Foxtrot ≡ Norenmin

Oleh bubbleryfox

71.6K 10.2K 1.6K

[Mature Content - Explicit] Untuk membongkar sindikat penjualan obat illegal terbaru yang telah meluas di pas... Lebih Banyak

The (F)irst
F1 Bertemu
F2 Operasi
F3a Ruangan
F3b Keharusan
F4 Perpecahan
F5 Pribadi
F6 Start
F7a Narcissus
F7b
F7c Overdose
F7d Secret
F7e
F8 Kata Maaf
F9a Victoria Harbour
F9b
F9c
F10
F11b Samcheok
F11c

F11a Busan

1.1K 241 56
Oleh bubbleryfox


"Dialog dalam italic adalah dialog yang terdengar dari earpiece"


Sebelum adanya Operasi Mimpi, Scorpio dan Aculeus masing-masing ditangani oleh intelijen negaranya. Korea Selatan menangani Scorpio dalam kasus sindikat. China memasukan Aculeus dalam bagian penjualan bahan mentah obat terlarang. Sedangkan Kanada ditangani oleh bagian import obat-obatan terlarang.


Syukur saja sekarang mereka sudah terbentuk Operasi khusus yang menjalin hubungan internasional. Kelas Operasi Mimpipun sangat tinggi yaitu Tingkat 1. Tingkat tertinggi dari jenis-jenis operasi lainnya.


Tingkatan pada Operasi mereka mengizinkan mereka untuk melakukan misi dimanapun tanpa diganggu oleh penegak hukum lain selama mereka tidak membuat kesalahan fatal yang tak dapat dibiarkan.


Semua anggota sudah sampai di Busan dan bertemu di Apartemen yang mereka sewakan.


"Ingat, ini hanya pengumpulan intelijen. Tidak boleh ada Scorpion yang tahu bahwa kita ada disini. Ini sudah di Korea, jadi jika terjadi keributan Scorpio tidak akan ragu untuk mengubah rute mereka dan mengoceh kita ke tempat yang salah. Kita sangat perlu tau dimana pabrik pembuatan Aculeus, jadi ingatlah untuk teliti dan berhati-hati." Peringat Mark.


Misi mereka saat di Victoria Harbour ya dapat dibilang gagal dan kacau. Identitas Jeno yang tak dapat lagi dipakai untuk misi penyamaran, intervensi dari Nine Dragons, dan tentu saja misi tanpa hasil apapun.


Masing-masing mereka mengangguk. Kini semua sudah punya pengertiannya sendiri untuk misi bersama ini.


Chenle dan Jisung masih memiliki earphone yang berbeda untuk misi, namun line mereka telah disatukan sehingga pusat kontrol datang dari mereka bersama. Jaemin juga sudah berusaha mengakrabkan diri pada Chenle dan ingin menggunakan spesialisasi agen muda itu ke dalam misi.


Sejauh ini Donghyuck tak lagi dengan sengaja menjauhi Mark, Mark rasa itu sudah merupakan kemajuan yang besar mengingat sudah hitungan tahun Donghyuck tidak ingin memiliki urusan dengan sang agent Kanada itu.


Dan untuk Jeno dan Renjun, mereka masih memiliki sifat kompetitif dan keras keduanya tetapi kini mereka berkompetisi dengan baik dan profesional.


"Aku percaya sekarang giliranku menjadi ketua lapangan." kata Renjun.


Kini kedua agen lapangan itu diam di mobil yang telah terpakir diantara pepohonan. Mereka menunggu truk pengangkut barang mentah Aculeus untuk keluar dari dermaga dan menuju ke pabrik milik Scorpio.


Jeno mengangkat satu alisnya dan menatap Renjun dengan pandangan menantang. "Misi sebelumnya walaupun aku yang menjadi ketua tapi kau tidak mengikuti kata-kataku."


"Tidak usah mengungkit-ungkit. Kukira kita sudah move-on." Cibir Renjun kesal. Anjing-anjingnya yang duduk di belakang ikut menggonggong menyetujui pemilik mereka.


Jeno menyeringai puas sudah membuat kesal rekan agennya. "Baiklah. Misi kali ini aku serahkan padamu."


"Bagus." balas Renjun singkat.


"Ge, mobilnya mulai bergerak."


"Hyung, pastikan kau menandai truk merah tua ya. Itu truk yang keluar urutan kedua,"


Renjun dan Jeno mengangguk, Jeno langsung memasang sabuk dan menyalakan mobil sedangkan Renjun mulai memastikan semua perlengkapan yang perlu mereka bawah telah ada dan dalam keadaan yang baik.


"Sekarang diam dulu." Pinta Renjun pada Jeno.


"Apa yang kau lakukan?" tanyanya.


"Anjing-anjingku ingin menentukan siapa diantara mereka yang mau menjadi tumbal dan ikut mengawalmu."


Benar kata Renjun karena masing-masing anjingnya maju antara cela kursi yang didepan dan mengendus lengan Jeno secara bergantian.


