Foxtrot ≡ Norenmin

By bubbleryfox

71.6K 10.2K 1.6K

[Mature Content - Explicit] Untuk membongkar sindikat penjualan obat illegal terbaru yang telah meluas di pas... More

The (F)irst
F1 Bertemu
F2 Operasi
F3a Ruangan
F3b Keharusan
F4 Perpecahan
F5 Pribadi
F6 Start
F7a Narcissus
F7b
F7c Overdose
F7d Secret
F7e
F8 Kata Maaf
F9b
F9c
F10
F11a Busan
F11b Samcheok
F11c

F9a Victoria Harbour

1.6K 293 32
By bubbleryfox


Posisi Jaemin sebagai lead control adalah sebuah posisi yang kritis dan sangat sangat diperlukan.

Bila team leader adalah orang yang memastikan operasi ini berjalan dari luar dan masing-masing anggota mendapatkan apapun yang mereka perlukan demi mencapai potensi terbaik mereka, maka Jaemin sebagai lead control adalah orang yang memastikan dari dalam setiap misi berjalan sesuai rencana dengan mempertimbangkan segala aspek dalam misi itu untuk mendorong setiap anggota mencapai titik potensi tertinggi mereka.

Hal tak diduga dapat selalu terjadi dalam sebuah misi. Tiap misi selalu memiliki faktor risiko yang berbeda. Baik karena lingkungan, orang sekitar, atau bahkan diri sendiri.

Itulah tugas Jaemin. Untuk memastikan semua tetap berjalan walaupun rintangan didepan. Bila memang ada masalah, maka tugas Jaeminlah untuk menyelesaikannya dengan perpanjangan tangan lain.

Hah, perkataan Chenle soal dia yang tidak mencapai kompetensinya pun benar. Jaemin mengakui kesalahannya. Tapi yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah introspeksi karena penyesalan tidak ada gunanya.

"Mark, seberapa cepat kau bisa pindah ke lantai 2, sebelah timur gedung C?" Tanya Jaemin sambil memperhatikan denah peta biru yang ada di monitor Jisung.

"Lewat jendela 2 menit, lewat tangga 5 menit."

"Ok. Butuh bantuan?"

"Aku bisa menanganinya sendiri?"

Jaemin mengangguk. "Ikuti Renjun,"

"Aku tak butuh." Balas suara lain dengan begitu cepat.

"Mohon maaf pancake, aku belum tahu kualifikasi mu dan karena kau sangat keberatan untuk menceritakannya jadi aku tak ingin mengambil risiko." Sanggah Jaemin. Dia tau dia akan kena amukan Chenle lagi karena tidak mempercayai kompetensi Renjun, tapi Jaemin ingin kepercayaan terjalin dua arah, baik Jaemin untuk Renjun dan sebaliknya. "Jeno, lapor." Pinta Jaemin.

"Sampai saat ini tak ada hambatan."

"Ok. Bagus. Renjun-"

"Kau bukan control-ku." Decak Renjun lalu terdengar bunyi klik sebelum line Renjun mati.

"Chenle,"

"Aku yang akan mengawasi Renjun-ge." balas Chenle dengan nada yang menggerutu.

"Bagaimana denganmu? Apa perlu bantuan?"

Agen China yang belum pernah menunjukan wajahnya itu mendecih kesal dan bisa Jaemin bayangkan seberapa kesal wajah sang agen. "Lucu kalau baru sekarang kau ingin mencoba mengenalku. Aku dapat mengurus kami berdua tanpa bantuanmu, terima kasih." setelah itu line milik Chenle juga ikut mati.

Jaemin menghela nafas panjang dan menutup mata serta memijat dahinya. Dia butuh duduk dan minum kopi, belum dimulai misi saja dia sudah stress duluan.

Kekehan terdengar dari suara baru, bukan suara dari earpiece tetapi dari seseorang yang dari tadi diam dan hanya mengamati. "Heh, lihat maksudku Mark?" tanya Donghyuck yang lalu terkekeh lagi. "Satu kucing pergi dengan hanya sepasang mata menjaganya dari belakang, sedangkan dua jaguar bergerak dengan dua pasang bala bantuan dari belakang. Tidakkah kau lihat bagaimana terjadi diskriminasi sejak awal hanya karena kita tidak mengenal mereka?" pancingnya. Jaemin tidak tau apa hubungan Donghyuck dan Mark sebelum bertemu di misi ini, tetapi sepertinya mereka memiliki hubungan yang jauh dari kata baik.

Ada helaan napas panjang dari ujung line. "Lalu kau dimana?" tanya Mark

"Oh jangan permasalahkan aku, aku hanya sang bunga penonton." balas Donghyuck yang lalu kembali menulis apapun itu di tabletnya.


━╋━◇◇◇━╋━


Renjun memakaikan satu-satu vest harness untuk masing-masing anjing-anjingnya. Tentu dimulai dari yang paling besar dahulu karena mereka memiliki luas sasaran yang lebih besar.

"Ingat, jangan terlihat siapa-siapa. Ok?" Pasti Renjun. Balasannya adalah jilatan di hidung dari Cahkwe.

Renjun mengangguk mantap ketika vest Cahkwe sudah baik terpasang. Dia berpindah kepada Micin yang sudah duduk sopan menanti. "Kalau ada bau-bau yang mencurigakan, jangan mendekat. Panggil aku baru kita selidiki bersama." Kali ini Micin menjawab dengan menduselkan moncongnya pada pipi Renjun.

Ketika dia berpindah pada Kentang, sang Corgi sibuk memberikan kaki depannya kepada Renjun yang tidak meminta. "Kenapa? Masih lapar?" ledek Renjun. Kentang mengiyakan dengan tangisan kecil. "Itu karma anak yang suka mencuri makanan adiknya."

Tanpa memberi snack lagi untuk Kentang, Renjun pindah kepada Buntelan. Kentang itu memang memiliki perut yang besar, padahal mereka semua memakan sesuai porsi berat badan ideal, tapi ya Kentang ingin lebih.

Tapi kan akan repot jika Kentang kekenyangan dan jadi mager berlari ketika ada dalam misi. Jadilah Renjun tak akan memanjakan anjing manjanya itu ketika sudah akan memulai misi.

Buntelan beda lagi, dia sangat bersemangat sehingga terus memutarkan dirinya ketika Renjun berusaha untuk mengaitkan vest-nya. "Anjing pintar." Puji Renjun pada Buntelan yang kini lari mengitari kaki Renjun. "Kalian hati-hati ya." pesan Renjun dan membelai masing-masing kepala anjingnya.

Renjun mengecek jam tangannya dan mengangguk. "Buntelan, buntuti Jeno." katanya sambil memberikan gelang Jeno untuk Buntelan cium baunya. "Kentang, Cahkwe dan Micin mencar ya. Kita formasi 3." Semua anjing mendengus dan mulai berpencar, kecuali Buntelan yang kini terduduk lesu dengan ekor terjepit di lantai.

"Kenapa? Tidak mau pergi ke Jeno?" Buntelan merintih menyetujui. "Aku tak apa, tenang saja." yakin Renjun. Dia mengangkat tubuh anjing terkecilnya itu, mencium dahinya sebelum meletakkan Buntelan ke lantai dan menyaksikannya pergi.


━╋━◇◇◇━╋━


Sudah hampir dua jam Renjun ada di posisi siaganya. Dia menyembunyikan dirinya diantara box-box barang yang belum dimuat kedalam cargo. "Scorpion menggunakan pita ungu." kata Renjun setelah mempertimbangkan benar tidaknya pengamatan itu.

"Kau yakin?" tanya Jaemin yang kini sudah kembali tersambung dalam line.

"Mereka akan melakukan transaksi." Sambung Renjun lagi.

"Jeno, kau dimana?"

"Diantara cargo 43 dan 52 di Barat, satu orang dengan pita ungu baru saja membuka cargo 76 dan memasukinya. Dan dari tadi buntelan menggaruk kakiku sejak kami mendekati cargo ini."

"Artinya dia mencium obat terlarang." info Renjun.

Renjun rasa posisi mereka kini lumayan strategis, dengan Renjun yang tersembunyi dan menyaksikan transaksi yang akan dilakukan di salah satu galangan dermaga, dan Jeno yang mendapatkan tempat cargo dimana obat-obat tersebut disembunyikan.

Mungkin misi ini dapat berjalan dengan lancar dibandingkan dugaan mereka.

"Aku akan berusaha mendapatkan informasi." balas Jeno.

"Jeno, hati-hati." pesan Jaemin dengan nada yang terdengar sangat cemas bagi Renjun, atau mungkin itu hanya bayangannya?

"Transaksinya sedikit lagi akan dimulai." kata Renjun yang melihat orang-orang di galangan dermaga dekatnya sudah mulai bergerak dan seakan akan menyambut seseorang.

"Ok, tetap diposisi. Mark?"

"Ada dua orang baru yang bersiaga di dekat titik Renjun."

Transaksipun dimulai, Renjun sebisa mungkin berusaha untuk dapat melihat wajah orang yang sedang melakukan transaksi dan mendengar pembicaraan yang mereka lakukan.

"Ge, wajah tersangka sudah kita dapat, tapi mereka tidak terdaftar sebagai warga negara manapun." klaim Chenle.

"Suara mereka semua jelas tidak?"

"Cukup jelas ge, kenapa memang?"

"Coba cocokkan dengan analisa suara buronan-buronan MSS yang pernah dipenjara tapi sedang bebas sekarang, jika bisa cari yang memiliki sangkut paut dengan misi Gege. Wajah dan gerak gerik mereka agak mencurigakan, gege rasa gege pernah bertemu mereka di misi sebelumnya."

"Akan butuh waktu yang cukup lama sih ge untuk mencocokkan analisa suara, tapi akan kulakukan dari sekarang."


━╋━◇◇◇━╋━


Pada akhirnya transaksi sudah selesai dan galangan dermaga itu mulai dikosongkan. Renjun sangat puas karena sudah berhasil mengkonfirmasi transaksi scorpio dan setidaknya mendapatkan wajah orang-orang scorpio.

Dia baru akan melapor ketika tiba-tiba terdengar suara Jeno yang penuh kebingungan. "Jaemin, untuk apa kau turun?"

Ada jeda dari semua line. Jeda itu cukup membuat hati mereka berdetak lebih kencang dan kuat, apalagi ketika Jaemin membalas dengan suara yang tercekat. "Jeno... itu bukan aku,"

"SIAL!"

Dor! Dor!

Terdengar dua tembakan lepas, baik dari line Jeno, dan juga secara langsung dari kejauhan dimana Renjun berada.

"Jeno! Siapa yang kau tembaki?!" Desak Renjun yang dengan cepat meminta Jisung mengarahkan dirinya untuk mendekati posisi Jeno.

"Aku tidak tahu!"

"Berhenti menembak kalau begitu!" Kali ini desakkan terdengar dari Jaemin.

"Dan membiarkan orang ini membunuhku duluan? Kau saja!"

Dor! Dor! Dor!

"Jika itu Scorpio mereka akan mengirim bala bantuan! Chenle! Bagaimana keadaaan sekarang?" tanya Renjun yang tergesa-gesa berlari sambil berusaha bersembunyi agar tidak ditemukan pihak Scorpio.

"Bukan ancaman ge, itu sebenarnya Hen-"

"Sepertinya bukan scorpio, tidak ada yang mendekat." Info Mark dari tempat dimana dia bisa melihat jalur yang mengarah mendekati posisi Jeno, tetapi untuk Jeno-nya sendiri atau lawan yang sedang adu pistol tertutup oleh mesin-mesin dan bangunan.

