DISHA_

By bznsjskx

307K 15.7K 1.7K

gadis childish yang sedang berusaha mencairkan seorang laki-laki yang berhati dingin. "Disha tuh DI SHAyang b... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32

30

6.7K 377 25
By bznsjskx

"Sayang," panggil Shena pada putrinya.

"Iya Mom," balas Disha lalu keluar dari kamarnya menuju sumber panggilan tadi yang ternyata berasal dari dapurnya.

Kini Disha sudah berada di mansion kedua orang tuanya setelah di antarkan pulang oleh Daren kemarin malam.

"Muka kamu kok pucat?" tanya Shena saat melihat wajah Disha yang tampak pucat dan lesu.

Disha menggelengkan kepalanya. "Cuman kurang makan sama istirahat Mom," jawab Disha lalu ia duduk untuk sarapan pagi.

"Ya udah makan yang banyak ya, biar di sekolah nggak lemes," titah Shena yang langsung diangguki oleh Disha.

Disha terdiam, ia merasakan kepalanya yang mulai terasa berputar dan berat. Namun, karena tidak mau membuat ibunya khawatir, gadis itu pun berusaha untuk menutupi rasa sakitnya.

Beberapa menit kemudian, Disha langsung menyudahi sarapannya.

"Lho kok udah Sayang? Kamu masih makan sedikit loh," tanya Shena.

"Disha udah kenyang Mom, sekarang Disha berangkat sekolah ya."

"Nggak, muka kamu pucet kayak gitu. Jangan sekolah, Mom khawatir sama kamu. Di tambah kamu makannya sedikit," cegah Shena.

"Nggak papa kok Mom, Disha sehat," balas Disha.

Akhirnya Shena mengiyakan perkataan Disha saat melihat gadis itu memohon dengan wajah memelasnya.

Disha berjalan keluar mansionnya, matanya yang indah langsung melihat mobil putih yang terparkir di depan halamannya dengan seorang siswa yang terlihat tengah menunggunya.

"Pagi," sapanya.

"Daren, lo ngapain ke sini?" Tanya Disha heran.

"Mau berangkat sekolah bareng," jawab laki-laki itu seadanya.

"Nggak usah Ren, gue udah ada sopir," tolak Disha secara halus.

"Udah gue bilang, gue bakal berusaha buat ngejar cinta lo lagi Sha," balas Daren.

Disha menghela napasnya, karena kasihan akhirnya Disha memelihara berangkat sekolah bersama Daren untuk saat ini.

Daren membukakan pintu mobil untuk Disha, tidak seperti biasanya yang cuek dan menyuruh Disha masuk sendiri, bahkan lebih parahnya Daren akan mengata-ngatainya dengan sebutan manja.

"Thanks," ucap Disha.

Daren hanya tersenyum manis yang jarang laki-laki itu tunjukkan dan hal itu membuat Disha merasa asing dengan prilaku Daren  yang berubah.

"Gue tahu, lo masih suka sama gue. Dan gue mau Ngubah rasa suka itu jadi cinta lagi," ujar Daren sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Dih ke PD-an lo," sarkas Disha yang membuat Daren malah tertawa .

****

"Sha lo nggak papa Kan? Udah dua hari lo nggak sekolah," tanya Hani yang terlihat khawatir saat melihat Disha masuk ke dalam kelasnya.

Disha menggelengkan kepalanya. "Gue baik-baik aja," jawab Disha.

"Syukurlah Sha, gue juga khawatir sama lo," timpal Bianca.

Disha terlihat dingin pada Bianca, sejak kejadian di rooftop dua hari yang lalu entah kenapa membuat Disha menjaga jarak dengan Bianca, padahal ia sudah tahu alasan Daren lebih perhatian pada gadis itu.

"Sha gue punya salah ya sama lo?" tanya Bianca hati-hati.

Disha masih diam dan enggan menjawab pertanyaan Bianca.

Bianca yang tidak ingin memperkeru suasana pun hanya bisa diam, dan memikirkan apa ia pernah berbuat salah pada Disha.

Daren masuk ke dalam kelas setelah dari parkiran sekolah, kelas itu pun langsung menjadi hening ketika melihatnya berjalan dengan wajah datar.

"Ikut gue! Muka lo pucet, lo pasti sarapan sedikit tadi," titah Daren yang tiba-tiba menarik tangan Disha, membuat gadis itu juga ikut berdiri.

"Udah bel, gue mau belajar," tolak Disha.

"Jamkos, guru lagi rapat," sahut Daren yang langsung menarik tangan Disha agar mengikutinya pergi dari sana.

Disha akhirnya pasrah dan ikut dengan Daren saat sudah tidak menemukan alasan lagi untuk menolak laki-laki itu.

"Mau ke kantin juga nggak Han?" tawar Bianca.

"Hmm Kuy lah, gue juga bosen di kelas," sahut Hani.

Mereka berdua pun menyusul Disha, hubungan Hani dan Bianca mulai membaik semenjak kejadian di belakang sekolah. Hani merasa bersalah telah menuduh Bianca dan semenjak itu ia memilih untuk menerima Bianca sebagai temannya.

"Lo tahu kenapa sikap Disha tadi dingin banget ke gue?" tanya Bianca penasaran.

"Nggak tahu, lo inget-inget deh. Pernah punya salah nggak sama Disha?" tanya Hani balik.

Bianca hanya menggeleng pelan, karena ia merasa tidak punya salah pada Disha. Bahkan ia belum bertemu Disha sama sekali selama dua hari.

"Lo pernah deket sama Daren lagi nggak?"

Bianca langsung terdiam.

"Dua hari yang lalu gue sempet sama Daren di rooftop," jawab Bianca.

Hani dan Bianca pun saling pandang satu sama lain saat sudah menemukan jawaban kenapa Disha bersikap dingin kepadanya tadi pagi.

"Tapi bukannya waktu itu Disha nggk sekolah?" ragu Bianca.

"Mungkin aja Disha masih sempet sekolah, lalu dia pulang setelah liat lo sama Daren. Bukannya Daren juga bolos pas hari itu," jelas Hani.

"Gue harus jelasin semua ke Disha, pasti dia salah paham sama gue," ucap Bianca resah.

"Lo harus min--"

"Harus apa nih?" potong seseorang dari arah belakang mereka.

Hani dan Bianca pun serempak menolehkan kepalanya ke belakang. Ia langsung melihat dua laki-laki kembar menghampiri mereka.

"Kenapa di luar?" tanya Satrya pada Bianca.

Bianca tersenyum manis lalu menjawab, "Jamkos jadi mau ke kantin aja, kalau kamu?"

"Olahraga," jawabnya. "Ya udah kita ke kantin bareng," lanjut Satrya yang langsung menggandeng tangan Bianca dan membawa gadis itu pergi.

Hani tidak terkejut akan hal itu, karena ia sudah tahu hubungan Bianca dan Satrya.

"Mau di gandeng juga?" tanya Satya pada Hani saat melihat gadis itu yang masih fokus menatap kepergian Bianca dan Kakaknya.

"Eh, a-apaan sih Sat," balas Hani gugup.

"Udah nggak usah gengsi lagi." Satya langsung menautkan jarinya dan pergi menyusul mereka semua.

****

Di kantin sekolah, terlihat Disha yang tengah menikmati makanannya, sedangkan Daren asik memperhatikannya saja sedari tadi.

"Ren," panggil Disha saat melihat Daren menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa?" tanya Daren.

"Gue boleh minta sesuatu sama lo?" tanya Disha.

Daren tampak terdiam sejenak, memikirkan apa yang akan Disha katakan.

"Ren?"

"Gue bakal lakuin apa pun buat lo Sha," jawab Daren. "Jadi lo mau apa?"

Disha menatap wajah Daren begitu lamat. "Gue mau lo berhenti di sini, nggak usah berusaha deketin gue lagi. Sekarang semuanya udah beda Ren," pinta Disha dengan lembut agar Daren mau melakukan permintaanya yang satu ini.

Daren langsung terdiam setelah mendengar perkataan Disha.

Daren menghela napasnya dengan berat, ia sadar Disha pasti sudah benar-benar lelah pada dirinya.

"Gue bakal jauhin lo Sha, tapi untuk kali ini. Izinin gue buat sama lo sebelum pulang sekolah," balas Daren yang entah terdengar begitu menyakitkan oleh Disha.

Tanpa sepengetahuan Daren, gadis itu meremas roknya dengan kuat, ia bingung harus senang apa sedih sekarang? Namun, jauh di lubuk hatinya. Ia masih ingin bersama laki-laki yang sekarang masih berada di sampingnya.











TBC

Sorry banget ya, jarang up det

Dan thanks buat Syifa karena udah ngasih semangat buat lanjut dan buat kalian semua makasih banyak ya udah Vote dan setia nunggu cerita ini

Aku usahain kedepannya buat rajin upa det

Sampai jumpa di part selanjutnya all

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 132K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
283K 11.6K 31
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
8.9M 950K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
309K 23K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...