MARVEL 2 [REST]

Por bilaaaaa15

26.9K 2.3K 389

➡ THE NEXT STORY 'MARVEL' [DIHARAPKAN MEMBACA ZAIGAL DAN MARVEL TERLEBIH DAHULU SUPAYA NGERTI ALUR NYA] [Diha... Mais

PROLOG
MRVL [01]
MRVL [02]
MRVL [03]
MRVL [04]
MRVL [05]
MRVL [06]
MRVL [07]
MRVL [08]
MRVL [09]
MRVL [10]
MRVL [11]
MRVL [12]
MRVL [13]
MRVL [14]
MRVL [15]
MRVL [16]
MRVL [17]
MRVL [18]
MRVL [19]
MRVL [21]
MRVL [22]
MRVL [23]
MRVL [24]
MRVL [25]
MRVL [26]
MRVL [27]
Just Information
MRVL [28]
MRVL [29]
MRVL [30]
NEW STORY
MRVL [31]
MRVL [32]
MRVL [33]
MRVL [34]
MRVL [35]

MRVL [20]

702 61 10
Por bilaaaaa15

HAPPY READING-!!❤
Permisi aku mau tanya dong, tolong dijawab ya..

Misalkan dari ketiga cerita ku ini dipinang sama penerbit dan naik cetak, apa kalian bakal beli novel nya?

Tolong jawab ya gengs! Hehe agak ragu sih soalnya😌 takut kalo beneran dipinang dan naik cetak tapi gak ada yang beli huhu😌



•MARVEL•

Hari ini, waktu nya untuk pulang sekolah SMA Gemilang dihebohkan dengan kedatangan sosok lelaki yang duduk di kursi roda yang berada di depan gerbang sekolah. Banyak siswa-siswi saling berbisik satu sama lain, ada pula membicarakan nya secara terang-terangan.

Anjir cogan nyasar?!

Kok wajah nya familiar gitu?

Weh! Itu kan Kak Marvel!


Siapa Kak Marvel?

Lo nggak tahu? Dia itu kakak kelas kita yang udah lulus kemarin!

OMO?! Ganteng bangett

Kalau gak ada pawang nya sih, dah gua embat kali

Kenapa dia pake kursi roda?

Penyakitan kali

Pasti nyusahin banyak orang, tuh!

Dan semua itu masuk ke dalam indra pendengaran Marvel, cowok itu tidak buta dan juga tidak tuli. Ia mendengarkan semua yang mereka bicarakan tentang keadaan nya saat ini. Bahkan semua menganggap nya sebagai cowok penyakitan, mereka tak tahu yang sebenarnya terjadi. Mereka hanya bisa mengungkapkan apa yang mereka lihat dan ada dihadapan mereka.

Begitulah mulut netizen Indonesia, menggosipkan apa yang terjadi didepan mata tapi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Marvel, cowok itu datang dengan supir pribadi nya. Masih ingat dengan Mang Uli? Ya, pria paruh baya itu yang mengantar Marvel kemari, padahal sudah dilarang oleh kedua orang tua nya. Tapi bukan Marvel namanya kalau melanggar.

"HEH?! MULUT LO PADA MAU GUE GUNTING, HAH?!" Teriakan itu membuat Marvel yang melamun jadi tersadar.

Disana berdiri tujuh lelaki dengan tangan yang terkepal dihadapan siswa-siswi yang membicarakan nya tadi. "Memang bener, kan? Kalau dia itu penyakitan?" tanya siswa itu dengan berani walau dalam hati sebenarnya ia takut.

Mijar terkekeh sinis. "Heh! Jangan asal bicara ya, lo! Gue doain lo yang penyakitan baru tau!" ujar nya.

"Mulut lo gak pernah disekolahin?" tanya Zaki gemas.

"Gini nih kalau main nya sama emak-emak penyebar gosip desa," sahut Ilham.

"Gue saranin ya sama lo, kalau ada apa-apa itu cari tahu dulu bener nggak nya, nanti kalau salah lo juga yang malu," sahut Nomy.

"NANTI NANGESS!" ledek mereka membuat siswa itu malu karena sudah menjadi bahan bully-an mereka.

"DENGER INI! BUAT KALIAN YANG NGOMONGIN COWOK DISANA," tunjuk Nomy pada Marvel yang masih setia duduk dikursi roda nya sambil menatap mereka.

"GUE GAK BAKALAN KASIH KALIAN AMPUN! BODO AMAT MAU CEWEK ATAU COWOK! INGET!" teriak kan nya menggema di parkiran yang sunyi tanpa suara itu.

"Awas aja gue liat kalian ngomongin ini lagi, kalian bakalan masuk ke dalam black list nya Forgies," ujar Fikko dingin.

Mereka pun menghampiri Marvel setelah memberikan mereka sedikit pelajaran, ingat masih sedikit. Belum tahu kedepan nya.

"Lo nggak papa, bang?" tanya Eysan.

Marvel tersenyum tipis. "Nggak papa, emang nya gue kenapa?"

"Udah lupain aja soal tadi, mereka emang nggak tahu apapun tentang lo, jadi jangan dimasukin ke hati," ujar Nomy sambil menepuk pundak Marvel pelan.

"Santai aja,"

Bisa saja di mulut santai aja tapi beda di hati.

"Btw lo ngapain disini, bang?" tanya Ilham.

Zaki yang berada disebelah nya langsung menonjok rahang kiri Ilham membuat cowok itu mengaduh.

"Oasu,"

"Pake tanya lagi, ya pasti mau ketemu pacar nya lah!"

"Enak ya punya pacar, lagi kangen aja langsung disamperin," ujar Fikko.

"Makanya cari pacar sana," Marvel memberi saran pada adik kelas nya itu.

"Ah males, ribet ntar nggak bisa keluar malam lagi, mending langsung nikah aja,"

"BISMILLAH HEADSHOT!"

"Mellissa belum keluar?" tanya Marvel pada Nomy yang tengah memainkan ponsel nya. Cowok itu menoleh sebentar.

"Ini otw katanya, habis nulis materi dia. Biasa lah, cewek lo kalau nulis lelet banget," Marvel terkekeh dan juga menyutujui apa yang dikatakan oleh Nomy barusan.

"Jangan sering chattan, inget udah ada pawang nya," sahut Alino sambil melirik Marvel dengan ekor matanya.

"Ho'oh, inget! Pawang nya galak, lo ambil dia, pawang nya bisa bawa lo pulang." sambung Eysan.

Nomy berdecak kesal. "Kagak lah anjir!" ketus nya. Mood nya kini hancur karena ulah teman-teman nya itu.

"Kek gak ada cewek lain aja, sampe gue harus ambil punya orang," sambung nya.

"GUE PEGANG TUH KALIMAT!" Marvel terkekeh melihat interaksi mereka, ia jadi merindukan sahabat nya itu.

"Awas aja lo kemakan omongan sendiri," tunjuk Alino membuat Nomy mendengus kesal.

"KAK MARVEL?!" Mereka pun beralih menatap sosok gadis yang tengah mengatur nafas nya disana. Gadis itu pun berlari ke arah mereka.

"Jangan lari, ntar jatoh gimana?" Mellissa hanya menyengir saja saat cowok itu mengomeli nya.

"Balik kuyy, sepet mata gue ngeliat yang uwu terus," sahut Mijar merangkul Alino yang berada disebelah nya.

Dengan kasar Alino meraup wajah Mijar dengan tangan nya. "Alah, bilang aja lo gamon, kan?"

Cowok itu mendelik. "Yaudah kalau gak mau balik, bang gue pamit." ujar nya setelah ia berpamitan pada Marvel lalu pergi menuju parkiran untuk mengambil motor nya.

"IDIH BAPERAN LO, SAT!"

"Temen lo itu," tunjuk Ilham.

"Bukan temen gue," sahut mereka.

"Bang kalau gitu kita pamit," Marvel mengangguk lalu keenam lelaki itu pun pergi karena tak mau jadi penonton keuwuan dari dua orang berbeda kelamin itu.

"Ngapain lo kesini?" tanya Mellissa.

"Gue mau nginep di rumah lo," gadis itu membulatkan matanya.

"Ngapain? Rumah lo kebanjiran atau gempa sampe harus ngungsi di rumah gue?" tanya nya membuat Marvel berdecak.

"Bonyok gue pergi ke luar kota, kembaran gue lagi banyak tugas dari dosen jadi dia nginep di rumah temen nya yang deket kampus, Bi Ira cuti karena anak nya sakit," jelas Marvel.

"Yaudah, ayok balik," pasrah Mellissa, gadis mengambil alih untuk mendorong kursi roda Marvel menuju mobil.

Ia membantu cowok itu untuk masuk ke dalam mobil, lalu ia memberikan kursi roda nya pada Mang Uli untuk dimasukan ke bagasi. Setelah memasukan kursi roda nya, pria paruh baya itu pun mulai memasuki mobil untuk menjalankan kendaraan beroda empat itu pergi ke kediaman Alexander.

•MARVEL•

"Lo dikamar tamu lantai bawah aja, ya? Kalau di atas susah naik turun tangga," ujar Mellissa sambil mendorong kursi roda milik Marvel ke kamar tamu lantai satu di rumah nya.

"Iya, lagian gue juga gak mau ngerepotin orang mageran kayak lo," Mellissa mendengus kesal. Untung cowok itu masih berada di kursi roda dan masih dinyatakan sakit. Kalau saja cowok itu sudah kembali sepenuh nya pulih, pasti ia akan bertarung dengan nya.

"Mau rebahan atau gimana?" tanya nya, ia pun menyimpan tas berisi beberapa baju milik Marvel untuk beberapa hari kedepan di pojok kamar supaya tidak berantakan dan berjejeran.

"Ck! Rebahan mulu, gue gak mau ya, tulang gue tambah kaku." ujar nya mendengus. Apa tak ada kalimat lain selain rebahan? Dirumah rebahan, disini rebahan, sekalian aja gak usah kemana-mana kalau akhirnya disuruh rebahan, bener, kan?

"Yaudah, gue tinggal dulu mau ganti baju, ntar gue balik lagi. Jangan macem-macem dan banyak gerak, awas aja lo banyak tingkah!" ujar nya tajam menatap mata cowok itu. Karena ia ragu meninggalkan cowok itu disini sendirian, takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Marvel berdecak kesal. "Udah sono, gue bukan anak umur empat tahun yang harus dijagain segala,"

Setelah pamit, Mellissa pun akhirnya pergi menuju lantai dua dimana kamar nya berada meninggalkan Marvel seorang diri di kamar tamu. Cowok itu perlahan menggerakan kursi roda nya menuju jendela kamar yang menampilkan halaman belakang rumah gadis nya.

Menatap halaman itu dengan pandangan kosong. Membayangkan apapun yang melintas dipikiran nya.

"Emang beneran gue nyusahin?" ujar nya memikirkan perkataan siswa tadi di SMA nya. Bahkan kini pikiran nya sudah dipenuhi oleh perkataan siswa-siswi tadi, seolah perkataan itu terus menyerang dirinya.

"Ck! Memang lo tuh nyusahin banyak orang, Vel!"

•MARVEL•

Tbc
Dapet gak feel nya?
Selamat malam minggu..
Thank you❤

Continuar a ler

Também vai Gostar

KANAYA (REVISI) Por liaa0415

Ficção Adolescente

2.4M 142K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
1.3M 61.3K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
Monster Tyrant Por Nursida122004

Ficção Adolescente

910K 89.1K 49
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN Por Diazepam

Ficção Adolescente

4.5M 262K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...