Bagian 09

9K 725 24
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

[Aszlee Love Zahira]

Hari pernikahan telah tiba, para keluarga sudah bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah Zahira Mariska. Karena akad nikah akan di langsungkan di kediaman mempelai wanita.

Pria itu tengah berdiri di cermin, ia menatap pantulan dirinya dari kaca tersebut. Senyum manis itu terus merekah tanpa berhenti. Aszlee masih belum percaya, akhirnya dia menikah dengan orang yang baru saja ia kenal.

Saat laki-laki itu sedang memandangi dirinya dari pantulan kaca yang besar. Seseorang masuk ke dalam kamarnya dan itu adalah kakak perempuannya.

"As," lirih Dara.

Wanita itu memasang raut wajah sedihnya. Ia bahagia karena adiknya itu akan segera menikah. Tapi di sisi lain ia juga akan merindukan sosok dari Aszlee. Pria yang selalu membuatnya kesal, pria yang menjadi teman ributnya.

Dara menghampiri Aszlee dan meraih kedua telapak tangan pria itu. Ia menatap wajah adiknya dengan sangat lekat.

"Setelah ini, gak ada lagi teman kakak yang di ajak ribut."

"Hehehe ..."

Aszlee terkekeh kecil mendengar pengakuan dari kakak perempuannya.

"Ingat ya, kamu harus berpikiran dewasa. Sekarang udah punya istri. Jaga baik-baik istri kamu."

"Iya, kak."

Dara menahan air matanya supaya tidak jatuh membasahi pipinya.

Itu adalah keinginannya bukan?

Melihat sang adik supaya cepat menikah. Tetapi setelah pria itu menemukan jodohnya, Dara malah tidak rela. Karena setelah ini tidak ada lagi yang akan membuatnya marah.

"Kamu nakal ya. Kakak cuma bercanda nyuruh kamu nikah. Tapi sekarang malah beneran," ucap Dara. "Kamu mau lari dari kakak 'kan. Supaya gak ada lagi yang marahin kamu."

"Diiih ... Nangis," gumam Aszlee.

Wanita itu sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihannya. Air matanya pecah di hadapan adik laki-lakinya itu. Dara memukul pundak Aszlee. Tiba-tiba saja wanita itu menjewer telinga Aszlee.

"Si kecil udah mau nikah. Jangan bandel lagi, cukup kakak aja teman kamu bertengkar."

"Iya, kak. Lepasin dong," protes Aszlee.

"Jangan pernah main tangan sama istri kamu. Ingat, sebelum kamu melakukan itu. Kamu harus pikir dulu, jika seandainya kakak di buat seperti itu. Pasti kamu akan marah."

"Iya, kak. Udah dong, lepasin."

"Kakak gak mau, kakak masih mau ribut sama kamu."

Aszlee memeluk wanita itu, air mata Dara semakin menjadi-jadi. Ia menangis dalam pelukan adiknya.

"Bunda," ucap Aszlee saat ibunya masuk ke dalam kamar.

Aszlee melepaskan pelukannya pada wanita itu setelah Astrid masuk ke dalam kamar.

"Bunda ... As, jahat. Dia mau menghindar dari Dara."

Istri Pilihan Bunda | [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang