DISHA_

By bznsjskx

307K 15.7K 1.7K

gadis childish yang sedang berusaha mencairkan seorang laki-laki yang berhati dingin. "Disha tuh DI SHAyang b... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

9

6.3K 399 101
By bznsjskx

Di saat semua siswa-siswi berbondong-bondong keluar dari kelas mereka untuk pulang ke rumah masing-masing, di perbelokan koridor tiba-tiba ada yang menubruk bahu Daren.

Bruuk

"Maaf gue nggak sengaja," ucap seorang gadis yang tidak sengaja menubruk bahu Daren.

Membuat buku yang dipegang gadis itu terjatuh kebawah, melihat itu Daren dengan refleks langsung membantunya memungut satu persatu buku gadis itu.

"Daren," kaget gadis itu saat melihat laki-laki yang ia tubruk tadi.

"Bianca, kamu sekolah di sini?" tanya Daren bingung.

"Iya, baru pindah hari ini," balas Bianca seadanya.

"Oh pantas nggak pernah liat." Entah mengapa Daren merasa akrab jika berbicara dengan Bianca, mungkin karena gadis ini terlihat memiliki pola pikir yang terbuka dan gampang di pahami.

"Kok kamu udah sekolah, emang lukanya udah sembuh?" tanya Bianca.

"Lumayan kering, yang penting kalau masih bisa nulis nggak ada alasan buat nggak sekolah," balas Daren.

"Wih rajin banget ya kamu, idaman banget," puji Bianca dan hanya dibalas senyuman sekilas oleh Daren.

Bianca langsung terkagum saat melihat senyum d
Daren yang baru kali ini ia melihatnya. manis, batinnya.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Daren.

"Naik bus."

"Mobil kamu?"

"Kemaren malem mobil aku tiba-tiba mogok pas udah nganter kamu," Jawab Bianca.

"Sorry ya," ucap Daren tak enak.

"Nggak papa kok."

"Pasti tadi malem kamu kesusahan, sekarang aku antar kamu pulang."

"Eh nggak usah rumah gue juga deket kok dari sini."

"Aku nggak nanya pendapat kamu, ini juga buat ungkapan terima kasih karena udah nolongin aku." Entah sejak kapan gue-lo berubah menjadi aku-kamu.

Tiba-tiba tangan daren dengan tak sadar menarik tangan Bianca menuju parkiran.

Bianca tersenyum senang saat Daren menariknya.

****

Disha sedang di periksa keadaannya oleh dokter Karin, karena gadis itu dari tadi pagi terus saja mengeluh ke sakitan.

"Gimana dokter cantik? Perut Disha nggak ada cacing jahatnya kan?" tanya Disha.

"Kenapa makan yang pedes-pedes lagi, bukannya saya sudah melarangnya. Hal itu membuat penyakit kamu semakin parah--"

"Dokter cantik, Disha tuh baik-baik aja."

"Tapi--"

"Kalau dokter cantik mau marahin Disha, Disha nggak mau bicara sama dokter," sungut Disha.

Karin pun hanya bisa pasrah dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Ya udah kamu minum obat ini secara teratur dan jangan makan pedes-pedes lagi!" peringat Karin yang langsung di balas anggukan oleh Disha.

"Daren udah pulang ya?" tanya Disha berbinar saat mendengar suara motor yang memasuki halaman mansionya.

"Jangan ke mana-mana, kamu harus banyak istirahat!" peringat Karin membuat Disha mengurungkan niatnya untuk beranjak, akhirnya Disha memilih tidur kembali sambil menunggu Daren yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa Dia?" tanya Daren yang sudah masuk ke dalam kamar Disha dan melihat  gadis itu menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hanya di suruh istirahat," jawab dokter Karin.

"Jaga pola makannya dan kasih obat dengan rutin," jelasnya lalu melenggang pergi dari sana.

"Daren, masa dokter Karin ngelarang aku buat kemana-mana," adu Disha.

"Dokter Karin bener," sarkas Daren.

"Tidur dan jangan kemana-mana," lanjutnya. Lalu Daren keluar menuju kamarnya yang berada di seberang kamar Disha.

Disha pun menangis karena dia tidak di izinkan untuk pergi sama sekali dari tempat tidurnya.

****

"Hani!" panggil Disha dari jauh saat melihat sahabatnya yang akan memasuki kelasnya.

"Disha," balas Hani.

"Hani, Disha kangen banget sama Hani deh." Disha pun berlari lalu memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Baru aja sehari Sha," balas Hani.

"Hehe, tapi Disha kan udah kangen banget sama Hani."

"Yau dah yuk masuk," ajak Hani.

Lalu mereka berdua pun masuk kedalam kelasnya.

"Hani dia siapa?" tanya Disha sedikit berbisik ke telinga Hani saat melihat orang baru yang duduk didepannya.

"Dia Bianca, baru pindah kemarin," jawab Hani.

"Oh, cantik ya Han," puji Disha saat matanya berpapasan dengan milik Bianca lalu Bianca pun tersenyum untuk menyapa.

"Hmm, tapi masih cantikan lo dari pada dia," sahut Hani.

Memang benar Disha itu sangat cantik, tapi gadis itu tak pernah mengakuinya. Karena menurut Disha, definisi gadis cantik itu tidak pernah nangis, sedangkan Disha selalu menangis.

Hani ingin sekali mengatakan kepada Disha, jika ia kemarin melihat daren bergandengan dan pulang bersama Bianca. Namun, ia tidak mau membuat Disha sedih lalu menangis dan berujung Disha akan kembali sakit.

****

"

Hmm boleh nggak, gue ikut kekantin bareng kalian?" tanya Bianca kepada Disha dan Hani.

"Nggak!" jawab Hani cepat.

"Ihh kenapa sih Hani, nggak papa kok Bianca, Disha suka kalau Disha banyak temennya," balas Disha lalau ia menggandeng tangan Bianca dan mengajaknya kekantin.

Sedangkan Hani menggeram kesal, bukannya tidak rela sahabatnya dengan orang lain, tapi ia takut jika Bianca mengetahui Disha adalah pacar Daren, Hani takut Bianca akan menyakiti Disha.

Dan Hani takut hubungan Disha dan Daren berakhir karena Bianca.

****

Sesampainya di kantin, langsung ada seorang siswi yang meneriaki mereka.

"Bianca kok lo mau sih temenan sama anak tk?" tanyanya dengan suara yang begitu nyaring.

"Bi, lebih baik lo ke meja gue aja deh, dari pada lo nanti ketularan bocilnya," ujar clara lantang tanpa memikirkan perasaan Disha.

"Bi, lo nggak cocok duduk semeja sama tukang ngadu, haha dasar bocah!!" 

Semua seisi kantin pun tertawa.

Disha sedang menahan tangisnya agar tidak pecah di sana.

"Disha nggak usah dengerin kata mereka ya," bisik Hani pelan.

"Hani kenapa mereka jahat," lirih Disha.

"Mereka tuh lagi iri sama lo," balas Hani.

"Maafin gue ya Sha, gara-gara gue, lo dikatain sama mereka," ucap Bianca merasa bersalah.

"Nggak kok, ini bukan salahnya Bianca. Mereka aja yang iri sama Disha," sahut Disha.

"Disha mau ketoilet sebentar ya." Tanpa menunggu lama lagi Disha langsung berlari keluar dari kantin.

****

"Kenapa disha cengeng banget sih, masa cuman dikata-katain kayak gitu langsung nangis," isak Disha sambil menghapus air matanya.

Sekarang Disha berada di rooftop, ia berbohong kepada Hani jika ia ke toilet.

"Udah nangisnya?" tanya seseorang dari belakang Disha.

"Daren hiks..." tangis Disha pecah saat melihat Daren yang berada di depannya, ia pun langsung memeluk tubuh Daren.

"Kenapa?"

"Mereka jahat sama Disha hiks," adu Disha.

"Siapa?"

"Temen sekelas Disha," jawab Disha.

"Besok gue pindah ke kelas lo," putus Daren.

"Daren beneran mau sekelas sama Disha?" tanya Disha dengan wajah yang berbinar.

"Hmm, nggak usah nangis lagi. Gue besok bakal jagain lo di sana," tutur Daren.

"Disha suka kalau Daren nggak dingin lagi sama Disha."

"Gue juga suka kalau lo nggak nangis lagi," balas Daren sambil membalas pelukan Disha.

Daren itu laki-laki yang dingin, ia suka gadis yang dewasa dan mengerti perasaannya.










TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 125K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3.9M 304K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
960K 93.2K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...