DISHA_

By bznsjskx

307K 15.7K 1.7K

gadis childish yang sedang berusaha mencairkan seorang laki-laki yang berhati dingin. "Disha tuh DI SHAyang b... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

11

6.2K 390 108
By bznsjskx

"Daren," panggil Disha yang sudah berada didalam kamar Daren.

"Hmm," balas daren dari dalam kamar mandi saat mendengar panggilan dari Disha.

"Daren masih mandi?" tanya Disha saat mendengar suara sumber suara Daren dari dalam kamar mandi gadi itu pun memilih langsung duduk di atas kasur Daren sambil menunggu laki-laki itu keluar.

"Udah selesai," sahut Daren dan pintu kamar mandi terbuka menampakan Daren dengan pakaian santai dan juga rambut yang basah karena ia berkeramas.

Daren pun berjalan mendekati Disha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Daren tugasnya Disha belum selesai," tutur Disha kepada Daren.

"Terus?" tanya Daren sambil mengangkat kedua alisnya bingung.

"Disha mau liat punya Daren, kan sekarang tugas sekolah Disha sama kayak punya nya Daren," balas Disha dengan senyum polosnya.

"Aku pindah ke kelas lo, biar lo nggak di bully lagi. Bukan buat lo malah makin malas-malasan, sekarang kerjain sendiri jangan nyontek," tegas Daren kepada Disha.

"Daren pelit ih! Disha nggak nyontek, Disha cuman mau liat punyanya Daren terus Disha tulis ke bukunya Disha," bujuk Disha memelas sambil menarik ujung baju yang dikenakan Daren.

"Itu namanya tetep nyontek! Nggak ada alasan, sekarang lo kerjain pr nya!" titah Daren.

Disha menekuk wajahnya saat Daren tidak mau memberinya contekan. "Jadi pacar kok nggak ada manfaatnya banget," ujar Disha ketus dan sedikit mencibir Daren.

Sedangkan Daren masih terlihat tidak acuh.

Brak

Disha menutup pintu kamar Daren dengan begitu keras, hingga menimbulkan suara yang nyaring, agar Daren tahu jika ia sedang kesal pada laki-laki itu.

"Ya udah Disha ngerjain sendiri aja," gerutu Disha kesal.

Disha pun mulai mengambil buku tugasnya dan mengerjakannya di meja belajarnya dan fokus menatap angka-angka di depannya.

Selang berapa menit, Disha langsung menekuk wajahnya ke bawah.

"Issh sulit banget sih tugasnya. Otak kecil Disha nggak mampu." Tangis Disha sambil mencorat-coret halaman buku terakhir.

Gadis itu terus saja melakukan hal tidak berguna itu hingga ia merasa lelah dan tertidur di atas meja belajarnya.

Ceklek

Daren membuka pintu kamar Disha. Lalu laki-laki itu langsung mengedarkan pandangannya menatap keseliling kamar Disha. Daren tersenyum saat mendapatkan Disha yang sedang tertidur di meja belajarnya.

Daren berjalan mendekati Disha, lalu mengelus rambut halus dan panjang milik Disha.

Daren mengangkat tubuh ramping Disha dan memindahkannya diatas kasur, lalu menyelimuti Disha.

"Lucu banget sih," gumam Daren tanpa sadar.

Laki-laki itu sekarang beralih menatap buku Disha yang berada di atas meja. "Ck ternyata belum dikerjakan," decak Daren saat melihat jawaban Disha yang masih kosong.

Daren pun mengambil pulpen Disha, lalu mengerjakan tugas tersebut yang begitu mudah baginya.
  
***

"Disha Atmaja," panggil Bu Susi.

"I-iya Bu," jawab Disha.

"Mana tugasnya?" pinta Bu Susi.

"Disha belum ngerjakan bu," balas Disha takut.

"Kamu ini niat belajar nggak sih!" sentak Bu Susi.

Daren yang mendengar hal itu langsung menggeram pelan saat melihat Bu Susi menyentak Disha.

"Udah lah Bu, hukum aja! Biasa Bu masih bocil, kerjaannya maen terus," celetuk salah satu siswa di sana.

Disha semakin menundukkan kepalanya.

