Diary Layla [ SELESAI ]

De Kyaakira_23

1.4K 652 471

Ini bukan cerita tentang BadGirl yang berubah menjadi Good girl . Apalagi tentang Good Girl yang mendadak men... Mai multe

Prolog
Honey Eyes
Antara Genteng dan Gigi
Harapan Kecil
New Neighbor
Cookies Bunda
Kemana Dia ?
Perkara Bola
Terlalu Pintar
Penolakan
Mulai Menerima
A Dream
Alasan Layla
Pencuri Kertas
Missing Something
Senyum, Cantik
School
Gadis Polos
Hide and Seek
Balap Sepeda
Ulet Ijo
Menghilang Lagi
Bukan Surat Cinta
Diri Sendiri
Kuncir Dua
Pacaran?
Cappucino Siang Bolong
Kebetulan atau Kesengajaan?
Nia Gila
Merenggang
Konflik yang Berbeda
Terkuak
Tersadarkan
Pahitnya Gula
Kaki Lima
Marry Me?
Epilog
Extra Part 1
Extra Part 2
Final Extra Part

Salah Sasaran

13 6 0
De Kyaakira_23

Layla berjalan gontai menuju kelasnya, berulang kali ia menghela napasnya kasar. Seseorang menggenggam erat tangannya, menyalurkan energi untuk Layla. Sungguh, Layla merasa sangat damai hanya karena senyuman yang dilemparkan oleh Bima kepadanya.

"Jangan takut, semua akan baik-baik saja selagi Layla mengikuti kata hati Layla, sekaligus menggunakan otak Layla"

"Iya, Bima"

Layla memasuki kelasnya dan tentu saja ia sudah disambut oleh banyak orang di sana. Layla melangkah sabar dan duduk di bangkunya sambil menenggelamkan wajah di tangannya. Ia menutup telinga rapat, menolak semua perkataan yang dilontarkan oleh teman-temannya.

Suara gebrakan meja berhasil membuat Layla mendongakkan wajahnya, menatap sang pelaku sinis. Orang itu memberikan sebuah cengiran yang menurut Layla sangat menyebalkan. Tanpa segan Layla langsung melemparnya dengan kotak pensil yang ia pegang.

"Salah aku apa, La?!" ujar Tono tak terima.

"Ya kamu! Kenapa pakai gebrak gebrak meja? ganggu aja!" timpal Layla.

"Itu ... aku minta jawaban matematika dong"

"Hah? emangnya matematika ada tugas? duuh Layla lupa"

Tono memutar bola matanya malas, lalu melangkah menuju meja Nia. Nia yang memang sudah tau tentang apa yang akan diminta oleh Tono, langsung memberikan buku latihan matematikanya.

"Nia! Layla boleh liat?"

"Bayar sepuluh ribu"

"Gak jadi, Layla bisa sendiri"

Setelah lama berkutik dengan buku dihadapannya, Layla langsung keluar dari kelasnya, mencari udara segar untuk menyegarkan otak dan pikirannya. Bukannya Layla pemalas, hanya saja dia benar-benar tidak mengingat jika gurunya memberikan tugas.

Layla menyandarkan tubuhnya pada tembok kelas, menatap lapangan sekolah yang begitu luas dengan siswa siswi yang berlalu lalang. Layla menoleh ke kiri saat sebuah tangan mencubit pipinya.

"Bima kenapa sih?" tanya Layla terdengar begitu pelan.

"Gak apa, Bima cuma bosan di kelas. Layla kenapa lemes?"

"Kepala Layla pusing, Layla baru aja bikin tugas matematika"

Bima merubah posisinya, ia berdiri di hadapan Layla dengan kedua lengan yang disilangkan. Layla menatap bola mata Bima, dapat ia prediksi bahwa sebentar lagi Bina akan menceramahi dirinya.

"Makanya kalo ada tugas langsung dikerjain. Jangan main doang, kan pusing. Siapa yang mau tanggung jawab? kalo seandainya Layla ngomong sama Bima, Bima bakal bantu Layla buat ngerjain tugas," omel Bima panjang lebar.

"Bima ... Layla bukannya gak mau ngerjain. Tapi Layla benar-benar lupa kali ini, lagipula Bima belum tentu punya waktu untuk Layla. Kemarin Minggu, hari libur yang seharusnya Bima gunakan untuk istirahat malah digunakan untuk ngapel tugas"

Kini Layla yang mengomel kepada Bima, ia mengatakan hal yang sejujurnya. Bima merasa bahwa dirinya memiliki banyak kesalahan kepada gadis dihadapannya.

"Bima masih punya waktu untuk Layla. Layla jangan ragu untuk hubungi Bima, Bima akan bantu Layla sebisa Bima"

"Iya, Layla paham. Bima fokus aja dulu untuk ujian, Layla bisa kok ngerjain tugas"

"Siapp Tuan Puteri!"

🌻🌻🌻

Seseorang menarik Layla ke tengah lapangan, dengan takut Layla melangkah. Begitu banyak sorot mata yang mengiringi langkahnya hingga mereka berhenti tepat di tengah lapangan. Orang itu pergi menyelinap diantara ramainya orang-orang membuat Layla semakin kebingungan. Beberapa menit setelahnya, orang itu kembali lagi dengan sesuatu ditangannya.

"Layla ... aku pengin ngomong sesuatu sama kamu, diantara ramainya orang-orang ini"

"Cepetan!" desak Layla mulai risih dengan berbagai tatapan mata.

"Sebenarnya ... aku suka sama kamu," ungkapnya sambil menyodorkan satu kemasan permen jelly kepada Layla.

Riuh suara orang-orang di sana membuat pikiran Layla membuyar. Ia menatap orang dihadapannya dengan tatapan datar, Layla mulai merasakan sesuatu yang menjalar di pipinya hingga membuat pipi itu memanas. Layla meremas kuat rok sekolahnya sambil melirik ke kanan dan ke kiri.

"Gak harus sekarang, kok, jawabnya. Aku tunggu sampai besok"

"Kak Leo! Layla mau jawab sekarang"

Leo menatapnya penuh harap, jantungnya berdegup sangat cepat kala menatap wajah Layla yang begitu tenang. Sebisa mungkin Layla mengurangi kegugupannya, Layla menghela napasnya panjang dan kembali bersuara.

"Maaf ... Layla gak bisa nerima cinta kakak"

"Kenapa, La?"

"Karena sebelumnya, surat-surat dari kakak mengusik kehidupan Layla. Setiap hari kehidupan Layla terganggu karena kakak, Layla juga gak mau nambah beban dengan pacaran. Layla mau sendiri ...."

"Intinya Layla gak bisa. Maaf sekali lagi"

Layla melangkah menjauh dari kerumunan, ada suatu rasa lega tersendiri di hatinya. Leo, ia berdiri lemah di tengah lapangan, menatap orang-orang di sana dengan nanar.

"Arghhh! Aku bakal buang ini permen! Dasar gak guna!" maki Leo pada kemasan permen jelly ditangannya.

"Jangan! Mending buat kita kita, ye kan?" usul Nia kepada semua orang di sana.

"Setuju!"

Leo melempar kemasan itu ke sembarang arah dengan frustrasi, orang-orang di sana berteriak kegirangan. Lain halnya dengan Layla yang sekarang sedang duduk di teras kelasnya sambil menangkup kedua pipinya. Bima perlahan mendekati Layla dan duduk di hadapannya, Bima tersenyum sambil mencubit pipi Layla pelan.

"Gimana? udah lega?"

"Banget, Bima. Layla benar-benar lega sekarang. Layla bisa bebas, tapi gimana sama kak Leo? dia pasti sedih karena Layla tolak"

"Gak usah mikirin dia. Toh, kamu udah nolak dia, positif dia bakal cari yang baru. Secara Leo ganteng, dia bakal dengan mudahnya dapet cewek yang cantik"

"Bima ... Layla bakal tarik ucapan Layla waktu itu. Kak Leo sama sekali enggak ganteng bagi Layla, karena dia nakal. Kalo dilihat dari segi manapun, Bima masih tetap jadi yang terbaik buat Layla"

"Terima kasih, Layla"

"Tapi bohong hahahaha"

Ekspresi wajah Bima berubah menjadi datar dalam seketika. Ia menatap Layla dengan sinis, mengambil kerikil di sebelahnya dan berniat untuk melempar Layla dengan kerikil tersebut. Baru saja Bima hendak melakukannya, Nia datang dengan beberapa permen jelly ditangannya.

"Nia! Kalo Bima timpuk Layla pakai kerikil, dosa kagak, ya?" tanya Bima serius.

"Kayaknya kagak deh, soalnya dia nyebelin," balas Nia sambil mengunyah.

"Kalian apa-apaan sih?!" kesal Layla.

"Dosa gak nih?"

"Enggak, Bim. Coba deh, kalo bisa pakai batu untuk bangun rumah sekalian"

Layla menunjukkan raut wajahnya yang bersedih. Layla menunduk dengan kedua matanya yang mengeluarkan buliran air mata. Bima dan Nia yang melihat itu menjadi tidak tega.

"Mau?" tanya Nia sambil menyodorkan permen.

"Dari kak Leo? enggak!"

"Rezeki lho, La. Kamu boleh gak suka orangnya, makanannya jangan. Lumayan, gratis ... tis ... tis ..." ujar Bima.

"Jangan sedih, kita cuma bercanda"

Layla tersenyum menatap kearah Bima, ia membentuk jemarinya menjadi bentuk hati. Tak sengaja seorang laki-laki di belakang Bima melihatnya dan kemudian membalas Layla dengan simbol love.

"Duuh ... salah sasaran nih"







Hai ! Bima dan Layla kembali lagi nih

Kira kira gimana perasaan kalian jika di posisi Leo? Duuh sakit banget tuh

Jangan lupa voment ya ! Satu vote dari kalian sangat membantuku. Vote itu gratis lho.

Hahah udah ya

To be continued ...

See you next part !!

Continuă lectura

O să-ți placă și

479K 28.4K 55
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
243K 16.6K 39
Ya Tuhan bila saja ada kesempatan kedua ... aku pasti akan ... Pernahkan kalian berpikir semacam ini? Apa yang akan kalian lakukan bila diberikan kes...
7.3M 353K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
3.8M 55.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...