"Jeno! Chenle! Kau yakin dia bukan scorpio?"

"Orang tadi tidak memakai pita ungu!" Teriak Jeno lagi.

Dor!!! Dor!!!

Kini bunyi tembakan semakin kuat sehingga Renjun yakin jalan yang diarahkan Jisung di earpiece-nya sudah tepat.

"Bukan ge, itu Hen-"

"Mark, sekarang pindah posisi agar kau bisa memback-up Jeno!"

"Renjun-hyung, naik ke atas cargo 88 setelah persimpangan kiri setelah ini, sepertinya lawan Jeno berlindung diujung samping cargo itu." Arah Jisung. "Kepung dia dari belakang!" Pinta Jaemin yang terdengar bersamaan di akhir arahan Jisung.

DORRR! DORRR!! DORRR!!!

Renjun berlari dengan cepat, dari ekor matanya dia kini dapat melihat bayangan Micin dan Cahkwe yang masing-masing lari di bayangan kiri dan kanannya, tak diragukan lagi Kentang juga ada di belakang-nya.

"GEGEEEEE DENGARKAN AKU HUWEEEEEE!!!" Rengek Chenle dengan suara keras karena sejak tadi dia dipotong.

Renjun sudah tak mendengarkan apa-apa karena kini dia sudah diatas cargo 88, berjalan dengan diam-diam dan tangan sudah siap mengarahkan pistol pada lawan. Dia berjalan semakin ke ujung dan tepat dibawah cargo itu dia melihat seorang berpakaian hitam tanpa pita di lengannya sedang ada dalam posisi siaga ke arah depan. Punggungnya mengarah pada Renjun dan dia tidak melihat bahwa posisi Renjun yang ada diatas cargo akan sangat menguntungkannya untuk membidik sang lawan.

"TURUNKAN SENJATA! KAU SUDAH DIKEPUNG!" teriak Renjun begitu bidikannya sudah tepat membidik kepala lawannya.

Tubuh sang lawan menegang. Dengan perlahan dia melepaskan senapan yang ada ditangannya dan mengangkat kedua tangannya tanpa membalikkan badan.

"Dikepung siapa?" tanya sang lawan yang malah membuat Renjun bingung tapi tak bergeming dari posisi-nya.

"Tak penting untuk kau kuatirkan. Kuatirkan saja nyawamu." balas Renjun.

"Mulutmu masih tajam ya, mungil." sebut lawan itu. Kini kepalanya mengarah ke samping dan Renjun jelas-jelas melihat senyuman di bibirnya.

"Renjun! Ada 2 orang mendekat!" Kata Mark, sepertinya sang sniper sudah berhasil pindah posisi dan mendapatkan lapang pandang yang lebih baik.

Dahi Renjun berkerut sebelum dia mengenali luka pada hidung sang lawan yang cukup familiar untuknya. "Hendery?"

"Hei!" sapa Hendery yang kini berbalik dan memberikan tangannya untuk membantu Renjun turun dari cargo.

Renjun tidak menerima uluran tangan itu, tapi tetap turun dari cargo dan kini sudah bertatap muka dengan teman satu intelegennya.

Terdengar hentakan kaki orang berlari dan detik selanjutnya dua orang datang dengan senjata yang ada di tangan mereka sudah mengunci target pada tubuh Renjun.

"Hendery! Apa yang kau- OH! Renjun?!" kaget seorang yang paling tinggi disitu.

"Renjun! Apa yang terjadi disana!?" panik Jaemin.

"Halo Lucas-ge~ halo Hendery-ge~ halo XiaoJun-ge~!" malah sapa Chenle yang dengan kontrolnya membuat suara dari earpiece Renjun menjadi speaker.

"Oh hai Chenle!" Sapa XiaoJun yang mendekat dan merangkul pundak Renjun.

"Misimu?" tanya Renjun dengan dahi mengkerut.

"Misimu juga?" tanya Yukhei balik.

"Penangkapan," jawab Renjun.

"Pengumpulan intel,"

"Oh, ada yang ingin menyapamu." pekik Hendery sebelum melepas earpiece-nya dan memberikan earpiece itu kepada Renjun.

"Oi Renjun!!" sambut suara pertama.

"Jangan teriak Yang." tegur suara kedua.

"Terima kasih Sicheng-ge." kata Renjun.

"Halo halo halooo gege," sapa Chenle. Renjun yakin mereka sudah menyambungkan line mereka bertiga sehingga bisa saling bercakap.

"Chenleee kau lagi dimana?"

"Hongkong tentu saja." jawab Chenle.

"Ayo menginapp!" Ajak YangYang bersemangat.

"Ide yang bagus Ge! Night out khusus control line dan base line wuahahaha."

Situasi yang terjadi cukup membingungkan para agen yang bukan MSS. Tidak semua suara terdengar jelas oleh earpiece sehingga mereka tidak tau apa yang benar-benar terjadi selain Renjun berhasil meredamkan lawan dan sudah tidak ada adu tembak dengan Jeno.

"Renjun! Apa yang terjadi?" tanya Jaemin.

Renjun baru saja akan menjelaskan ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan yang sangat kuat.

DORRR! DORRR! DORRR!/

Mata Renjun membesar, jika bukan Hendery lagi yang sedang menembak, berarti ini tembakan dari scorpio. "Scorpio!" Dugaannya di konfirmasi Jeno.

Dorrr!

Ada suara tembakan yang cukup jauh, Renjun duga Mark sudah mulai membantu Jeno.

Renjun baru akan berlari dan menembak ketika Hendery menarik tangan Renjun dan malah menyembunyikan ke empat badan mereka dibalik cargo. "Jangan menembak." sarannya.

Renjun berusaha melepas genggaman tangan Hendery sambil berusaha melihat apa yang sedang terjadi dibalik cargo mereka bersembunyi. "Anggota timku ditembaki!"

Setelah berkata seperti itu, tampak ada 2 orang dengan pita ungu yang berlari mencari perlindungan sambil menembaki satu titik terus menerus.

"Dengar. Temanmu sudah tamat dalam penyamarannya. Wajahnya sudah direkam kamera, disana juga ada drone tepat di atasnya." Jelas Hendery sambil menunjuk satu titik hitam yang ada diatas titik Jeno.

"Disini minim kamera dan kita belum terdeteksi, jangan mengundang perhatian mereka." tambah XiaoJun

Renjun mendecak kesal karena dibilang tidak perlu membantu rekannya. "Tapi aku harus-"

"Lihat," ucap Yukhei pada akhirnya. Matanya terus menatap dua orang baru yang muncul entah dari mana dan mulai menembaki dua orang Scorpio tadi.

"Siapa mereka..." bisik Renjun tidak percaya.

Di earpiece-nya terdengar Mark dan Jeno yang bertanya dua orang yang baru datang itu siapa dan Jaemin yang menginstruksikan Jeno untuk lari berlindung ketika Scorpio sedang sibuk dengan dua orang baru.

"Nine-dragons." jawab Yukhei pada saat keempat mata itu melihat kedua orang Nine Dragons mendekat dan berhasil menembaki kepala dua orang Scorpio.

Di pikiran Renjun hanya muncul satu pemikiran bahwa ternyata misi ini tidak akan selancar apa yang tadi dia harapkan.




Teasernya Renjun di glitch mode cocok banget vibes-nya sama Renjun di Foxtrot uhuhuhu pen nangis seneng akhirnya ada yg BAMF banget gitu konsep Renjunnya

Continue Reading

You'll Also Like

31.4K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
194K 30.2K 55
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
30.8K 3K 19
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
372K 38.9K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...