Evelyn | END

By Naynis_

627K 32.6K 865

[Follow dulu, sebelum membaca❤️] [Tahap revisi!] Rank #1 in alone Rank #1 in fiksiremaja Rank #1 in sick Rank... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Cast ❤️
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Flashback 1
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Flashback 2
Flashback (Last)
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Ending
Extra Part
Extra Part Lagi!

Chapter 44

19.4K 798 118
By Naynis_

follow akun ini guys itung-itung uang parkir hehe

••••

Senyum terbit di wajah Evelyn, rambut palsunya terombang-ambing terkena angin pagi yang sejuk. Senang sekali, ia akhirnya bisa menghirup udara luar.

"Evelyn?" panggil seseorang dibelakang

Merasa dipanggil Evelyn menoleh, betapa terkejutnya dirinya melihat sosok Daniel berdiri dibelakangnya. Ia hendak berlari namun, Daniel menarik lengannya terlebih dahulu.

"Lepas" ucap Evelyn, manik coklat milik Evelyn menatap dingin manik hitam milik Daniel

"Lo kemana aja? gue sama papa selama ini nyari lo" Daniel menggenggam erat kedua tangan adiknya

Evelyn tersenyum sinis,"Sorry, lo salah orang gue yatim piatu dan gue anak tunggal"

Daniel menatap raut wajah Evelyn yang tengah menatapnya jijik, wajar jika Evelyn akan bersikap seperti ini terhadapnya, mengingat kelakuannya dulu yang bejat

"Maaf de" lirih Daniel

De adalah panggilan Daniel kepada Evelyn, tapi itu dulu 4 tahun yang lalu sebelum Daniel ikut serta membencinya seperti sang papa, "Lebih baik anda pergi, sebelum saya berteriak" titah Evelyn

Daniel menggeleng cepat, ia tidak mau pergi dirinya ingin bersama dengan Evelyn lebih lama. Keningnya mengerut heran karena terlalu senang melihat keberadaan Evelyn ia sampai tidak memperhatikan pakaian yang dipakai adiknya, "De kok kamu pake baju rumah sakit?" tanya Daniel

Evelyn langsung gelagapan, oh tidak dirinya belum siap jika Daniel tau mengenai penyakitnya, walaupun ia tidak menjawab pasti Daniel akan mencari tahunya sendiri dengan kekuasaannya.

"Stop campurin urusan saya, lebih baik anda pergi. PERGI!"

Daniel menatap sekililingnya, beberapa orang menatapnya sinis sambil berbisik-bisik. Tak ingin membawa keributan lebih baik ia pergi tapi dilain sisi ia tidak ingin pergi.

"Maafin kakak dek, maafin papah juga. Kami menyalahkanmu atas kepergian bunda maaf"  ucap Daniel dan beranjak meninggalkan Evelyn.

Evelyn tersenyum getir melihat kepergian Daniel, jadi mereka sudah tau kalau bundanya mendonorkan tulang sumsumnya kepada dirinya? tapi kenapa tidak murka dan marah? seharusnya begitu bukan, apa ada sesuatu lain yang membuat Calvin dan Daniel menyesal? Rentetan pertanyaan menari-nari dikepalanya.

Mata Evelyn terus memandang kepergian Daniel, ia melirik  kesamping kanannya  matanya memicing melihat gelagat aneh dari seseorang tersebut. Pupilnya membesar melihat bergantian orang asing itu dan Daniel. Entah dorongan darimana Evelyn berlari kencang menghampiri Daniel.

Daniel hendak terhuyung ke belakang kala Evelyn memeluknya dengan erat, senyum terbit di bibirnya melihat sang adik tiba-tiba memeluknya tak butuh 3 menit senyum yang semula melengkung keatas pudar begitu saja ketika melihat Vicky yang tengah tersenyum smirk kearahnya. Pandangan Daniel beralih ke Evelyn, pelukan yang semula mengerat kini mengendur dengan sigap Daniel menahan tubuh Evelyn agar tidak jatuh. Mata Daniel memanas melihat bercak darah dari arah perut Evelyn.

"Evelyn" Daniel memanggil nama sang adik agar terjaga dan tidak pingsan

Evelyn melindunginya, ia yang seharusnya tertusuk pisau itu bukan Evelyn. Air mata Daniel meluruh, ia berusaha menghentikan pendarahan di perut Evelyn.

"Evelyn, tolong bertahan jangan pejamkan matamu. Lihat kakak dek"

Daniel berteriak memanggil bodyguardnya, ia sudah tau papahnya memberi pengamanan ekstra, dirinya tidak sengaja mendengar ucapan Calvin dan sekertarisnya kala itu.

Evelyn masih bertahan, mata sayunya menatap wajah Daniel yang berlinang air mata.

"Dulu bunda melindungi Eve, sekarang Evelyn yang melindungi kakak"

"Stop, jangan banyak bicara dek. Tolong bertahan kakak mohon, kakak sama papa belum bisa membahagiakan kamu"

Daniel membopong Evelyn ala bridal style, sedangkan bodyguardnya mengikuti dari belakang.

"Lo apain Evelyn anjing!"

"Minggir brengsek"

Daniel menyuruh para bodyguardnya untuk menyingkirkan Orlando yang tengah menghalangi jalannya. Ia kembali berlari ke rumah sakit sedangkan Orlando ikut serta berlari dibelakangnya.

"SUSTER!" Teriakan Daniel menggelagar di UGD, beberapa perawat tergopoh-gopoh menghampiri Daniel sambil mendorong brankar.

Evelyn masih sedikit sadar walaupun matanya berat sekali, ia berusaha untuk menjaga kesadarannya seperti yang diintruksikan Daniel.

"Evelyn dengerin kakak, kamu harus bertahan apapun yang terjadi, promise?"

Lagi-lagi Evelyn hanya tersenyum kecil, dirinya tidak mau membuat harapan kepada sang kakak.

Orlando mencengkal tangan Daniel, kilatan merah tercetak jelas dimata zamrud milik Orlando, "Kenapa dia bisa tertusuk brengsek!"

"Gue ga tau, papah gue punya musuh dan musuh papah gue ngincar gue. Evelyn berusaha melindungi gue" Daniel terduduk lemas di lantai UGD

"BRENGSEK!"

Bugh

Bugh

Orlando meninju wajah Daniel, tidak ada perlawanan dari Daniel. Bodyguard Daniel ingin membantu namun dicegah oleh Daniel.

"Pukul gue, pukul gue sampai mati biar gue bisa menebus dosa gue ke Evelyn"

Orlando tersenyum miring, dengan senang hati ia akan meninju wajah Daniel. Walaupun Daniel mengatasnamakan untuk menebus dosanya ke Evelyn ia tidak peduli yang penting rasa sakit Evelyn bisa ia balaskan.

Para perawat dan dokter yang di UGD hanya terdiam menyaksikan pergulatan antara Daniel dan Orlando, Daniel sudah terkulai lemas.

"APA YANG KAMU LAKUKAN BODOH!" Jeslyn datang tepat waktu, dengan cepat ia menarik lengan Orlando memisahkan mereka.

"Lo mau bunuh dia hahk?!" teriak Jeslyn sambil menunjuk Daniel.

Orlando menggidikan bahunya acuh "Dianya sendiri yang mau gue bunuh"

Jeslyn meraup wajahnya kasar, "Dimana Evelyn?" Jeslyn tidak menemukan batang hidung Evelyn ditengah-tengah keramaian ini.

"Dia tertusuk" rintih Daniel

Mata Jeslyn langsung membulat sempurna mendengar pernyataan yang dilontarkan Daniel. Ia langsung menghampiri Daniel dengan wajah marahnya, "Lo apain dia lagi?! belum cukup selama ini lo sama bokap lo nyiksa Evelyn?!"

Daniel tersenyum pias, "Bokap gue punya musuh dan musuhnya mentargetkan gue sebagai korban selanjutnya setelah nyokap gue"

Jeslyn mengerutkan keningnya, "Maksud lo apa?"

"Maaf menyela, itu lebih baik diobatin dulu takutnya infeksi" ucap dokter yang sedari tadi diam saja

Jeslyn hanya mengangguk, ia menghampiri Orlando yang tengah memejamkan matanya, "Ayo" Jeslyn menarik lengan Orlando agar pergi dari UGD dan ketempat Evelyn berada.

•••••

"Bagaimana bang?" tanya Jeslyn ke Andi,

Dokter Andi menghela nafas berat, ia menatap bergantian raut wajah Jeslyn dan Orlando.

"Kembali koma dan sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh Evelyn" ucapnya

Jeslyn limbung kebawah sedangkan Orlando  hanya diam sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dokter Andi menatap sedih Jeslyn yang tengah menangis tersedu-sedu para suster berusaha menenangkan Jeslyn. Pandangan Dokter Andi beralih ke Orlando yang tengah menutup wajahnya, dirinya tau Orlando juga menangis tapi berusaha untuk menutupinya.

"Ada apa ini" suara milik Daniel menghentikan tangisan Jeslyn.

"Anda siapa?" tanya dokter Andi

"Daniel Sturridge Hirata" ucapnya penuh penekanan

Oh jadi ini kakak sulung Evelyn, Andi tersenyum kecil kearah Daniel.

