Bagian 28

5.4K 474 28
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

[Aszlee Love Zahira]

Pagi hari tiba, tidak seperti biasanya Zahira lebih dulu bangun dibandingkan dengan suaminya. Pagi ini Aszlee lah yang lebih dulu beranjak dari tempat tidur. Pria itu segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Ia tidak membangunkan istrinya karena merasa kasian melihat wajah lesu dari Zahira. Aszlee sadar, dia terlalu egois karena meminta wanita itu terus melayani dirinya. Padahal Zahira sudah berkata kalau dia merasa capek.

Setelah beberapa menit pria itu mandi, kini ia sudah berpakaian rapi. Merasa aneh dengan istrinya yang tidak bangun-bangun juga. Aszlee mulai khawatir, ia pun segera menghampiri Zahira.

"Sayang bangun. Kamu gak ke kampus? Nanti keburu siang."

Tidak ada jawaban dari wanita itu. Aszlee pun membelai rambut istrinya. Namun, saat dia menggenggam tangan Zahira, ia merasakan panas pada tubuh wanitanya.

"Aira, istri abang. Bangun sayang."

"Aira kamu sakit ... Aira."

Aszlee mulai panik, rasa bersalah dalam dirinya semakin besar.

"Sayang bangun!"

Aszlee terus menepuk-nepuk wajah istrinya dengan sangat pelan.

"Sayang bangun ... Jangan buat abang khawatir."

"Aira ..."

"Mmm ... Bang," lirih wanita itu.

"Sayang badan kamu panas. Kita ke rumah sakit ya."

Terlihat wajah Zahira begitu sangat pucat. Ia benar-benar lesu, seperti habis mengerjakan sesuatu yang berat.

"Abang jangan pergi ke kantor ya. Temenin Aira, please ..."

"Pasti sayang, abang gak mungkin ninggalin kamu."

Zahira meraih tangan Aszlee dan meletakkan pada wajahnya sendiri.

"Jangan pergi ya, bang."

"Iya, iya! Abang gak akan ke kantor. Tapi kita harus ke rumah sakit ya."

"Enggak mau, cuma demam biasa."

Aszlee beralih menuju lemari. Mengambil jilbab istrinya. Ia pun memakaikan jilbab itu pada Zahira.

"Mau ngapain, bang."

"Kita ke rumah sakit."

"Aira gak kenapa-kenapa, bang."

Tidak ada jawaban dari sang suami, Aszlee langsung menggendong istrinya layaknya seperti bridal style. Ia benar-benar khawatir melihat wajah pucat dari Zahira. Baru saja mereka keluar dari kamar, Astrid segera menghampiri keduanya.

"As, Aira kenapa?"

"Aira sakit, bunda. Dia demam."

Sejenak Astrid meletakkan telapak tangannya di dahi wanita itu.

"Bunda ikut."

Ketiganya langsung menuju rumah sakit. Zahira merasa kedinginan dalam pelukan mertuanya itu.

Istri Pilihan Bunda | [TAMAT]Where stories live. Discover now