᴜɴɢᴋᴀᴘᴀɴ ᴄɪɴᴛᴀ
‗ ❍ ¹³, ᴡʜᴏ'ꜱ ɪᴛ ᴘᴛ. 02?
‗ ❍ ¹⁴, ᴛᴇʀᴜɴɢᴋᴀᴘ
‗ ❍ ¹⁵, ᴘᴇʀᴍɪɴᴛᴀᴀɴ
‗ ❍ ¹⁶, ꜱɪᴀᴘᴀ ᴊᴀᴇʜᴇᴇ ꜱᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ?
‗ ❍ ¹⁷, ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴍᴇɴᴅᴇᴋᴀᴛɪ
‗ ❍ ¹⁸, ᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ᴅᴀɴ ᴋᴇɴᴀᴘᴀ?
‗ ❍ ¹⁹, ᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴛᴀᴛᴀᴘᴀɴɴʏᴀ?
‗ ❍ ²⁰, ᴘᴇᴍᴏᴛʀᴇᴛᴀɴ
‗ ❍ ²¹, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴘʀᴏᴊᴇᴄᴛ ʙᴇʀꜱᴀᴍᴀ ᴊᴀᴇʜᴇᴇ
‗ ❍ ²², ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴀɪᴋ ʙᴀɪᴋ ꜱᴀᴊᴀ
‗ ❍ ²³, ᴘᴇʀᴍɪɴᴛᴀᴀɴ ᴀɴᴇʜ ᴅʜɪʏᴀ
‗ ❍ ²⁴, ᴄᴜʀɪɢᴀ ʜᴀᴍɪʟ
‗ ❍ ²⁵, ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴍᴇɴɢᴀʟᴀʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ²⁶, ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ᴘᴏꜱɪꜱɪɴʏᴀ ꜱᴇᴘᴇʀᴛɪ ɪᴛᴜ?
‗ ❍ ²⁷, ᴊᴀᴇʜᴇᴇ ʟᴀʜ ᴅᴀʟᴀɴɢɴʏᴀ
‗ ❍ ²⁸, ᴘᴏꜱɪᴛɪꜰ
‗ ❍ ²⁹, ᴅɪᴊᴏᴅᴏʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ³⁰, ᴀʟᴀꜱᴀɴ ᴅɪ ᴊᴏᴅᴏʜᴋᴀɴ
‗ ❍ ³¹, ɴɢɪᴅᴀᴍ
‗ ❍ ³², ᴛᴇʀᴜꜱ ᴛᴇʀᴀɴɢ ᴅʜɪʏᴀ ʜᴀᴍɪʟ
‗ ❍ ³³, ᴛ,ᴏ,ᴅ ᴍᴇɴᴊᴀᴡᴀʙ ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ
‗ ❍ ³⁴, ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴊᴜɴɢᴡᴏɴ
‗ ❍ ³⁵, ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴʏᴇʟᴇꜱᴀɪᴋᴀɴ ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ
‗ ❍ ³⁶, ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ʙᴇʀʙᴀɪᴋ
‗ ❍ ³⁷, ᴅᴀᴇʜʏᴇᴏɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇʀᴛɪ
‗ ❍ ³⁸, ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴅᴀɴ ʙᴇʀʙᴀɪᴋᴀɴ
‗ ❍ ³⁹, ᴜɴᴅᴀɴɢᴀɴ
‗ ❍ ⁴⁰, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴀᴛᴀᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ?
‗ ❍ ⁴¹, ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴛᴀᴡᴀʀᴀɴ
‗ ❍ ⁴², ᴄᴜᴅᴅʟᴇ
‗ ❍ ⁴⁴, ʟɪʙᴜʀᴀɴ ᴘᴛ. ⁰²
‗ ❍ ⁴⁵, ᴇɴᴅɪɴɢ
Bonchap : Awal Dhiya suka Jungwon
Bonchap : Juan & Juna puasa

‗ ❍ ⁴³, ʟɪʙᴜʀᴀɴ

203 17 8
Oleh hwangchico

Setelah keluar dari kamarnya, Dhiya dan Jungwon mengikuti Yeji berjalan kearah ruang tamu. Di ruang tamu keluarga Dhiya sedang berkumpul disana, tentu saja untuk menyambut kedatangan Yujin yang baru saja pulang dari luar negeri.

Dhiya dan jungwon menghampiri mereka yang tengah asik berbincang, Dhiya dan jungwon duduk di sofa sebelah yujin, jadi posisi nya yujin duduk di ujung Dhiya ditengah dan Jungwon disebelah Dhiya. Dhiya menghamburkan tubuhnya ke pelukan kakak iparnya, wah sudah lama sekali Dhiya tidak bertemu dengan kakak iparnya itu.

“TEH YUJIN.... HUAAA DHIYA KANGEN” Wanita berambut blonde sebahu itu menutupi telinga nya dengan tangan kirinya, teriakan Dhiya ini benar-benar membuat telinga bisa rusak, untung keluarga Dhiya sudah terbiasa dengan teriakan Dhiya.

Dhiya itu memang sangat sangat merindukan kakak iparnya sampai berteriak dan memeluknya erat, ditinggalkan 4tahun bukanlah waktu yang sebentar, Dhiya gak ada kakak iparnya selalu membuat semuanya sendirian, kalo misalkan Dhiya ingin belajar memasak biasanya Yujin lah yang selalu membantunya walaupun akhirnya masakan Dhiya selalu gagal, dan setelah Yujin ke Canada Dhiya jadi belajar nya lewat buku resep, kenapa gak minta ajarin ke yeji? Jawabannya sangat simpel yeji itu gak bisa masak. Kalau misalkan Dhiya ada tugas dari sekolah nya biasanya Yujin yang selalu ngebantu Dhiya, Dhiya emang udah coba minta bantuan ke Yeji cuman Yeji waktu SMA jurusannya IPA makanya gak ngerti soal soal tentang IPS.

“Yaallah dek, biasa aja kali gak usah teriak kek gitu, sakit telinga gue” Ucap Yeji sembari mengusap-usap telinganya, Dhiya yang melihat itu hanya memutar kedua bola matanya dengan tangannya yang masih memeluk tubuh kakak iparnya itu.

Mamah Dhiya menggelengkan kepalanya, “Anak mu pah, tingkah lakunya sama” Ucapnya kepada papah Dhiya, papah Dhiya menatap istrinya “Turunan kamu sama didikan kamu itu, kamu aja selalu julid” Mamah Dhiya cengengesan, benar juga.

“Gimana kabar kamu? Teteh denger kamu hamil ya?” Tanya Yujin, Dhiya melepaskan tangannya lalu menganggukan kepalanya, “Iya hehe”

“Wah.. selamat yaa, semoga anak sama ibunya sehat-sehat yaa” Yujin mengusap punggung Dhiya dengan halus, “Iya teh, aamiin makasi yaa” Yujin menganggukkan kepalanya.

“Nah mumpung keluarga kita lengkap, yu liburan” Ucap papah Dhiya tiba-tiba.

Semua orang yang ada disana sekarang menatap kearah papah Dhiya, “Liburan? Kapan pah?” Tanya Hyunjin.

“Besok kalian gak akan kemana-mana kan?” Semua orang itu menggelengkan kepalanya, “Pas banget, kalian gak akan kemana-mana yaudah kita liburan aja besok, gimana?” Tanya papah Dhiya.

Mereka semua menganggukan kepalanya, lalu Yeji bertanya “Ayoo, mau liburan kemana nih?” Tanya Yeji, wanita yang sekarang tengah memakai baju piyama berwarna pink itu bertanya kepada papah nya dengan sangat antusias, ini yang dia tunggu-tunggu liburan tanpa memikirkan skripsinya.

“Ke pantai aja gimana?” Tanya papah Dhiya, mereka kembali menganggukan kepalanya. “Pantai? Wah seru, Dhiya boleh ajak sahabat Dhiya kan pah?” Tanya Dhiya.

“Boleh-boleh ajak aja gapapa biar tambah rame juga, ohiya kalo misalkan Jungwon mau ajak temen temennya ajak aja gapapa” Ucap papah nya kepada Jungwon, “Iya pah, nanti Jungwon ajakin mereka” Papah Dhiya ngangguk.

