Nerd Alpha | NOMIN

By jaexmnna

1M 133K 27.9K

Bagi semua orang, Lee Jeno adalah seorang Alpha lemah dengan penampilan culun yang menjijikan. a nomin fanfic... More

1 -U N O
2 -D O S
3 -T R E S
4 -C U A T R O
5 -C I N C O
6 -S E I S
7 -S I E T E
8 -O C H O
9 -N U E V E
10 -D I E Z
11 -O N C E
12 -D O C E
13 -T R E C E
14 -C A T O R C E
15 -Q U I N C E
16 -D I E C I S Ɖ I S
17 -D E D I E C I S I E T E
18 - D I E C I O C H O
20 - V E I N T E
21 - V E I N T I U N O
22 - V E I N T I D Ɠ S
23 - V E I N T I T R Ɖ S
24 - V E I N T I C U A T R O
25 - V E I N T I C I N C O
26 - V E I N T I S E I S
27 - V E I N T I S I E T E
28 - V E I N T I O C H O
29 - V E I N T I N U E V E
30 - T R E I N T A
31 - T R E I N T A Y U N O
32 - T R E I N T A Y D O S
33 - T R E I N T A Y T R E S
34 - T R E I N T A Y C U A T R O
35 - T R E I N T A Y C I N C O
36 - T R E I N T A Y S E I S
37 - T R E I N T A Y S I E T E
38 - T R E I N T A Y O C H O

19 -D I E C I N U E V E

22.2K 3.2K 980
By jaexmnna

Jeno memainkan ponselnya sembari bersandar pada pintu mobil selagi menunggu Jaemin yang sedang menyelesaikan 'urusannya'. Kekasihnya itu selalu berkata jika ia memiliki urusan lain sebelum pulang, seperti harus menemui guru, pergi ke klub, atau merapikan barangnya di loker.

Padahal Jeno tau betul jika Jaemin hampir setiap hari membersihkan lokernya dari sampah-sampah yang memenuhi lokernya. Jeno sudah berniat ingin membantunya, tapi mate nya itu selalu menolak dan menyuruhnya untuk menunggu di mobil.

Dan yang membuatnya heran adalah, Jeno sudah mengganti gembok dan kunci loker Jaemin, tapi sampah-sampah itu masih saja memenuhi loker kekasihnya.

Ia pun sudah memberi peringatan kepada siapapun yang memasukkan sampah ke dalam loker Jaemin atau mengganggu lelaki manis itu, maka ia akan berurusan dengannya. Tapi, lagi-lagi Jaemin terus mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari murid-murid disekolahnya.

"Permisi." Jeno hampir menjatuhkan ponselnya saat tiba-tiba suara berat menginterupsinya.

Melihat Jeno yang terkejut seperti itupun membuat seorang pria tua yang baru saja menyapanya terkekeh pelan, "tidak usah terkejut seperti itu."

"Ah, maaf." Jeno mengusap tengkuknya beberapa kali. Pria tua itu mengangkat sebelah tangannya ke udara. "Hahaha, tidak masalah."

"Eum, itu, ada yang bisa saya bantu? Apa anda ingin menjemput putra anda? Karena..." Jeno menengok gedung sekolahnya yang sudah sepi, "seluruh siswa sudah pulang sejak 10 menit yang lalu. Hanya ada beberapa siswa yang mengikuti ekskul yang masih berada di sekolah." Celoteh Jeno dengan sedikit canggung.

"Tidak, tidak. Aku tidak sedang menjemput puteraku. Tapi aku ingin menemuimu."

Sepasang mata sipit Jeno membola mendengarnya, lantas ia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung, "eh? Ingin menemui saya?"

Pria tua itu mengangguk sekali kemudian melepas topinya, "perkenalkan, aku Lee Gyeungyoung. Kakekmu."

Jeno melongo, kakek? Sejak kapan ia memiliki kakek?

"Kakek? Saya tidak memiliki kakek. Mendiang orang tuaku bilang kakek ku sudah meninggal karena sakit saat aku masih bayi." Kini Jeno menyipitkan matanya, ia mulai bersikap defensif kepada pria asing itu. Siapa tau ternyata dia adalah penculik atau ingin merampoknya dengan menyamar sebagai kakeknya.

Tuan Lee pun terbahak mendengarnya, "astaga, tidak ku sangka orang tuamu sangat membenciku hingga mengatakan padamu bahwa aku sudah mati?"

"Apa maksud anda, tuan?"

"Ayahmu, Lee Donghae dan ibumu Tiffany Hwang. Mereka sangat membenciku karena kesalahpahaman kita dulu." Mata Jeno semakin memicing, apa pria tua didepannya ini seorang penculik yang sudah mencari tahu tentang keluarganya? Jika dugaannya benar, maka orang ini berbahaya.

"Bagaimana kau bisa mengetahui nama orang tuaku, tuan.. Lee? Aku bahkan tidak mengenalmu!" Tukas Jeno yang hampir menanggalkan sopan santunnya saat sedang berbicara dengan pria tua didepannya.

"Kau memang tidak mengenalku karena kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku hanya melihatmu sekali saat kau lahir, dan dari situ aku sadar. Jika kau sangat spesial."

"Apa maksudmu dengan spesial?" Oke, sekarang Jeno mulai takut.

"Kau adalah Elder, Jeno. Orangtuamu, keluarga Jung, bahkan keluarga dari kekasihmu, Na Jaemin. Selama ini menyembunyikan identitasmu untuk kepentingan mereka. Pil ungu yang kau konsumsi selama ini adalah scent blocker untuk menutupi feromon mu agar aura Eldermu tidak tercium oleh siapapun."

Jeno mengerutkan keningnya dalam, lalu seketika ucapan Renjun tempo hari terngiang dibenaknya,

"Lee Jeno, tolong setelah ini jangan percaya kepada orang lain dan percayalah kepada orang-orang disekitarmu."

"Aku hanya ingin mengingatkanmu. Kau adalah Elder, dan ada seseorang yang berniat jahat padamu."

Apa yang dimaksud oleh Renjun itu adalah orang ini? Jika memang benar, ia harus berhati-hati pada pria tua yang sedang berdiri dihadapannya saat ini.

"Sekarang coba kau pikir, seorang Elder sepertimu harusnya menjadi pasangan Queen. Tapi kau malah bersama Jaemin, seorang Omega biasa. Tentu itu bisa terjadi jika kau memilih mate mu sendiri." Tuan Lee melangkah mendekat, "tapi, kenapa kau malah bisa menjadi sepasang mate dari keluarga yang bahkan ikut andil dalam menutupi identitasmu?"

"Jangan berbicara omong kosong, tuan. Mereka tidak—"

"Apa kau tau penyebab kematian kedua orang tuamu?" Potongnya cepat. Jeno pun bungkam ketika topik tentang kematian kedua orang tuanya diangkat ke permukaan.

"Mereka kecelakaan saat perjalanan pulang setelah melakukan bisnis."

"Mereka dibunuh."

Jantung Jeno seolah tidak berdetak selama beberapa saat ketika mendengarnya. Dibunuh katanya? Omong kosong apalagi ini?

"Aku berusaha melindungimu, Jeno. Tapi orang tuamu lebih mempercayai keluarga Jung daripada diriku. Dan ketika niat busuk keluarga Jung tercium oleh ayahmu, barulah dia menyadari jika selama ini keluarga Jung memanfaatkan kedua orang tuamu demi mendapatkan kekuasaan karena Elder berada dipihak mereka." Tuan Lee terus bercerita, sedangkan Jeno hanya bisa terdiam dan berusaha mencerna seluruh perkataan pria tua didepannya.

"Orang tuamu dibunuh, mereka membuatnya seolah orang tuamu mengalami kecelakaan dan berakhir kau berada dipihak mereka. Yunho bukanlah pamanmu. Kalian tidak memiliki hubungan darah, itu hanya alibi agar kau bisa terus berada dijangkauan mereka. Aku bisa membuktikannya." Ia menyerahkan amplop coklat kearah Jeno yang diterima dengan ragu oleh lelaki tampan itu.

Ia membukanya perlahan; mengeluarkan isinya. Ada beberapa dokumen disana, yang membuktikan jika dia tidak memiliki hubungan keluarga dengan Yunho serta hasil olah tkp yang membuktikan bahwa kematian kedua orang tuanya memanglah disengaja.

Lantas.. kenapa selama ini keluarga Jung menceritakan hal sebaliknya? Bahwa kedua orang tuanya tewas setelah pulang dari perjalanan bisnis.

Tangan Jeno bergetar, apakah yang dikatakan orang ini benar? Apa selama ini keluarga Jung ingin memanfaatkannya demi sebuah kekuasaan?

Lalu, apakah keluarga Jung benar-benar telah membunuh kedua orang tuanya? Semua fakta yang ditujukan padanya membuatnya pusing, siapa yang benar dan siapa yang berbohong disini?

Tapi bukti-bukti ditangannya saat ini sudah menjawab semua pertanyaan dikepalanya. Tanpa ia sadari, obsidiannya berkilat keemasan. Ia mencengkeram kuat dokumen ditangannya.

"Apa.. ini sungguhan?" Suara Jeno memberat. Tuan Lee berdeham pelan dan mengangguk sekali, "iya, Jeno. Yunho sudah berusaha melenyapkan bukti itu, namun beruntung aku masih bisa menyelamatkan bukti-bukti itu dan memberitahumu tentang kebenarannya."

"Lalu, apa keluarga Na juga ikut andil dalam pembunuhan kedua orang tuaku?"

"Sulit mengatakannya, tapi memang benar, keluarga Na turut membantu Jung untuk melenyapkan orang tuamu." Jeno memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menekan emosinya hingga dasar. Namun ia gagal.

Selama ini ia telah dibohongi. Selama ini ia tinggal bersama dengan pembunuh kedua orang tuanya. Dan selama ini, pembunuh orang tuanya ada disekitarnya tapi ia tidak menyadarinya sama sekali.

Jeno tidak bisa membiarkannya, ia harus membalas mereka atas kematian orang tuanya.

"Lee Jeno." Ia menoleh, mendapati Jaemin dan Renjun yang berjalan kearahnya.

Lelaki manis itu terkesiap melihat obsidian kelam milik Jeno kini berubah menjadi keemasan, menatapnya dengan tajam. Tidak ada tatapan kelembutan yang sering dilayangkan padanya. Dan itu terasa asing baginya.

"A–ada apa dengan—"

Grep!!

"Uhuk!! Jeno!"

"Lee Jeno!!"

Jeno mencekik leher Jaemin hingga lelaki manis itu kesulitan bernafas ketika Jeno mulai mengangkat tubuhnya ke udara. Jaemin terus terbatuk saat Jeno mencekik lehernya semakin kuat.

"J–Jeno, l–lepaskan aku." Jaemin berusaha melepas cekikan Jeno dilehernya, namun usahanya sia-sia karena tenaga Jeno jauh lebih besar darinya.

"Kau sialan." Renjun berujar pada tuan Lee yang diam-diam tersenyum tipis melihat Jeno yang mencekik Jaemin dihadapannya. Namun yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan Jaemin, ia tidak ingin Jaemin mati ditangan Jeno seperti ini.

"Jeno, sadarlah! Lepaskan Jaemin, dia adalah mate mu!" Renjun mulai berteriak, belum sempat ia membantu menyingkirkan tangan Jeno dari leher Jaemin, lelaki tampan itu sudah lebih dulu mendorong kuat tubuh Renjun hingga terpental cukup jauh dari posisinya.

Jeno menatap Jaemin rumit dengan manik emasnya, "aku sangat ingin membunuhmu. Tapi fakta jika kau adalah mate ku itu sangat menyiksaku, Na Jaemin. Melihatmu tersiksa seperti ini sangat menyakitiku. Tapi mengetahui kenyataan bahwa orang tuamu yang telah membunuh orang tuaku membuatku ingin segera melenyapkanmu saat ini juga." Ia menghempas tubuh Jaemin begitu saja diatas tanah dan menatapnya bengis.

"Tidak sekarang, mungkin nanti. Setelah Jung dan Na membayar kematian orang tuaku dengan nyawa mereka."

Yunho membuka buku tua yang terletak diatas meja dengan perlahan. Buku peninggalan klan vrăjitoare yang menyimpan seluruh mantera sihir milik klan tersebut termasuk mantera yang telah menyegel kekuatan Jeno.

"Taeyong, kemarilah." Yunho berujar pada menantunya. Merasa dipanggil, Taeyong berjalan mendekat kearah Yunho dan berdiri didepan kepala keluarga Jung itu, "iya, ayah?"

"Coba kau lihat buku ini. Apa kau bisa membacanya?"

Taeyong menatap buku didepannya dengan ragu. Kemudian ia menatap orang-orang yang berkumpul di ruang tengah mansion Jung satu persatu, mereka menatap Taeyong penuh harap. Karena memang Taeyong mungkin bisa jadi salah satu jalan keluar bagi mereka.

Omega cantik itu menghela nafas perlahan lalu meraih buku itu dan menyeretnya agar ia bisa melihatnya lebih dekat. Sebuah aksara yang kuno dan sangat rumit, namun entah bagaimana ia bisa membacanya dengan mudah.

"Kau bisa membacanya, kan?"

Taeyong menoleh kearah Yunho dan mengangguk kaku, "ini aneh, ayah. Aku baru melihat tulisan ini tapi aku sudah bisa membacanya dalam sekali lihat."

"Itu tidak aneh, Taeyong. Karena memang kau memiliki darah vrăjitoare didalam tubuhmu. Jadi itu adalah hal yang wajar." Sahut Siwon. Ia pun berjalan mendekat kearah Yunho dan Taeyong untuk melihat isi buku itu.

Taeyong mengangguk paham, lantas ia mulai membalik tiap lembar buku didepannya dengan sedikit tidak sabaran. Berusaha mencari mantera yang akan mereka gunakan untuk menyegel kekuatan Jeno, lagi.

"Oh, ketemu." Cetusnya. Setelah itu semua orang disana mendekat kearah Taeyong. "Aku tidak tahu ini adalah mantera yang sama yang digunakan untuk menyegel Jeno dulu atau bukan. Tapi disini tertulis heterophe, penyegelan."

Siwon mengerutkan kening, "aku pernah mendengarnya. Bukankah memang mantera ini, Jung?"

Yunho mengangguk setuju, "kurasa kau benar," katanya. "Jadi sekarang kita hanya harus membawa Jeno kemari untuk melakukan penyegelan lagi."

"Penyegelan untuk apa, Jung Yunho?" Semua terkesiap ketika suara yang amat mereka kenali terdengar. Disana Jeno berdiri dengan manik keemasannya, dan dengan amplop coklat pemberian tuan Lee ditangannya.

"J–Jeno?"

Jeno melangkah mendekat dan melemparkan amplop ditangannya diatas meja yang langsung diambil alih oleh Yunho. Tuan Jung membukanya dengan tergesa dan membaca isinya, tidak lama kemudian ia melebarkan kedua matanya. Tidak mempercayai apa yang dibacanya saat ini.

"J–Jeno, kau jangan salah paham." Yunho berujar sembari berjalan kearah Jeno yang diselimuti oleh amarah. "Kau salah paham, kami tidak bermaksud untuk menyembunyikan identitasmu. Apalagi membunuh kedua orang tuamu."

Jeno tertawa sarkas, "tapi di dokumen itu sudah menjelaskan kelakuan busukmu, Jung."

"Lee membohongimu, Jeno. Dia telah memanipulasi bukti! Memang benar orang tuamu dibunuh, tapi Lee yang melakukannya!"

BRAKK!!!

Jeno menghempas tubuh besar Yunho hingga menabrak lemari besar disudut ruangan.

"Lalu kenapa kau malah mengatakan jika orang tuaku mati karena kecelakaan setelah pulang dari perjalanan bisnis, hah?!!"

"Lee Jeno! Kau sudah keterlaluan!" Bentak Siwon. Ia hendak memberi pelajaran kepada kekasih puteranya itu namun tubuhnya mematung ditempat ketika Jeno memerintahkannya untuk berhenti dengan Elder tone nya.

"Aku? Keterlaluan?"

Grepp!!

Hal yang sama ia lakukan kepada ayah dari kekasihnya; mencekik lehernya kuat dan mengangkat tubuhnya ke udara dengan mudah. Sebesar itu kekuatan dari seorang Elder.

"Kalian telah membunuh kedua orang tuaku!" Jeno berteriak keras.

"Jeno, kumohon dengarkanlah penjelasan ayahku dan tuan Na. Jangan seperti ini."

Jeno menatap kearah orang yang selama ini ia anggap sebagai seorang kakak yang ia sayangi dengan tatapan remeh. "Jadi aku harus apa, Jung Jaehyun? Membiarkan kalian begitu saja setelah semua ini? Aku sungguh tidak menyangka telah hidup bertahun-tahun bersama pembunuh kedua orang tuaku."

"J–Jeno, kami ti–dak membun–uh orang t–tuamu! Percayalah p–pada ka–mi." Siwon berujar terbata. Ia terus berontak dan berusaha melepas cekalan Jeno dilehernya.

"Percaya? Pada kalian? Aku sudah sangat mempercayai kalian sebelum akhirnya aku tau yang sebenarnya."

"Jeno, semua yang dikatakan Lee itu tidak benar. Justru kami—"

"Lalu untuk apa kalian selama ini menyembunyikan identitasku dan memaksaku untuk mengonsumsi pil itu jika tidak demi kepentingan kalian sendiri? Kalian hanya ingin memanfaatkanku, kan? Berpura-pura menjadi seorang keluarga dan menggunakanku untuk mendapatkan kekuasaan!" Potong Jeno cepat. Ia mengeratkan cekalannya pada leher Siwon hingga wajah ayah Jaemin itu memerah akibat kesulitan bernafas.

Sedangkan tanpa ia sadari jika Jaemin dan Renjun baru saha tiba dan mendapati pemandangan yang tidak mengenakan; Siwon yang berusaha memberontak dari cekikan Jeno dan Yunho yang terlihat terluka setelah menabrak lemari besar hingga kayu-kayunya patah dan kacanya pecah berserakan diatas lantai.

"Ada apa ini.. Jeno, tolong lepaskan ayahku.." Cicit Jaemin. Jeno menoleh, mendapati tatapan terluka Jaemin yang membuat ulu hatinya berdenyut ngilu.

Maka dengan enggan, ia menghempas tubuh Siwon begitu saja dan menghindari tatapan Jaemin yang membuatnya semakin sakit. Segera saja Jaemin berlari dan berhambur memeluk sang ayah yang terkulai lemah diatas lantai marmer yang dingin.

"Na Jaemin." Jeno berujar dingin, "dulu aku sangat jatuh padamu," katanya. "Namun saat ini aku berharap kita bukanlah sepasang mate, agar aku bisa melenyapkan kalian dengan mudah."

.
.
.
.
Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

772K 78K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
169K 8.3K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
39.5K 5.8K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
101K 7.4K 50
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote