GANEETA

By Nggisty_

2.8M 359K 95.3K

[TERBIT DI RENELUVBOOKS] TERSEDIA DI GRAMEDIA ✓ Highest rank #1 in teenfiction (16/09) Highest rank #1 in cer... More

Prolog
Cast Girl❤
Cast Boy 😎
GANEETA 01
GANEETA 02
GANEETA 03
GANEETA 04
GANEETA 05
GANEETA 06
GANEETA 07
GANEETA 08
GANEETA 09
GANEETA 10
GANEETA 11
GANEETA 12
GANEETA 13
GANEETA 14
GANEETA 16
GANEETA 17
GANEETA 18
GANEETA 19
GANEETA 20
GANEETA 21
GANEETA 22
GANEETA 23
GANEETA 24
GANEETA 25
GANEETA 26
GANEETA 27
GANEETA 28
GANEETA 29
GANEETA 30
GANEETA 31
GANEETA 32
GANEETA 33
GANEETA 34
GANEETA 35
GANEETA 36
GANEETA 37
GANEETA 38
GANEETA 39
GANEETA 40
GANEETA 41
GANEETA 42
GANEETA 43
GANEETA 44
GANEETA 45
GANEETA 46
GANEETA 47
GANEETA 48
GANEETA 49
GANEETA 50
GANEETA 51
GANEETA 52
GANEETA 53
GANEETA 54
GANEETA 55
GANEETA 56
GANEETA 57
GANEETA 58
GANEETA 59
GANEETA 60 - End
VOTE COVER & GIVEAWAY
H-1 PO & List Paket PO
OPEN PO GANEETA
TERSEDIA DI TOKO BUKU

GANEETA 15

48.5K 5.8K 691
By Nggisty_

Jangan lupa vote dan komen :)

_________________________________________

***

"GANEETA..."

Teriakan seorang pria memanggil Neta menggema, membuat semua orang menoleh ke asal suara.

Diujung lapangan berdiri Nauzan, Galen, jibran dan Adnan.

Pria yang berteriak tadi adalah Nauzan, wajah pria itu memerah seperti menahan marah mengundang tatapan bingung orang-orang padanya.

Nauzan melangkah cepat ke arah Neta diiukuti temannya yang lain.

Neta dan Tristan memandang Nauzan dengan alis terangkat heran.

Nauzan menatap tajam ke arah tangan Neta yang digengam oleh Tristan. Nauzan menaikan tatapannya ke arah Tristan dengan sorot mata menusuk.

"Lepasin!" Desis Nauzan menarik salah satu tangan Neta.

Semua orang yang berada dilapangan menarik napas tertahan melihat adegan itu.

"Neta apa-apaan ini?" tanya Galen menatap Neta.

Neta balas menatap Galen datar dengan dahi berkerut.

"Siapa lo?" santai Neta membuat wajah Galen menegang seketika.

Neta menunduk melirik salah satu tanganya yang dipegang oleh Nauzan kemudian menghempaskannya kasar.

"Lepasin brengsek!" desis Neta kemudian mundur ke arah Tristan.

Nauzan tertegun ketika Neta menghempas kasar tangannya, sementara gadis itu masih membiarkan tangannya yang lain digenggam oleh Tristan.

"Neta lo ngapain pegangan tangan sama cowok ditengah lapangan kayak gini hah?!" kesal Nauzan yang cemburu.

Tristan mengukir senyum remeh mendengar ucapan Nauzan.

"Dia cewek gue, masalah?!" tanya Tristan menantang.

Nauzan dan Galen ddk sontak melebarkan mata terkejut.

"Neta apa-apaan nih? Ini gak benerkan? Kita udah di jodohin." seru Nauzan keras membuat semua orang semakin terkejut ketika mendengarnya.

Rahang Neta mengetat ketika mendengar penuturan Nauzan.

"Halu lo cih!" Sinis Neta.

"Neta kalo lo kayak gini cuman buat bales dendam, dan buat gue cemburu---"

"Dih lo siapa bangsat?!" sela Neta cepat.

"Neta lo---"

"Diem setan! Gue gak ngomong ama lo jadi diem aja" Neta menatap Galen tajam.

Neta maju selangkah ke arah Nauzan kemudian menyunggingkan senyum remeh.

"Tristan emang cowok gue, kenapa? Masalah buat lo?!" ujar Neta sinis.

Semua orang yang mendengar pengakuan Neta tentang hubungannya dengan Tristan lagi-lagi terkejut.

Tubuh Nauzan membeku akibat ucapan Neta. Rahang Nauzan mengetat keras dengan tangan yang menggepal.

"Let's play the game Nauzan!" lanjutnya sinis kemudian berbalik pergi bersama Tristan dengan tangan yang masih saling menggengam.

Rangi dkk dan Alin dkk yang melihat kepergian pasangan itu langsung mengikutinya dari belakang.

Sementara Nauzan dan Galen hanya bisa terdiam beku menatap kepergian Neta.

***

Neta menghentikan langkahnya ketika mereka sudah sampai ditempat yang cukup sepi.

Gadis itu berbalik menatap ke arah Tristan.

"Maksud lo apa?" tanya Neta.

Tristan mengangkat alis kemudian menyandarkan tubuhnya ke tembok sambil menatap Neta.

"Sejak kapan gue jadi cewek lo?" lanjut Neta.

"Tadi lo juga ngaku kalo gue cowok lo" sahut Tristan santai.

Neta mendelik kesal ketika mendengar jawaban santai pria itu.

"Tristan lo ja----"

"Aku, Neta!" tekan Tristan membuat dahi Neya berkerut.

"Mulai sekarang ngomongnya pake 'aku kamu' kita udah pacaran kan?" lanjut pria itu sambil mendekatkan wajahnya ke arah Neta.

"Dih gue gak pernah yah bilang mau jadi pacar lo." dengus Neta.

Tristan terkekeh kecil mendengar penolakan Neta.

"Pertama kali kenal, lo langsung nembak gue. Jangan pura-pura lupa." jawab Tristan.

Neta melotot ketika mengingat kejadian diparkiran waktu itu.

"Gue berc----"

"Gue gak suka penolakan." tekan Tristan menatap langsung ke arah mata Neta.

"Lo cewek gue mulai sekarang." lanjut pria itu dengan suara tegas.

Wajah Neta cemberut kesal menatap Tristan. Neta terdiam cukup lama seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Oke! Tapi gue punya syarat." tawar Neta.

"Apa?" tanya Tristan.

"Apapun kesalahan lo bakal gue maafin, tapi tidak dengan perselingkuhan dan kekerasan. Dan lagi dalam hubungan ini, cuman gue yang berhak buat mutusin bukan elo. Gimana?" ungkap Neta.

Tristan memandang Neta lekat lalu menganggukan kepala, membuat Neta tersenyum seketika.

"Tapi.."

"Tapi kenapa?" bingung Neta.

"Hubungan ini cuman boleh berakhir ketika kedua belah pihak setuju. Artinya meskipun elo mutusin gue tapi kalo gue gak setuju, kita gak bakal putus, deal?" ucap Tristan menyeringai.

Tentu saja Tristan tidak akan membiarkan Neta begitu saja. Sesuatu yang sudah ia miliki, tidak akan mudah ia lepaskan kecuali jika ia ingin.

Neta berpikir sebentar ketika mendengar syarat pria itu.

"Oke, deal!" setuju Neta pada akhirnya.

***

Ketika Neta memasuki kelasnya, gadis itu langsung di serbu oleh teman-teman kelasnya.

"Beneran lo cewek Tristan?" tanya Alin langsung.

"Sejak kapan?" timpal Dira.

"Pdkt-annya kapan?" tambah Nada.

"Neta kamu selingkuh beb?" celutuk Asep.

"Lo duain gue yang?" tanya Juna tak mau kalah.

"Neta jawab dong! jangan diem aja, gue penasaran nih" serobot Dani.

"Iya anjir gue juga" Dita juga ikut bersuara.

Neta menatap jengah ke arah teman-teman kelasnya itu.

"Gimana mau jawab, lo semua gak ngasih gue kesempatam buat ngomong bangke!!" kesal Neta.

"Ya udah sih, tinggal jawab aja susah banget lo!" Alin tak kalah kesal.

Neta menghela napas kemudian mengibaskan rambutnya kebelakang.

"Iya nih, gue udah taken. Jadi mulai sekarang gue gak jomblo kayak lo lo semua lagi." ucap Neta sombong membuat teman-temannya berteriak heboh.

"Assiikk! Pj dong pj" seru Nada.

"Iya nih, Trakterrr kita dong!" seru Dani.

"TRAKTIR! TRAKTIR! TRAKTIR!" sorakan memenuhi kelas XII IPS 1.

Neta mengangkat tangan mengisyaratkan semuanya untuk diam.

"Oke! Pulang sekolah gue traktir sepuasnya di kafe depan. OKE?!" seru Neta keras.

"OKELAH!!!" serempak teman-teman kelasnya.

***

Neta melangkah memasuki rumah. Gadis itu pulang terlambat karena harus memenuhi janjinya untuk mentraktir teman kelasnya.

"Neta!" panggil Abra yang melihat Neta baru pulang.

Neta hanya menatap datar ke arah Abra sebentar, dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Ganeeta!" panggil Abra lagi membuat langkah Neta terhenti.

Neta berbalik menatap Abra dengan sorot mata malas.

"Kenapa?" tanya Neta malas.

Abra menghela napas pelan melihat sikap acuh putrinya itu.

"Neta, papi minta maaf. Tolong jangan bersikap seperti ini." ucap Abra pelan sambil memandang sendu ke arah putrinya itu.

Neta yang mendengar ucapan Abra sonta membuang pandangan sambil terkekeh sinis.

"Bakal Neta maafin" ucap Neta membuat senyum Abra terbit seketika.

"Makas---"

"Kalo maaf papi bisa buat mami kembali hidup." sela Neta cepat membuat senyum Abra luntur seketika.

"Neta bakal maafin papi kalo maaf papi itu bisa buat Dela sadar sekarang juga. Neta bakal maafin papi kalo papi bisa usir anak tiri papi itu keluar dari keluarga Fincent sekarang juga. Neta akan dengan senang hati maafin papi kalo papi bisa kembaliin keluarga kita seperti dulu ketika mami dan Neta belum pergi. Gimana? Papi bisa?" lanjut Neta memandang remeh ke arah Abra.

Abra mematung, lidahnya kelu tak bisa berkata-kata. Abra hanya bisa memandang Neta dengan sorot mata kosong.

Senyum Neta semakin lebar ketika melihat keterdiaman Abra.

"Kenapa? Papi gak bisa kan? Mustahil kan?" sinis Neta.

"Jika papi tidak bisa mengabulkan semua yang Neta katakan tadi, lebih baik papi diam dan menjaga jarak dari Neta. Karena sampai kapanpun Neta tidak akan pernah memaafkan papi."Lanjutnya tajam.

"Neta, papi be---"

"Sudah cukup! Sudah cukup selama ini Neta menahan diri dan menutup mata terhadap semua kesalahan papi. Neta tau semuanya pi, NETA TAHU PENYEBAB PAPI DAN MAMI BERPISAH!" teriak Neta membuat tenggorokan Abra tercekat seketika.

Abra menatap Neta dengan sorot mata memerah kentara sangat terkejut.

Neta tertawa sinis melihat ekspresi Abra.

"Kenapa? Papi kaget kan? Gak nyangka kan kalo Neta tau semuanya?! "

"Ganeeta!" lirih Abra tak menyangka.

"Tolong! Neta minta dengan sangat kepada papi untuk tau diri. Tinggal se-atap dan masih memanggil papi dengan sebutan 'papi' adalah penghormatan terakhir yang bisa Neta berikan sebagai seorang anak. Jadi, jangan terus gak tau diri dan meminta lebih, apalagi berharap maaf dari Neta. Karena papi sangat amat tidak pantas untuk mendapatkan itu."

"Bahkan sampai Neta mati nanti, Neta gak akan pernah ngasih maaf buat papi. Andai darah bisa diganti. Neta sangat ingin mengganti darah Neta, untuk menghapus darah papi yang mengalir didalam tubuh Neta."

"Karena bagi Neta, hidup dengan darah papi yang mengalir ditubuh Neta, adalah sebuah kesialan terbesar yang Tuhan berikan."

Neta mengucapkan semuanya dengan penuh penekanan dan pandangan tajam diikuti jijik ke arah Abra.

Setelah mengatakan semua itu Neta langsung berbalik dan memasuki lift tanpa menoleh lagi ke arah Abra.

Sementara Abra hanya bisa diam mematung memandang kepergian Neta. Dada Abra bergemuruh hebat setelah mengetahui kenyataan jika Neta tau tentang alasan ia dan sang istri berpisah.

Semua ucapan Neta tadi membuat telingannya berdengung hebat. Abra merasakan sakit yang teramat didalam hatinya, seolah dirinya mendapatkan tikaman tak kasat mata.

Pada akhirnya dia harus kehilangan ke-dua putrinya karena kesalahannya sendiri.

***

Neta berdiri dibalkon kamarnya sambil memandang langit malam dengan tenang.

Dibelakang Neta ada Jack yang berdiri tegak menatap punggung rapuh gadis itu.

"Kapan semua ini bisa selesai?!" ujar Neta pelan sambil menutup mata.

Jack yang mendengar gumaman sang nona muda sontak menggepalkan tangan seolah menahan sesuatu.

"Sebentar lagi Neta! Tolong bersabar sebentar lagi." sahut Jack.

Neta berbalik menatap Jack kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Aku mempercayaimu Jack, tolong jangan membuatku kecewa seperti mereka." Lirih Neta.

.
.
.

________
TBC

Continue Reading

You'll Also Like

376 87 12
"Percuma ada ketenangan, tanpa ada kesenangan" Bagaimana rasanya memiliki keempat sepupu dengan kepribadian dan paras yang membuat banyak orang terta...
2.6K 458 23
Harusnya, ini berjalan sesuai rencana. Tapi nyatanya, realita tak selamanya mulus seperti apa yang di ekspetasikan. Harusnya Viola hanya menjadi muri...
422K 16.6K 77
Genre: Action and Romance 'Dunia gelap sudah menjadi identitas bagi seorang gadis dengan sifat iblis.' Sebuah Gangster terbesar yang memiliki niat u...
825 119 17
💜 LavenderWriters Project Season 09 #Kelompok02 Barbara Maisie Chandie, gadis remaja berusia 18 tahun yang dibesarkan oleh seorang pemimpin geng Maf...