𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂

By rembulanmalam_

4.3M 300K 8.8K

DOSEN SERIES #1 [COMPLETED] Aarav mencondongkan tubuhnya ke arah Kanaya. "Mau coba yang nggak lewat batas?" ... More

SALAM DARI AUTHOR💙
1. Aarav Sakya Adelard
2. Kanaya Naava Floella
3. Oleh Oleh
4. Otw Nikah
5. D-Day
6. Perjanjian
7. CEO Atau Dosen
8. Duh, Lupa!
9. Papa & Mama Mertua
10. First Kiss Di Malam Minggu
11. Jus Rambutan
12. Unfaedah
13. Istri Idaman Suami
14. Tugas
15. Famous
16. PMS
17. Instagram
18. Gara Gara Cilok
19. Curahan Hati Aarav
20. You Hurt Me?
21. Pingsan
22. Kepo
23. Kasih Sayang Aarav
24. Terungkap
25. Aarav & Teman Teman
26. Hukuman Manis?! Bullshit!!
27. Kunci Mobil
28. Seminar
29. Reuni Dadakan
30. What Is Love?
31. Kado Pernikahan
32. On Fire
33. Sibuknya Aarav
34. Khilafnya Seorang Suami
35. Pagi Setelah Malam Romantis
36. Kanaya Jail, Aarav Gagal Fokus
37. Dia Siapa?
38. Cerita Masa Lalu
39. Perkara Tiket Pesawat
40. Yogyakarta Love Story
41. Yogyakarta Love Story (2)
42. Bakal LDR?
43. I Will Missing You:(
44. Jakarta-Semarang
45. Lost Contact
46. Bad News
47. "Kamu Kuat Sayang" -Aarav
48. Berpisah Atau Bertahan?
49. 3 Hari Masa Berduka
50. Altalarik Kavindra
51. Kepang Rambut Meresahkan
52. Dosen vs Mahasiswi
53. Dosen Baru
54. Cemburu, Cemburu Dan Cemburu
55. Masih Karena Cemburu
56. Ada Akibat Di Setiap Tindakan
57. Anak Tunggal Perempuan x Anak Bungsu Laki Laki
58. Gosip Baru
59. Rencananya Mau Minta Maaf Tapi...
60. Malah Ada Masalah Baru :(
61. Psychopath Tampan
62. Graduation Day 🎓
63. "Nggak kuat, mau pingsan rasanya" -Kanaya
64. Pak Dosen Sakit
65. Resign?
66. Semuanya Aja Dibuang!
67. Ngidamnya Seorang Kanaya
68. Kanaya Istrinya Bapak CEO
70. S.P.E.C.I.A.L (II)
71. Ini Pertanda Apa?
72. Selamat Datang atau Selamat Tinggal?
73. I'm Broken Without You
74. Welcome Home Baby Twins!
75. Inisialnya A-K-L-E
76. Ceritanya Gini....
77. Mengenang Masa Lalu
78. Tidak Semudah Yang Dibayangkan
79. Kembar Kembara Nakal
80. "Maaf mas..." -Kanaya
81. Quality Time With Family A3K
82. BODACIOUS
SEQUEL!!!!

69. S.P.E.C.I.A.L (I)

41.7K 2.7K 172
By rembulanmalam_

Sesuai judul di atas, part ini adalah part spesial yang berisi semua request an adegan yang kalian komen di beberapa part sebelumnya.

Pertama tama author mau minta maaf kalau nggak sesuai sama ekpektasi kalian, tapi author bakal berusaha buat kasih yang terbaik.

Terima kasih juga buat yang udah request, hope you like it!!!! ❤️

Semua gambar yang ada di part ini author ambil dari google sebagai gambaran aja, biar mempermudah kalian untuk memahami, soalnya part ini banyak bercerita tentang adat Jawa.

HAPPY READING 💙



"Eca...." Aarav memangil salah satu nama keponakan nya itu dengan sedikit keras.

"Oi ngopo?"

"Heh bahasa mu kui loh, karo uwong sing luwih tuo barang kok!" Tegur Aarav dengan logat jawa nya.

"Eh ngapunten om, Eca kinten sanes om ingkang nimbali" Eca nyengir lebar sambil menangkup kedua tangannya sebagai permintaan maaf.

Aarav menggeleng pelan.

Dasar anak muda.

"Kamu tadi ngajakin om bikin waffel kan?"

Eca mengangguk membenarkan ucapan om sekaligus dosen nya di kampus itu.

"Ayo buat!" Ajak Aarav senang.

"Lah? Tadi kata nggak mau"

"Kan tadi sekarang udah berubah pikiran"

"Yah Eca nya udah terlanjur mager lah, nggak dari tadi sih"

"Mau nilai kamu om bikin jadi E huh?"

"Eh ya jangan dong, mentang mentang jadi dosen. Eca aduin ke tante Naya tau rasa om!"

"Gage Eca, uwes kadung ngeleh iki" Logat jawa Aarav kembali keluar.

"Tapi Eca tadi ngajak nya bikin waffel nasi goreng ala Kai Exo loh, om mau emangnya?"

"Ya orang om juga pengen itu, kaya vidio yang kamu tunjukin tadi kan?"

Eca menatap Aarav dengan mata yang memincing.

Tumben tumbenan sekali om nya ini mudah tergoda dengan makanan, biasanya kan cuek bebek.

"Jangan bilang om lagi ngidam?" Tebaknya sambil menahan tawa.

"Cuman pengen bukan ngidam" Elak Aarav.

"Buahahaha" Tawa Eca langsung pecah begitu saja saat mendengar alasan tidak masuk akal dari lelaki dewasa di depannya ini.

Aarav berdecak kemudian mengambil bantal sofa dan melemparkannya pada sang keponakan.

"Buruan. Besok kalau libur semester udah selesai om bakal bikin kamu satu kelompok sama cowok yang kamu taksir di kampus!"

Wajah Eca langsung berubah cerah, secerah masa depan para readers saat mendengar tawaran dari Aarav.

"Beneran?!"

"Iya" Balas Aarav sambil tersenyum lebar.

Keponakan nya itu tidak tau saja jika semester kemarin adalah sementara terakhir Aarav menjadi seorang dosen, lelaki itu sudah resign dan sepenuhnya menjadi seorang CEO.

"Yaudah hayuk gas!" Eca langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dapur.

Aarav kembali tersenyum, gampang juga di kibulin itu anak.

"Ca kok ini lengket?!" Bingung Aarav saat waffel nya justru lengket pada pemanggang waffel.

"Loh tadi udah di olesi margarin belum?"

"Emang tadi kamu nyuruh?"

"Yaelah kan pas tadi Eca bikin nasi goreng nya Eca udah bilang, om gimana sih!"

"Ya gimana, orang udah terlanjur gini"

Eca berdecak kesal ia kemudian menggeser posisi Aarav dan sekarang ia yang mengambil alih pembuatan nasi goreng waffel.

"Nah itu bisa!"

"Nih iti bisi!"

"Punya ponakan kok nggak ada akhlak semua"

Tak

Eca langsung menaruh waffel buatan nya ke piring dengan kasar saat mendengar sindiran dari Aarav.

"Alon alon wae nduk, cah wedok ora oleh kakean polah!"

"Punya om kok nggak ada akhlak semua"

"Ehem!"

Aarav dan Eca kompak menoleh ke sumber suara dan menemukan sosok Ken di sana.

"Nah kan nambah lagi" Gumam Eca saat melihat om nya yang lainya datang.

"Wih ada waffel nih" Ucap Ken sambil menatap 2 piring waffel di meja makan.

Satu berisi waffel yang rapi satunya lagi waffel yang sedikit hancur.

"Jangan di sentuh, punya gue!" Aarav menampol tangan Ken.

"Aish"

Ken beralih menatap Eca yang masih sibuk membuat waffel.

"Loh itu buat waffel nya kok pake nasi goreng ca?" Bingung Ken.

Ya walaupun ia seorang dokter bedah tapi ia tau betul jika waffel itu terbuat dari campuran tepung, telur dan bahan bahan lainnya bukan dari nasi goreng.

Ken tidak sebodoh itu untuk tidak tau hal seremeh bahan dasar untuk membuat waffel.

"Resep baru om dari Kai Exo!"

"Kai siapa?"

"Artis korea goblok!" Sembur Aarav pada Ken.

"Makanya jangan ngedekem mulu di ruang operasi, timbang gitu doang aja kagak tau" Tambahnya.

"Ye kek lo tau aja, paling juga lo tau juga gara gara dikasih tau kan sama Eca?"

Aarav mengabaikan Ken, ia mulai memotong waffel nasi goreng di depannya.

"Enak kan om?" Tanya Eca yang juga memakan waffel nasi goreng nya.

Aarav mengangguk pelan.

"Enak kok, luar nya krispi dalemnya lembut. Rasa nasi nya juga masih kerasa enak!"

Ken menatap Aarav dan Eca aneh, darimana pula resep makanan aneh ini.

Dan bisa bisanya keduanya berkata enak.

Ken saja sudah ngeri sendiri saat melihatnya.

"AARAV!!"

Hampir saja Aarav tersedak waffel nya saat mama tiba tiba berteriak memanggilnya.

"Di dapur ma!" Balas Aarav dan tak lama setelah itu munculnya sosok mama.

"Kelapa muda sama kain jarik yang mama suruh kamu beli tadi mana? Udah kamu beli belum?"

"Udah loh ma, udah Aarav beli semuanya"

"Terus sekarang dimana?"

"Tuh di depan. Mama tuh ya kalau cari sesuatu itu mbok ya pakai mata gitu loh, hampir aja tadi Aarav keselek gara gara teriakan mama"

Mama langsung berkacak pinggang menatap Aarav.

"Apa mama ku cantik? Apalagi sekarang?"

"Mantunya mama kemana?"

"Tidur ma, tidur"

Mama mengangguk kemudian langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun lagi.

Di lain tempat, lebih tepatnya di kamar Aarav, Kanaya mulai membuka matanya perlahan.

"Enghh" Kanaya melenguh pelan, sambil mengelus perut nya yang sudah membesar.

Jelas saja, usia kandungan nya sudah memasuki bulan ke-7.

Dan satu kabar bahagia, bayi yang di kandung Kanaya adalah bayi kembar. Yes baby twins.

Untuk jenis kelamin, tidak ya karena Aarav sendiri yang meminta untuk tidak di beritahukan kata nya biar surprise gitu.

Kanaya bangun dari tidurnya dengan sedikit kesusahan.

Setelah berhasil ia segera berjalan menuju jendela yang di biarkan terbuka.

Ah Kanaya lupa jika sekarang dirinya sedang berada di Jogja.

Bukan hanya dirinya saja yang berada di Jogja tapi seluruh keluarga besar nya dan keluarga besar Aarav pun sama.

Mereka semua berada di kota pelajar ini dengan tujuan yang sama yaitu acara 7 bulanan Kanaya.

Kanaya berjalan keluar dari kamar, ia kemudian melangkahkan kakinya ke dapur.

"Loh udah bangun?" Tanya Aarav.

Sekarang di dapur hanya tersisa dirinya saja, Ken sudah pergi bersama Tata dan Kenzo sedangkan Eca sudah kembali ke habitat awalnya yaitu rebahan sambil main hp.

Kanaya memeluk tubuh Aarav, sehingga posisi mereka sekarang adalah Aarav yang duduk di kursi dengan Kanaya yang berdiri memeluknya.

"Kangen hm?"

Kanaya mengangguk pelan, padahal mereka baru berpisah sebentar namun Kanaya sudah kangen saja.

Aarav membalas pelukan Kanaya, istri cantik nya itu semenjak kehamilan memasuki usia 3 bulan hingga sekarang usia 7 bulan sikap manjanya semakin terlihat saja, perempuan itu tidak bisa jauh jauh dari Aarav, pasti selalu menempel.

Intinya jika kedua mata Kanaya tidak melihat sosok Aarav di sekitarnya maka ia akan langsung mencari keberadaan suaminya itu.

"Mau makan nggak? Ini tadi Eca buat waffel nasi goreng, kamu mau coba?"

Kanaya melirik ke arah meja makan, di mana di sana ada 2 buah waffel yang tersisa.

Aarav memotong waffel nya dan menyuapkan pada Kanaya, mereka berdua masih berpelukan.

"Enak?"

Kanaya menggeleng namun sedetik kemudian ia justru mengangguk.

"Mau lagi?"

Kanaya menggeleng ia justru menduselkan wajahnya ke dada bidang Aarav.

"Mau mainan?"

Kini Kanaya langsung mengangguk antusias.

"Sebentar ya, mas buatin susu dulu buat kamu"

Kanaya melepaskan pelukannya dan membiarkan Aarav membuat susu untuknya.

"Udah ayok ke kamar" Tangan kanan Aarav menggandeng Kanaya sedangkan tangan kirinya membawa segelas susu kehamilan rasa coklat.

"Di minum dulu" Aarav menyerahkan susu di tangan nya pada Kanaya setelah perempuan itu duduk di ranjang.

Setelah susu itu berpindah tangan, Aarav langsung melepas kaos maroon nya sehingga sekarang mainan kesukaan Kanaya terpampang jelas.

Aarav naik ke kasur dan bersandar di kepala ranjang, ia menatap Kanaya yang masih sibuk meminum susu nya.

Setelah menaruh gelas ke nakas, Kanaya langsung mendekat ke arah Aarav dan memeluknya.

Perempuan itu memulai bermain dengan mainan nya yang tak lain dan tak bukan adalah perut kotak kotak Aarav.

Menoel noel, meraba, menekan nekan, mengelus, dan mencubit abs sang suami. Itulah kebiasaan baru Kanaya selama mengandung.

Dan Aarav pun dengan senang hati menurutinya.

"Udah siap buat acara besok?" Tanya Aarav, karena besok adalah acara 7 bulanan Kanaya.

"Iya"

"Baby twins udah siap?" Aarav beralih pada perut Kanaya.

Dugg

Dan seperti mengerti dengan perkataan sang ayah, bayi kembarnya memberikan tendangan membuat Kanaya meringis di buatnya.

"Aduh sayang nendang nya pelan aja oke? Kasian mama"

Dan lagi, tendangan kembali Kanaya rasakan namun sekarang tidak se-bar bar tadi.

Bayi kembarnya itu sepertinya sangat menurut pada Aarav.

"Pinter ya anaknya papa" Senang Aarav, ia masih terus mengelus perut besar Kanaya.

"Anaknya Naya juga" Sambar Kanaya saat Aarav hanya menyebutkan 'anaknya papa'.

"Ah iya maksudnya anaknya papa sama mama" Koreksi Aarav cepat.

"Besok Naya pengen jalan jalan ke alun alun Jogja"

"Besok kan acara 7 bulanan kamu sayang"

"Besoknya lagi maksudnya"

"Iya sayang, besok kita jalan jalan oke?"

"Janji ya?"

"Janjiiiii" Aarav mengecup pipi Kanaya yang bertambah chubby dengan gemas.

✿✿✿✿

Pagi pagi sekali semua keluarga sudah heboh dengan persiapan 7 bulanan Kanaya.

"Aarav ini baju kamu itu loh jangan di geletekain sembarangan, lecek nanti!" Mama menegur saat melihat jawi jangkep, baju adat Jawa milik Aarav yang tergeletak begitu saja di sofa.

"Iya ma sebentar" Balas Aarav ia masih sibuk memasang kain jarik di pinggang nya.

"Aish mama!!" Aarav kembali berteriak.

"Apa lagi anak sholeh?"

"Bantuin ini susah pasangannya!"

Mama berjalan mendekat kemudian membantu Aarav memakai kain jarik nya.

"Yang bener loh ma, melorot nanti"

"Diem dulu ih kamu, mama lagi fokus ini!"

3 menit kemudian bagian bawah tubuh Aarav sudah tertutup kain jarik dengan sempurna.

Mama mengambil baju jawi jangkep milik Aarav dan memakaikannya.

"Masya Allah, gagah nya anak mama!" Puji mama sambil menatap penampilan Aarav.

"Keris nya udah di pake belum?"

Aarav memutar badannya sehingga keris yang terselip di pinggang nya terlihat.

"Bagus! Mama mau cek Kanaya dulu, kamu buruan keluar sana papa sama mertua kamu udah di depan"

Aarav berjalan menuju halaman depan, di mana tempat acara di laksanakan.

Sepanjang perjalanan nya itu Aarav menatap makanan yang tersaji di sana, semuanya identik dengan angka 7.

Mulai dari bubur 7 warna, ketan/jadah 7 rupa, 7 tumpeng buceng yang berbentuk kerucut kecil, procotan yakni makanan yang di bungkus dengan daun pisang, aneka jajanan pasar dan masih banyak makanan lainnya.

Aarav menatap seluruh keluarga besarnya dan keluarga besar Kanaya yang sudah duduk di tempatnya masing masing.

Lelaki itu kemudian melangkahkan kakinya mendekat ke arah papa dan ayah yang juga menggunakan pakaian yang sama dengan Aarav.

"Wih anak siapa nih cakep amat?" Celetuk papa sambil nyengir lebar menatap Aarav.

Aarav memutar bola matanya malas, papa nya itu kembali bertingkat saja.

"Mantu ku loh itu" Balas ayah sambil terkekeh.

"Loh anak ku dong berarti. Wah pantes cakep, lawong bibit unggul punya ku kok"

Ayah tertawa pelan sementara Aarav hanya mendengus.

Seluruh atensi langsung teralihkan saat Kanaya keluar bersama mama dan bunda di kedua sisi tubuhnya sambil melingkarkan tangan di kedua lengan Kanaya.

Perempuan itu menggunakan baju siraman yaitu kemben dengan tambahan bawang sebungkul karuk yaitu rangkaian bunga yang difungsikan sebagai 'penutup' pundak dan bahu yang panjangnya sampai pinggang, yang di buat dari bunga melati karuk (melati yang masih kuncup, belum mekar) dengan modifikasi mote-mote yang disisipkan di antara bungkul rangkaian bunga.

Rambut Kanaya di biarkan tergerai dengan hiasan bando yang juga terbuat dari bunga melati.

Aarav berjalan mendekat, lelaki itu menggantikan posisi bunda dan mama sehingga sekarang ia berdiri bersisian dengan sang istri.

Bunda dan mama berjalan ke tempat yang di tempati ayah dan papa.

Mereka bersiap untuk memulai acara pertama yaitu sungkeman.

"As usual you will always be charming" Bisik Aarav pelan sebelum mereka bersimpuh di depan kedua orangtua dan memohon doa restu untuk keselamatan dan kelancaran persalinan.

Acara kembali dilanjutkan dengan siraman.

Siraman atau mandi bertujuan untuk menyucikan secara lahir dan batin sang ibu dan calon bayi.

Kanaya duduk di kursi yang sudah tersedia sedangkan di sampingnya terdapat wadah berisi air dari 7 sumber yang berbeda dan didalam air tersebut sudah ditaburi kembang setaman.

Prosesi siraman harus dilakukan oleh 7 perwakilan yang di mulai dari orang paling tua di keluarga yaitu kakek dan nenek Aarav.

Di karenakan kakek dan nenek Kanaya sudah meninggal maka ayah dan bunda yang melakukannya dilanjutkan dengan papa dan mama dan yang terakhir barulah Aarav.

Aarav tersenyum sambil mengisi gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dengan air.

Kanaya sudah menutup matanya bersiap saat Aarav menyiramkan air ke kepala nya.

Namun sudah lama ia menunggu Aarav tak kunjung mengguyurnya.

Kanaya membuka matanya, ia kemudian menoleh ke arah sang suami.

Dan...

Byurrr

Tanpa rasa iba sedikitpun Aarav langsung mengguyur Kanaya saat perempuan itu belum siap.

Bahkan para tamu yang ada di sana langsung tertawa di buatnya.

Kanaya meraup wajahnya, ia kemudian menatap Aarav galak sementara sang pelaku dengan santainya justru tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

Ingin sekali rasanya Kanaya mencakar wajah menyebalkan Aarav, namun perempuan itu harus menahan keinginannya untuk sementara waktu.

Nanti kalau udah selesai acara, habis langsung Kanaya bantai.

"DAPET OM VIDIO SAMA FOTO NYA!!" Teriakan itu langsung membuat semua orang yang ada di sana menoleh.

Dan tidak jauh dari keberadaan mereka itu berdirilah Eca dengan kamera DSLR milik Aarav yang terkalung di leher nya.

Di samping gadis itu juga berdiri Kenzo dan juga keponakan Aarav yang lainnya.

Aarav memberikan jempol nya pada Eca, kejadian ini sudah Aarav rencanakan dan Eca mendapat tugas sebagai fotografer pribadi nya.

Aarav kembali menoleh ke arah Kanaya, ia menyempatkan mengecup kening Kanaya terlebih dahulu sebelum perempuan itu dibawa pergi mama dan bunda untuk berganti pakaian guna melanjutkan ke acara selanjutnya.

Aarav berpindah tempat lelaki itu akan melakukan ngrogoh cengkir.

Cengkir berarti tunas kelapa atau kelapa yang masih muda, hal ini diartikan sebagai simbol cikal bakal bayi yang akan menjadi manusia dewasa kelak.

Ngrogoh cengkir berarti sang calon ayah mengambil sebuah kelapa muda.

Bukan dengan memanjat pohon namun mengambil kelapa yang sudah di sediakan di sebuah nampan yang diberi taburan bunga melati.

Kelapa muda yang digunakan berjumlah 2 buah, yang sebelumnya sudah dilukis dengan gambar Dewi Kamaratih yang melambangkan bayi perempuan yang cantik jelita dan Dewa Kamajaya yang melambangkan bayi laki laki yang rupawan.

Setelah selesai dengan ngrogoh cengkir acara kembali berlanjut dengan brojolan yang dipimpin oleh mama selaku nenek dari sang bayi.

Kanaya sekarang hanya memakai kain jarik yang disertai dengan sepotong tali bernama letrek.

Mama mengawali brojolan dengan memasukkan tropong atau telur ayam dari atas jarik Kanaya hingga jatuh dari bagian bawah dan pecah tepat di kedua kaki Kanaya.

Setelah itu, brojolan dilanjutkan dengan dua buah kelapa muda tadi yang juga dibrojolkan dari jarik yang digunakan untuk menutupi tubuh Kanaya.

Mama yang bertugas meluncurkan kedua buah kepala muda dari atas sedangkan bunda yang juga selaku calon nenek wajib menerima atau menangkap kelapa dari bawah jarik yang Kanaya gunakan, ia kemudian menyerahkan kedua buah kepala itu pada Aarav.

Dan Aarav selaku calon ayah dari si bayi akan memotong tali letrek yang Kanaya gunakan tadi dengan keris sebagai pertanda suami yang dapat memotong alang rintang dan membukakan jalan si jabang bayi agar lahir pada jalannya.

"Lancar ya nak keluarnya!" Mama dan bunda kompak mengelus perut Kanaya.

"Aduh!" Eca mengaduh kesakitan saat tubuhnya menubruk sesuatu yang keras saat ia sedang fokus mengabadikan momen antara Aarav dan Kanaya.

"Eh lo nggak papa?" Secepat kilat Eca langsung menolehkan kepalanya ke belakang.

Sesuatu yang ia tabrak tadi bukan lah benda mati namun melainkan seorang lelaki tampan.

Garis bawahi, tidak hanya tampan namun sangat sangat tampan.

Eca sampai di buat melongo karenanya.

"Hei malah ngelamun" Tegur lelaki di depan Eca.

Eca mengerjap, gadis itu lantas menepuk pipi nya guna menyadarkannya dari keterkaguman pada sosok tampan di depan nya ini.

"Afran, sepupunya kak Naya" Afran mengulurkan tangan kanan nya pada gadis manis yang sejak tadi menarik perhatiannya sejak gadis itu berteriak tadi.

Tidak lupa juga ia memberikan seulas senyum, yang sialnya terlihat sangat menawan di mata Eca.

"Eca, keponakannya om Aarav" Eca menyabut uluran tangan Afran.

"Kelas berapa?"

"Eh? Gue udah kuliah"

Afran sedikit terkejut, melihat Eca yang tingginya hanya sebatas pundak nya dengan tubuh yang kurus mungil dan wajahnya yang masih terlihat manis itu membuat Afran berpikir jika Eca masih duduk di bangku SMA.

"Serius?"

Eca mengangguk.

"Kuliah di Jogja?"

"Di Jakarta kok, gue mahasiswa nya om Aarav"

"Loh? Gue juga kuliah di tempat bang Aarav ngajar. Lo jurusan apa?"

"Manajemen. Lo sendiri?"

"Ilmu komunikasi" Jawab Afran tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Eca.

"Pantes kita nggak pernah ketemu, fakultas kita aja jaraknya jauh" Lanjutnya sambil kembali tersenyum.

"Iya"

Afran mengambil kamera yang terkalung di leher Eca, membuat gadis itu sedikit tersentak apalagi saat tangan Afran tanpa sengaja menyentuh lehernya.

"Biar gue gantiin, lo duduk sana"

"Eh nggak usah, gue nggak papa kok serius"

"Duduk. Gue nggak suka ngulang perkataan yang sama"

Afran mulai membidik Aarav dan Kanaya dengan kamera nya.

Sedangkan Eca masih menatap lelaki di sampingnya, ada desiran aneh di hati nya saat menatap Afran apalagi saat lelaki itu tersenyum.

Tanpa sadar Eca menarik kedua sudut bibirnya ke atas, Afran sangat tampan jika sedang memotret seperti sekarang ini.

"Ehem" Afran berdehem pelan.

"Jangan liat gue kaya gitu, gue orangnya gampang malu" Pipi Afran sudah sedikit memerah, jantung nya sudah berdetak kencang hanya karena di tatap Eca.

Ah Afran benar benar payah.

"Selain ganteng lo juga bikin gue gemes" Gumam Eca pelan yang tentunya tidak di dengar oleh Afran.

Kembali ke acara 7 bulanan, Pantes-pantesan adalah acara selanjutnya, pantes-pantesan adalah Kanaya akan berganti busana atau memantas-mantas busana sebanyak tujuh kali.

Nantinya, semua tamu akan serempak menjawab tidak pantas sampai busana ke-6.

Barulah pada busana yang ke-7 semua tamu akan kompak menjawab pantas dan busana ke-7 itulah yang akan Kanaya pakai.

Dan 6 kain yang tidak dipakai Kanaya tadi akan perempuan itu gunakan untuk angreman, yaitu dirinya duduk 'angrem' beralaskan 6 kain tadi sedangkan Aarav bertugas untuk memotong tumpeng.

(Gambar hanya sebagai ilustrasi!)

Acara ini menandakan kasih sayang ayah dan ibu kepada si calon bayi.

Aarav menyuapi Kanaya dengan nasi tumpeng yang tadi ia potong dan bubur merah putih.

Kali ini menandakan bahwa sang ibu akan selalu menjaga si anak dan juga si ayah yang akan selalu menghidupi keluarganya.

"Laper ya kamu? Hayo ngaku?" Goda Aarav saat Kanaya memakan nasi tumpeng yang ia suapkan dengan lahap.

Kanaya mengangguk malu.

"Nggak papa, makan yang banyak aja, biar mas yang suapin"

"Pake ayam sama telor nya mas" Bisik Kanaya membuat Aarav tertawa dibuatnya.

Istrinya itu ternyata ketagihan.

Setelah menyuapi Kanaya hingga habis 2 piring nasi tumpeng, Aarav beralih berjongkok di bawah Kanaya.

Lelaki itu akan membelah kelapa muda yang tadi telah di broboskan pada Kanaya.

Tujuan dari membelah kelapa ini adalah untuk pengharapan akan jenis kelamin bayi mereka.

Aarav diwajibkan memilih salah satu kelapa untuk dipecah.

Jika Aarav memilih kelapa bergambar Dewa Kamajaya, diharapkan si jabang bayi adalah laki-laki, dan jika Aarav memilih Dewi Kamaratih si jabang bayi adalah perempuan.

"Nggak bisa dua dua nya ma? Kan baby nya kembar" Aarav mencoba bernegosiasi pada mama, ia tidak bisa jika disuruh memilih antara laki laki atau perempuan.

"Enak aja nego, kamu kira pasar!" Sembur mama membuat Aarav mengkerucutkan bibirnya.

Kanaya menggelengkan kepalanya pelan sambil terkekeh.

Ia tau Aarav tidak keberadaan jika bayi mereka laki laki atau perempuan namun jika di suruh memilih Aarav tidak akan bisa.

"Cepet ayo buruan pilih!"

Aarav memejamkan matanya, ia kemudian mengambil salah satu kelapa muda di depannya sambil menutup mata.

"Jangan kasih tau Aarav apa yang Aarav ambil!" Ucapnya sambil membuka mata dan mengambil parang di sampingnya, bersiap untuk membelah kelapa tersebut.

Kanaya menatap kelapa pilihan Aarav, lelaki itu ternyata memiliki kelapa bergambar Dewi Kamaratih.

Kanaya tersenyum lebar, ia pun tidak keberatan dengan jenis kelamin bayi nya kelak.

Mau laki laki atau perempuan ia akan tetep menjadi ArNay junior.

Kelapa yang Aarav pilih sudah berada di depannya, lelaki itu sudah siap membelahnya menjadi dua bagian.

(Gambar pak Jokowi di atas hanya sebagai ilustrasi!)

"Bismilah" Gumam Aarav pelan sebelum tangan nya terayun dan golok yang ia pegang berhasil membelah kelapa itu menjadi 2 bagian hanya dengan satu hentakan.

Aarav mendongakkan kepalanya setelah berhasil membelah kelapa tadi, lelaki itu kemudian memberikan senyum terbaiknya pada Kanaya.

Dan Kanaya pun juga memberikan senyum lebarnya pada lelaki yang masih setia berjongkok di depan nya itu.

"I love you" Ucap Aarav tanpa suara, hanya gerakan bibir saja.

"I love me too" Jail Kanaya, perempuan itu pun tidak bersuara.

Aarav memasang ekspresi kesal nya, mau romantis malah di bikin gagal.

Dasar istri, untuk sayang.

Last but not least, acara ditutup dengan prosesi dodol rujak atau jualan rujak demi masa depan anak yang mumpuni secara finansial.

Di akhir acara, Kanaya membuat rujak yang kemudian akan dijual kepada para tamu.

Para tamu pun akan membelinya dengan kereweng atau uang-uangan dari bahan tanah liat.

Prosesi ini pun merupakan sebuah harapan agar si anak dapat mendapat banyak rejeki untuk dirinya dan juga bagi kedua orang tua mereka.

"Jualan rujak neng?" Goda Aarav yang berdiri di belakang Kanaya.

"Diem!" Sentak Kanaya.

"Ih galaknya, tak cium keenakan kamu"

Kanaya langsung melotot ke arah Aarav.

"Eh enggak boleh melotot gitu, nanti yang beli pada kabur"

Karena gemas sekaligus kesal Kanaya langsung mencubit lengan Aarav kuat.

"Aduh, iya sayang. Bentar lagi ya, iya nanti mas kelonin"

Kanaya kembali melotot, dasar suami nggak ada akhlak.

Para tamu yang tadi mendengar perkataan Aarav pun di buat mesam mesem sendiri.

"Duh ibu hamil nya nggak sabar ya pengen di makan sama suaminya" Goda ibu ibu.

"Iya tante, istri saya emang gitu orangnya, nggak sabaran padahal nanti malem kan masih bisa ya?" Aarav semakin menjadi.

"Iya loh, malem kan bisa. Tapi kalau siang yo ndak masalah lawong cari suasana baru" Ucap ibu ibu yang lainnya.

'Pembicaraan macan apa ini miskah!' Batin Kanaya.

Aarav tersenyum, ia tiba tiba mengangkat tubuh Kanaya dan menggendong ala bridal membuat yang melihatnya bersorak.

Dan Kanaya yang melihat Aarav berulah pun hanya bisa mendengus kesal.

Serah lu dah.

"Ma Aarav ke kamar ya, kasian Naya udah kecapekan berdiri" Pamit Aarav pada sang mama.

"Iya sana, acaranya juga udah selesai kok"

Kanaya menatap wajah Aarav, perempuan itu tiba tiba tersenyum saat membayangkan Aarav menggendong seorang bayi.

Pasti akan terlihat sangat menggemaskan, ah Kanaya benar benar tidak sabar.

Baby twins be like : wait mama, we are comming!!

See you in 2 months baby twins ArNay!!!

SEE YOU!!



Senin, 26 Juli 2021
Pukul 05.23 WIB



Note :

Part special nya ada dua part ya, jadi ini masih ada lanjutnya.

Jadi tenang aja, request an kalian bakal author jabanin oke? Ya mungkin nggak semua sih, tapi author harap kalian tetep suka.

Dan karena author lagi berbaik hati maka bakal author kasih double update, biar kalian nggak penasaran sama kelanjutannya.

Seneng nggak? Kemarin habis dikasih double update eh sekarang juga di kasih lagi.

Karena author udah kasih double, kalian ramein dong komentar nya, jangan diem aja ya para readers ku yang cantik dan ganteng.

Jujur nih ya, bacain komentar kalian itu mood banget tauu.

Biar author nya juga tambah semangat nulisnya, sedikit info aja beberapa part lagi mungkin cerita ini bakal end.

Udah deh segitu aja, jangan lupa komen dan vote nya.

Ah iya ketinggalan kalian boleh share cerita ini ke seluruh sosial media kalian kok, mau tik tok, instagram, twiter, facebook atau apapun itu terserah kalian, bebas pokoknya, author malah senang kalau kalian share cerita ini.

Continue Reading

You'll Also Like

525K 11.2K 32
Ketika jarak memisahkan kita ❤ Akankah kita bisa menjalani nya ?? Menjalani hubungan yang bahkan berasa tabu.. Butuh waktu berapa lama menunggu mu...
302K 8.9K 47
Harusnya Nabila sadar akan konsekuensinya,memilih untuk menikah muda dan merelakan masa mudanya dengan menjadi seorang ibu rumah tangga itu adalah pi...
3.2M 160K 104
[WARNING 16++] ~Zhakila Naura~ seorang dokter ahli bedah, yang sangat cantik, sering di panggil Zakila, mempunyai satu kakak laki-laki, harus menikah...
5.5M 482K 62
Warning⚠️Bucin Area! "Mas," "Iya kenapa, hm?" Aduh, seketika jantung Faury berdegup kencang hanya karena mendengar kata, 'hm'. "Kenapa, sayang?" Ul...