Nerd Alpha | NOMIN

jaexmnna tarafından

1M 133K 27.9K

Bagi semua orang, Lee Jeno adalah seorang Alpha lemah dengan penampilan culun yang menjijikan. a nomin fanfic... Daha Fazla

2 -D O S
3 -T R E S
4 -C U A T R O
5 -C I N C O
6 -S E I S
7 -S I E T E
8 -O C H O
9 -N U E V E
10 -D I E Z
11 -O N C E
12 -D O C E
13 -T R E C E
14 -C A T O R C E
15 -Q U I N C E
16 -D I E C I S É I S
17 -D E D I E C I S I E T E
18 - D I E C I O C H O
19 -D I E C I N U E V E
20 - V E I N T E
21 - V E I N T I U N O
22 - V E I N T I D Ó S
23 - V E I N T I T R É S
24 - V E I N T I C U A T R O
25 - V E I N T I C I N C O
26 - V E I N T I S E I S
27 - V E I N T I S I E T E
28 - V E I N T I O C H O
29 - V E I N T I N U E V E
30 - T R E I N T A
31 - T R E I N T A Y U N O
32 - T R E I N T A Y D O S
33 - T R E I N T A Y T R E S
34 - T R E I N T A Y C U A T R O
35 - T R E I N T A Y C I N C O
36 - T R E I N T A Y S E I S
37 - T R E I N T A Y S I E T E
38 - T R E I N T A Y O C H O

1 -U N O

99K 7.6K 2.5K
jaexmnna tarafından

Na Jaemin, seorang primadona yang menjadi salah satu omega yang paling diidamkan oleh para Alpha maupun Beta disekolahnya dan diluar sekolah. Parasnya yang cantik dengan mata bulat lucu serta iris coklat yang berbinar indah, hidung mancungnya serta bibir ranumnya yang membuat para Alpha ingin mencicipi bibir itu.

Pesona Jaemin tidak main-main. Lelaki manis itu mampu membuat hampir seluruh Alpha disekolahnya bertekuk lutut padanya. Namun perangainya yang angkuh membuat para Alpha berfikir dua kali sebelum mendekati omega manis itu.

Karena Jaemin tidak akan segan menolak dan melontarkan kalimat pedas kepada Alpha yang mendekatinya. Sungguh, dia tidak tertarik. Sampai saat ini belum ada satupun Alpha yang mampu menarik perhatiannya.

Helaan nafas kembali lolos dari hidung bangirnya, ia mengaduk makanannya tanpa minat. Ia sedang menunggu sahabatnya yang pergi entah kemana. Namun Jaemin meyakini satu hal jika sahabatnya itu sedang bersama kekasihnya.

Suara gaduh dari belakangnya menginterupsi lamunannya. Pandangannya beralih ke sumber suara. Dimana ada seorang lelaki yang tengah menjadi sasaran bully disana.

Jaemin tau betul siapa sosok lelaki yang kini bersimpuh diatas lantai dan memunguti makan siangnya yang berserakan dilantai. Menunduk dalam dan berusaha mengabaikan caci maki dari tiga orang Alpha yang tengah merundungnya.

Lelaki itu Lee Jeno, teman sekelasnya. Seorang Alpha yang kerap kali ditindas karena penampilannya yang menjijikan. Bahkan Jaemin merasa geli melihatnya. Seragamnya terpasang rapih tanpa cela sedikitpun. Surai hitamnya disisir rapih dengan helaian poni yang menutupi keningnya dan hampir menutupi mata. Oh, jangan lupakan kacamata tebal yang membingkai wajahnya.

Selain penampilannya yang nerd, Jeno sangatlah lemah jika dibandingkan dengan Alpha lainnya meskipun proporsi tubuhnya besar dan terlihat gagah.

"Hey, Lee Jeno. Apa matamu tidak berfungsi dengan baik?" Tanya salah satu Alpha yang menindas Jeno, satu pukulan mengenai belakang kepala Jeno cukup keras. Lelaki itu meringis perlahan kemudian bangkit setelah membereskan kekacauan yang dibuat oleh tiga lelaki didepannya.

Membenarkan letak kacamatanya, Jeno menunduk dalam, tidak memiliki keberanian untuk menatap kearah ketiga Alpha itu. Lalu Jeno berusaha pergi, namun langkahnya terhenti saat salah satu dari mereka menahan lengannya.

"Mau kemana kau?" Tanyanya, "tidakkah kau harus meminta maaf karena telah mengotori sepatu kami?"

"T-tapi kalian yang sengaja menabrakku."

Tawa ketiga lelaki itu meledak, kini seluruh pasang mata yang berada dikantin itu tertuju pada Jeno. Berbagai macam tatapan dilayangkan untuk lelaki Lee itu. Sungguh malang nasib Jeno, karena Alpha culun itu sering kali menjadi sasaran bully.

"Kau menuduh kami yang menabrakmu? Cepat minta maaf atau aku akan mematahkan lehermu." Tubuh Jeno menegang mendengar ucapan penuh nada ancaman yang ditujukan padanya.

Kedua tangannya mengepal disisi tubuhnya, "m-maafkan aku, Lucas."

Wong Lucas adalah Elder, dia adalah Alpha yang paling disegani, tidak ada satupun siswa maupun guru yang berani membantahnya. Itulah kenapa ia menjadi sosok semena-mena yang suka menindas siswa lemah.

"Kau tau kan, jika permintaan maaf saja tidak cukup bagiku?"

"L-lalu apa yang harus aku lakukan?"

Lucas tersenyum miring, "jilat sepatuku. Bersihkan noda makanan yang tertempel disana."

Jeno terkesiap. Begitupula para siswa yang berada di kantin, terkejut mendengar ucapan Lucas. Berbeda dengan Jaemin yang tersenyum lebar mendengarnya. Oh, pertunjukkan didepannya sangat menarik!

"Ayo cepat lakukan, atau kau ingin aku mematahkan lehermu sekarang juga?"

Jeno kembali berlutut, merendahkan tubuhnya perlahan untuk menuruti perintah Lucas, namun belum sempat bibir Jeno menyentuh permukaan sepatu Lucas, lelaki jangkung itu menendang wajah Jeno keras hingga lelaki Lee itu tersungkur. Tawa meledak dari penjuru kantin yang menyaksikan bagaimana Jeno ditindas seperti itu.

Tidak ada yang berniat menolong Jeno, karena apa untungnya? Lebih baik mereka menonton daripada harus menggantikan Jeno sebagai sasaran Lucas. Toh, melihat Jeno yang tidak berdaya merupakan hiburan tersendiri bagi mereka.

Jeno mengusap hidungnya saat merasa sesuatu mengalir disana. Rasanya sangat ngilu karena tendangan Lucas tidak main-main. Sebenarnya apa salahnya hingga diperlakukan seperti ini oleh teman-teman disekolahnya?

Tak jarang ia dihajar habis-habisan tanpa alasan yang jelas. Dikurung didalam kamar mandi selama berjam-jam, dan loker maupun mejanya hampir selalu berisikan sampah dan coretan bertuliskan makian.

Jeno muak. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Melawanpun ia tidak bisa, mereka terlalu kuat. Dirinya sangat tidak berdaya jika dibandingkan dengan Alpha lain disekolah ini.

"Lucas! Apa yang kau lakukan?!" Sebuah suara yang amat Jeno kenali terdengar. Dalam hati ia mendesah lega saat sosok sahabatnya terlihat menghampiri dan membantunya berdiri.

"Wah, dua pangeran telah datang menyelamatkan sang puteri." Cemooh Lucas, matanya menatap rendah kearah dua sahabat Jeno, Hyunjin dan Eric.

"Kau sudah keterlaluan, Luke." Tukas Eric tajam, lelaki yang memiliki rupa hampir sama dengan Jeno itu menatap nyalang kearah Lucas yang memasang senyum mengejek kearahnya.

Lucas tertawa culas, "memangnya apa yang aku lakukan, pendek?"

Darah Eric mendidih mendengar sebutan Lucas padanya, walaupun ia memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, tapi dirinya sangat kuat!

"Berhenti menyebutku pendek." Desisnya tajam.

"Kan memang kenyataannya jika kau pendek."

Eric tersenyum miring, "yah, tapi asal kau tau saja, jika orang pendek ini pernah mengalahkanmu secara telak di adu gulat minggu lalu."

Lucas terdiam mendengarnya, ia bergerak gusar saat Eric melayangkan tatapan remeh kearahnya. Kedua tangannya terkepal disisi tubuhnya, kekalahannya minggu lalu sangat melukai harga dirinya, statusnya sebagai Elder hampir diragukan saat Eric yang memiliki status sebagai Beta mengalahkan dirinya secara telak.

"Berhenti mengganggu Jeno atau kami yang akan menghabisimu." Itu Hyunjin, kemudian memapah Jeno keluar dari kantin. Wajahnya merah padam menahan amarah, daripada Lucas, ia lebih merasa marah pada siswa lain yang berada disana yang hanya menonton dan menertawakan Jeno tanpa memiliki niat sedikitpun untuk membantu sahabatnya.

Jaemin mendesah kecewa saat punggung lebar Jeno tidak kembali terlihat. Padahal apa yang dilakukan Lucas pada Alpha culun itu sangat menghiburnya.

"Na!" Jaemin menoleh kearah sahabatnya yang berjalan kearahnya. Dibelakangnya sudah ada kekasih dari sahabatnya yang mengekor.

Jaemin merengut, sahabatnya itu; Haechan, membuatnya menunggu terlalu lama, bahkan makanannya sudah dingin sejak tadi karena ia hanya mengaduknya tanpa berniat untuk memakannya. Haechan langsung mendudukan dirinya dihadapan Jaemin dengan Mark, kekasihnya, disebelahnya.

Kening omega manis itu mengernyit, berusaha mengendus aroma asing yang menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Lalu sedetik kemudian mata rubahnya melebar dan menatap Haechan dan Mark bergantian dengan horor, "astaga! Kalian berdua!"

"Apa?"

"Bisakah kalian menahan hasrat sedikit saja? Demi tuhan ini masih disekolah dan aroma seks kalian menguar dimana-mana. Sial, ini membuatku mual." Jaemin mendengus keras, menutup hidungnya dan menatap tajam kearah sepasang kekasih dihadapannya.

Haechan hanya bisa memberikan cengiran tidak berdosa sedangkan Mark mengusap tengkuknya yang tidak gatal, "maafkan aku, Na. Aku tidak bisa menahan diri saat mencium feromon Haechan."

"Tapi tidak seperti ini juga! Astaga kalian mesum sekali."

"Kau akan merasakan sepertiku dan Mark jika bertemu dengan Alpha-mu suatu saat, Na." Sahut Haechan.

Bibir Jaemin mencebik kesal, "tidak, karena aku tidak semesum dirimu. Dan semoga saja, Alpha-ku tidak kelebihan hormon."

Haechan tertawa, kemudian menyadari jika telah terjadi keributan di kantin, "ada apa? Apa aku ketinggalan sesuatu?" Tanyanya saat melihat sosok Lucas dan kedua temannya meninggalkan kantin dengan amarah yang meluap-luap, "apa Lucas membully Jeno lagi?"

Jaemin hanya mengangguk singkat, lalu menyingkirkan makanannya yang belum ia sentuh sama sekali-hanya mengaduknya, "seperti itulah."

"Aku terkadang merasa kasihan kepada Jeno. Memangnya apa salahnya hingga ia ditindas seperti itu?" Tanya Mark.

Jaemin terkekeh kecil, "ayolah, Mark. Kau tidak tau bagaimana cara Lucas dan teman-temannya bersenang-senang? Mereka selalu menindas yang lemah hanya agar yang lain merasa segan padanya."

Haechan merebut milkshake coklat milik Jaemin dan menyeruputnya santai mengabaikan tatapan membunuh dari Jaemin, "sungguh, aku masih tidak percaya jika Lucas adalah Elder."

Mark mengangguk menimpali perkataan kekasihnya, "benar, sudah tujuh bulan berlalu sejak Lucas mengklaim dirinya sebagai Elder dan aku masih sulit untuk mempercayainya." Memang banyak yang mempercayai jika Lucas adalah Elder, namun tidak sedikit pula yang tidak percaya tapi memilih bungkam. Entah karena takut menjadi sasaran amukan Lucas atau memang karena tidak peduli.

Dan mereka bertiga termasuk golongan yang tidak percaya, namun bungkam karena tidak peduli.

"Kau baik-baik saja, Jen?" Jeno mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Hyunjin. Kini dirinya dan kedua sahabatnya berada di ruang kesehatan.

Hyunjin mendesah pelan, "harusnya kau tidak membiarkan dirimu sendiri tertindas seperti itu."

Kedua sudut bibir Jeno terangkat, mengulas sebuah senyuman hingga kedua matanya melengkung seperti bulan sabit, "aku tidak cukup kuat untuk melawan mereka. Lagipula Lucas adalah Elder, bagaimana bisa aku melawannya?"

Eric yang sedari tadi membantu membersihkan lelehan darah yang mulai mengering dihidung Jeno hanya bisa berdecih, "aku meragukan statusnya sebagai Elder semenjak aku mengalahkannya minggu lalu. Lucas tidak sekuat itu."

"Bisa saja itu karena Lucas belum bisa mengendalikan kekuatan ditubuhnya. Kau tau betul jika kekuatan Elder sangat besar. Butuh waktu untuk memaksimalkan dan mengontrol kekuatan itu." Jelas Jeno kemudian memajukan sedikit wajahnya agar Eric bisa memasukkan gulungan tissue untuk menyumpal lubang hidungnya yang masih mengalirkan darah.

Lelaki yang memiliki rupa hampir mirip dengannya itu tertawa sarkas, "tapi sangat tidak masuk akal jika Elder sepertinya dikalahkan oleh Beta sepertiku."

"Eric benar, aku ragu saat ia mengklaim dirinya sendiri sebagai Elder." Hyunjin menimpali, "dan juga, Lucas sama sekali tidak mencerminkan sosok Elder yang sebenarnya. Seharusnya Elder melindungi ras nya, bukan malah menindas yang lemah." Lanjutnya, punggungnya bersandar pada dinding ruang kesehatan, memperhatikan bagaimana telatennya Eric mengganti tissue yang menyumpal lubang hidung Jeno.

"Sepertinya tulang hidungmu patah, kau harus ke rumah sakit nanti."

Jeno mengangguk pelan, "aku juga harus membeli kacamata baru." Ia melirik kacamatanya yang pecah diatas nakas, "lebih baik kita kembali ke kelas sekarang." Hyunjin dan Eric mengangguk setuju. Lantas ketiganya kini berjalan beriringan menuju kelas. Bel akan berbunyi beberapa menit lagi.

Dan saat ketiganya tiba dipersimpangan lorong, mereka berpapasan dengan Jaemin dan Haechan yang berjalan melewatinya. Jeno terkesiap, menunduk dalam saat Jaemin tidak sengaja melirik kearahnya, tidak memiliki keberanian untuk menatap iris coklat itu.

"Jaemin sangat cantik, jika perangainya tidak meyebalkan, mungkin aku juga akan tergila-gila padanya." Ujar Hyunjin diselingi kekehan kecil saat punggung Jaemin dan Haechan terlihat semakin menjauh.

"Kau benar, ku dengar Jaemin memiliki feromon yang sangat memabukkan. Sial, aku juga ingin mencium feromonnya." Tukas Eric, kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan menuju kelas.

"Bukankah begitu Jen?" Jeno tersentak, menoleh kearah Eric yang juga menatapnya, "apanya?"

"Bagaimana pendapatmu tentang Jaemin? Kau tidak pernah berbicara apapun tentang dia." Tanya Eric.

Jeno tidak menjawab, ia mengalihkan pandangannya dan menatap lurus ke depan, melihat punggung Jaemin yang menghilang setelah berbelok memasuki ruang kelas. Seulas senyum tipis terlukis diwajah tampannya, "Jaemin itu..."

"...cantik."

.
.
.
.
.
Tbc.

Genre cerita yg ga pernah aku buat. Baik sosmed au ataupun ff:'D

Dan di work ini aku bakal berimajinasi dengan bebasssss xixixixi

.n btw ini work nya gatau kenapa bisa acak, jadi sekarang aku kasih nomer biar ga bingung. Jadi, tolong perhatiin urutan diangkanya ya

Yuna,
30 Januari 2021.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

30.5K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
42.6K 9.6K 111
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
100K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
266K 22.8K 34
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...