Istri Pilihan Bunda | [TAMAT]

By pangeran_naga

373K 30.3K 1.6K

⚠️ Follow sebelum baca, tinggalkan jejak jari sebelum pergi. ⚠️ Judul awal : Aszlee Love Zahira Blurb: "Abang... More

Bagian 01
Bagian 02
Bagian 03
Bagian 04
Bagian 05
Bagian 06
Bagian 07
Bagian 08
Bagian 09
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 50
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57

Bagian 54

2.9K 301 64
By pangeran_naga

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

[Aszlee Love Zahira]

Setelah beberapa hari berlalu di luar negeri. Semua pekerjaan Aszlee sudah selesai. Tetapi mereka belum sempat untuk bertemu dengan kembaran pria itu, karena Aszlee masih menyusun waktu untuk bertemu dengan saudaranya tersebut.

Hingga di hari keempat mereka di Italia, Zahira mulai merasa bosan. Karena ia sama sekali tidak keluar kemanapun, itu adalah larangan dari Aszlee. Ia tidak mau jika istrinya akan merasa lelah.

"Aira bosan tau, di sini terus."

"Abang ajak jalan-jalan kamu gak mau."

"Ya gak lah. Massa jalan-jalan cuma di sekitaran ini aja," ucap Zahira.

"Hei ... Sayang kita itu gak tau arah. Bukannya jalan-jalan, kita malah nyasar"

"Makanya abang langsung ketemu sama kembaran abang itu."

"Nanti abang ketemu sama dia," ungkap Aszlee.

"Serius ... Aira mau ikut."

"Gak boleh," larang Aszlee.

"Kok gak di bolehin sih."

"Besok kita ketemu sama abang. Hari ini kamu jangan ikut dulu."

"Abang curang. Aira 'kan juga pengen ketemu."

"Ya udah. Kamu di sini aja ya, abang mau keluar."

"Keluar kemana?"

"Ketemu abang."

"Aira ikut," rengek wanita itu.

Cup!

Satu kecupan mendarat tepat pada bibir wanita itu. Aszlee mengelus perut Zahira, hingga ia meninggalkan ciuman beberapa kali.

"Anak ayah. Jagain bunda ya, ayah mau pergi dulu."

"Ikut abang."

"Jangan."

"Please ..."

Zahira memohon kepada pria itu, ia tidak mau ditinggalkan sendirian di dalam hotel.

"Jangan ya sayang ... Besok aja."

"Tunggu dulu," ucap Zahira, saat suaminya hendak melangkah pergi.

Zahira menahan pria itu supaya tidak pergi lebih dulu. Setelah mengambil botol parfum, ia pun menyemprotkan wewangian tersebut kepada suaminya.

"Eh! Apa-apaan ini."

"Hehehe ..."

"Abang harus pakai parfum Aira. Biar orang-orang tau kalau abang udah nikah."

"Massa parfum cewek sih," protes Aszlee.

"Biarin ... Lagian abang gak mau parfum ini sebagai gantinya kalau Aira itu terus-terusan deket sama abang."

"Mmm ... Mau lah, abang gak mau jauh-jauh dari kamu."

"Ya udah ... Boleh 'kan Aira semprotin?

"Iya ... Yang banyak sayang. Biar abang gak khilaf di luar."

"Abang jangan nyebelin deh."

"Hahaha ... Bercanda sayang."

Zahira memutari tubuh suaminya, ia menyemprotkan cairan itu keseluruhan badan Aszlee. Setelah itu Aszlee keluar, ia tersenyum sendiri melihat tingkah laku Zahira tadi. Walaupun wanita itu terlihat posesif, tapi ia menyukainya.

Tinggallah Zahira sendiri di hotel, ia duduk santai di sofa sambil menonton televisi. Hampir satu jam sudah berlalu, Zahira mengingat pria itu. Seperti ada rasa aneh ketika suaminya sudah pergi.

"Abang!" lirihnya, sambil meletakkan telapak tangannya di dadanya sendiri.

***

Sudah dua setengah jam Aszlee keluar dari dalam kamar hotel. Tidak lama setelah itu, seorang pria masuk. Zahira tersenyum lebar saat mengetahui Aszlee di depan pintu.

"Abang."

Zahira segera menghampiri Aszlee.

"Kok cepet banget pulangnya?"

"Siapin tas, besok kita berangkat," ucap pria itu

"Berangkat ... Berangkat kemana?"

"Kita pulang ke Indonesia."

"Aira 'kan belum ketemu sama kembaran abang."

"Gak perlu! Kita pulang aja."

Kecewa sudah pasti Zahira rasakan, tiba-tiba saja pria itu mengingkari janjinya untuk mempertemukan Zahira dan kembarannya.

"Abang ingkar janji. Aira gak suka tau."

Pria itu mengabaikan Zahira, ia tidak menggubris perkataan istrinya lagi membuat wanita berkerudung itu merasa heran dengan sikap suaminya saat ini.

Hingga malam tiba, Zahira masih merasa bingung dengan pria yang bersamanya sekarang. Aszlee benar-benar mengabaikan dirinya. Tidak ada obrolan apa-apa diantara keduanya.

