Future Wife

By Wieart

218K 8.6K 58

Vita harus hidup dibawah aturan papanya. Tidak boleh pacaran, bahkan tidak boleh berdekatan dengan seorang pr... More

1. Dingin
2. Dilarang Pacaran
3. Anak diluar nikah
4. Harus cari pacar
5. Terinspirasi
6. Aneh
7. Maaf
8. Cium Pipi
9. Makan siang untuk papa
10. Manja-manja sama papa
11. Gebetan
12. Telponan sama gebetan
13. Ceroboh
14. Dia udah dewasa
15. Ketahuan
16. Dikurung
17. Gadis Pembangkang
18. Taktik Susan
19. Terpesona
20. Kok Tahu?
21. Papa Jangan Pergi
22. Mimpi Itu Seperti Nyata
23. Kiss
24. Berdebar-debar
25. Memperbaiki Dasi Raka
26. Calon Pendamping Hidup
27. Om Siapa?
28. Flashback
29. Mendadak Jadi Kakek
30. Sosok Ibu
31. Merindukanmu
32. Pamrih
33. Tak Bisa Memilih
34. Peran Pengganti
35. Syok Berat
36. Tanggung Jawab
37. Cemburu
39. Terbongkar
40. Diterima
41. Kamu Udah Tidur?
42. Menahan Diri
43. Awas Pelakor!
44. Cemburu dan Tersinggung
45. Egois (21+)
46. Terkuak Fakta
47. Extra Part
48. Extra Part
49. Extra Part
50. Extra Part

38. Brengsek

3.2K 142 3
By Wieart

***
Hari wisuda pun tiba. Raka datang sambil membawa buket bunga mawar merah untuk Vita yang telah berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Raka sangat bangga kepada gadis itu.

Vita dan kedua sahabatnya tengah berpelukan dengan raut wajah bahagia.

"Congrat ya Vita, udah lulus kuliah," ujar Gea ikut bahagia melihat salah satu sahabatnya telah lulus.

"Makasih ya," ujar Vita tak henti-hentinya tersenyum lebar.

"Jangan lupa lo doain gue sama Gea lulus tahun depan," ujar Rosa.

"Iya, pasti," sahut Vita tulus.

Gea mengedarkan pandangannya. "Kemana sih kak Boy, sampe jam segini belum dateng-dateng juga? Mana ponselnya nggak bisa dihubungi lagi," ujar Gea tampak kesal. Beberapa kali gadis itu melirik jam tangannya.

"Mungkin kak Boy lupa," ujar Rosa.

"Nggak mungkin! Orang dia paling heboh kemarin mau ngasih kado apa buat Vita," ujar Gea.

"Nggak pa-pa, mungkin kak Boy ada urusan pribadi yang nggak bisa ditunda," ujar Vita tak masalah sama sekali kalau Boy tak datang.

"Ini aneh banget loh," ujar Gea, curiga.

Acara wisuda telah selesai cukup lama, bahkan sebagian orang sudah pulang namun Boy tak kunjung datang.

Selesai berfoto bersama keluarganya, Vita akhirnya berfoto dengan Raka sambil memegang buket bunga mawar merah dari pria itu.

Raka tampak tersenyum manis sementara Vita tampak tersenyum canggung.

Karena acara sudah selesai cukup lama akhirnya Vita dan keluarganya pulang setelah puas mengambil banyak gambar. Begitu pula dengan Raka dan Rosa. Sementara Gea masih menunggu pacarnya yang sebentar lagi akan menjemputnya.

Namun pada saat itu Boy baru datang dengan pakaian kusut bahkan tanpa membawa hadiah sama sekali.

"Kak Boy kok baru dateng?! Acaranya udah selesai dari tadi," omel Gea kesal dengan kakak sepupunya itu.

"Hah! Udah selesai?!"

"Lagian udah jam berapa sekarang? Kenapa baru dateng? Kemana aja? Terus kenapa bajunya kusut gitu?" cerocos Gea kesal.

"Bentar, gue nafas dulu," ujar Boy yang masih ngos-ngosan.

"Sebenernya gue udah berangkat dari tadi pake mobil, tapi tiba-tiba mobil gue mogok, akhirnya gue ke bengkel dulu buat benerin. Karena nggak mau telat mobilnya gue tinggal di bengkel terus waktu gue mau pesen ojek online. Tapi hp gue nggak ada, udah gue cari di dalem mobil tapi nggak ada juga. Gue beruntung dipesenin ojek online sama pemilik bengkel yang udah kenal lama sama gue.
Tapi ditengah jalan hadiah buat Vita di jambret orang. Tukang ojek yang bawa gue ngejar orang itu. Sayangnya lincah banget jambretnya, akhirnya gue kehilangan jejak," ujar Boy mengakhiri ceritanya.

"Oh gitu ya kak," ujar Gea turut prihatin.

Hidung Gea mengendus-endus udara disekitarnya.

"Kayak bau alkohol?"

"Masa sih? Kok gue nggak nyium apa-apa ya?"

"Mungkin hidung gue yang salah," ujar Gea.

***
Flashback

Tadi malam Boy dan teman-temannya pergi ke klub malam yang biasa dia datangi.

"Gue dengar-dengar elo lagi deket sama cewek cantik tapi polos ya?"

Boy menganggukkan kepalanya.

"Temen adek sepupu Lo?"

"Iya, kata Gea dia belum pernah pacaran sama sekali," ujar Boy tampak bangga.

"Widih! Cowok bangsat kayak elo malah dapet cewek polos. Nggak adil banget, kasihan cowok baik-baik diluar sana," celetuk salah satu teman Boy.

"Sebrengsek-brengseknya gue, gue nyari cewek polos buat dinikahi," ujar Boy.

"Udah elo polosin belum tuh cewek?"

"Belom, tapi bentar lagi, apalagi bokapnya ngerestuin gue sama anaknya," ujar Boy lalu pria itu mengembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Serius lo? Bukannya lo pernah bilang kalo bokap cewek itu nggak suka sama elo?"

"Oh, yang itu bokap angkatnya yang nggak suka sama gue," jawab Boy enteng.

"Kemarin gue liat elo beli sepatu cewek, buat siapa?"

"Buat gebetan gue yang besok wisuda," sahut Boy.

"Eh serius Lo mau nikahin dia? Apa nggak kecepatan?"

"Ya nggak sekarang-sekarang juga sih, gue cuma bilang kalo cewek polos kayak Vita pantes jadi istri gue. Tapi bukan berarti gue langsung nikahin dia, gue masih pengen seneng-seneng dulu sama yang lain," sahut Boy.

"Maksudnya?"

"Vita gue simpen buat jadi istri gue, sementara gue tetep jalan sama cewek-cewek gue yang lain, lagian gue masih muda, gue lagi fokus bangun karir gue, jadi gue nggak mikir buat nikah sekarang. Gue pengennya nikah diumur tiga puluhan setelah gue puas menikmati masa muda gue," sahut Boy.

"Emang brengsek Lo Boy!"

"Ketahuan bokap kandung sama bokap angkatnya, abis Lo!"

"Kalian tenang aja, gue nggak akan pernah ketahuan," sahut Boy.

"Oh iya gue lupa, dia kan emang paling pinter akting jadi cowok baik-baik," celetuk teman Boy yang duduk sambil menyilangkan kakinya.

"Apalagi wajahnya nggak ada tampang brengsek sama sekali," ujar yang lain.

Boy menenggak minuman keras yang ada di depannya lalu tersenyum bangga dengan kelebihannya.

Tiba-tiba seorang wanita berpakaian seksi duduk dipangkuan Boy.

"Kamu kemana aja sih Boy? Aku kangen banget sama kamu," ujarnya dengan nada manja.

"Aku lagi sibuk ngurus kafeku," sahut Boy. Teman-teman Boy kompak mendengus mendengar jawaban pria itu.

"Terus ke sini kok nggak ngabarin sih," ujar Rachel dengan nada merajuk.

"Sorry sayang," ujar Boy.

Tiba-tiba Rachel bangun dari pangkuan Boy. "Kamu mau kemana?" tanya Boy sambil menahan tangan wanita itu.

"Pindah ke apartemen aku yuk," ajak wanita itu.

"Mau ngapain?" tanya Boy sambil tersenyum senang.

"Mau kangen-kangenan lah sama kamu," ujar Rachel tanpa tahu malu.

"Oke." Boy akhirnya bangun dan pergi bersama Rachel ke apartemen wanita itu.

Keesokan harinya Boy bangun kesiangan tanpa mengenakan baju sehelai benangpun. Pria itu menatap panik jam yang ada di atas nakas.

"Kenapa kamu nggak bangunin aku?" tanya Boy panik sambil bergegas bangun lalu memunguti bajunya yang berserakan di lantai.

"Aku nggak tega bangunin kamu, keliatannya kamu masih kecapean," sahut Rachel sambil memoles wajahnya dengan make up.

Rachel bangun dan menghampiri Boy yang sedang memakai bajunya dengan kecepatan kilat.

"Emangnya kamu mau kemana kok buru-buru?"

"Aku ada urusan sama partner bisnis dari Bandung," sahut Boy sekenanya.

"Cancel aja, kamu temenin aku di sini sampe malem," ujar Rachel dengan tatapan menggoda.

"Sorry, lain kali aja ya, aku lagi buru-buru," ujar Boy lalu pria itu mengecup sebentar bibir Rachel sebelum pergi dari sana.

Tanpa berganti baju atau mandi terlebih dulu, Boy langsung memesan ojek online karena tadi malam ia tidak membawa mobil ke klub malam. Bahkan pergi ke apartemen Rachel, Boy menumpang mobil wanita itu.

Tanpa memedulikan penampilannya saat ini, ia harus datang ke acara wisuda Vita. Karena acara itu sangat penting bagi gadis itu. Ia tidak mau Vita marah dan tidak mau lagi dekat dengannya. Karena bagi Boy, Vita adalah gadis polos yang sangat langka di zaman sekarang ini. Ia tidak mau gadis itu terlepas begitu saja dari genggamannya.

Untuk penampilannya saat ini yang sangat berantakan, ia bisa mengakalinya dengan cara mengarang cerita. Toh, ia sangat pandai dalam hal mengarang cerita. Dengan wajah yang ia miliki maka banyak orang yang akan dengan mudah percaya kepadanya.

Benar apa kata temannya, ia sangat beruntung memiliki paras pria baik-baik. Jadi orang yang ada disekitarnya bisa dengan mudah percaya dengan perkataannya.

Sesampainya di kampus Vita, Boy tampak terkejut lantaran tempat tersebut sudah sepi. Ia telah terlambat.

Lalu tiba-tiba ia melihat sepupunya Gea, ia yakin gadis itu akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Untung saja ia bisa berpikir cepat untuk mengarang alasan yang masuk akal kenapa ia bisa telat hari ini.

Flashback end.


Continue Reading

You'll Also Like

2M 71.8K 73
Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.
2.6M 125K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.5M 75.7K 53
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.4M 173K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...