𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂

By rembulanmalam_

4.3M 300K 8.8K

DOSEN SERIES #1 [COMPLETED] Aarav mencondongkan tubuhnya ke arah Kanaya. "Mau coba yang nggak lewat batas?" ... More

SALAM DARI AUTHOR💙
1. Aarav Sakya Adelard
2. Kanaya Naava Floella
3. Oleh Oleh
4. Otw Nikah
5. D-Day
6. Perjanjian
7. CEO Atau Dosen
8. Duh, Lupa!
9. Papa & Mama Mertua
10. First Kiss Di Malam Minggu
11. Jus Rambutan
12. Unfaedah
13. Istri Idaman Suami
14. Tugas
15. Famous
16. PMS
17. Instagram
18. Gara Gara Cilok
19. Curahan Hati Aarav
20. You Hurt Me?
21. Pingsan
22. Kepo
23. Kasih Sayang Aarav
24. Terungkap
25. Aarav & Teman Teman
26. Hukuman Manis?! Bullshit!!
27. Kunci Mobil
28. Seminar
29. Reuni Dadakan
30. What Is Love?
31. Kado Pernikahan
32. On Fire
33. Sibuknya Aarav
34. Khilafnya Seorang Suami
35. Pagi Setelah Malam Romantis
36. Kanaya Jail, Aarav Gagal Fokus
37. Dia Siapa?
38. Cerita Masa Lalu
39. Perkara Tiket Pesawat
40. Yogyakarta Love Story
41. Yogyakarta Love Story (2)
42. Bakal LDR?
43. I Will Missing You:(
44. Jakarta-Semarang
45. Lost Contact
46. Bad News
47. "Kamu Kuat Sayang" -Aarav
48. Berpisah Atau Bertahan?
49. 3 Hari Masa Berduka
50. Altalarik Kavindra
51. Kepang Rambut Meresahkan
52. Dosen vs Mahasiswi
53. Dosen Baru
54. Cemburu, Cemburu Dan Cemburu
55. Masih Karena Cemburu
56. Ada Akibat Di Setiap Tindakan
57. Anak Tunggal Perempuan x Anak Bungsu Laki Laki
58. Gosip Baru
59. Rencananya Mau Minta Maaf Tapi...
60. Malah Ada Masalah Baru :(
61. Psychopath Tampan
62. Graduation Day 🎓
63. "Nggak kuat, mau pingsan rasanya" -Kanaya
64. Pak Dosen Sakit
65. Resign?
66. Semuanya Aja Dibuang!
67. Ngidamnya Seorang Kanaya
69. S.P.E.C.I.A.L (I)
70. S.P.E.C.I.A.L (II)
71. Ini Pertanda Apa?
72. Selamat Datang atau Selamat Tinggal?
73. I'm Broken Without You
74. Welcome Home Baby Twins!
75. Inisialnya A-K-L-E
76. Ceritanya Gini....
77. Mengenang Masa Lalu
78. Tidak Semudah Yang Dibayangkan
79. Kembar Kembara Nakal
80. "Maaf mas..." -Kanaya
81. Quality Time With Family A3K
82. BODACIOUS
SEQUEL!!!!

68. Kanaya Istrinya Bapak CEO

40.9K 3K 103
By rembulanmalam_

HAPPY READING 💙


Kanaya duduk di pinggiran kolam berenang sambil mencelupkan kedua kakinya ke dalam air.

Perempuan itu kemudian tersenyum saat mengingat kejadian yang terjadi antara dirinya dan Aarav di kolam berenang ini.

Kejadian yang terjadi beberapa hari setelah mereka menikah, lebih tepatnya hari pertama mereka sebagai suami istri.

Kanaya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir saat ia teringat dirinya yang tercebur ke kolam bersama Aarav di hari pertama mereka menyandang status baru sebagai pasangan.

Ia ingat betul saat dirinya menyuruh Aarav untuk tidak menatapnya karena bajunya yang basah sehingga tembus pandang.

Namun dengan santainya Aarav justru menjawab 'udah liat' dengan tampang tanpa dosanya.

Kegiatan nostalgia itu harus terhenti saat ponsel Kanaya yang berada di meja berbunyi nyaring.

Dengan segera Kanaya mengangkat kakinya dari air dan berjalan ke arah meja kecil yang ada di pinggir kolam berenang.

Ia kemudian tersenyum saat ternyata sang suami lah yang menjadi penelpon.

"Haloo?"

'Hai sayang!' Sapa sebuah suara di sebrang sana membuat senyum Kanaya semakin lebar.

"Kenapa mas?"

'Mas mau minta tolong boleh?'

"Minta tolong apa dulu nih?"

'Minta tolong agar kamu jadi ibu dari anak anak mas'

"Ih, lagi serius juga"

Aarav terkekeh di tempatnya.

'Mas tadi serius loh, nggak becanda!'

"Iya deh iya, terus sekarang mas mau minta tolong apa?"

'Kamu dirumah kan?'

"Iya"

'Nah mas mau minta tolong dong, tolong cariin map warna merah yang ada di ruang kerja mas terus anterin ke kantor, bisa kan?'

'Soalnya kalau mas yang pulang waktunya nggak akan cukup soalnya rapat mulai habis makan siang'

"Naya bisa kok, tunggu ya"

'Terima kasih sayang, kamu kesini nya hati hati, nggak usah buru buru'

"Iya, Naya bakal hati hati kok, biar selamat sampai tujuan terus ketemu sama mas Aarav yang paling ganteng"

Aarav terkekeh.

'Nanti mas kasih hadiah!'

"Beneran ya, Naya tagih loh nanti"

'Bener sayang'

"Okay! I'm on my way!"

'Be carefull'

Setelah sambungan terputus Kanaya dengan segera mengganti pakaiannya.

Perempuan itu menggunakan kaos hitam lengan pendek yang dilapis cardigan yang juga berwarna hitam lengkap dengan celana kulot panjang berserta sneakers putih dan juga tas selempang kecil.

Tidak ada celana jeans lagi, yang bisa ia gunakan hanyalah celana kulot.

15 menit kemudian Kanaya sudah berdiri di depan gedung pencakar langit milik suaminya.

ADR Company.

Ya! Dan untuk pertama kalinya Kanaya baru bisa menginjakkan kakinya di tempat yang berhasil membuat Aarav bisa memberikan nya banyak nafkah itu.

Perusahaan Aarav adalah salah satu cabang dari perusahaan induk yaitu CLC Group, yang kuasa penuh berada di tangan papa.

Berbeda dengan CLC Group, ADR Company adalah perusahaan yang di pegang secara penuh oleh Aarav tanpa ada campur tangan dari papa.

Jika CLC Group bergerak di bidang properti, pendidikan, kesehatan dan teknologi maka ADR Company sendiri lebih fokus pada teknologi.

Terbukti dari penampakan gedung kantor dari ADR Company sendiri sudah terlihat sangat modern, dengan layar besar di pintu utamanya yang menampilkan ilustrasi dari teknologi yang berhasil ADR Company kembangkan.

Kanaya berjalan menyusuri lobi perusahaan yang sangat luas itu.

Ia kemudian melirik ke sekeliling saat banyak yang diam diam berbisik membicarakan.

Jelas saja, jika semua yang ada di sini memakai pakaian formal Kanaya justru memakai outfit casual.

"Selamat siang mbak..." Sapa seorang office boy yang sedang lewat di depannya.

"Siang" Balas Kanaya ramah.

Kanaya berjalan ke arah meja resepsionis.

"Permisi mbak..."

Sang resepsionis bername tag Ashley itu langsung mengangkat kepalanya dan menatap Kanaya dari atas sampai bawah.

Dari pandangannya saja sudah terlihat bahwa perempuan itu sedang menilai penampilan Kanaya.

Kanaya berdehem.

"Saya mau tanya ruangannya pak Aarav ada di lantai berapa ya?"

Ashley mengkerutkan kening.

"Ada perlu apa dengan pak Aarav? Beliau sekarang sedang sibuk dan tidak bisa menerima tamu, apalagi bukan tamu penting" Ucapnya sambil menatap rendah ke arah Kanaya.

"Lebih baik anda pergi, pintu keluar ada di sana"

Kanaya langsung cengo.

Dirinya di usir? Di kantor suaminya sendiri?

Ah luar biasa sekali.

Ingin rasanya Kanaya berteriak di depan wajah judes resepsionis itu bahwa ia adalah istri dari bos-nya.

Namun harus Kanaya urungkan, ia tidak mau membuat keributan di kantor Aarav.

"Silahkan...." Ucap Ashley lagi.

Dengan cepat Kanaya langsung berbalik pergi meninggalkan meja resepsionis.

Bukan pintu keluar yang ia tuju namun lift yang ada di sana.

Kanaya berjalan ke arah lift, mengabaikan tatapan para karyawan yang sepertinya berpikir bahwa Kanaya tidak tau malu.

Setelah di usir bukannya pergi namun malah menuju ke lift.

Masa bodoh.

Kanaya tidak peduli dengan semua pemikiran mereka, toh nggak ada ruginya juga buat Kanaya.

Namun tetap saja perasaan nya yang berubah menjadi sensitif sejak mengandung membuat Kanaya ingin menangis saja rasanya.

"Duh sayang jangan buat mama nangis ya, mama nggak papa kok beneran" Gumam Kanaya sambil mengelus perutnya.

Ia kemudian menghela nafas panjang guna mencegah air matanya yang hendak luruh.

"Permisi mbak" Ucap Kanaya pada office girl yang sedang mengepel di sekitaran lift.

Suara perempuan itupun sudah berubah menjadi bergetar, pertanda bahwa ia sedang menahan tangis.

"Iya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya office girl itu ramah.

Walaupun sebenarnya ia sedikit bingung dengan perempuan muda di depannya ini karena terlihat jelas sekali mata nya sedang memerah menahan tangis.

"Mau tanya, ruangannya pak Aarav ada di lantai berapa ya?"

"Oh ruangannya pak Aarav ada di lantai 21 mbak"

Kanaya mengangguk kemudian memaksakan tersenyum, menyembunyikan rasa sedih yang ia rasakan.

'Ayo jangan cengeng Kanaya' Kanaya membatin.

"Terima kasih ya"

Office girl itu mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Tolong ingatkan Kanaya untuk bilang pada Aarav agar menaikkan gaji office boy dan office girl yang tadi bersikap ramah padanya.

Bahkan sikap mereka saja bisa lebih baik daripada mbak mbak resepsionis yang notabennya memiliki jabatan lebih tinggi.

Kanaya mengantri di depan lift yang sedang penuh dengan para karyawan.

Pantas saja, ini kan sudah masuk jam makan siang.

Sebenarnya Kanaya bisa saja menggunakan lift khusus eksekutif yang sekarang menganggur.

Namun lagi lagi ia tidak akan senekat itu.

Ya walaupun dirinya adalah istri dari Aarav, tapi para karyawan kan belum tau fakta tersebut.

Bisa heboh nanti kalau Kanaya memakai lift khusus eksekutif.

Apalagi dirinya tadi sudah banyak dibicarakan secara diam diam dan di pandang sebelah mata oleh mbak mbak resepsionis.

Drrtttt

Ponsel Kanaya yang sedang dalam mode silent itu bergetar.

Dengan segera Kanaya mengambil benda pipih tersebut.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Suami Orang 👹

Kamu udah sampai?

Sebentar ya mas

Naya lagi nunggu lift

Pakai yang khusus aja

Enggak usah, cuman sebentar kok antri nya

Tunggu!

Mas kesana sekarang!

               Nggak usah mas

Bentar lagi Naya sampai ke sana kok

(Read)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Kanaya menggigit bibirnya saat Aarav hanya membaca pesan terakhirnya itu.

Rasanya ia benar benar ingin menangis saja.

Ting

Lift di belakang Kanaya terbuka.

"Sayang!"

Seketika seluruh karyawan langsung menghentikan kegiatan mereka dan menatap Aarav yang baru saja memanggil seseorang dengan sebutan sayang itu.

Aarav berjalan keluar dari lift kemudian menghampiri Kanaya.

Lelaki itu kemudian tersenyum dan mencium bibir Kanaya singkat.

Para karyawan yang melihat senyum dan sikap Aarav yang mencium perempuan itupun langsung dibuat speechless.

Apalagi Aarav menatap Kanaya dengan tatapan penuh cinta dan memuja nya membuat semua yang melihatnya kembali ternganga.

Bos mereka yang terkenal dingin dan anti senyum itu sudah jinak kah?

"Kamu kenapa?" Tanya Aarav saat Kanaya mencengkram ujung jas nya erat.

Kanaya menggeleng pelan.

Aarav yang melihat ada yang tidak beres dengan sang istri pun akhirnya membawa Kanaya masuk ke dalam lift.

Kanaya masih diam membuat Aarav menatapnya penuh tanda tanya.

Ting

Lift sudah berhenti di lantai 21.

Kanaya lebih dulu keluar dari sana di susul Aarav di belakangnya.

"Sayang!" Aarav meraih tangan Kanaya untuk ia genggam.

"Are you okay?" Tanya Aarav lembut.

Kanaya mengangguk pelan.

"Enggak, kamu nggak baik baik aja"

Aarav memegang kedua bahu Kanaya, membuat posisi mereka saling berhadapan.

Kanaya menggigit bibirnya kuat saat Aarav menatapnya intens.

"Lepasin aja jangan di tahan" Ucap Aarav lagi saat menyadari Kanaya sedang menahan air matanya.

Dan Kanaya langsung memeluk tubuh Aarav dan menangis di sana.

Walaupun Aarav tidak tau alasan mengapa Kanaya menangis namun ia tetep membalas pelukan Kanaya.

Kebingungan Aarav semakin menjadi saat Kanaya memeluknya dengan sangat erat.

Ia pun mulai khawatir dengan keadaan Kanaya, ia takut ada kejadian buruk yang menimpa istrinya itu sehingga berakibat menangis seperti ini.

Tanpa pikir panjang Aarav langsung menggendong Kanaya ala bridal style.

Kanaya yang kaget itupun langsung melingkarkan tangannya ke leher Aarav.

Ia masih menangis dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami.

Aarav melangkahkan kakinya menuju ruangan nya.

"Selamat si--- loh pak?" Rosa, sekretaris Aarav mengkerutkan kening bingung saat melihat sang bos sedang menggendong seorang perempuan yang menangis sesenggukan.

Aarav membuka pintu ruangannya dengan badan nya, ia membawa Kanaya masuk ke sana mengabaikan tatapan bingung dan penuh tanda tanya dari sang sekretaris.

Aarav mendudukkan dirinya di sofa tanpa menurunkan Kanaya sehingga istrinya itu sekarang berada di pangkuannya.

Aarav mengelus punggung Kanaya lembut, sesekali ia pun mengecup pelipis Kanaya.

"Uhuk uhuk" Dengan segera Aarav menyambar air mineral yang ada di meja dan memberikannya pada Kanaya.

"Minum dulu, sampe batuk gitu" Ucapnya sambil menyeka air mata Kanaya.

"Udah ya nangisnya" Aarav beralih merapikan rambut Kanaya dan mengelus pipi chubby sang istri.

Kanaya yang sudah lebih tenang setelah minum itupun langsung menatap Aarav.

Aarav yang di tatap sang istri pun lantas menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa hm?"

Kanaya menggeleng pelan ia kemudian turun dari pangkuan Aarav dan duduk di samping suaminya.

"Ini" Kanaya menyerahkan map yang tadi Aarav minta.

"Nggak mau cerita sama mas?"

"Bukan apa apa kok mas, ini cuman gara gara perasaan Naya yang sensitif aja jadi kebawa sampe nangis, padahal mah bukan apa apa"

"Bohong banget, orang kamu nangisnya sampe kaya gitu kok, nggak kenapa napa darimana?"

"Mau cerita atau mas yang cari tau sendiri?"

Kanaya menghela nafas.

"Tapi janji nggak bakal marah?"

"Ya tergantung"

"Ih janji dulu pokoknya!"

"Iya janji. Mau janjinya di segel pake cium bibir hm?"

"Ih mesum, kemarin malem kan udah!"

"Loh? Emangnya kemarin malem kita ngapain?" Goda Aarav, ia sudah menggeser duduknya agar lebih menempel pada Kanaya.

"Lah saya mana tau, saya kan ikan"

"Kamu bukan ikan loh, kamu itu patner mas berkembang biak"

Plak

Kanaya langsung memukul keras lengan Aarav saat kalimat frontal itu keluar dari mulut sang suami.

"Nggak boleh ngomong gitu, saru!"

Aarav terkekeh ia kemudian mencium pipi Kanaya cepat.

"Ayo cerita kenapa tadi bisa nangis, bentar lagi mas mau rapat soalnya"

Kanaya menatap Aarav terlebih dahulu, ia kemudian mengambil nafas panjang dan mulai menceritakan semua kejadian yang tadi ia alami dengan jujur.

"Cengeng banget kan Naya? Masa cuman di gituin aja nangis" Tutup Kanaya setelah ia bercerita panjang lebar.

Aarav langsung berdiri membuat Kanaya yang tadi sedang menyandarkan kepalanya di bahu Aarav terjengkang ke samping.

"Mas!" Protes Kanaya, hampir saja tubuhnya terjatuh di sofa, untung tangan nya bisa cepat dijadikan tumpuan.

Aarav mengabaikan Kanaya, ia berjalan menuju meja kerjanya dan meraih telpon yang ada di sana.

"Pecat resepsionis bernama Ashley, ganti dengan yang lebih sopan dan yang bisa menghargai tamu tanpa memandang penampilan nya!"

Kanaya langsung melotot saat mendengar perkataan Aarav.

"Mas jangan!"

"Apa?" Tanya Aarav setelah mematikan telepon nya.

"Jangan di pecat pegawai nya, mas jahat banget sama orang"

"Dia emang pantes di pecat Naya, ini bukan pertama kalinya dia kaya gini"

"Kemarin waktu mama ke sini pun dia juga ngusir mama. Sebenernya mas udah mau pecat dia saat itu juga tapi di cegah sama mama dan akhirnya mas kasih dia kesempatan ke dua"

"Tapi sekarang bukanya belajar dari kesalahan dia malah makin ngelunjak, attitude kaya gitu nggak pantes kerja di perusahaan mas!"

Kanaya menelan ludahnya saat melihat ada kilat amarah di mata sang suami.

Aarav yang menyadari ketakutan Kanaya pun dengan segera menetralkan emosi nya.

"Kamu udah makan?" Tanya Aarav sambil kembali mendekat ke arah Kanaya.

"Belum"

"Mau makan apa biar mas pesenin?"

Kanaya menggeleng.

"Nanti aja, kalau sekarang belum laper"

"Enggak boleh di tunda, harus sekarang dong. Kamu nggak sendiri itu ada baby juga di perut kamu sayang"

"Iya nanti pesen tapi nggak sekarang, Naya masih bingung mau makan apa"

"Mau ma---" Perkataan Aarav terhenti saat Rosa mengetuk pintu ruangannya dan membukanya.

"Maaf pak mengangguk sebentar, saya hanya mau mengingatkan jika bapak sekarang ada jadwal rapat dan sudah ditunggu di ruangan rapat"

Aarav mengangguk, ia kemudian menatap Kanaya yang sedang tersenyum ramah pada sekretariat nya.

"Sayang..." Kanaya menoleh.

"Hm?" Jawabnya.

"Mas rapat sebentar ya, kamu di sini aja jangan kemana mana. Langsung pesen makanan, jangan di tunda lagi"

Kanaya mengangguk patuh.

Aarav meraih map yang tadi Kanaya bawa, ia menyempatkan diri untuk mengecup bibir Kanaya singkat.

"Mas tinggal sebentar ya?"

Kanaya kembali mengangguk dan Aarav segera keluar dari ruangan nya.

Setelah kepergian Aarav Kanaya langsung menatap ke sekeliling, memperhatikan setiap detail dari ruangan suaminya.

Ruangan nya di dominasi dengan warna hitam dengan jendela kaca yang menampilkan pemandangan ibu kota.

Modern dan nyaman.

Kedua kata itulah yang menggambarkan ruangan bos yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya.

✿✿✿✿

Aarav mengkerutkan kening saat ia kembali ke ruangannya tapi ia tidak menemukan sosok Kanaya di sana.

Ruangannya kosong.

Aarav meraih ponsel di saku jasnya ia kemudian menghubungi nomor sang istri.

Namun lagi lagi Aarav kembali mengkerutkan kening saat tau bahwa tas dan ponsel Kanaya sedang tergeletak di sofa.

Aarav kembali menyimpan ponselnya, ia kemudian berjalan ke kamar mandi mencoba mencari keberadaan Kanaya, siapa tau istrinya itu ada di sana.

"Kosong?"

Aarav langsung berjalan ke meja kerjanya, menyalakan komputer dan mengakses cctv dikantornya.

Kedua mata Aarav menatap dengan teliti banyak nya cctv yang terpampang di layar komputernya.

Gedung kantornya ada 35 lantai jadi ia harus teliti mencari keberadaan Kanaya.

"Ah lagi makan ternyata" Lega Aarav saat ia tau ternyata Kanaya sedang berada di kantin.

Aarav kembali mematikan komputer nya, ia kemudian langsung menuju kantin.

"Sayang!" Kanaya yang tadi hendak menyuapkan makanan ke mulutnya langsung berhenti saat Aarav memanggilnya.

Kanaya tersenyum menatap wajah Aarav.

"Udah selesai rapat nya?"

Aarav mengangguk.

"Kamu makan apa itu?"

"Nasi gila" Jawab Kanaya senang.

"Mas kok nggak bilang kalau nasi gila di kantin kantornya mas itu enak banget, Naya sampe pesen dua porsi loh"

Aarav menatap makanan di hadapan Kanaya, benar saja di depan perempuan itu ada satu piring yang sudah kosong dan satu lagi piring berisi nasi gila yang sudah tinggal setengah.

"Mas udah makan siang?"

"Belum"

Kanaya langsung menatap Aarav tajam.

"Kok belum?! Kalau maag nya kambuh gimana?!" Omelnya.

"Naya pesenin ya, mas mau makan apa?"

"Eh enggak, kamu lanjut makan aja biar mas pesen sendiri" Cegah Aarav saat Kanaya hendak berdiri.

"Sana pesen cepet, udah di bilangin juga kalau makan itu jangan telat masih aja ngeyel"

Aarav terkekeh.

"Siap ibu negara!"

Tidak sampai 5 menit namun Aarav sudah kembali dengan membawa nampan berisi satu mangkuk soto ayam dan satu piring nasi putih.

"Loh cepet banget?" Bingung Kanaya padahal tadi ia harus mengantri sangat lama untuk mendapatkan makanan nya.

"Mas kan bos" Sombong Aarav, ia kemudian mengambil duduk di depan Kanaya.

"Mau coba sotonya nggak? Ini juga enak loh, favorit mas malah"

Kanaya menatap makanan milik sang suami.

Kelihatannya enak sih, mana asap nya masih ngebul gitu, aromanya juga sedap banget.

Aarav menyedok kuah sotonya, ia kemudian meniupnya pelan.

"Aaa" Aarav menyuapkan kuah sotonya yang sudah tidak panas pada Kanaya.

"Gimana enak nggak?"

Kanaya mengangguk senang.

"Mau makan ini?"

Kanaya menatap wajah Aarav ia kemudian menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu tuh ya sama suami juga masih aja malu malu" Aarav tersenyum geli.

Lelaki itu kemudian mengambil piring berisi nasi gila milik Kanaya yang tinggal setengah dan memberikan soto dan nasi putih nya yang masih utuh pada Kanaya.

"Nasi nya setengah nya aja mas, Naya nggak habis nanti"

Aarav mengangguk ia kemudian mengambil nasi yang masih utuh dan menaruhnya separuh ke piring nasi gila nya.

"Udah?"

Kanaya mengangguk senang.

"Terima kasih" Ucapnya kemudian.

"Sama sama" Balas Aarav yang ikut tersenyum.

Kedua nya mulai menikmati makan siang mereka sambil sesekali mengobrol santai.

"Beneran istrinya pak Aarav ternyata, orang pak Aarav nya senyum terus sama dia!"

"Mana pak bos gentel banget sama istrinya, kelihatan bucin banget pula"

"Istrinya cantik banget mana masih muda lagi kelihatannya"

"Pantes pak Aarav nggak kecantol sama sekretaris nya orang istrinya lebih cantik gitu mana ramah lagi"

"Denger denger istinya pak bos juga lagi hamil"

"Pasti anak nya nanti cakep, orang tuanya aja udah cakep gitu"

"Semoga aja jodoh gue anaknya pak Aarav!"

"Ngawur lo!"

"Kalau di liat liat pak Aarav sama istrinya cocok banget ya, serasi gitu. Enak banget kalau di pandang"

Bisik bisik dari para karyawan yang melihat kedekatan Aarav dan Kanaya di kantin itupun mulai terdengar.

Memang suasana kantin sepi karena jam makan siang telah usai bahkan hanya ada Aarav dan Kanaya saja namun tetep saja banyak karyawan yang berseliweran di sekitaran kantin jadi banyak yang melihat bos dan istrinya itu.

"Seneng deh liat pak bos senyum gitu, adem di liatnya"

"Heh udah punya istri itu loh, bisa bisanya!"

"Ya kan cuman liat doang, lagian kalian semua juga jarang kan liat pak Aarav senyum dan sekarang dia lagi banyak senyum gara gara bareng istrinya ya sebagai karyawan yang baik kita harus menikmatinya dong, anggep aja rejeki nomplok"

"YEEEEEE....."

Sorakan itu lantas membuat Aarav dan Kanaya menoleh ke sumber suara dimana ada 5 karyawan perempuan yang sedang melintasi kantin.

5 karyawan perempuan itu lantas menunduk hormat dan segera berlalu dari sana.

"Mereka kenapa mas?"

Aarav mengangkat bahu acuh.

Kanaya tidak tau saja bawah kelima karyawan perempuan tadi baru saja mengagumi suami tampan nya itu.

"Maaf pak mengangguk sebentar, ini pesanan bapak" Seorang office girl menghampiri mereka dan mengulurkan sebuah tumblr.

"Ah ya terima kasih" Aarav menerima uluran tumblr tersebut.

Kanaya tersenyum saat tersadar bahwa office girl ini adalah office girl yang tadi ia temui di depan lift.

"Nih di minum" Aarav memberikan tumblr tersebut pada Kanaya setelah office girl tadi pergi.

"Ini apa?"

"Susu buat baby nya"

"Loh kok bisa?"

"Ya bisa dong, apa sih yang nggak bisa mas lakuin buat kamu sama baby kita" Aarav tersenyum bangga.

"Hilih orang yang buat tadi aja bukan mas kok"

"Eh siapa bilang, yang buat mas loh cuman mas lupa bawa kesini aja"

"Alesan dasar"

"Dih nggak percaya"

Kanaya menegang perutnya tiba tiba.

"Kenapa?" Khawatir Aarav ia bahkan sudah beranjak dari duduknya dan duduk di samping Kanaya.

"Naya kekenyangan kayaknya"

Aarav menggeleng pelan ia kemudian ikut mengelus perut Kanaya.

"Nggak papa, bentar lagi juga kamu bakal bilang laper"

Kanaya langsung mendorong wajah Aarav.

"Ya biarin, masalah buat mas?"

"Enggak sayang, boleh kok. Makan aja sepuasnya mas nggak bakal ngelarang"

"Nah gitu dong, istrinya lagi hamil juga harusnya tuh dikasih dukungan, di manja manja sama di bikin seneng"

"Iya sayang, iya" Pasrah Aarav lelaki itu kemudian menengguk minuman nya.

"Mas tadi janji mau ngasih Naya hadiah loh" Ucap Kanaya setelah mereka kembali ke ruangan Aarav.

"Loh? Iya kah?" Tanya Aarav pura pura lupa.

"Ish dasar emang!"

Aarav terkekeh geli, istrinya itu seperti tidak bisa jika tidak terlihat menggemaskan di mata nya.

"Kamu mau hadiah apa emang nya?"

"Ya terserah mas lah, orang yang ngasih hadiah kan mas. Masa malah nanya sama Naya ya nggak seru dong"

Aarav mengangguk paham ia kemudian meraih ponselnya dan mengotak atik benda pipih tersebut.

Tidak lama setelah Aarav meletakkan ponselnya ke meja, ponsel Kanaya yang masih berada di sofa bergetar.

Mulut Kanaya lantas ternganga saat melihat notifikasi yang muncul di ponselnya.

Dengan segera ia memencet notifikasi tersebut dan masuklah ia ke aplikasi belanja berwarna oranye bernama shopee.

Kanaya berdecak kagum.

Saldo shopee nya yang tadinya hanya tersisa seribu lima ratus rupiah itupun kurang sekarang berubah menjadi 10 juta.

Garis bawahi tolong, 10 juta, 10 JUTAAA!!!!

Mulut Kanaya semakin ternganga.

Suaminya itu jika memberikan sesuatu pasti tidak pernah tanggung tanggung.

Ini salah satu buktinya, bahkan Kanaya masih membuka mulutnya sambil menatap ponsel di depannya.

Ini benar benar di luar ekspektasi nya.

Bahkan saldo nya sudah mencapai maksimum dan itu semua karena ulah Aarav.

"Gimana suka nggak sama hadiahnya?"

"Sering sering aja kaya gini mas kalau bisa, ikhlas kok Naya kalau setiap hari disuruh anterin map, asal bayaran nya kaya gini"

"Makasih loh mas, suami idaman emang mas tuh!"

Kanaya mendongakkan kepalanya menatap Aarav sambil tersenyum lebar.

"Saranghaeyo!" Ucapnya sambil memberikan love sign khas Korea pada sang suami.

Membuat Aarav langsung mendekat kearahnya dan menghujani wajah Kanaya dengan banyak kecupan hingga perempuan hamil itu terkikik dibuatnya.

SEE YOU!!



Jum'at, 23 Juli 2021
Pukul 05.56 WIB

Continue Reading

You'll Also Like

185K 10.3K 40
[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [...
3.9M 222K 65
[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, suatu kejadian merubah kehidupan. Dimana...
16.1K 1.2K 7
Book 2 yang merupakan kelanjutan dari 'Friend zone' ⚠️🔞Nsfw pict⚠️🔞 ⚠️Mengandung bahasa kasar, kurang ajar, dan tidak untuk ditiru⚠️
3.2M 160K 104
[WARNING 16++] ~Zhakila Naura~ seorang dokter ahli bedah, yang sangat cantik, sering di panggil Zakila, mempunyai satu kakak laki-laki, harus menikah...