Mereka semua benar-benar sangat antusias untuk besok, sudah lama sekali keluarga Dhiya tidak pergi untuk berliburan, karena mereka memang selalu sibuk, Dhiya dan jungwon selalu sibuk dengan tugas-tugas sekolah mereka, Hyunjin sibuk bekerja di kantor papah nya begitupun papah Dhiya, Yeji apalagi karena sekarang kuliahnya sudah semester 7 Yeji sudah harus bersiap memulai skripsinya dan itu membuat dia mumet, Yujin jauh dari rumah keluarga Dhiya. Makanya, saat papah Dhiya mengajak untuk pergi ke pantai mereka benar benar gembira, itung-itung healing dari masalah mereka.

“Yaudah kalo gitu kalian semua istirahat yaa, besok kita berangkatnya jam 3pagi” Ucapan papah Dhiya membuat mereka terkejut, yang benar saja.

“Jam 3? Apa gak kepagian pah?” papah dhiya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari anak pertamanya, “Pantai itu kan jauh, kak, kalo kita siang kesananya yang ada liburan kita gak jadi” Jawab papah Dhiya.

“Ohiya juga”

“Yaudah sekarang kalian semua tidur, nanti kesiangan” Mereka semua menganggukan kepalanya lalu kembali ke kamarnya masing-masing.

.

Dhiya dan jungwon duduk di kasur mereka, karena Dhiya berniat untuk mengajak teman-teman nya jadi Dhiya akan menelfon mereka sekarang ya walaupun pasti mengganggu waktu malam mereka. Pertama yang Dhiya telfon itu Daehyeon, cowok ini memang harus ikut masa iya sahabat kecilnya tidak Dhiya ajak, gak butuh waktu lama Daehyeon pun mengangkat.

Hallo?” Ucap Daehyeon dengan nada suaranya yang agak kesal. Dhiya mengerutkan keningnya, kenapa dengan cowok satu ini. Kenapa Daehyeon menyapa dengan sedikit rasa kesal? Karena cowok itu sedang bermain game makanya agak kesal saat Dhiya menelfon nya.

“Yeon, besok lo gak kemana mana kan? Kalo enggak, gue mau ajak lo ke pantai besok, mau gak?” Tanya Dhiya, Jungwon menatap kearah Dhiya ngapain Dhiya ajakin Daehyeon? Cowok itu kan gak penting bagi Jungwon.

Jungwon ini meskipun sudah tahu kalau Daehyeon dan Jaehee sudah memiliki hubungan yang serius, tapi Jungwon masih kesal kepada cowok bermata sipit itu, Jungwon itu tahu kalo Daehyeon menyukai istrinya sangat lama makanya membuat  Jungwon kesal, pasti Daehyeon tidak mudah melupakan perasaan nya begitu saja.

Kepantai? Besok? Berdua?” Tanya Daehyeon bertubi-tubi, Dhiya menggelengkan kepalanya, “Ya enggak lah, papah gue tadi ajakin kepantai besok dan gue mau ajakin lo, Lia, Jinyoung sama zoa. Lo mau gak?” Tanya Dhiya sekali lagi.

Yaudah kalo gitu gue ikut, jam berapa berangkatnya?” Tanya Daehyeon, cowok itu sekarang tengah memakan cemilan sembari berbicara terdengar dari suara kriukan makanan nya.

“Oke bagus, jangan lupa ajakin Jaehee yaa, ohiya kita berangkatnya jam 3pagi”

“Jam 3? Oke”

“Iya jam 3, awas aja kalo lo gak ajakin jaehee” Ucap Dhiya. Terdengar hembusan nafas dari sebrang sana, “Iya, bawel amat lo, udah ah gue matiin telfon nya gue mau lanjut nge game, bye”

Tut.. Tut..

“Kamu ajak Daehyeon juga?” Jungwon bertanya setelah Dhiya mematikan telfonnya, Dhiya menatap kearah suaminya, “Iya, dia kan sahabat aku kak, ya aku ajak lah, kenapa emangnya?” Tanya Dhiya.

“Gapapa” Jawabnya singkat, Dhiya terkekeh kecil lalu menangkup kedua pipi Jungwon dengan kedua tangan kecilnya, “Cemburuan, kan aku udah suruh Daehyeon bawa Jaehee kak masa masih cemburu, lagian aku kan pasti disana sama kakak bukan sama Daehyeon, udah ah gak usah cemburu-cemburuan” Ucap nya, Jungwon menghembuskan nafasnya lalu menganggukan kepalanya kecil.

Setelah mengucapkan itu kepada suaminya Dhiya kembali menatap handphone nya untuk menelfon ketiga sahabatnya yaitu Lia, zoa, dan Jinyoung. Ajakan Dhiya di terima oleh ketiga sahabatnya, begitu menyenangkan bagi Dhiya saat mendengar kalau sahabatnya akan ikut.

Dhiya dan jungwon merebahkan tubuhnya di kasur, selimut sudah menutupi tubuh mereka, mereka tinggal bersiap untuk tidur, namun tertahan saat Dhiya melontarkan pertanyaan kepada suaminya.

“Kak, kamu itu kenapa sih kayak nya gak suka banget ke Daehyeon?” Dhiya saat ini tengah memeluk tubuh Jungwon, dan jungwon tengah mengusap halus rambut Dhiya, Dhiya bertanya kepada Jungwon harus mendongakkan kepalanya.

“Gak tau, mungkin karena tu cowok suka sama milik aku, makanya aku gak suka” Dhiya mengerutkan keningnya, Dhiya mengerti dengan jawaban suaminya namun jawabanya sangat tidak masuk akal menurut Dhiya

“Harus berapa kali sih aku kasih tahu ke kamu kak?, Daehyeon itu gak suka sama aku, dia cuman anggap aku adik nya pun sebaliknya, gak lebih, lagian kan aku udah sah istri kakak, dan juga aku kan sayang nya cuman ke kakak, jadi gak usah takut” Ucap Dhiya.

“Iya tahu, ya tapi rasa kesel tetep ada sayang, gak mungkin gak ada, namanya juga cinta. Rasa cemburu itu manusiawi dalam hubungan. Sama hal nya kayak kamu ke Jaehee kan?”Tanya Jungwon, Dhiya kembali mengerutkan keningnya kenapa jadi ke Dhiya? Maksud jungwon itu apa?

“Maksud kakak apa?”

“Sebenernya aku udah tahu semua kejadian disekolah antara kamu sama jaehee, aku tahu kamu pernah debat sama Jaehee di toilet gara-gara aku dan itu gak cuman sekali, aku tahu waktu kamu jatoh di kantin gara-gara jaehee dan kamu gak mau nunjukin itu ke aku, waktu aku pemotretan sama Jaehee di kolam berenang sekolah aku tahu ada Zoa sama Lia disana dan mereka video in aku. Aku tahu semua sayang apa yang udah kamu lakuin, dan aku ngerti kenapa kamu kayak gitu” Ucap jungwon, Dhiya mengerjapkan matanya beberapa kali, Jungwon tahu dari mana semua itu?

“Kakak tahu dari mana?” Jungwon tersenyum kecil lalu mengusap hidung Dhiya dari hidung atas sampai hidung bawah dengan telunjuknya, “Gak penting sayang aku tahu dari mana, segitu sayang nya ya kamu ke aku, ahahah”

“Lagian waktu itu yang pertama cari masalahnya Jaehee kak, dia waktu itu nekat banget mau rebut kakak dari aku, ya aku gak terima yaudah aku juga ikut emosi, dan soal Lia sama Zoa videoin kakak, mereka berdua yang mau bukan aku yang nyuruh, mereka gak suka kalo jaehee centil ke kakak waktu itu, ya aku mana tahu..” Jelas Dhiya, lagian Dhiya benar benar heran kenapa Jungwon tahu semuanya, padahal kan gak ada satupun orang yang tahu, aneh.

“Tapi kenapa kamu sekarang baikan sama dia?” Tanya Jungwon.

“Dia yang minta maaf sendiri ke aku waktu pulang sekolah, dia akhirnya sadar kalo menyukai seseorang yang sudah mencintai orang lain itu memang salah, cuman buat sakit aja, makanya dia nyerah dan mencoba buat membuka hatinya untuk orang lain yang lebih pantas buat dimilikinya”

“Yaudah aku maafin aja, awalnya aku emang benci ke dia tapi seiringnya waktu benci aku ilang, kesel emang ada sama hal nya kayak kakak, cuman aku tahu kalau kakak gak mungkin ngelakuin hal yang salah ke aku selama aku tahu kalo kakak sayang ke aku. Menyelesaikan masalah lebih baik dari pada memperpanjang masalah apalagi mendiaminya” Dhiya mengambil nafasnya panjang mengingat semua kejadian antara Jaehee dan dirinya, jika dipikir-pikir apa yang terjadi diantara mereka memang agak kekanak-kanakan, seharus nya Dhiya tahu kalau Jungwon tidak akan meninggalkannya, dan selingkuh darinya, tapi ya rasa takut akan ditinggalkan itu pasti ada, Dhiya menghembuskan nafasnya.

Ini yang Jungwon suka dari istrinya, sederhana, dan pemaaf, lihat saja sekarang Dhiya sudah memaafkan cewek yang awalnya ingin merusak hubungannya dengan Jungwon dan sekarang malah berteman baik.

Jungwon mengusap kepala Dhiya lalu mengecupnya, “Aku gak akan pernah tinggalin kamu, bahkan selingkuh dari kamu, aku gak akan ngelakuin itu, dan kamu bisa pegang ucapan aku, aku itu sayang banget sama kamu, aku beruntung punya istri kaya kamu sayang, i love you..” Ucap jungwon.

“I love you moreee”

Jungwon dan Dhiya saling menatap lalu mereka menautkan bibir mereka, menyatukan rasa sayang mereka melalui ciuman malam mereka, Bahkan ciuman itu sudah menjadi lumatan, kedua mata mereka menutup, menikmati setiap Saliva mereka yang menyatu..

***

Setelah selesai berkutat dengan game nya, Daehyeon kini berpindah posisi menjadi rebahan di kasurnya yang awalnya berdiam di kursi game nya, Daehyeon jadi ingat perkataan Dhiya yang di telfon tadi, kalau Daehyeon harus mengajak Jaehee ke pantai besok, apa Daehyeon telfon Jaehee sekarang?

Daehyeon mencari kontak Jaehee lalu menekan tombol calling, tidak membutuhkan waktu lama Jaehee pun mengangkat telfon dari Daehyeon.

Hallo? kenapa? Ngapain lo telfon gue malem-malem gini?” Tanya Jaehee, Jaehee agak susah berbicara karena dia sedang memakai masker makanya susah untuk berbicara, untungnya ucapan cewek itu bisa dimengerti.

“Sebenernya gue gak mau sih telfon lo malem-malem gini cuman ya mau gimana lagi, ini urgent soalnya” Jawab Daehyeon, terdengar dengusan dari sebrang sana

“Gak usah basa-basi, lo mau apa telfon gue malem-malem? Cepetan, gue lagi maskeran ini”  Jaehee buru-buru menutup mulutnya mengingat kalau dirinya tengah memakai masker. Kalau dia banyak omong yang ada masker diwajahnya rusak gara-gara emosinya.

“Keluarga Dhiya ajakin gue ke pantai besok, dan kata Dhiya gue harus ajakin lo, lo mau gak?” Tanya Daehyeon.

“Ke pantai? Besok? Kan besok gue mau ke rumah lo ketemu sama ibu lo, Daehyeon, terus gimana?” Tanya Jaehee balik, Jaehee menekan-nekan maskernya agar tidak retak.

“Soal itu kan bisa nanti, nanti gue yang handle soal ibu gue, masalah nya kalo lo gak ikut besok yang ada gue yang di amuk sama Mak lampir, mau ikut gak lo?” Tanya daehyeon sekali lagi, sunyi dari sebrang sana, Daehyeon mengecek handphone-nya apa Jaehee mematikan telfonnya ternyata tidak.

“Oke gue ikut, jam berapa emang berangkatnya?” Tanya Jaehee, “Jam 3, nanti gue jemput lo jam setengah 3an oke”

“Oke kalo gitu gue matiin telfonnya gue mau basuh ni muka”

Tut..Tut..Tut..

***

Lokasi pantai dari rumah Dhiya memang jauh makanya keluarga Dhiya, dan teman-temannya Dhiya bersiap-siap untuk pergi ke sana dari jam 2pagi, karena mereka tidak berlama-lama disana, mereka juga harus memulai kesibukannya masing-masing setelah itu, liburan kali ini hanya untuk sekedar refreshing saja..

Semua yang ikut pergi ke pantai berkumpul di kediaman keluarga Dhiya, karena mereka yang mengajak berlibur jadi berkumpulnya disana. Di rumah Dhiya memang belum semuanya berkumpul. Pukul 02.30, pertama yang datang ialah Jinyoung, sahabat Dhiya yang satu ini memang gercep kalau soal pergi jalan-jalan, lihat saja sekarang dia sudah ada disana sembari menyemil makanan yang ia bawa. Pukul 02.45, kedua yang datang ialah Lia dan zoa, Dhiya menggelengkan kepalanya saat melihat barang bawaan yang sahabatnya bawa itu, mereka berdua seperti mau menginap padahal cuman beberapa jam saja disana.

“Lo berdua mau kemana? Mau ngekost? Banyak bener barang lo pada” Ucap Dhiya sambil terkekeh melihat kedua sahabatnya.

“Ehehe, gue itu butuh ini semua makanya gue bawa banyak barang, Ya” Ucap Zoa, Dhiya menganggukan kepalanya: paham.

“Gue sih emang gak terlalu butuh cuman takut dibutuhkan makanya gue bawa, ehe.” Ucap Lia, Dhiya lagi-lagi menganggukan kepalanya, alasan kedua sahabatnya ini memang selalu sama. Meskipun perkataannya berbeda tapi memiliki arti yang sama.

“Yaudah kalian duduk aja dulu soalnya belum kumpul semua, kalian mau minum atau nyemil gak?” Tanya Dhiya, kedua sahabatnya itu menggelengkan kepalanya.

“Gak usah gapapa, lagian masih pagi banget gue gak biasa makan jam segini” Ucap Lia, Dhiya menganggukkan kepalanya ohiya juga Dhiya lupa kalau Lia itu tidak biasa makan atau minum sepagi ini.

“Oke, ohiya tuh disana ada si nyoung, samperin gih kasian sendirian dia, Yeon belum Dateng soalnya. Gue mau ke kak Jungwon dulu” Ucap Dhiya sembari menunjukan kearah ayunan yang berada di halaman samping rumah Dhiya, kedua sahabatnya Dhiya menganggukan kepalanya lalu mengacungkan jari jempolnya masing-masing.

Saat Dhiya memasuki rumahnya, diruang tamu Dhiya melihat ada mamah nya yang tengah celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Dhiya samperin mamah nya, dan bertanya.

“Mamah cari apa?” Tanya Dhiya, mamah nya menolehkan kepalanya.

“Mamah lagi cari kotak kecil yang warna biru, dek, tadi mamah simpen di meja ini tapi kok gak ada ya, apa mamah salah simpen?” Mamah Dhiya menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia benar benar bingung padahal kan tadi sudah ia simpan di meja tetapi kenapa sekarang gak ada. Dhiya mengerutkan keningnya.

“Kotak kecil? Emangnya penting banget mah sampe sepanik ini?” Tanya Dhiya, mamah nya menganggukan kepalanya, “Mending kamu bantuin mamah, tolong bantuin cariin kotak itu” Dhiya mengangguk lalu membantu mamah nya mencari kotak yang dimaksud mamah nya, Dhiya mencari kearah lemari dan sofa.

Tidak lama kemudian saat Dhiya mencari di sofa ternyata kotak kecil berwarna biru itu ada, kotak itu berada di sela-sela sofa milik rumah ini, Dhiya langsung menghampiri mamah nya dan menunjukannya.