"Disha sebagai hukuman kamu, ibu minta kamu bersihkan perpustakaan!" ujar Bu Susi menyuruh Disha untuk membersihkan perpustakaan.

"Tunggu," cegah Daren.

Daren langsung mengambil tas Disha dan mencari buku tugas milik gadis itu yang sudah ia kerjakan tadi malam, Daren mengeluarkan semua isi tas dari Disha dan tidak menemukan apa yang ia cari.

"Kemana?" tanya Daren sedikit kesal.

"Ketinggalan," jawab Disha jujur karena ia memang lupa membawa buku tugasnya yang berada di atas meja belajarnya.

"Ck lo ceroboh banget sih," geram Daren. Siapa yang tidak kesal jika sudah di bantu malah terbuang sia-sia sekarang.

Daren menggenggam tangan Disha, lalu ia menariknya dan berniat membawa Disha keluar kelas.

"Daren mau kemana kamu?" tanya Bu Susi.

"Mau bersihin perpustakaan," jawab Daren.

"Kamu kan udah ngerjain tugas?"

"Buku tugasnya saya sobek, jadi saya belum mengerjakan," sahut Daren singkat lalu menarik Disha menuju perpustakaan untuk menjalankan hukuman.

Bianca semakin bingung dengan kedekatan Disha dan Daren, apakah mereka berdua memiliki hubungan khusus? Itu lah yang selalu di pikirkan oleh Bianca semenjak melihat kedekatan Daren.

***

"Khacim ... " Sedari tadi Disha selalu bersin saat tidak sengaja menghirup debu.

"Udah gue bilangin, nggak usah ikut bersihin, lo tinggal duduk aja!" peringat Daren kesal karena hidung Disha yang semakin memerah karena gadis itu selalu saja bersin, Daren tahu jika Disha memiliki alergi terhadap debu.

"Tapi kan Disha mau bantuin Daren," kekeh Disha.

"Bukan bantuin, lo malah bikin perkerjaannya semakin lama," balas Daren ketus yang membuat hati kecil Disha sedikit terluka dengan ucapan Daren.

"Kenapa bukunya bisa ketinggalan?" tanya Daren berniat basa-basi saat melihat keterdiaman Disha.

"Disha kan tadi bangun kesingan, terus Disha lupa kalau buku tugasnya Disha ada diatas meja belajar," jawab Disha dengan wajah sedih.

"Ck percuma gue tadi malem ngerjain," gumam Daren pelan.

"Disha mau tanya? Kenapa Daren bilang kalau buku Daren sobek, kan bukunya Daren aman-aman aja tuh," tanya Disha dengan wajah seriusnya padahal yang ia tanyakan hanya masalah kecil.

"Karena di sini banyak hantunya, gue takut lo malah pingsan, terus Mama nanti malah marah ke gue karena nggak bisa ngejagain lo," jawab Daren. Sebenarnya Daren tahu jika Disha memiliki alergi terhadap debu, jika Daren tidak membantu Disha, Daren yakin gadis ini akan kembali jatuh sakit.

Disha langsung bergidik ngeri saat mendengar penjelasan Daren yang mengatakan jika di perpustakaan terdapat hantu, padahal itu hanya alibi Daren saja.

"Daren nggak takut?" tanya Disha pelan.

Daren mengulum bibirnya agar tidak tersenyum di depan Disha. "Gue sebenarnya takut, tapi gue kasihan sama lo," balas Daren.

"Daren tuh sebenarnya cinta sama Disha apa cuman kasian sih?" tanya Disha dengan wajah sedikit kesal, entah kenapa dia kesal saat Daren mengatakan jika ia hanya kasihan padanya bukan untuk melindunginya. Gadis itu juga menatap mata Daren mencari jawaban dadi sana.

Daren membalas tatapan Disha dengan menatap kembali mata gadis itu.

Tiba-tiba Daren memndorong Disha hingga punggung gadis itu menubruk rak buku, lalu Daren memajukan wajahnya hingga hampir menyentuh wajah Disha.

"Lo mau tahu perasaan gue sebenarnya ke lo?" tanya Daren dingin.

Disha mengangguk pelan dengan wajah yang terlihat gugup karena wajah Daren yang begitu dekat dengannya.