"Abang makan yuk."

"Aku gak lapar."

"Aku! Maksud abang ngomong gitu apa?"

"Eh, abang gak ada maksud apa-apa. Kamu lapar?" tanyanya.

"Aira lapar," ucap Zahira.

"Kalau lapar, kita keluar sekarang."

"Abang kenapa sih? Aneh banget."

"Abang gak kenapa-kenapa."

"Abang!"

Saat Zahira hendak meraba bagian wajah Aszlee. Tiba-tiba pria itu menghindarinya.

"Kamu mau ngapain?"

"Mau pegang abang lah. Gimana sih."

"Gak usah."

Saat Zahira hendak melancarkan aksinya lagi. Sama seperti tadi pria itu menghindar bahkan langsung berdiri.

"Jangan sentuh aku, Zahira."

"Abang kenapa sih? Gak lucu tau."

"Udah ya ... Kamu siap-siap sekarang. Katanya lapar."

"Aira gak jadi keluar."

"Kamu bilang mau makan."

"Gak jadi ... Abang aneh."

"Kamu kalau lapar harus makan. Ingat bayi kamu."

"Bayi Aira? Ini bayi kita abang "

"Iya ... Maksud aku gitu, ini bayi kita."

"Abang gak apa-apa 'kan?" tanya Zahira.

Ia kebingungan sendiri melihat tingkah Aszlee.

"Enggak Zahira."

"Zahira ... Biasanya abang manggil Aira. Kok sekarang lain gitu."

"Perkara panggilan aja kamu permasalahkan?"

"Bukan gitu! Abang jangan marah dulu."

"Kamu tunggu di sini. Abang mau keluar."

Zahira bingung dengan sikap pria itu, tidak ada hujan tidak ada petir. Tiba-tiba saja Aszlee berubah seratus delapan puluh derajat.

Tidak terlalu lama Zahira ditinggalkan, hanya setengah jam Aszlee keluar, ia kembali ke hotel membawa makanan untuk wanita itu.

"Kamu makan sekarang. Ini abang udah belikan."

"Abang gak sekalian makan?"

"Abang gak lapar."

"Pasti mau disuapin 'kan. Kayak biasa."

"Enggak ... Udah di bilang aku gak lapar."

Tuuut ... Tuuut ... Tuuut ...

Ponsel pria itu berbunyi, ia segera menjawab telepon dari seseorang. Yang membuat Zahira semakin bingung ketika Aszlee menghindar saat mengangkat telepon tersebut.

"Diiih ... Aneh banget."

Setelah Aszlee mengobrol via telepon dengan orang lain. Ia kaget saat mengetahui Zahira berada di pintu kamar.

"Kamu nguping?"

"Enggak ..."

"Terus kamu ngapain di sini."

"Iya! Aira nguping ... Abang itu aneh banget tau. Aira jadi penasaran."

"Kamu penasaran apa sama aku?"

"Aira penasaran lah, abang beneran aneh. Gak kayak biasanya."

"Abang mau keluar ... Kamu jangan kemana-mana."

"Aira, ikut."

"Diam di sini."

"Enggak mau."

Saat Zahira hendak merangkul lengan Aszlee. Pria itu sedikit menjauh.

"Abang ... Kalau Aira punya salah bilang, jangan kayak gini."

"Kamu gak punya salah."

"Yang semalam masih kurang? Kalau gitu ayo, tapi abang jangan marah sama Aira."

"Yang semalam apa?" tanya pria itu.

"Ibadah di kamar ..."

Aszlee mengabaikan perkataan wanita itu. Ia berlalu pergi tanpa memperdulikan istrinya. Baru beberapa detik ia keluar, Aszlee kembali masuk.

"Mau bawa Aira ya?"

"Kamu siapin barang-barang. Besok kita pulang."

Lagi, Aszlee meninggalkan wanita itu sendirian di sana. Zahira kecewa melihat tingkah suaminya yang mendadak berubah. Zahira sudah pasti bingung melihat kelakuan suaminya. Ia mencoba untuk berpikir keras, apakah dia memiliki kesalahan terhadap Aszlee.

Sepulangnya Aszlee dari luar, ia kembali membawa makanan untuk istrinya. Pria itu duduk di samping Zahira.

"Kamu makan sekarang."

"Terimakasih, abang."

"Iya!"

"Diiih ... Abang kenapa sih?"

"Abang gak kenapa-kenapa. Kamu cepat makan."

"Abang gak makan?"

"Gak."

Zahira mengernyitkan dahinya. Ia benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikap suaminya. Wanita itu menghembuskan nafasnya dengan perlahan mencoba untuk tidak emosi kepada Aszlee.

"Mau Aira suapin 'kan. Kayak biasanya."

"Gak perlu!"

Zahira tidak ingin memaksa pria itu, lagi pula saat ini dia sedang lapar. Lebih baik ia makan terlebih dahulu dibandingkan harus menghadapi sikap aneh Aszlee.

"Abang gak pegang perut Aira?"

"Untuk apa?"

"Abang tanya untuk apa?"

"Eh ... Enggak, maksud abang. Lain kali aja."

"Abang beneran aneh."

"Kamu makan sekarang, abang mau tidur," ucap Aszlee. "Satu lagi! Kamu jangan tidur di dekat abang."

"Ha? Maksud abang apa?" tanya Zahira sangat heran.

"Kamu tidur di kamar. Abang tidur di sofa."

"Abang apaan sih ... Aira gak suka abang kayak gini. Bercandanya gak lucu."

"Kamu mau membantah suami?"

"Enggak lah ... Aira gak berani."

"Ya udah, kamu harus nurut apa kata abang."

Pria itu berlalu pergi, Zahira meneteskan air matanya. Ia seperti tidak melihat tingkah Aszlee yang sebelumnya. Wanita itu bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi kepada suaminya. Perubahan sikap Aszlee sangat menggangu pikiran Zahira.

Hingga pagi hari, Aszlee tersentak kaget saat mengetahui Zahira sudah ada di dekatnya sambil memandangi dirinya. Zahira juga kaget melihat reaksi dari Aszlee. Ia pun berdiri dan sedikit menjauh dari pria itu.

"Abang kenapa sih? Aneh banget."

"Sejak kapan kamu lihatin abang?"

"Udah dari tadi," jawab Zahira.

"Kamu jangan deket-deket sama abang."

"Aira mau cium abang," ujar wanita itu.

Zahira kembali mendekati pria itu. Namun, Aszlee malah menjauh.

"Abang kok jauhin Aira?"

"Ngapain sih cium-cium."

"Aira mau cium abang. Lagian abang aneh banget, pulang dari luar kemaren langsung gak peduli sama Aira."

"Abang mau mandi, sekarang kamu siap-siap."

"Aira ikut."

"Ikut kemana?" tanya laki-laki itu.

"Ikut mandi sama abang."

"Gak boleh!"

"Kenapa?" tanya Zahira. "Biasanya juga mandi bareng."

Aszlee menggelengkan kepalanya ia langsung menuju kamar mandi untuk segera bersiap-siap. Beberapa menit sudah berlalu, Zahira mencoba untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi kepada pria itu. Namun saat dia hendak masuk ke dalam, pintu kamar malah terkunci.

"Abang!"

"Apa?"

"Udah selesai mandinya?"

"Udah."

"Buka pintunya, Aira mau masuk."

"Tunggu dulu."

"Tunggu apalagi abang?" tanya Zahira.

"Abang pakai baju dulu."

"Abang, iiih ... Buka cepetan."

"Sebentar!"

"Buka, bang! Aira mau lihat abang."

Tidak ada sahutan dari pria itu lagi. Beberapa menit setelah Zahira menunggu di depan pintu. Aszlee keluar dengan pakaian yang biasa.

"Kenapa pintunya di kunci?"

"Abang baru siap mandi. Makanya pintu abang kunci."

"Kenapa harus di kunci coba!"

"Iyalah ... Nanti kamu malah masuk lagi, abang 'kan gak pakai apa-apa."

"Iiih ... Apaan sih, biasanya juga gak gitu ... Lagian Aira juga udah lihat pun-"

"Ssst ... Gak usah ngomong aneh-aneh," ucap Aszlee menghentikan perkataan Zahira. "Sekarang kamu siap-siap. Abang mau beli makanan. Setelah itu kita berangkat."

Aszlee keluar lagi dan mengabaikan Zahira. Wanita itu berdecak kesal, ia benar-benar tidak menyukai sikap Aszlee saat ini. Hingga jam menunjukkan pukul 8 pagi waktu setempat. Kini keduanya sudah bersiap menuju bandara.

"Beneran abang gak mau ketemu sama kembaran abang dulu?"

"Kamu banyak nanya. Bisa diam gak sih."

"Aira baru nanya lho. Kok abang malah marah."

"Udah siap semuanya 'kan?"

"Udah ..."

"Ya udah, kita pergi sekarang."

Zahira sangat kecewa dengan Aszlee, niatnya untuk bertemu dengan kembaran pria itu malah tidak jadi. Wanita itu juga bingung, Aszlee mengatakan mereka akan tinggal selama lebih dari seminggu. Nyatanya di hari keempat mereka malah pulang menuju ke Indonesia.

[Aszlee Love Zahira]

- BERSAMBUNG -

Continue Reading

You'll Also Like

40.6K 1.4K 41
Jangan lupa follow sebelum membaca❤ Start:10 agustus 2023 Finish:-
8.1K 1.2K 37
[SEOKSOO GS Fanfiction] Generasi baru telah memasuki masanya. Semua perusahaan berusaha menunjukan taring atas nama kekuasaan. Jisoo, sama sekali tak...
5.4K 618 29
"Apakah masih ada seorang laki-laki yang menerima wanita yang sudah rusak sepertiku?"-Naya ________________ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA 🌼🌼 HARAP KE...
733K 63.2K 44
Story 1 [Sebagian chapter sudah dihapus. Klik link di bio untuk pemesanan novel] Hanya tentang dua insan yang dipersatukan dalam ikatan pernikahan. _...