"Lo kenapa kesini hah?" Jeslyn berdiri dari posisi duduknya, ia mendorong kuat tubuh Daniel.

"Gue kakak Evelyn, dan gue pantas tau keadaan Evelyn"

Jeslyn tertawa keras mendengar pernyataan yang dilontarkan Daniel, "Baru sekarang mengaku kakak, dulu-dulu kemana aja lo anjing"

"Jeslyn stop!" Ucap dokter Andi

"Gak mau bang, dia sama bokapnya yang menyakiti Evelyn" Jeslyn masih keukeh untuk mengusir Daniel dari ruangannya.

"Saya tau Jess, dia sudah berhak tau semuanya sekarang"

Jeslyn menatap nanar wajah Dokter Andi, ia menggeleng dengan cepat, "NO! buat apa bang"

"Apa yang perlu Daniel tahu?" suara bariton itu membuat dokter Andi dan Jeslyn berhenti berdebat

"Argh sorry, saya Calvin dan ini istri saya Hani" ucapnya

Dokter Andi tersenyum kecil melihat kedatangan keluarga Evelyn, walaupun sedikit terpaksa dan juga mengingat apa yang dilakukannya terhadap Evelyn membuatnya naik pitam namun, dirinya harus meredakan emosinya dan menarik sudut bibirnya agar melengkung keatas.

"Oh jadi and--" belum sempat Jeslyn melanjutkan kata-katanya Orlando membungkam terlebih dahulu mulut Jeslyn dengan tangannya.

Calvin memicingkan matanya melihat Daniel,  putranya itu telah menceritakan semuanya ditelfon.

"Bagaimana keadaan Evelyn?" ucap Hani

"Dia koma lagi"

Daniel dan Calvin membulatkan matanya kaget sedangkan Hani sudah menangis.

"Maksud dari kata lagi apa dok?" kini giliran Calvin yang bertanya.

"Hampir 2 Minggu Evelyn koma dan baru-baru ini siuman"

Daniel mengerutkan keningnya, "Koma kenapa dok?"

"Bang jangan, please Evelyn juga pasti gak mau mereka tau" Jeslyn menggelengkan kepalanya.

"Apa yang Evelyn rahasiakan terhadap kami?" tanya Calvin

Dokter Andi menatap sekilas Jeslyn, "Mereka keluarga Eve dan mereka juga perlu tau" lirihnya kepada Jeslyn.

"Evelyn terkena leukimia stadium akhir"

"APAA?" Calvin dan Daniel kompak berteriak kaget

"Anda pasti berbohong kan" Daniel berusaha menyangkal omongan dokter Andi.

"Saya tidak berbohong, Evelyn merupakan pasien saya sejak beberapa bulan yang lalu"

"Kemoterapi, lakukan kemoterapi dok" Ucap Hani

"Sudah kami lakukan tapi tidak ada hasilnya dan sekarang sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh Evelyn"

Calvin mencengkeram erat jas dokter milik dokter Andi, "Anda dokter bukan? kenapa tidak bisa menyembuhkannya hahk?!"

"Saya bukan Tuhan yang bisa menyembuhkan, saya sudah berusaha semaksimal mungkin mulai dari kemoterapi, obat-obatan yang bagus. Kita doakan saja semoga Evelyn mampu melewati masa-masa kritis nya" Dokter Andi menghempaskan tangan Calvin yang mencengkramnya

Calvin terkulai lemas dan menundukkan tubuhnya, ia teringat ucapan Margareth dulu.

Flashback on

"Jika kamu tidak menyayangi putriku, maka aku akan membawanya pergi jauh dari hadapanmu sampai kamu tidak akan pernah bisa menemukannya lagi" ucap Margareth sambil memeluk tubuh Evelyn kecil yang tengah menggigil

Flashback off

















Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 536 47
"Al, kita putus aja ya" "Maksud lo apa Vi?" "Gue mau kita putus" Alvira Aurelia, gadis berusia 18 tahun yang tetap bersikeras ingin menghentikan hubu...
917K 93K 58
Elyara adalah Putri Duyung yang diutus oleh Ibunya untuk menjelajah dan mencari hal penting di daratan, namun siapa sangka niat awal Elyara jadi sedi...
338K 21.5K 60
Attara Anastasya Ganendra, gadis yang kehidupannya berubah setelah terhantam kenyataan pahit di masa lalu membuat dirinya terhempaskan masuk ke dalam...
56.4K 4.1K 51
REVISI SETELAH CERITA SELESAI ❗❗❗ **** Askara Harsa Adirandra seorang remaja yang haus akan kasih sayang kedua orang tuanya. Hidup selama 17 tahun t...