"Sebenarnya gue nggak suk--"

Ceklek

Seseorang membuka pintu perpustakaan dengan lebar membuat Daren langsung menjauhkan wajahnya dan menatap seorang siswi yang kini sedang berdiri tepat di ambang pintu.

"Bianca mau ngapain ke sini?" tanya Disha saat melihat Bianca masuk kedalam perpustakaan.

"Maaf gue ganggu, gue cuman mau ngembalikan buku ini di suruh Bu Susi tadi," jawab Bianca merasa tidak enak sambil memperlihatkan setumpuk buku yang ia bawa.

"Nggak papa kok," balas Disha.

"Ya udah gue mau naruh bukunya dulu," Bianca pun berniat berjalan menuju sebuah rak. Namun, pergerakannya tiba-tiba terhenti saat ada suara yang menghentikan langkahnya.

"Aku bantu," ucap Daren saat melihat Bianca kesulitan membawa buku tersebut. Lalu laki-laki itu membawanya ke sebuah rak yang tadi akan di tuju oleh Bianca.

Daren mengambil sebagian buku yang dibawa Bianca, lalu membantu gadis itu untuk menaruh di rak buku.

"Mau ditaruh dimana?" tanya Daren kepada Bianca.

"Taruh di sana!" ujar Bianca sambil menunjuk ke rak bagian paling atas.

Bianca pun berusaha menaruh buku tersebut tapi apalah daya tubuhnya yang tidak setinggi rak tersebut.

"Huh tinggi banget sih," keluh Bianca.

Tiba-tiba tubuh Bianca terasa melayang, ternyata tubuhnya diangkat oleh Daren.

"Da-daren," ujar Bianca gugup.

"Taruh aja bukunya, aku nggak bakal jatuhin kamu," titah Daren.

Bianca pun mulai meletakkan bukunya satu persatu sambil tersenyum malu.

"Daren," panggil Disha lirih amat merasakan jika ia sedang diacuhkan oleh Daren. Namun, secepat kilat wajah sedih Disha berubah menjadi kesal saat melihat kursi kosong di samping Daren. "Kenapa Daren gendong Bianca, kan di deket Daren ada kursi," gerutu Disha.

Disha pun langsung menggeser kursi tersebut, dan menaikinya.

"Sini Disha bantu," ujar Disha sambil meminta Bianca untuk menyerahkan saparuh bukunya.

"Disha turun, nanti lo jatuh!" perintah Daren.

"Nggak bakal kok Ren. Sini Bi bukunya, Disha mau bantu," pinta Disha.

Bianca pun memberikan separuh tumpukan bukunya kepada Disha.

Disha yang tidak siap menerimanya langsung oleng, membuat kursi yang dipijaknya bergoyang tidak tentu arah.

Braakkk

Disha akhirnya terjatuh karena tidak dapat menjaga keseimbangannya, Disha terjatuh dengan bokong yang menyentuh tanah duluan.

"Aawsh bokong Disha sakit," pekik Disha saat merasakan nyeri di bagian tersebut.

"Daren bantuin Disha," pinta Disha.

"Gue nggak bisa nanti Bianca jatuh," tolak Daren.

"Daren bisa ngeliat Disha jatuh, sedangkan Daren nggak mau Bianca jatuh. Daren tuh sayangnya sama siapa sih?" tanya Disha sedikit meninggikan suaranya, tapi terdengar sedikit bergetar.

"Salah lo sendiri! Kan gur nyuruh lo buat turun kenapa masih naik!" sarkas Daren.

"Bilang aja Daren nggak mau bantuin Disha, cuman tinggal turunin Bianca aja Daren nggak mau," tukas Disha sambil berdiri, meski bokongnya terasa sakit tapi ia paksakan untuk bergerak.

"Daren jahat," lirih Disha lalu langsung berlari keluar dari perpustakaan.

"Ma-maafin aku ya Ren. Gara-gara aku, kamu sama Disha berantem."

"Nggak papa kok sekarang kamu lanjutin aja," titah Daren, masalah Disha ia bisa mengatasinya nanti. Entah kenapa di suka sifat Bianca yang meminta maaf padahal gadis itu tidak bersalah.







TBC

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 216K 74
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
438K 5.2K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
4.5M 265K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...