“Ini kah yang mamah cari?” Mamah Dhiya menolehkan kepalanya lalu mengambil kotak kecil yang anaknya pegang, “Nah.. akhirnya ketemu, kamu temuin dimana sayang?” Tanya mamah nya.

“Disisi sofa, lain kali hati-hati dong mah”

“Iya.. makasih yaa sayang” Dhiya menganggukan kepalanya, “Sama-sama, kalo gitu Dhiya ke kamar Dhiya ya mah, mau samperin kak Jungwon”

“Iya...”

Setelah membantu mencari kotak kecil milik mamahnya, Dhiya berjalan kearah kamarnya untuk samperin Jungwon yang ada disana tengah bersiap. Dhiya membuka pintu kamarnya, Dhiya melihat Jungwon tengah melihat paper bag berwarna merah muda dengan kebingungan, Dhiya menghampiri suaminya.

“Kakak ngapain?” Tanya Dhiya. Jungwon menatap Dhiya, “Ini paper bag bukannya dari ibu nya Daehyeon sayang? Kamu belum buka?” Tanya Jungwon sembari memberikan paper bag nya kepada istrinya.

Dhiya menerima paper bag itu lalu melihat-lihat, “Ohiya, aku lupa buat buka ini, aku buka ah” saat Dhiya akan membuka paper bag nya ketukan pintu kamarnya terdengar oleh Dhiya dan jungwon membuat Dhiya tidak jadi membuka paper bag nya.

“Jungwon, Dhiya ayo kebawah bentar lagi kita berangkat” Ucap Hyunjin.

“Iya kak, bentar” Dhiya menyimpan paper bag nya didalam lemarinya, lalu membawa barang barang nya bersama Jungwon kebawah.

Dhiya dan jungwon berjalan ke lantai bawah sembari membawa barang bawaan nya masing-masing, tadinya barang bawaan Dhiya mau Jungwon bawain, cuman Dhiya yang gak mau, katanya Dhiya mau bawa sendiri barangnya, yaudah Jungwon biarin aja.

Saat sudah dilantai bawah, memang sudah terlihat kalau disana sudah berkumpul, namun ada dua orang yang tidak ada di sana, Daehyeon dan Jaehee, apakah mereka berdua belum sampai?

“Sayang aku masukin barang-barangnya dulu yaa” Dhiya menganggukkan kepalanya lalu memberikan barangnya kepada suaminya.

“Ya, si Daehyeon lo ajak kan?” Tanya Lia, Dhiya menatap kearah Lia lalu mengangguk, “Gue ajak dia kok, mungkin dia masih siap-siap makanya belum kesini” Kali ini Lia yang mengangguk.

Lia, Zoa, dan Jinyoung belum tahu kalau Dhiya mengajak Jaehee ke pantai, yang mereka tahu Dhiya hanya mengajak mereka dan Daehyeon saja. Kenapa Dhiya tidak memberitahu Lia, dan zoa kalau Dhiya mengajak Jaehee? Karena kalau Dhiya memberitahu mereka, mereka pasti tidak akan ikut, Dhiya tidak mau itu, makanya Dhiya tidak memberitahu Lia dan zoa, dan juga Dhiya ingin membuat Lia, dan Zoa memaafkan Jaehee.

3menit kemudian mobil berwarna merah muda itu terparkir di halaman rumah Dhiya, semua atensi orang yang ada dirumah Dhiya teralihkan menjadi menatap kearah mobil berwarna merah muda. Pemilik mobil itu keluar membuat Lia dan Zoa tidak percaya.

“JAEHEE?!”

***

Kalo ada typo monmaap yaa
hepi reding🍓

~TEH CHICO 2023

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

2.4M 37.2K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
8K 660 49
EN-- lokal ver. Tentang dua remaja yang beranjak dewasa. Di tengah kebingungan dan ketidaktahuan mengenai perasaan mereka masing-masing. Terlibat d...
31K 4.6K 13
Dia adalah dispenser berjalan.
unity Oleh

Fiksi Remaja

2.5K 279 16
Berawal dari sebuah kelompok anak kerajaan menjadi sebuah pasangan, berawal dari sebuah hutan dan berakhir pelaminan. #1 yejeno #2 haeryu #jaeminju #...