Obsession

De Stryhm_

1.6M 90.1K 5.5K

Ini tentang Zara, yang terjerat obsesi gila dari sosok Devano. ..... Rank: #1 Darkromance # 1 Lonely # 1 ket... Mais

satu
dua
tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Dua puluh
Dua satu
Dua dua
dua tiga
Dua empat
dua lima
Dua tujuh
Dua delapan
Dua sembilan
Tiga puluh
Tiga satu
Tiga dua
Tiga tiga
Tiga empat
Tiga lima
Tiga enam
Tiga tujuh
Tiga delapan
Tiga sembilan
Empat puluh
Empat satu
Empat dua
Empat tiga
Empat empat
Empat lima
Empat enam
Empat tujuh
Empat delapan
Empat sembilan
Lima puluh
Lima satu
lima dua
Epilog

Dua enam

23K 1.2K 24
De Stryhm_


Leo itu manipulatif, jadi jangan heran kalo Zara kaya gitu, lagian Zara lagi rada gelo, doain aja moga dapet hidayah.


Dobrakan pintu membuat pergerakan Leo terhenti,  belum sempat ia menoleh dirinya sudah tersungkur dengan rahang yang terasa kebas.

Raja dengan baju pasien nya berdiri dengan nafas memburu,  kembali membabi buta Leo dengan beringas.

Di atas kasur Zara hanya diam menonton perkelahian tersebut tanpa memasang raut apapun,  bahkan gadis itu tak membenarkan baju yang tersingsat.

"Mati lo anjing!" Raja terus memukulinya dengan bringas, Leo yang belum siap pun terpaksa kewalahan dan sulit untuk melawan.

  "Anjir!" Aldi yang baru sampai terkaget dan melotot melihat keadaan Zara.  Ibo langsung menutup mata lelaki itu dengan tangannya.

Berbeda dengan Keenan yang mendekat pada Zara dan menyelimuti tubuh gadis itu menggunakan selimut.

"Kenan nyari kesempatan dalam kesempitan!" bisik Aldi pada Ibo setelah matanya tak di tutupi lagi.

Ibo hanya diam sebelum akhirnya berjalan mendekati perkelahian.

Aldi kembali melotot saat Ibo justru ikut memukul, ia pikir lelaki itu akan melerai.

"trus gue harus ngapain?" Tanya Aldi pada diri sendiri karna sejujurnya ia tak tau harus seperti apa,  alhasil ia hanya diam di ambang pintu menonton perkelahian.

Raja menghentikan pukulannya, namun Ibo masih melanjuti karena lelaki itu sedikit kesal pada Leo. Di tambah saat ia mengetahui Zara yang di perlakukan tidak senonoh.

Raja bangkit dan langsung mendekati Zara, gadis itu tak menangis atau apapun,  ia hanya menyorotkan pandangan kosong. Raja seketika menangis menyadari banyak bekas luka di badan gadis itu,  ia menarik Zara ke dalam dekapannya.

"maaf." ucapnya dengan bergetar.

"maaf karena gue telat nyelametin lo,  maaf karena gue gagal jagain lo."

Zara melonggarkan pelukannya, memandang wajah Raja dengan polos. 
"semua orang jahat,  cuma dia yang baik." Zara berujar dengan tangan menunjuk Leo yang tengah terkapar.

Raja menggeleng. "di dunia ini banyak orang baik, dan banyak juga orang jahat, kalo dia baik dia gabakal nyentuh lo." Raja mengusap surai rambut Zara,  tangannya sedikit bergetar, ia benar-benar merasa ikut hancur melihat penampilan Zara saat ini.

Zara tak lagi berkata-kata.  Gadis itu hanya diam.

"Gue emang bukan orang baik, tapi gue bakal seberusaha mungkin jadi orang baik yang bisa jaga lo." Raja kembali berucap.

"kita pulang,  ya?" ajaknya, Lagi-lagi Zara hanya diam.

Tanpa berlama-lama Raja menuntun Zara keluar,  tak lupa untuk menginjak perut Leo yang terbaring.

####

Di dalam taksi tersebut Zara hanya terdiam, ada apa dengan dirinya? Zara merasa jika ia mati rasa, semua terlihat tidak berkesan lagi.  Hal apapun terasa begitu hambar, rasa sakit sudah seperti cubitan saja.

Ia telah hancur.

Zara telah menjadi sampah.

Zara rusak.

Dan rasanya itu melelahkan, ia hanya bisa pasrah mengikuti apa yang saat ini ada di depan mata.

Zara tak punya arah, ia tak punya tujuan lagi. Hidupnya penuh kehancuran.

Pikirannya berkecamuk berunding dengan bisikan yang selalu menghantui pikirannya. Katakan Zara lelah.

Untuk ke depannya ia sudah tidak peduli akan di apakan lagi.