"Tumbal apaan? Mereka pasti berlomba-lomba ingin bersamaku!"


Sayangnya apa yang dikatakan Jeno hanya keinginannya saja karena keempat anjing menangis seakan tak mau. Mereka jadi saling mendorong satu sama lain. Akhirnya dengan sangat terpaksa Micinlah yang berhasil didorong saudaranya untuk melompat ke kursi depan. Micin sendiri tampak kesal karena terus menerus menutup telinganya.


Jeno menatap anjing putih yang kini mengeluh diatas pangkuan Renjun. "Kau yang menyuruh mereka melakukan ini kan?"


"Mana ada. Mereka itu hidup demokratis." seringai Renjun.


Dia tertawa sebelum membuka pintunya. Micin melompat dan duduk manis di kursi depan menggantikan Renjun. Sedangkan ketiga anjing lain ikut turun setelah Renjun membukakan pintu belakang.


"Hei, lakukan dengan benar ya, Huang." pesan agen Korea Selatan.


Renjun memutar matanya malas lalu mulai berlari menjauhi mobil mereka.


━╋━◇◇◇━╋━


"Lee, kabari kalau kau sudah di tempat." Pesan Renjun dari ujung suara.


"Iya cerewet."


Jeno melajukan mobil mereka sampai memasuki jalan dimana truk-truk dermaga akan lewat. Dia melihat sekitar dan mendapatkan bahwa sejauh ini hanya mobilnya yang ada diantara kawasan penuh pohon itu.


"Aku sudah 50 meter jauh dari lokasi A. Ledakan saja sekarang." kata Jeno pada earpiecenya.


Terdengar bunyi ketikan keyboard lalu persetujuan dari Jisung dan Chenle barulah terdengar ledakan sedang yang tak jauh dari tempat Jeno berdiri. Agen Korea Selatan itu menyaksikan satu pohon yang cukup sedang tumbang karena ledakan itu.


Langit yang sedang mendungpun sangat mendukung alasan pohon itu tumbang, anggaplah dia tumbang karena petir.


"Sudah siap." kata Jeno mengabarkan. Dia lalu memajukan mobilnya hingga didepan pohon yang kini menghalangi jalan itu.


"Ok, mereka baru keluar dari gerbang." info Jisung.


"Renjun-ge, siapkan dirimu. Jarak mereka sudah 300 meter dari tempat Jeno-hyung." kata Chenle untuk Renjun tapi tetap terdengar dari earphone Jeno.


Jeno juga ikut dapat mendengar keributan 3 mesin dari truk yang mendekat ke arahnya. Dia langsung keluar dari mobil dan berusaha berakting seakan frustasi.


"200 meter,"


"100 meter,"


"50 meter,"


"Sudah diposisi."


"Ok, Lee aku sudah siap. Tolong alihkan atensi orang truk 1." pinta Renjun.


Jeno tak lagi membalas karena dia langsung berjalan ke truk yang paling dekat dengannya. Dia mendekat dan mengetok-ngetok pintu pengemudi truk besar itu.


"Apa kalian punya alat berat? Pohon itu baru saja tumbang karena kena petir. Kita tak akan bisa jalan melewatinya." kata Jeno.


Pengemudi truk 1 itu membuka pintu dan turunlah seorang dengan perawakan tinggi dan sangar, dibalik baju hitam yang dia pakai Jeno dapat mengenali otot-otot yang ada karena dibangun dengan sengaja.


"Kami punya alat berat di belakang." setuju pengemudi itu. Dia lalu menginstruksikan untuk satu temannya ikut turun dan membantu untuk menebang pohon di jalanan.


"Sebaiknya kau pindahkan mobilmu ke belakang." kata teman truk 1 itu.


Jeno mengiyakan dan kembali ke mobilnya untuk melakukan sesuai apa yang diminta.


Truk pertama pada hampir semua rombongan memang selalu dilengkapi dengan alat berat karena mereka bertugas membuka jalan untuk truk kedua. Sedangkan truk ketiga ditugaskan untuk menjaga truk 2 dari belakang dan memastikan tak ada yang melakukan apapun pada truk didepannya.


Mobil Jeno mundurkan hingga hampir sejajar dengan truk merah kedua.


"Hey! Ada apa di depan?" Tanya orang dari truk 2. Jeno turun dan berjalan mendekat ke samping pintu penumpang truk 2.


Dari ekor matanya dia melihat bayangan coklat hitam yang lari dari hutan ke belakang truk 3 atau truk yang paling belakang. Misi sementara dimulai, dan tugas Jeno sekarang adalah memastikan truk 1 sibuk dengan pohon yang tumbang dan atensi truk 2 fokus kepadanya.


Untuk menanam track device dan mengalihkan atensi orang truk 3 akan Jeno serahkan pada Renjun.


━╋━◇◇◇━╋━


Dari balik pepohonan Renjun melihat Jeno yang berjalan mendekat ke penumpang truk 2. Dia langsung menepuk punggung Cahkwe dan anjing terbesarnya itu langsung lari ke belakang truk 3 dengan batu yang cukup besar dia gigit.


Tak lama setelah Cahkwe berlari, tampak penumpang truk 3 turun dari truk. Tak lama setelahnya supir truk 3 juga ikut turun menyusul temannya. Tak salah lagi bahwa kedua orang tersebut ingin memastikan bunyi apa yang terdengar dari muatan mereka.


Tidak mereka ketahui bahwa itu adalah bunyi yang Cahkwe buat dengan memainkan batu yang dia bawa di atas atap truk, juga menghentak-hentakkan kakinya agar semakin ramai.


Begitu memastikan kedua orang truk 3 sedang sibuk di belakang, Renjun ikut memastikan bahwa Jeno sedang berbincang dengan orang di truk 2. Renjun berlari secepat mungkin ke belakang truk 2. Tanpa pikir panjang dia langsung merangkak ke bawah truk.


"Aku sudah di posisi." info Renjun.


Terdengar suara Jaemin yang bernafas lega, dan sorakan Chenle juga Jisung. "Cepatlah Renjun, sepertinya orang truk 1 sudah hampir selesai memotong pohon depan." peringat Jaemin.


Renjun mengangguk tanpa suara dan segera mengambil alat yang tadi dia simpan di antara saku vest-nya. Alat itu berbentuk kotak dengan satu lampu ditengahnya. Ukurannya seperti satu kepalan tangan saja.


Renjun mengambil cable tie yang ada di saku lain vest-nya dan mulai bekerja untuk memastikan alat pelacak itu tetap pada tempatnya di bawah tubuh truk. "Nyalakan Le." pintanya.


Lampu yang ada di tengah alat itu langsung berpijar merah. Renjun bernafas lega karena alatnya bekerja. Setelah yakin, Renjunpun bersiul.


Siulan itu terdengar seperti burung-burung yang ada di hutan, tetapi tak ada yang tahu bahwa itu adalah sinyal Renjun untuk anjing-anjingnya.


Cahkwe yang tadinya menunduk agar tak terlihat diatas atap truk melompat turun ke kanan dan melolong nyaring. Disaat yang sama, Michin keluar dari mobil Jeno dan berlari untuk mendekati Cahkwe. Keduanya terlihat saling mengeram dan sedikit lagi saling gigit.


━╋━◇◇◇━╋━


"SERIGALA!!!" teriak supir truk 3. Orang truk 3 masih terpaku, begitupun orang truk 2 yang panik mendengar teriakan temannya dan langsung ke kanan untuk melihat keadaan.


Jeno masih sempat melihat tubuh Renjun yang berguling ke kiri truk dan segera lari ke hutan ketika atensi semua orang yang ada disitu fokus pada 'Serangan serigala'.


"Berikan opening agar Cahkwe dan Micin bisa kabur, Lee." pesan Renjun dengan suara grasak grusuk karena dia sedang berlari menjauh secepat mungkin.


"Tolong jangan tembak! Itu anjingku!" Seru Jeno ketika dia melihat senjata api sudah diangkat untuk membidik kedua anjing.


Ketika ada jeda berkat teriakan Jeno, Cahkwe langsung berlari kedalam hutan dan Micin mengikuti, masih dalam akting mereka yang ingin bertarung.


━╋━◇◇◇━╋━


"Apa semuanya bekerja?" Tanya Renjun pada earphonenya. Kini agen China itu sudah duduk manis diatas pohon rimbun dan bersembunyi di antara dedaunan lebatnya.


"Aman ge! Sekarang Jeno-hyung sedang berpura-pura masih harus mencari Micin sedangkan para truk sudah akan berangkat lagi."


Gukkkk gukkk!!


"Oh ya, itu sudah di kode Buntelan dan Kentang."


Renjun menuruni pohon yang lumayan tinggi itu dengan gampang. Dia bersiul memanggil semua anjingnya, merekapun melolong sebagai jawaban dan berjalan dengan santai di belakang pemimpin mereka.


Mobil mereka masih terparkir di tempat terakhir Renjun melihatnya. Dia mendekat dan membuka pintu belakang terlebih dahulu. Anjingnya masuk satu persatu hingga sudah terduduk manis barulah dia pindah kedepan dan mengunci pintu penumpang.


Disampingnya ada Jeno yang tersenyum kepadanya, senyum tulus dan bangga akan keberhasilan mereka.


"Kerja yang bagus, leader Huang."


Renjun mendengus geli sambil tertawa. "Good job for yourself, Lee."



Jujur gue ngga nyangka banget kalian pada milih Action dibandingkan momen Norenmin??? GUEEE UDH PESIMIS KALIAN SEMUA BOSEN KARENA SEMAKIN KESINI SEMAKIN BERAT DAN INI NGGAK ADA MOMEN SAMA SEKALI?!?!? 

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

45.5K 10.1K 116
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
778K 79.5K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
103K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
102K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote