Shakala (On Going)

By chocholate_girl

87.2K 8.3K 963

GXGβœ“ Semuanya serba singkat, Shaka mau tidak mau harus tinggal di rumah eyangnya yang berada di kampung dalam... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
Tulisan Shaka.
empat belas.
lima belas
enam belas.
delapan belas.
sembilan belas.
dua puluh.
duapuluh satu.
duapuluh dua.
duapuluh tiga.
duapuluh empat.
duapuluh lima.
shakala.

tujuh belas.

1.7K 169 24
By chocholate_girl

Bagaimana rasanya melihat seorang anak bercengkrama dengan kedua orangtuanya saat dirimu tidak memiliki keluarga yang lengkap sepertinya? Iri? Oh tidak, Shaka sudah terbiasa melihat interaksi antara ayah-ibu dan anak seperti ini dan dia tidak pernah merasa iri. Pernah. Dulu sempat ada perasaan iri, tapi lambat laun akhirnya Shaka bisa menerima kenyataan dengan legowo. Ibunya telah tiada, ayahnya menjadi sangat amat sibuk bekerja setelahnya, dan berakhir dengan Shaka yang sering kali merasakan kesepian.

Mengingat hal itu Shaka hanya bisa tersenyum miris. Seandainya ibunya masih ada, pasti Shaka juga tidak akan se-berantakan waktu itu.

"Shaka, Lea treats you well right?" Tanya Ayah Lea.

"Yes, uncle." Jawab Shaka singkat.

"Just tell me if she treats you badly,"

"No, absolutely not." Jawab Shaka. "I have to go now, see you Uncle Max and aunt Karina." Lanjutnya kemudian meninggalkan Lea dan kedua orangtuanya.

"She's a good girl, right?" Tanya Ayah Lea kepada putrinya.

Lea mengangguk. "Dia sebenarnya memang gadis yang baik dad, tapi mungkin apa yang sudah dia alami membuat semuanya menjadi sulit." Jawabnya.

"That's right. She lost her mother when she was still in junior high school, since then her father chose to keep himself busy with work. The girl must be feeling lonely." Kata Ayah Lea merasa iba dengan Shaka.

"Kalian lagi ngobrolin apa?" Tanya Ibunda Lea yang baru saja kembali dari toilet. Membuat Lea dan Ayahnya langsung saling bertatapan sambil memainkan alis.

"Rahasia." Jawab keduanya kompak membuat Ibunda Lea langsung menatap keduanya dengan penuh selidik.

•••

Shaka berjalan menyusuri jalanan kota  München tanpa tujuan. Sebenarnya, tidak ada yang harus dia lakukan sekarang sehingga mengharuskan dia pergi seperti sekarang ini kecuali untuk menghindari kedua orangtua Lea. Shaka hanya merasa tidak nyaman sekarang, entah kenapa hatinya sangat gelisah belakangan ini. Apakah sesuatu terjadi kepada eyangnya atau ayahnya? Atau hanya perasaannya saja yang sedang tidak bisa dimengerti sehingga membuat Shaka sendiri menjadi kebingungan sendiri? Sungguh hal ini membuat Shaka resah. Sangat.

"Hi Shaka!" Sapa sebuah suara secara tiba-tiba membuat Shaka merasa sedikit terkejut namun bisa dengan cepat kembali menguasai dirinya.

"Hmm.." Balas Shaka datar yang langsung membuat orang itu meringis.

"Was tun Sie hier?" Tanya orang itu—Grace.
[Apa yang sedang kamu lakukan disini?]

"Spaziergang." [Berjalan]

Grace terkekeh pelan, "Ich weiß, aber warum bist du allein?"
[Aku tahu, tapi kenapa kamu sendirian?]

"Weil ich alleine bin." [Karena aku sendirian]

Grace kembali terkekeh, sungguh sejak dulu sikap Shaka selalu sama, masih saja datar dan mengabaikannya. Tapi sialnya, gadis itulah yang berhasil mencuri hatinya.

"Darf ich begleiten?" [Boleh aku temani?]

"Nein, ich möchte allein sein." [Tidak, aku ingin sendirian.]

"Komm schon Shaka, lass mich dich begleiten, okay?" [Ayolah Shaka, biarkan aku menemanimu ya?]

"Gehst du auch?" [Kamu juga jalan kaki?]

"Nein, ich habe mein Auto irgendwo stehen gelassen, weil ich dich alleine laufen sah." [Tidak, aku menitipkan mobilku di suatu tempat karena melihatmu berjalan sendirian]

Shaka menatap Grace sekilas kemudian terbesit di pikirannya, apakah gadis itu benar-benar menyukainya sehingga si tuan putri ini mau menemaninya berjalan kaki seperti sekarang?

"Stopp, komm zurück, Grace. Du wirst nur müde, wenn du mir so folgst." Kata Shaka berharap Grace berhenti mengikutinya.
[Berhenti, kembalilah Grace. Kamu hanya akan lelah jika mengikutiku seperti ini]

"Du kennst meinen Namen?" Tanya Grace dengan wajah senang.
[Kamu tahu namaku?]

"Ja, ich weiß," [Ya aku tahu]

"Ich schätze, du weißt es nicht, weil du mich noch nie angerufen hast,"  Tutur Grace dengan nada sedih.
[Aku kira kamu tidak tahu karena tidak pernah memanggilku sebelumnya]

"Lea hat dich mir einmal vorgestellt, und ich bin nicht so vergesslich." Jawab Shaka membuat Grace senyum-senyum sendiri karena hal sepele tadi.
[Dulu Lea pernah memperkenalkanmu padaku, dan aku tidak sepelupa itu]

Tidak terasa sudah hampir setengah jam Grace mengikuti Shaka yang berjalan tanpa tujuan. Bahkan setelah dipikir-pikir, mereka berdua hanya berputar di sekitaran tempat yang sama. Menyadari hal itu, Grace jadi merasa heran melihat Shaka. Tidak biasanya gadis itu melakukan sesuatu tanpa tujuan yang pasti.

"Geht es dir gut?" [Apa kamu baik-baik saja?]

"Sehe ich okay aus?" Kata Shaka balik bertanya.
[Apakah aku terlihat tidak baik-baik saja?]

"Ich glaube schon," Balas Grace membuat Shaka langsung menghentikan langkahnya.
[Ku rasa begitu]

Shaka menghela nafasnya kemudian menatap Grace. "Warum verschwendest du deine Zeit damit, mir zu folgen?"
[Kenapa kamu buang-buang waktu untuk mengikutiku?]

"Ich, ich verschwende keine Zeit damit, dir zu folgen. Das ist eine wichtige Sache, die ich tue." Jawab Grace yakin.
[Aku, aku tidak buang-buang waktu untuk sekedar mengikutimu. Ini adalah hal penting yang sedang aku lakukan]

"Aber Sie können noch viel mehr tun, als mir nur zu folgen."
[Tapi ada banyak hal yang bisa kamu lakukan dari sekedar mengikutiku]

"Aber dir zu folgen ist eines der Dinge, die ich auch tun kann, oder?" Balas Grace membuat Shaka memijit keningnya pelan.
[Tapi mengikutimu adalah salah satu hal yang bisa aku lakukan juga kan?]

Kenapa sekarang Shaka rasa Grace menjadi lebih berani dan menyebalkan dibanding sebelum-sebelumnya ya? Apakah sikap Shaka yang dingin sama sekali tidak membuatnya gentar dan malah memilih untuk semakin maju? Memikirkan hal itu membuat Shaka jadi merasa sedikit pusing.

"Are you okay? " Tanya Grace karena melihat Shaka terus-terusan memegang kepalanya.

"Maybe not," Kata Grace menjawab pertanyaannya sendiri saat tiba-tiba Shaka terhuyung ke arahnya kemudian pingsan.

Dengan panik Grace berteriak minta tolong, untung saja ada beberapa orang disana yang langsung saja membantunya, Grace meminta mereka untuk membawa Shaka ke mobilnya.

