SHOOT ON ME [END]

By Cindy_muffin

151K 9.9K 222

[REAL ESTATE SERIES] [ChickLit Romance] Diamond Real Estate No. 25 Atmaja's Family Layaknya dikejar deadline... More

Prolog
Scene 1 || Mendadak Famous
Scene 2 || Mendadak Official
Scene 3 || Ska(n)dal
Scene 4 || Aku dan(cow) suka Milo
Scene 5 || Pacar Milo?
Scene 7 || Pacaran Time!
Scene 8 || Hilang dan Ikan Cupang
Scene 9 || Teka-Teki
Scene 10 || Lekas Sembuh Luka
Scene 11 || Skandal Baru
Scene 12 || Dikejar Tenggat
Scene 13 || Diamond Sosialita
Scene 14 || Kamping Dadakan
Scene 15 || Definisi Cinta
Scene 16 || Pulang dan Kenangan
Scene 17 || Titik Merah Pembawa Bencana
Scene 18 || Paket Salah Alamat
Scene 19 || Ungkapan Tak Terduga
Scene 20 || Plan Ikan Cupang
Scene 21 || Getaran
Scene 22 || Nyaman
Scene 23 || Candu
Scene 24 || Perkara Salah Nomor
Scene 25 || Senja, Senji, Senep
Scene 26 || Skandal Baru pt.2
Scene 27 || @lambeturah.id
Scene 28 || Dipaksa Nikah
Scene 29 || Maaf
Scene 30 || Kesempatan Kedua
Scene 31 || Semburan Luka
Scene 32 || Bimbang
Scene 33 || RLBK
Scene 34 || Festival Lampion
Scene 35 || Lampion Terakhir
Scene 36 || Pengkhianatan
Scene 37 || Keputusan yang Salah
Scene 38 || Perahu Kertas Cinta
Scene 39 || Paradoks
Scene 40 || Rencana Perahu Sampan
Scene 41 || Official
Scene 42 || Pre-Honeymoon
Scene 43 || Mendadak Posesif
Scene 44 || Menggores Luka Lama
Scene 45 || Berdamai dengan Masa Lalu
Scene 46 || Restu dan Lamaran
Scene 47 || Bentuk Cinta
Scene 48 || Shoot on Me
Epilog
Ada yang Baru, Nih?

Scene 6 || Endorsement Mendadak

2.9K 250 0
By Cindy_muffin

Gimana nih ribetnya pemotretan sambil ngurus anak kecil? Anak kadal pula, yang sabar, ya, Syil. Allah bersama orang-orang yang sabar, wkwk. Terima kasih sudah mendukung.

Selamat membaca!


🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Mentari menyambut pagi hari Asyilla. Hari Minggu, hari yang tak pernah luput dari jadwal tidur panjangnya. Gadis 24 tahun ini akan memilih untuk tidur sepanjang hari daripada pergi hangout ataupun shopping.

"Tante! Ayo kita jalan-jalan!" seru seseorang yang berani mengganggu tidurnya.

"Milo, nanti aja, ya siang atau sore. Tante capek banget sekarang," balas Asyilla dengan mata yang setengah terbuka.

"Ndak mau! Milo maunya sekarang! Ayo, Tante!" paksa Milo yang kini sudah menarik-tarik selimut yang menutupi tubuh Asyilla.

Asyilla menjadi geram. Andai ia tak memiliki perjanjian bodoh dengan kakaknya yang super nyebelin itu, pastilah hal semacam ini tak akan terjadi. Asyilla menghela napasnya, lalu ia mendudukkan dirinya sembari mengumpulkan nyawa.

"Oke! Tante mandi dulu, ya," ujar Asyilla kepada keponakan kecilnya itu. Lelaki itu langsung mengangguk.

Mau tak mau Asyilla harus menuruti kemauan Milo. Gadis itu langsung bergegas ke kamar mandi, sedangkan Milo duduk nyaman di atas ranjang Asyilla dengan mobil mainan barunya.

🎬

Asyilla selesai dengan acara mandinya. Gadis itu langsung mengambil sling bag miliknya. Mungkin ia akan mengajak Milo ke tempat bermain seperti biasanya.

Kaki-kaki beralaskan sepatu itu menuruni tangga secara bersamaan. Ketika sampai di anak tangga terakhir, suara ringtone ponsel milik Asyilla berbunyi. Tangan lentik itu meraih ponsel yang ada di sling bag miliknya.

"Halo? Kenapa, Mbak Mel?" tanya Asyilla pada sambungan telepon dengan tangannya yang bebas memegang erat tangan kecil Milo.

"Halo, Syil. Maaf, ya ganggu waktu lo. Ini gue lupa kalo hari ini lo ada pemotretan buat endorse. Waktu itu 'kan lo cuma dikasih waktu libur dua hari, gue terlanjur terima ini endorse sebelum lo dikasih jatah libur dua minggu," jelas Melly di seberang sana.

"Beneran, Mbak? Hari ini banget, ya?" tanya Asyilla yang tampak bingung.

"Iya, nih. Emang lo ada acara apa, sih? Tumben tanya dulu. Oh, jangan-jangan lo pacaran sama Dion, ya?" tebak Melly dengan nada yang menggoda.

"Nggak, Mbak. Ini aku lagi jaga si Milo, dia mau minta jalan-jalan," balas Asyilla.

"Oh ya ud—"

"Bentar, Mbak. Jangan dimatiin dulu," potong Asyilla. Gadis itu langsung memanggil Elena yang lewat di depannya.

"El! Lo sibuk nggak? Gue ada pemotretan, nih. Lo ajak jalan-jalan Milo, ya?" pinta Asyilla dengan raut memohon.

"Gue nggak bisa, Kak. Nggak keburu, gue ada les piano, nih. Mau berangkat. Udah dulu, ya!" pamit Elena dengan tergesa-gesa.

Asyilla menghela napasnya. Ia ingat bahwa Januar juga tidak ada di rumah dari pagi tadi. Orang tuanya nihil.

"Syil? Lo masih di sana, 'kan?" tanya Melly.

"Eh? Masih, Mbak," balas Asyilla.

"Gini loh, Syil. Lo ajak aja keponakan lo, lagian ini endorse-nya dari kedai dessert gitu, gue yakin deh keponakan lo suka," saran Melly.

"Ada salad buah, nih. Gue mintain stroberi sama anggur buat Milo, deh," tambah Melly lagi.

"Oke!" seru Asyilla ketika mendengar buah-buah kesukaan Milo. Mengingat sudah beberapa kali Milo ikut dengannya syuting karena Algebra yang tiba-tiba menitipkan. Milo tipikal anak yang akan diam jika dia makan, apalagi makan makanan yang lelaki kecil itu suka.

"Milo ikut Tante ke studio, yuk! Nanti foto-foto, Milo nanti dapat stroberi sama anggur dari Tante Melly. Mau, ya?" tawar Asyilla agar Milo mau ikut dengannya.

Mata balita itu berbinar, sontak lelaki itu langsung mengangguk kuat. Asyilla tersenyum melihatnya. Keduanya langsung berangkat dengan mobil Asyilla.

🎬🎬

Kaki-kaki itu berlarian, napasnya seakan ingin habis, kedua insan itu sampai juga di lantai keempat gedung ini.

"Maaf, Mbak Melly. Tadi macet banget," ujar Asyilla dengan napas yang terengah-engah.

"Nggak apa-apa kali, Syil. Lagian fotografernya juga baru aja sampai, ini masih persiapan juga. Tadi gue udah chat lo biar nggak usah buru-buru, tapi malah belum lo baca," balas Melly. Asyilla hampir saja pingsan, tapi ternyata pemotretan belum dimulai, sial sekali! Tapi, berita bagusnya ia masih bisa istirahat sembari di-touch up.

"Milo duduk sana, ya? Ini stroberi sama anggurnya," ujar Melly dengan lembut sembari menunjuk ke salah satu kursi yang sudah disiapkan khusus untuk Milo.

"Makasih, Tante," balas Milo dengan memamerkan rentetan gigi susunya pada Melly. Hal ini tentu membuat Melly gemas sendiri. Balita itu langsung mengambil semangkuk stroberi dan anggur, lalu duduk di kursi yang sudah ditunjuk.

Asyilla memilih memejamkan matanya saat proses rias. Bahkan, gadis itu sampai terkejut ketika ada semilir angin yang melalui wajahnya dengan jarak yang begitu dekat. Pasalnya ia terlalu nyaman saat dirias sampai merasa sedikit mengantuk, sedangkan anehnya lagi kursi di sampingnya kosong dan tak ada kipas angin di sana.

"Mbak Maria? Ya ampun, aku kira siapa," ucap Asyilla dengan keterkejutannya.

"Habisnya kamu keringetan gitu, maaf malah ganggu istirahat kamu," ucap Maria—asisten Asyilla—yang terkesan sopan.

"Nggak apa-apa, Mbak. Aku cuma kaget aja," balas Asyilla. Maria tersenyum.

"Oh ya, selamat, ya sama hubungan kamu sama Dion. Semoga langgeng, btw maaf lo waktu pers aku nggak bisa dateng. Anakku itu suka ngajak liburan kalo aku free," jelasnya. Asyilla mengangguk mengerti.

"Ya nggak apa-apa, Mbak. Udah ada Mbak Melly, kok. Makasih juga buat ucapannya," balas Asyilla dengan senyum yang tak pernah hengkang dari bibirnya.

"Syil, 2 menit lagi mau mulai," ucap Melly guna memberitahu Asyilla.

"Oke, Mbak!" seru Asyilla dengan telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf 'o'.

Asyilla selesai dirias. Gadis itu pamit kepada Maria sembari menitipkan tasnya pada Maria. Sementara, Asyilla langsung menuju ke tempatnya. Namun, belum saja duduk di kursi, gadis itu naik pitam.

"Lo lagi?!" seru Asyilla dengan telunjuk yang menunjuk ke arah fotografer.

Kedua pasang mata itu membulat. Mood Asyilla langsung berubah 180 derajat melihat lelaki ketus itu, sedangkan lelaki itu hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam.

Perdebatan keduanya terjadi, bahkan Asyilla hampir saja membatalkan job ini. Namun, terhalang karena Melly menentangnya.

🎬

Beberapa kali jepretan diambil, sesi pertama selesai. Namun, tak ada satu pun foto yang bisa dipilih dan dikirimkan kepada klien. Pose-pose Asyilla sangat tak menyenangkan kali ini.

Nevada menghela napasnya kasar. Lelaki itu dengan berani menarik lengan Asyilla, lalu mengajaknya ke tempat untuk berbicara berdua.

"Kamu ada masalah apa sama saya? Kenapa hasil foto kamu nggak ada yang bagus?" tanya Nevada.

"Salah lo kali, nggak bisa fotoin," ketus Asyilla. Gadis itu tipikal orang yang mudah tersinggung, ia pun masih ingat apa yang dikatakan Nevada kala itu.

"Jelas-jelas ini salah kamu! Kenapa malah nyalahin saya? Kenapa kamu nggak bisa profesional? Saya tahu kamu nggak suka sama saya, tapi nggak gini caranya. Emang kamu mau image kamu jatuh di depan fans kamu?" ancam Nevada.

Asyilla menghela napasnya. "Lagian kenapa, sih fotografernya harus lo? Kata lo, kita nggak akan ketemu lagi, nyatanya ...." Asyilla menyeringai. Nevada memutar bola matanya kesal.

"Ya mana saya tahu, ini takdir namanya. Udahlah, jangan banyak mengalihkan topik. Yang jelas, saya minta kamu memberikan pose terbaik kamu untuk sesi kedua, setelahnya job ini selesai dan kamu nggak ketemu saya lagi, beres, 'kan?" ucap Nevada final.

Asyilla menimang ucapan itu, setelah dipikir-pikir ada benarnya juga kalau sesi ini segera selesai. Lagipula, ia tak bisa terlalu lama menahan Milo di tempat seperti ini.

"Oke, gue bakal lakuin. Semata-mata demi job dan keponakan gue," balas Asyilla. Nevada hanya menurut.

Keduanya langsung kembali ke studio. Asyilla langsung memberikan pose terbaiknya agar acara ini segera selesai. Lagian lelah juga bekerja di hari Minggu dan Milo tampaknya sudah mengantuk. Ia harus segera pulang.

Pemotretan sesi kedua itu selesai. Foto yang bagus untuk dikirim ke klien sudah dapat. Kini, giliran Asyilla untuk pulang.

Beberapa kali Asyilla mengusap lehernya yang pegal. Ditambah Milo yang sudah tertidur, mungkinkah ia akan menggendongnya sendiri?

"Mau dibantu?" tawar Nevada yang merasa kasihan dengan Asyilla.

"Nggak usah, biar gue sendiri," tolak Asyilla.

Asyilla langsung menepuk pipi Milo agar bangun. Sebenarnya gadis itu tak tega, tapi ia tak akan sanggup menggendong Milo sampai ke mobil. Tentang bantuan yang ditawarkan Nevada, ia hanya tak ingin ada paparazi yang mengambil keuntungan agar menjadi berita besar. Terlebih ia trauma dengan paparazi yang mendapat potretnya bersama Dion.

"Udah selesai, ya, Tante?" tanya Milo dengan suara seraknya.

"Iya. Ayo Milo pulang sama Tante!" ajak Asyilla dengan tangannya yang membantu Milo untuk turun. Jika kalian menanyakan Nevada, lelaki itu masih di sana. Tangannya sibuk mengemasi kameranya dengan mata yang memperhatikan Asyilla.

"Matanya kedip!" sindir Asyilla yang sengaja ia ucapkan agar Nevada berhenti memandanginya.

Asyilla dan Milo melewati Nevada, memang tinggal mereka berdua di ruangan itu. Yang lainnya sudah pulang. Maria? Wanita itu pamit duluan karena anaknya sedang sakit.

"Begitulah kisah ini dimulai. Semoga memang tak bertemu lagi di waktu lain."

🎬🎬🎬

Halo! Terima kasih sudah memberikan dukungan di cerita yang ini. Semoga kalian diberikan kesehatan, ya.

Btw, gimana, nih ceritanya? Lancarkan hastag lagi, nggak?

Niatnya, sih.

#NevadaAsyilla, tapi kok #DionAsyilla masih berlaku. Jangan-jangan malah si gercep #MiloChanel, nih wkwk. Nggak deng, masih bocil.

Dukung terus pokoknya.

Best regard,

Vanilla Latte.

Continue Reading

You'll Also Like

714K 66.6K 36
Neoma memiliki kehidupan yang diidam-idamkan oleh banyak orang di luar sana. Ia bisa membeli apapun yang dia mau, bisa pergi kemanapun yang dia ingin...
834K 37.1K 41
Bekerja selama tujuh tahun sebagai seorang sekretaris dengan model bos seperti Zhafran Afandi, benar-benar membuat Rachel harus memupuk kesabaran sel...
40.2K 4.5K 46
Cuman kisah ringan tentang seorang komikus dadakan dan partnershit-nya. Yang penasaran, cuss dibaca:) PARTNERSHIT, I LOVE YOU! by Febrianty Maria
1.5M 67K 41
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...