Nerd Alpha | NOMIN

By jaexmnna

1M 133K 27.9K

Bagi semua orang, Lee Jeno adalah seorang Alpha lemah dengan penampilan culun yang menjijikan. a nomin fanfic... More

1 -U N O
2 -D O S
3 -T R E S
4 -C U A T R O
5 -C I N C O
6 -S E I S
7 -S I E T E
8 -O C H O
9 -N U E V E
10 -D I E Z
11 -O N C E
12 -D O C E
13 -T R E C E
14 -C A T O R C E
15 -Q U I N C E
16 -D I E C I S Γ‰ I S
17 -D E D I E C I S I E T E
18 - D I E C I O C H O
19 -D I E C I N U E V E
20 - V E I N T E
21 - V E I N T I U N O
22 - V E I N T I D Γ“ S
24 - V E I N T I C U A T R O
25 - V E I N T I C I N C O
26 - V E I N T I S E I S
27 - V E I N T I S I E T E
28 - V E I N T I O C H O
29 - V E I N T I N U E V E
30 - T R E I N T A
31 - T R E I N T A Y U N O
32 - T R E I N T A Y D O S
33 - T R E I N T A Y T R E S
34 - T R E I N T A Y C U A T R O
35 - T R E I N T A Y C I N C O
36 - T R E I N T A Y S E I S
37 - T R E I N T A Y S I E T E
38 - T R E I N T A Y O C H O

23 - V E I N T I T R Γ‰ S

20.5K 2.6K 310
By jaexmnna

Jaemin mengerjapkan matanya beberapa kali ketika cahaya lampu diatas langit-langit sebuah ruangan serba putih menyilaukan matanya. Ia berada dimana? Pikirnya. Kemudian matanya mengedar ke sekitar, menyadari ada sosok lelaki yang duduk di sisi ranjangnya sembari terus menunduk dan menggenggam erat tangannya.

Ingin rasanya ia memanggil lelaki itu namun lidahnya terasa kelu, tenggorokkannya terasa kering dan berujung urung menyerukan nama sosok lelaki yang menggenggam tangannya itu.

Namun tiba-tiba kepalanya terasa pening hingga membuatnya meringis pelan dan memegangi kepalanya dengan tangannya yang lain.

Dan suara ringisannya barusan membuat lamunan seorang lelaki yang duduk di kursi sisi ranjang pun terkejut dan refleks melepas genggaman tangannya barusan.

"Kau sudah sadar?" Entah hanya halusinasi Jaemin yang baru saja sadarkan diri atau memang benar jika nada bicara lelaki itu terdengar panik dan khawatir. Jaemin masih tidak membuka suara, ia hanya menatap kearah sosok kekasihnya yang juga balas menatapnya datar tanpa ekspresi, tapi sorot kekhawatiran yang terpancar dari obsidiannya terlihat jelas bagi Jaemin.

"Kau merasa pusing?" Tanya Jeno pelan. Jaemin mengangguk singkat dan menjawab dengan suara seraknya, "sedikit."

Tanpa basa basi, Jeno segera mengambil sebuah gelas berisikan air putih dan membantu Jaemin untuk meminumnya perlahan. Kemudian mengusap sudut bibir Jaemin dengan telaten menggunakan selembar tissue yang diambilnya dari atas nakas dan membantu Jaemin untuk membaringkan tubuhnya dengan hati-hati.

"Bisakah kau lebih memperhatikan dirimu?" Jeno mulai membuka suara, "lihatlah, tubuhmu semakin kurus, wajahmu pucat. Dan apa-apaan kantung matamu itu, kau mengerikan." Jeno kembali berujar dengan nada sinis yang membuat Jaemin cukup terkejut.

Baru saja lelaki itu memperlakukannya dengan lembut; yang sedikit membuatnya tidak percaya, kekasihnya itu sudah kembali bersikap sinis padanya?

"Dokter bilang kau mengalami dehidrasi dan kurang tidur. Apa kau tidak makan dan tidur dengan benar?" Jeno bertanya, ekspresi wajahnya tetap sama; datar. Seolah enggan melihat kondisi Jaemin sekarang. Namun nada dan sorot mata penuh kekhawatiran itu sangat membingungkan bagi Jaemin.

Omega manis itu berdeham pelan, "aku terlalu memikirkanmu, sampai aku lupa dengan diriku sendiri."

Jeno berdecak keras, "bisakah kau tidak usah bersikap berlebihan? Memikirkanku hingga melupakan waktu makan dan tidurmu? Menggelikan."

Hati Jaemin teriris mendengarnya, apa Jeno sebegitu benci pada dirinya?

Namun tiba-tiba ia terkejut karena lelaki Lee itu meletakkan susu coklat dan sebungkus roti diatas ranjangnya, "kau harus makan. Aku tidak ingin melihatmu menyedihkan seperti ini. Kau juga harus memperhatikan kesehatanmu."

Jaemin terperangah mendengarnya, apakah Jeno masih memperhatikannya?

Belum sempat ia berujar lagi, Jeno mulai beranjak dan menenteng tas nya ke pundak, "aku pergi."

Namun baru saja Jeno hendak menyentuh gagang pintu, suara Jaemin terdengar. "Bisakah kau percaya padaku? Pada kami?"

"Tidak, keputusanku sudah bulat."

"Termasuk dengan membunuhku?"

Jeno terdiam untuk beberapa saat, merasa tenggorokannya tercekat ketika Jaemin meloloskan pertanyaan itu padanya. Namun ia lebih memilih untuk tidak menjawab dan langsung memutar gagang pintu lalu keluar dari sana meninggalkan Jaemin yang hanya bisa menatap susu dan roti pemberian Jeno dengan raut sedih.

Kemudian tanpa disangkanya, Haechan datang setelah kepergian kekasihnya itu. "Bagaimana? Apa Jeno sudah bisa diajak berdamai?" Tanya Haechan setelah berdiri disisi ranjang Jaemin.

Lelaki Na itu terlonjak karena tiba-tiba Haechan datang tanpa permisi, "kau mengejutkanku!" Serunya kesal, lalu ia berusaha untuk bangkit dan duduk diatas ranjang sembari mengambil kotak susu untuk diminumnya.

Haechan duduk dikursi yang mulanya diduduki oleh Jeno dan kembali bertanya, "bagaimana soal Jeno?"

Jaemin menggeleng pelan sambil menyesap susu coklatnya perlahan, "Jeno tidak mau mendengarku."

Haechan mendesah pelan, ternyata ini lebih sulit dari yang ia bayangkan. Jujur, begitu ia mengetahui apa yang sedang terjadi diantara mereka begitu juga mengenai konflik yang terjadi dikeluarga mereka membuat Haechan turut merasa frustasi.

Bukan hanya perihal ia yang mulai kesulitan bertemu dengan Mark, kekasihnya, tapi suasana disekitarnya mulai berubah. Ia adalah orang yang menyaksikan bagaimana Jaemin terus mencoba untuk berbicara dengan Jeno walau selalu mendapat penolakan dari Lelaki Lee itu.

Menyaksikan bagaimana kacaunya Jaemin sampai lelaki manis itu melupakan tentang kesehatannya hingga berakhir drop seperti ini. Haechan juga ikut merasa sedih, dalam hati ia terus mengutuk pria tua bangka yang disebut sebagai Tuan Lee itu agar segera bertemu dengan malaikat maut dan dilempar ke neraka paling dasar.

Tapi Haechan tau, orang jahat akan berumur panjang. Alias susah matinya.

Dan itu membuat Haechan jengkel setengah mati.

Melihat sahabatnya yang terlihat lesu itu membuat Haechan tidak tega, "Na, percaya padaku. Jeno masih mencintaimu. Sebencinya dia padamu dan keluarga Jung maupun Na, dia tidak bisa menyangkal perasaan dan takdir jika kalian adalah sepasang mate."

"Tapi, Chan, kau tau sendiri bagaimana sikapnya padaku. Dia bahkan tidak segan bersikap kasar padaku." Ujar Jaemin yang melirih diakhir kalimat.

Haechan meraih tangan Jaemin yang bebas dan menggenggamnya erat, "aku merasa Jeno hanya bingung, Na. Dia hanya termakan oleh kebohongan yang terlihat nyata baginya. Karena tuan Lee sialan itu terlalu pintar mengarang sebuah cerita. Memanfaatkan soal keluarga Jung yang menyimpan fakta tentang orang tua Jeno, memanfaatkan keluguan Jeno." Haechan mengambil nafas sejenak.

"Mungkin bukan sekarang, tapi akan ada waktunya kau bisa menjelaskan pada Jeno. Sekarang ia sedang diselimuti oleh dendam semu yang diciptakan tuan Lee untuk memecah belah kalian. Katakan Jeno terlalu naif, tapi jika aku berada diposisi Jeno sekarang, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Karena Jeno tidak pernah tahu kebenaran yang sebenarnya, lalu muncul seseorang yang menceritakan apa yang tidak Jeno ketahui, terlebih lagi yang memberi tahu Jeno adalah kakeknya sendiri, seseorang yang memiliki hubungan darah dengannya."

Jaemin terdiam mendengar semua perkataan Haechan padanya. Ia mencerna setiap ucapan sahabatnya baik-baik. Dan memang benar, kesalahan terbesar mereka adalah tidak memberitahu Jeno lebih awal. Jika saja Jeno mengetahui tentang apa yang terjadi sebenarnya pada kedua orang tuanya dan tentang statusnya yang merupakan seorang Elder, situasi sekarang tidak akan serumit ini.

"Dan kau tahu, Na? Saat kau pingsan tadi, aku baru saja tiba disekolah. Lalu aku melihat Jeno, ia sangat panik. Dia langsung berhambur kearahmu dan menggendongmu lalu berlari menuju ke UKS. Dia terus menggenggam tanganmu, Na." Entah Jaemin harus mempercayai ucapan Haechan barusan atau tidak, tapi mengingat hangatnya genggaman tangan Jeno ketika ia membuka matanya tadi membuat sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.