"Dankeschön," Kata Grace kepada mereka.

Dengan perasaan bimbang Grace mempertimbangkan antara mengantar Shaka ke apartment nya dan Lea atau membawa Shaka ke rumahnya. Akhirnya pilihannya jatuh kepada membawa Shaka ke rumahnya, mengingat bahwa Lea mengatakan bahwa orangtuanya sedang berkunjung dan mungkin hal itu membuat Shaka merasa tidak nyaman. Grace benar-benar menyukai Shaka, jadi dia berusaha mencari informasi tentang Shaka dari siapapun yang bisa dia mintai informasi, terutama Lea yang merupakan teman sekolahnya dulu dan tinggal dengan Shaka disini sekarang. Grace cukup diuntungkan karena Lea adalah sepupunya, jadi mau tidak mau Lea harus memberikan beragam informasi tentang Shaka yang dia butuhkan.

Belum lagi kakek mereka—yang sebenarnya hanya kakek Lea tapi karena kakek Lea dan kakeknya adalah kakak beradik jadi keduanya menjadi saudara—adalah orang yang sangat berpengaruh di negara Shaka berasal. Jadi, informasi apapun tentang Shaka akan menjadi sangat mudah didapatkan oleh Grace.

"Hilf mir, ihn ins Zimmer zu bringen." Perintah Grace kepada pengawal yang tadi langsung membukakan pintu mobil untuknya.
[Bantu aku membawanya ke kamar]

"In Ordnung, Fräulein." Jawab pengawal Grace kemudian mengangkat Shaka dan mengikuti Grace ke kamarnya.

"Leg ihn auf mein Bett."
[Baringkan dia di ranjangku]

"Kann ich noch etwas tun, Miss?" Tanya pengawal Grace setelah membaringkan Shaka di ranjang.
[Apakah ada yang bisa saya lakukan lagi, Nona?]

"Gibt es nicht," Jawab Grace yang membuat pengawalnya langsung undur diri.

Grace membuka ponselnya kemudian mengirimkan pesan kepada Lea.

Grace menyimpan ponselnya di nakas, dia duduk di pinggir ranjang sambil mengamati wajah Shaka. Senyum tipis terukir di bibirnya karena bisa melihat Shaka sedekat ini dan setenang ini. Sungguh, ini adalah kejadian yang sangat amat langka. Dia tidak pernah membayangkan bisa sedekat ini dengan Shaka meskipun dalam keadaan Shaka yang pingsan.

Suara ketukan pintu membuat lamunan Grace buyar, perhatiannya teralih kepada pintu yang sekarang dibuka.

"Der Wärter sagte, du hättest jemanden in dein Zimmer gebracht," Kata Cristine—ibu dari Grace. "Wer ist er? Mamah hatte ihn noch nie zuvor gesehen." Lanjutnya saat melihat orang asing terbaring di ranjang putrinya.

[Kata pengawal kamu membawa seseorang ke kamarmu]
[Siapa dia? Mamah tidak pernah melihat dia sebelumnya]

"Er ist mein Freund, ich habe ihn Mamah nie vorgestellt." Jawab Grace sedikit gugup.
[Dia temanku, aku memang belum pernah mengenalkannya kepada Mamah]

Cristine hanya mengangguk. "Geh duschen, komm nicht zu spät zum Abendessen, sonst wird dein Vater sauer." Katanya kemudian meninggalkan kamar Grace.
[Mandilah, jangan terlambat makan malam atau ayahmu akan marah]

Grace menghela nafas lega, tapi bukan berarti dia sudah aman dari pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan oleh kedua orangtuanya nanti. Tapi untuk sementara, dia bisa memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan saat nanti kedua orangtuanya menanyakan tentang keberadaan Shaka di kamarnya yang mana hal itu sangat amat jarang terjadi mengingat Grace tidak suka berbagi kamar atau area pribadinya dengan orang lain.

:•::•:

Continue Reading

You'll Also Like

300K 13.8K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
7M 296K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’ "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
10.6M 675K 44
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...