Future Wife

By Wieart

218K 8.6K 58

Vita harus hidup dibawah aturan papanya. Tidak boleh pacaran, bahkan tidak boleh berdekatan dengan seorang pr... More

1. Dingin
2. Dilarang Pacaran
3. Anak diluar nikah
4. Harus cari pacar
5. Terinspirasi
6. Aneh
7. Maaf
8. Cium Pipi
9. Makan siang untuk papa
10. Manja-manja sama papa
11. Gebetan
12. Telponan sama gebetan
13. Ceroboh
14. Dia udah dewasa
15. Ketahuan
16. Dikurung
17. Gadis Pembangkang
18. Taktik Susan
19. Terpesona
20. Kok Tahu?
21. Papa Jangan Pergi
22. Mimpi Itu Seperti Nyata
23. Kiss
24. Berdebar-debar
25. Memperbaiki Dasi Raka
26. Calon Pendamping Hidup
27. Om Siapa?
28. Flashback
29. Mendadak Jadi Kakek
30. Sosok Ibu
31. Merindukanmu
32. Pamrih
33. Tak Bisa Memilih
35. Syok Berat
36. Tanggung Jawab
37. Cemburu
38. Brengsek
39. Terbongkar
40. Diterima
41. Kamu Udah Tidur?
42. Menahan Diri
43. Awas Pelakor!
44. Cemburu dan Tersinggung
45. Egois (21+)
46. Terkuak Fakta
47. Extra Part
48. Extra Part
49. Extra Part
50. Extra Part

34. Peran Pengganti

2.8K 135 2
By Wieart

Raka duduk di salah satu meja di dalam klub malam yang cukup ramai. Suara musik cukup kencang dengan keadaan ruangan yang remang-remang.

"Pak, ini minumannya," ujar Susan sambil membawa dua minuman lalu meletakkannya di atas meja.

"Makasih," ujar Raka yang duduk dengan menyandarkan punggungnya sambil memperhatikan orang-orang yang ada di depannya.

"Ayo diminum pak," ujar Susan sedikit memaksa hingga membuat Raka curiga.

Pria itu mengambil gelasnya dan pura-pura meminumnya. Susan pun terlihat bahagia.

"Pak, saya ke toilet dulu," ujar Susan seraya beranjak dari duduknya.

"Hmm," sahut Raka singkat.

Setelah kepergian Susan, pria itu langsung memuntahkan minuman yang ada di mulutnya. Lalu menukar gelas miliknya dengan milik Susan. Tak lupa pria itu menuang minuman dari gelas Susan yang masih utuh ke gelas miliknya yang sudah ia tukar supaya tidak ketahuan.

Beberapa wanita berpakaian seksi berusaha menggoda Raka, namun pria itu tidak berminat sama sekali. Dimatanya hanya Vita seorang yang sanggup membuatnya tertarik.

"Sendirian aja, mau aku temani?" tanya seorang wanita berpakaian seksi seraya mengedipkan sebelah matanya. Mencoba menggoda Raka.

"Nggak," sahut Raka ketus.

"Aku single kok, nggak bakal ada yang marah," ujarnya tak mudah menyerah. Pria setampan Raka mana mungkin wanita itu biarkan begitu saja. Apalagi tampaknya Raka bukanlah pria miskin, terlihat dari jam tangan yang pria itu kenakan.

Raka mengembuskan nafas jengah. "Jangan ganggu saya."

"Aku nggak ganggu, cuma mau nemenin kamu aja," ujar wanita berpakaian seksi itu sambil mendudukkan pantatnya ke pangkuan Raka.

"Jangan ganggu dia jalang!"

Arya berjalan sempoyongan lalu duduk di samping Raka. Lalu merangkul pria itu dan mendorong punggung wanita berpakaian seksi itu hingga turun dari pangkuan Raka.

"Hai Arya, udah lama kamu nggak ke sini?"

"Pergi sana, jangan ganggu aku, dasar macan tutul!" ujar Arya dengan nada tinggi sambil menggerak-gerakkan tangannya, mengusir wanita itu. Pria itu tampak sudah mabuk berat. Terlihat dari matanya yang berwarna merah. Dan cara bicaranya yang mulai ngelantur.

"Kamu papa angkatnya Vita kan?"

"Iya," sahut Raka.

"Ssssshhtttt... Jangan bilang-bilang Vita kalo aku ke sini. Aku nggak mau dia lihat daddy-nya mabok gara-gara perempuan," ujar Arya yang menyandarkan kepalanya di bahu Raka akibat kebanyakan minum sedari tadi.

"Iya," sahut Raka singkat.

"Kamu harus janji!"

"Iya saya janji," sahut Raka yang meladeni ayah kandung gadis yang ia cintai, gadis itu juga yang sudah membuatnya galau dan patah hati.

Susan kembali setelah merapikan riasan wajahnya di toilet. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang waktu itu datang ke kantor bersama Vita sekarang menyandarkan kepalanya di bahu Raka.

"Bapak bukan jeruk makan jeruk kan?" tanya Susan tiba-tiba.

"Kamu bicara apa? Saya masih normal."

"Terus siapa laki-laki itu?" Susan menunjuk ke arah Arya.

"Dia ayah kandung Vita, namanya Arya," sahut Raka.

"Iya bener, aku daddy-nya Vita, aku nggak nyangka punya anak secantik dia," racau Arya yang sudah mabuk berat.

"Whaatt!" teriak Susan kencang saking syoknya.

"Jadi pak Raka bukan ayah kandungnya Vita?"

"Iya," sahut Raka singkat.

"Aku beruntung punya anak secantik Vita. Hik! Dan aku nggak akan menikahi wanita yang nggak mau nerima anak kandungku, hik! Kayak wanita itu. Hik!"

Arya sakit hati karena kekasihnya tidak mau menerima Vita, yang merupakan anak kandungnya.

"Makasih ya, karena kamu udah jaga Vita selama ini, hik! Aku berutang budi sama kamu," racau Arya lagi.

"Iya."

"Kamu mau apa, akan ku belikan," ujar Arya memberikan tawaran menggiurkan sebagai hadiah karena Raka sudah menjaga dan merawat Vita selama ini.

"Aku mau Vita," sahut Raka lirih.

"Apa?! Hik! Aku nggak denger!" teriak Arya.

"Akan aku pikirkan," sahut Raka.

"Iya, pikirin baik-baik," ujar Arya sambil menepuk-nepuk bahu Raka.

"Kamu mau aku belikan pesawat atau pulau?" racau Arya sambil menggerak-gerakkan tangannya.

Susan tampak mengamati tubuh Raka dari atas sampai bawah, seperti sedang menunggu sesuatu seraya minum. Susan sudah meminum setengah gelas, lalu meletakkan gelasnya di meja. Tanpa terduga Arya hendak mengambil gelas milik Raka.

Mata Susan melebar. Dengan cepat wanita itu meraih gelas tersebut sebelum Arya menggapainya.

"Aku mau minum," ujar Arya menatap gelas yang berada di tangan Susan.

"Jangan yang ini, minuman ini punya pak Raka," ujar Susan tampak enggan memberikan gelas tersebut kepada Arya.

"Nggak pa-pa, berikan saja," ujar Raka dengan santainya.

"Jangan pak," ujar Susan ngotot, entah karena apa.

"Aku pesenin dulu," ujar Susan sambil membawa gelas yang ia kira milik Raka supaya tidak diminum oleh Arya.

"Mau dibawa kemana minuman saya?" tanya Raka seraya menatap gelas di tangan Susan.

"Saya amanin pak, biar nggak di minum sama dia," sahut Susan seraya menatap ke arah Arya yang masih ingin minum.

Raka memandang Susan dengan tatapan curiga.

Setelah kepergian Susan. Arya langsung mengambil gelas milik Susan lalu menenggaknya sampai habis tak tersisa.

"Ini minumannya," ujar Susan seraya meletakkan minuman untuk Arya dan minuman milik Raka.

Dan betapa terkejutnya ia saat melihat gelas miliknya telah kosong. "Untung aku bawa minumannya pak Raka, kalo nggak bisa gawat," batin Susan seraya mengembuskan nafas lega.

Tiba-tiba Raka berdiri. Hingga memancing rasa penasaran Susan. "Pak Raka mau kemana?"

"Pulang," sahut Raka singkat padat dan jelas.

"Baru juga jam segini, masa udah mau pulang? Hik!" tanya Arya.

"Saya permisi," ujar Raka lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Susan dan Arya.

"Tunggu pak Raka!" pekik Susan panik. Wanita itu hendak menyusul Raka namun karena ia memakai sepatu high heels cukup tinggi dan dalam keadaan panik, akhirnya kaki Susan membentur kaki meja lalu tubuhnya jatuh terduduk di pangkuan Arya.

Keduanya sama-sama membeku. Dan tak lama kemudian tubuh mereka terasa sangat panas. Dengan debaran jantung yang menggila. Seperti ada hasrat yang harus disalurkan dengan segera.

Tatapan Arya langsung tertuju ke arah bibir Susan yang mengkilap dan tampak menggoda. Sementara itu Susan menatap bibir Arya dengan tatapan lapar. Tak menunggu waktu lama untuk menyatukan bibir mereka berdua. Keduanya berciuman dengan panas dan menggebu-gebu. Seolah-olah haus akan dahaga.

Pasalnya kedua orang itu telah dipengaruhi oleh obat perangsang yang Susan siapkan khusus untuk menjebak Raka. Pada awalnya Susan berniat menjebak Raka supaya pria itu mau menikahinya. Namun sepertinya justru menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

Raka yang memperhatikan Arya dan Susan dari jauh menjadi lega, karena ia tidak meminum minuman itu. Dari awal ia sudah curiga karena Susan tampak memaksanya untuk minum. Dan benar dugaannya. Sekretarisnya itu telah menambahkan obat perangsang ke dalam minumannya.

Raka mengembuskan nafas lega. Hari ini mungkin ia beruntung dan untuk kedepannya ia akan lebih waspada terhadap Susan. Karena sekretarisnya itu benar-benar menyeramkan.

Pria itu juga bersyukur lantaran Arya datang diwaktu yang tepat dan juga menggantikan dirinya untuk masuk kedalam jebakan yang dibuat oleh Susan.

Pada akhirnya Raka melenggang pergi tak peduli dengan nasib keduanya. Yang terpenting ia selamat dari jebakan Susan. Entah apa yang akan terjadi jika ia sampai terjebak dan harus menikahi wanita itu. Raka tak bisa membayangkannya. Apalagi kalau Vita menikah dengan pria lain. Mungkin ia bisa gila.

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 170K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2M 71.7K 73
Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.
510K 20.8K 36
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.7M 305K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...