Jeno masih memperdulikan dirinya.

Renjun mengetukkan alas sepatunya ke lantai marmer dibawah kakinya itu dengan gusar. Beberapa kali ia menggigiti kuku ibu jarinya dan mengecek ponselnya untuk memastikan apakah ada notifikasi pesan dari orang tuanya.

Sedangkan seorang pria berumur didepannya itu hanya mengawasinya tanpa berbicara sedikitpun. Dan ketika ponselnya bergetar, menandakan sebuah pesan masuk, ia langsung membuka pesan itu dengan cepat.

Dari ibunya, yang mengatakan bahwa ia sudah tiba di rumah persembunyian keluarga Jung dengan aman beserta keluarganya yang lain. Renjun mendesah lega, setidaknya keluarganya akan aman saat ini.

"Bagaimana? Keluargamu sudah sampai?"

Renjun mendongak dan menatap Tuan Jung dengan kikuk, "sudah, Tuan Jung. Tapi, apa rumah persembunyianmu itu benar-benar aman?"

Yunho mengangguk sekali kemudian menegakkan tubuhnya, "tidak ada yang tahu lokasi rumah itu kecuali orang-orang kepercayaanku. Bahkan rumah itu sudah dilindungi oleh vrăjitoare sebelumnya. Jadi Lee tidak mungkin menemukan rumah itu."

Renjun mengangguk paham. Bahunya terkulai, dia merasa lega sekarang. Keluarganya sudah aman dari ancaman Tuan Lee dengan bersembunyi di kediaman rahasia milik keluarga Jung.

"Jadi, bisa kita bicarakan soal rencana Lee selanjutnya?"

Dan Yunho tidak ingin membuang waktu lagi. Ia ingin Jeno segera kembali pada mereka dan menjauhkannya dari Lee. Karena jika terlalu lama bersama Lee, yang ada justru Jeno akan semakin dimanipulasi dan tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menyelamatkan Jeno.

Renjun berdeham sekali sebelum akhirnya membuka suara, "tuan Lee berniat membuka segel Jeno pada saat bulan purnama penuh." Kening Yunho mengernyit dalam, "bulan purnama terjadi 3 hari lagi. Secepat itu?" Tanyanya tidak percaya.

Renjun menganguk sekali lagi, "sepertinya tuan Lee tidak ingin berlama-lama lagi. Karena Jeno juga masih butuh waktu untuk mengendalikan kekuatannya."

"Kau benar." Karena kekuatan Jeno yang sangat besar, pastinya butuh waktu untuk mengendalikan kekuatannya agar tidak lepas kendali. Dan mengendalikan kekuatan itu tidaklah mudah, apalagi jika tubuh Jeno belum siap untuk menampung kekuatan besar didalam dirinya karena kekuatan itu sudah disegel sejak ia masih kecil, belum lagi ia yang dipaksa untuk terus mengonsumsi pil yang berfungsi untuk menutupi feromonnya.

Jeno akan tersiksa.

Terlebih ia mengkhawatirkan keselamatan Jaemin apabila segel yang selama ini mengurung kekuatan Jeno terlepas.

Yunho menautkan jemarinya diatas pahanya, "dimana Lee akan melakukan proses pembukaan segel Jeno?"

Lelaki Huang itu menunduk penuh penyesalan, "maafkan aku, aku tidak tahu lokasi pastinya. Tapi tuan Lee pernah berkata soal bayangan abadi."

"Bayangan abadi?" Yunho membeo, Renjun pun memberi anggukan singkat. Kepala keluarga Jung itu berpikir sejenak. Ia sedikit merasa familiar mengenai 'Bayangan Abadi' itu. Tapi ia tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

"Lalu? Apa ada hal lain yang kau ketahui soal rencana Lee?"

"Setelah membuka segel, tuan Lee berniat untuk membawa Jeno ke tempat Sorcière berada."

"Hah? Untuk apa?" Yunho tanpa sadar sedikit meninggikan nada suaranya.

"Aku tidak tahu, tuan. Mungkin mereka ingin Sorcière agar membantu Jeno mengendalikan kekuatannya?" Renjun mencoba untuk menerka alasan tuan Lee ingin membawa Jeno ke tempat sekelompok penyihir terkuat itu.

Yunho terdiam, dikepalanya ia sedang berpikir keras untuk mencari cara agar mereka bisa menyelamatkan Jeno sebelum Lee berhasil membuka segel itu.

.
.
.
.
Tbc.

Maaf lama hehe, aku usahain update cepet abis ini ya, see you!

Anw, sorry kalo ada typo dan part/kata yang ga nyambung ya🙇🏻‍♀️

Continue Reading

You'll Also Like

211K 23.4K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
259K 20.5K 99
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
71.5K 3.9K 21
seorang gadis bernama Gleen yang berusia 20 tahun, membaca novel adalah hobinya, namun bagaimana jika diusia yang masih muda jiwa nya bertransmigrasi...
189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...