Rasanya melawan pun tak akan menghasilkan apa-apa. Yang ada hanya luka. Luka batin dan fisik.

Matanya menatap jendela, menikmati pemandangan jalanan yang di terpa gerimis.

Netranya menatap sosok yang tak asing lagi.

Saat itu juga Zara menjerit.

Ia menutupi telinganya dengan badan bergetar.

"jangan! Pergi!  Pergi sana!!!" Zara berteriak ketakutan,  Raja yang berada di sampingnya terlihat kaget dan langsung memeluk Zara. 

Mata lelaki itu mengedar mencari sesuatu yang membuat Zara ketakutan.

Matanya terpaku pada sesosok Devan yang tengah mengendarai motor melewati taksinya, lelaki itu mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata hingga membuat pria di belakangnya memeluk Devan dengan erat.

Raja menaikan alis.

Bersama siapa lelaki itu?

Raja mengalihkan atensinya pada Zara, Zara tampak sangat ketakutan. Badannya bergetar hebat.

"Ra, ada gue." Raja menenangkan, mengusap punggung Zara dengan mata terpejam, sebelah tangannya mengepal kuat.

Ia akan membuat Devan membayar semuanya.

####

"tolong kecepatannya di pelanin, saya merasa akan terjengkang ke belakang saat ini!" Pria itu berkata sedikit berteriak.

Devan hanya memasang wajah datar dan malah semakin mengencangkan laju motornya.

"Kamu akan membunuh saya,  sialan!" pria itu mengumpat namun Devan tak memperdulikan hal tersebut.

"Pelan kan lajumu bodoh!"

Devan menggeram.

"brisik bajingan!" umpatnya balik.

"Saya Harza!  Tidak sopan kamu memanggil saya Bajingan!" Harza mengomel.

Devan tak lagi merespon, ia semakin mengencangkan lajunya hingga Harza memeluknya dengan kencang.

Jika bukan karna status kakak Zara,  Devan tak sudi membawa pria sialan itu dengannya.

Tujuannya sudah sampai,  Devan melepaskan pelukan Harza dengan kasar.  Ia melangkah masuk ke sebuah perusahaan yang menjulang tinggi di depannya.

Devan masuk dengan tergesa, tanpa meminta ijin terlebih dahulu ia langsung menyelonong mencari ruangan ayahnya.

Harza menatap cengo pada sekelilingnya. Wajahnya sedikit pucat karena ketakutan saat di jalan, Harza memilih mendudukan diri di kursi yang ada.  Ia ingin merehatkan jantungnya terlebih dahulu.

Di sisi lain Devan sudah sampai di depan ruangan Arnold, tanpa mengetok dahulu ia langsung menerobos masuk dengan kasar.

Arnold tidak kaget akan hal itu,  pihak rumah sakit jiwa sudah menghubunginya tentang anaknya yang kabur.

"dimana Zara?!" Devan mencengkram kerah kemeja Arnold, membuat pria paruh baya itu sedikit terbatuk.

"dimana!!" Devan berteriak emosi.

"saya tidak tau." Arnold berkata datar, Devan mendesis. Ia mendorong Arnold dan langsung mengacak-acak meja ayahnya.  Merobek berkas di sana dan membanting Laptop.

Arnold mengusap wajahnya kasar.

"hentikan!" titah nya namun tak urung membuat Devan menghentikan aksinya.

  "kamu keterlaluan, Vano!" Arnold menarik bahu anaknya yang mengamuk.

  "kamu tidak menghormati saya sebagai papah kamu!" Arnold sudah muak, ia sudah lelah menghadapi sikap anaknya.

  "brisik!" Devan menghempaskan tangan Arnold di bahunya.

  "kasih tau dimana Zara! Atau saya bakar kantor anda!" bentak Devan.

Arnold menghela nafas.

"gadis itu hilang." Arnold menatap anaknya yang tengah emosi.

  "bohong!" Devan terkekeh, ia kembali mencengkram kerah Arnold.

"saya tidak berbohong, saya memasukannya ke rumah sakit.  Namun tak berselang lama gadis itu menghilang." Arnold menjelaskan setenang mungkin.

Saat itu juga bogeman langsung mendarat di pipinya.




Continue lendo

Você também vai gostar

Here With Me De Lili

Ficção Adolescente

1.3K 112 9
Satu tahun tinggal di panti asuhan membuat hidup Yui benar-benar berubah. Tak ada lagi teriakan pertengkaran antara Ibu dan Ayahnya. Meski Yui harus...
30.4K 1.3K 36
[SELAMAT MEMBACA] ** Dia adalah seorang bintang ternama yang sering di bicarakan di berbagai serial media. Kehidupan yang sering di jalaninya adalah...
MARSELANA De kiaa

Ficção Adolescente

1.3M 74.1K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...