Diabolus

By Dillaft

586K 87.3K 19.7K

(Mengandung adegan kekerasan dan kata-kata kasar) Bona, gadis keturunan campuran manusia-iblis yang seratus t... More

Prolog
One: I am Diabolus
Two: Blood
Three: History Of Diabolus
Four: Akennaton
Five: Right hand
Six: Why?
Seven: Good bye, Papa
Eight: The Real King
Nine: Blue Eyes
Ten: Seducer
Eleven: The Fake Princess
Twelfe: Defeat or Death?
Thirteen: Not a Slap, But a Hug
Fourteen: The New Lie
Fifteen: Raxil
Sixteen: The Dark Side Of Psycho
Seventeen: Become a Queen
Eighteen: Women and Weapon
Nineteen: Socialite Woman
Twenty: Angel Of Death
Twenty One: War Of the Underworld
Twenty Two: The King Of The North
Twenty Three: Mine
Twenty Four: Gossip
Twenty Five: An Aroggant Man
Twenty Six: Not Now
Twenty Seven: Crazy Suggestion
Twenty Eight: We Are Family
Twenty Nine: Someone Between You and Me
Thirty: Dangerous Man
Thirty One: Crazy Speculation
Thirty Two: An Enemy
Thirty Four: Love Is Weakness
Thirty Five: Wasted Women
Thirty Six: What Do You Know About Me?
Thirty Seven: Dark Version of Cinderella
Thirty Eight: Another Ruler
Thirty Nine: Life For Life
Forty: Dark and Light
Forty One: Innocent Creature
Forty Two: Mystery Of The South
Forty Three: Concubine Charade
Forty Four: Secret in the Hereditario Book
Forty Five: Cruel Past
Forty Six: Akennaton Woman
Forty Seven: The Gladiator
Forty Eight: The Dark Side Of Sacrifice
Forty-Nine: Happines Becomes Disaster
Fifty: The Stupidest Creature on Earth
Fifty One: Despair
Fifty Two: Hope and Help

Thirty Three: Great King Of The Past

10.1K 1.7K 951
By Dillaft

"Lepaskan tanganku, Lord Gavriel!"

Lady Bona berujar dengan suara tertahan. Napasnya tercekat lantaran menerima rasa perih di lengan. Ia menatap dalam mata Si pria arogan. Yang tampak masih enggan melepas cengkeraman.

Seharusnya ia tak pernah mengharapkan pertemanan dengan pria berbahaya sepertinya.

Lord Gavriel merupakan musuh yang mutlak. Dan kali ini, perkataan pria itu terasa seperti ancaman nyata.

Bukannya melepas, Raja Clan Dexter itu malah semakin mendekat. Lady Bona bahkan bisa merasakan hembusan napasnya yang dingin di wajahnya.

Beruntung, Lord Victor datang. Pria itu baru saja keluar dari portal merah di dekat gerbang dan langsung melesat begitu cepat.

Lord Victor langsung menarik Lady Bona sehingga cengkeraman Lord Gavriel terlepas. "Beraninya kau ke sini! Apa yang kau lakukan, hah?" Lord Victor tampak marah besar.

Sementara Lady Bona tengah bersembunyi di belakang Lord Victor dengan mata berkaca-kaca.

"Tanya saudaramu! Dia menyerang clan-ku seperti seorang pecundang!" Lord Gavriel berdesis tajam. Tatapan arogannya seakan ingin menikam, tetapi sesekali ia melirik Lady Bona di belakang dan Lord Victor menyadari itu.

"Jadi, menyingkirlah! Aku tidak punya urusan denganmu!"

"Oh, begitu? Lalu kenapa matamu tidak bisa tenang untuk tidak melirik ke belakangku?" Lord Victor menyerang dengan pertanyaan menjebak.

"Kuperingatkan, jangan buat dirimu menyesal karena telah berurusan denganku," ujar Lord Gavriel dengan tatapan penuh ancaman.

Akhirnya, lawan sesungguhnya tiba. Lord Milson keluar dari portal bersama Zinki di halaman istana. Pria itu langsung melesat cepat dan kini telah berhadapan langsung dengan Lord Gavriel.

Tatapan marah keduanya jelas terlihat. Dua penguasa dari clan terkuat itu sungguh ingin menuntaskan kemarahan dengan perkelahian. Namun, tanpa gerakan ancaman, perkelahian ini dapat tertunda.

Lord Milson lebih ingin berperang melalui mulut sebagai permulaan. Maka ia pun bersuara, "Kau sangat nekad mengunjungi clan-ku seorang diri."

"Apa kau baru saja menyadari bahwa kau seorang pecundang?" Lord Gavriel bertanya dengan nada merendahkan. Menyinggung soal Lord Milson yang hanya berani menyerang dari kejauhan.

Lord Milson tertawa. Suaranya terdengar begitu mencekam. Lady Bona bahkan dibuat merinding.

"Sengaja aku memberi serangan kecil supaya kau keluar dari sarangmu. Apa kau bahkan sadar betapa pecundangnya dirimu saat bersembunyi ratusan tahun seperti itu? Sungguh memalukan. Katakan padaku, apa yang kau sembunyikan?" Senyuman Lord Milson langsung menghilang. Wajahnya berubah menjadi begitu dingin.

Tangan Lord Gavriel langsung terkepal. Pria itu mendekati Lord Milson dan memberi tantangan nyata. "Apa yang ingin kau tahu?"

Lord Victor mengawasi keduanya dengan kening berkerut. Raja Akennaton fraksi timur ini jelas mengetahui bahwa Lord Milson dan Lord Gavriel tengah membahas sesuatu yang lebih besar dari sekedar perkelahian.

Lord Milson menoleh ke belakang, memandang ratunya yang tampak enggan menatap wajahnya, walau hanya sekali.

Melihat hal itu, membuat Lord Milson enggan lagi berbasa-basi. Pria itu kembali menatap Sang lawan. "Apa kau mencuri kekuatan Lord Dominic?"

Lady Bona yang mendengar hal ini lantas langsung menoleh. Ditatapnya Sang pendamping dengan fakta baru yang mengisi kepala. Kini ia paham mengapa Lord Milson begitu terganggu dengan kehadiran Lord Gavriel. Seharusnya Bona menyadari bahwa sejak Lord Milson membaca buku sejarahnya di masa lalu, Lord Milson menjadi berambisi akan sesuatu.

Lord Victor berdecih tak percaya. Bisa-bisanya dia mengatakan itu sementara jarak generasi Lord Gavriel dan Lord Dominic begitu jauh.

Sorot mata Lord Gavriel tampak biasa saja. "Kalau kujawab ya, apa yang akan kau lakukan?"

Atmosfer yang berubah mencekam ini membuat Lady Bona sungguh muak. Ratu Clan Akennaton itu memilih pergi untuk masuk ke dalam istana bersama Damares.

"Aku akan merebutnya, bagaimana pun caranya."

"Meski, dengan mencium kakiku?" Bibir Lord Gavriel sedikit tertarik ke atas.

"Bagaimana kalau kuralat pertanyaanmu. Meski, dengan menarik jantungmu?"

Perbincangan penuh ancaman yang sungguh terang-terangan ini tampak lebih mencekam dari perkelahian. Keduanya tahu bahwa perkelahian bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan sekarang. Sebab ada yang lebih penting dari itu, yakni mencari tahu kelemahan Sang lawan sebelum mengobarkan bendera perang.

Sejak perkelahiannya dengan Lord Gavriel, Lord Milson sadar bahwa ada yang tak beres dengan iblis elemen es itu. Lord Milson telah melihat kekuatan Lord Gavriel yang tak mungkin dimiliki oleh diabolus generasi sekarang.

Pertama, ialah saat Lord Gavriel melesat dan tak ada yang sempat melihatnya menyembunyikan Lady Bona. Lalu saat Lord Milson mencakar perut pria itu. Milson masih mengingat betul bahwa hari itu ia mencakar perut Lord Gavriel hingga tangannya menembus masuk ke dalam dan pria itu langsung menghilang begitu saja tanpa luka apapun. Gavriel bahkan memiliki kekuatan healing yang begitu cepat seperti dirinya.

Sejak saat itu, Lord Milson langsung tahu bahwa Lord Gavriel bisa menghentikan waktu.

Pria itu berbahaya dan harus segera dimusnahkan. Caranya, ialah dengan merebut kekuatannya kembali.

Untuk pertama kalinya Lord Milson merasa bangga karena terlahir sebagai reinkarnasi Lord Dominic.

"Kalau anggapanmu begitu, berarti kau harusnya tahu bahwa kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku," ujar Lord Gavriel.

"Aku akan merebutnya lalu akan kuinjak-injak rasa percaya dirimu hingga kau menyesal karena masih hidup pada masa pemerintahanku," desis Lord Milson.

"Kau memang raja yang hebat di masa lalu, tapi sekarang kau lemah dan memalukan. Aku bahkan tahu kelemahanmu. Kau sangat bodoh hingga tak menyadari orang terdekatmu telah mengkhianatimu. Urus saja dulu kerajaanmu baru menantangku." Lord Gavriel memasukkan tangan ke saku celananya. Ia kembali memancing emosi Lord Milson dan itu berhasil.

Lord Victor yang menyadari hal ini lantas langsung memperingatkan saudaranya. "Jangan percaya padanya!"

Namun, sudah terlambat. Sebab rasa ingin tahu Milson sudah terlanjur berkelabat di kepalanya. "Tahu apa kau tentang kerajaanku?"

Lord Gavriel mengeluarkan seringaian mengerikan. "Aku tahu rahasia ratumu."

Tangan Lord Milson langsung terkepal kuat. Napasnya tampak memburu dengan bahu naik turun. "Mengapa aku harus percaya?"

"Karena ini pembalasanku atas seranganmu."

Lord Milson yang merasa tertantang langsung berbalik menuju istana.

Lantas marabahaya untuk Lady Bona pun telah menanti. Taktik Lord Gavriel begitu sempurna untuk membalas serangan pria itu. Karena serangan terhebat bukan dari luar istana, melainkan menghancurkannya perlahan dari dalam.

Mereka bertiga memasuki istana fraksi barat Clan Akennaton tanpa bersuara. Terlebih Lord Victor yang sudah merasa enggan untuk berkata. Sebab ia lebih memilih untuk mengawasi Lord Gavriel. Raja Akennaton fraksi timur ini telah memiliki praduga sendiri di kepalanya dan ia harus menuntaskan itu.

Lord Gavriel memberikan tatapan yang begitu dingin ketika melewati Zinki yang berdiri di depan pintu istana. Walau, hanya seorang pelayan, tetapi Zinki berani membalas dengan tatapan yang tak kalah dinginnya. Pria itu mengikuti Lord Milson menuju koridor.

Ketika mereka telah sampai di tujuan, jantung Lord Milson langsung berdebar. Ia menatap pintu kamar Lady Bona dengan tangan terkepal. Besar harapannya bahwa gadis itu tak mengkhianatinya.

Saat Lord Milson membuka pintu, sosok Lady Bona langsung menyapa sehingga Lord Gavriel bisa melihatnya.

Tiga pria dengan gelar raja itu masuk ke dalam kamar Sang Lady. Sementara Lady Bona berdiri dengan jantung yang berdebar hebat.

Lady Bona jelas terlihat ketakutan setengah mati. Meski begitu, ia tak mau gentar sementara riwayatnya akan segera tamat. Gadis itu memegang erat-erat belati pemberian Sang ayah di belakang punggungnya.

Telunjuk Lord Gavriel bergerak naik menunjuk Sang Lady. "Dia manusia."

Tangan Lady Bona langsung gemetar hebat. Ia menahan kuat kakinya agar tidak terjatuh lantaran harus menopang rasa ketakutan yang begitu besar. Riwayatnya kini telah diujung tanduk.

Ratu Clan Akennaton itu hanya bisa menunduk dan berusaha kuat agar tak menjatuhkan air mata. Sesekali ia melirik Lord Milson yang tampak masih diam saja sementara amarah telah terlihat jelas dalam sorot matanya.

Lord Victor dengan praduganya masih memantau di sudut ruangan. Pria itu memerhatikan wajah Sang lawan, berusaha membaca gerak-geriknya.

Isi kepala Lady Bona begitu kacau. Ia menyadari bahwa Lord Milson akan meninggalkannya setelah ini. Bahkan akan membunuhnya jikalau itu perlu.

Lady Bona tak kuat menanggung beban menyedihkan itu. Ketika tangannya sudah bersiap-siap ingin menikam diri sendiri, Lord Gavriel kembali berujar, "Di dalam lemari ada manusia. Ratumu menyembunyikannya."

Lord Milson langsung bergegas membuka lemari, tepat di belakang Lady Bona. Terlihatlah Eva bersembunyi di dalam. Wajah dan lengan gadis manusia itu berlumuran darah ras lycan. Meski, aromanya telah disamarkan, tetapi penciuman Lord Gavriel tak akan pernah bisa dibohongi.

Lady Bona langsung jatuh terduduk lemas di sofa. Ia berulang kali mengelap peluh keluh kesah setelah merasa lega luar biasa. Kemudian ia melemparkan tatapan marahnya pada Lord Gavriel yang tampak biasa-biasa saja di dekat pintu. Sungguh. Lady Bona tak pernah memendam perasaan marah yang sebesar ini.

Lord Gavriel menatapnya dengan pandangan mengejek yang paling menyebalkan di muka bumi. Pria itu begitu gemar menjerumuskannya dalam ceruk ironi menuju kematian. Lalu pada saat Lady Bona sudah berada diujung lubang menuju neraka, Lord Gavriel malah membebaskannya kembali.

Lord Milson dan Lord Victor langsung meludah begitu tahu bahwa Eva adalah manusia. Lady Bona menjadi panik saat Lord Milson dan kemarahannya mulai beraksi.

Eva berteriak histeris saat Lord Milson menariknya keluar dari lemari lalu menyeretnya keluar dari kamar Lady Bona. Eva mulai menangis. Lord Milson menarik rambutnya begitu kuat dan menyeret tubuhnya dengan tarikan beringas.

Zinki kelihatan panik setengah mati. Pria itu mengikuti belahan jiwanya dari belakang.

Ras lycan lain yang sebagiannya berperan besar menyembunyikan Eva di kamar Lady Bona mulai berdatangan saat mendengar suara teriakan.

Sesampainya di aula, Lord Milson langsung menendang Eva dengan kasar hingga nyaris terjatuh di lubang lahar api.

"Mengapa bisa makhluk menjijikkan ini hidup di istanaku?" Lord Milson berteriak penuh amarah.

Ras lycan belum berani menyahut. Zinki dan Gilbert serta yang lainnya mati kutu di depan Sang raja.

Lady Bona datang dengan wajah resah. Tangannya gemetar saat melihat Lord Milson meludahi kepala Eva. Pria itu kelihatan begitu jijik pada ras manusia.

"Katakan siapa gadis ini? Siapa yang menyembunyikannya, hah?" Lord Milson tampak murka besar. Matanya memerah dengan tanduk merah yang memanjang.

Hening. Tak ada jawaban.

Lord Milson langsung mengambil pedang dan mengarahkannya ke leher Eva. Sehingga Zinki langsung berlutut di hadapan tuannya dengan tangan gemetar.

"Dia mate-ku, Lord. Tolong j-jangan bunuh dia," lirih Zinki dengan suara bergetar. Pria itu berdongak dengan mata berkaca-kaca. Suaranya yang terdengar pilu membuat Eva tak tahan untuk terus menjatuhkan air mata.

"Kau dalangnya?"

"Y-ya, Lord."

Lord Milson tampak terkejut. Mengetahui Zinki, satu-satunya orang kepercayaannya mengkhianatinya membuat Raja Clan Akennaton itu begitu kecewa. Namun, hukum harus tetap berjalan di Clan Akennaton. Satu berbuat salah, maka semua terkena imbasnya.

Dimulai dari ujung, Lord Milson mulai menebas satu-persatu kepala ras lycan. Darah segar langsung terciprat di gaun Lady Bona. Ratu Akennaton itu berdiri dengan kaki gemetar hebat. Menyaksikan kemarahan mutlak Lord Milson terhadap identitas Eva menimbulkan luka mendalam di hati Lady Bona. Sebab darah manusia juga mengalir di tubuhnya.

Lord Gavriel menyaksikan dengan puas. Kekacauan yang ia buat telah menciptakan keretakan antara Sang tuan dan pelayannya. Bayangkan betapa liciknya pria ini. Ia mampu menimbulkan kekacauan atas sesuatu yang dilakukan oleh musuhnya sendiri. Gavriel lihai menciptakan sumbu api tanpa perlu melakukan aksi.

Ras lycan tampak saling berpegangan tangan sebelum bersama-sama menuju kematian. Mereka menunduk dengan mata berkaca-kaca dan berpasrah diri menerima hukuman dari majikan mereka.

Gilbert memegang erat tangan Rebecca. Pria itu mengelus perut mate-nya dengan sayang untuk mengucapkan salam perpisahan pada calon anaknya yang bahkan belum menyapa dunia.

Hati Lady Bona sungguh sakit menyaksikan itu. Hal mengejutkan terjadi. Ketika pedang Lord Milson telah melayang ingin menebas kepala Patricio, Lady Bona langsung jatuh berlutut di depan kaki Lord Milson. Tindakan Lady Bona ini membuat Lord Gavriel terkejut.

Ratu Akennaton itu menghadapi pedang pendampingnya dengan mata memerah. "Aku juga menyembunyikannya. Bunuh aku!"

"Menyingkirlah, Bona!" Lord Milson berdesis dengan tatapan mengerikan.

Lady Bona mengarahkan ujung pedang pria itu ke lehernya. "Sadar, Milson! Bagaimana mungkin kau tega melakukan ini pada pelayan setiamu? Ingat! Saat kau belum menjadi apa-apa, ras lycan yang selalu menemanimu. Kau tidak akan bisa mencapai sejauh ini tanpa kesetiaan Zinki!"

"Bona!" Milson berteriak penuh amarah.

Lady Bona belum mau menyerah. Meski, bibirnya tampak gemetar dengan perasaan takut yang menolak enyah, ia tetap mampu menghadapi api besar di hadapannya. "Jangan pernah sia-siakan orang terdekatmu hanya karena ambisimu, Lord Milson. Sadarlah. Sebelum kau menyesal hidup sendiri."

Lord Milson tenggelam pada sorot tegas ratunya. Perkataan Lady Bona tersirat makna yang begitu dalam dan Lord Milson dapat menangkap maksud gadis itu.

Lord Milson lantas mendekati Zinki. "Bunuh dia atau ubah dia menjadi rasmu. Pilihlah," katanya sembari menyodorkan pedangnya.

Namun, Zinki tak kunjung mengambil pedang tersebut.

Eva menggeleng dengan buliran air di pelupuk mata. "Bunuh saja aku. Kumohon. Aku tidak mau menjadi lycan," bisiknya dengan suara memilukan.

"Maafkan aku..." Zinki langsung meraih kepala Eva lalu menancapkan dua gigi taringnya di leher gadis itu.

Eva langsung berteriak kesakitan dan ambruk seketika. Gadis itu kejang-kejang sehingga Zinki dan Gilbert menahannya sekuat tenaga. Rebecca tak kuat melihatnya. Gadis itu menangis.

Saat Eva membuka mata, matanya memancarkan sinar berwarna orange. Ras lycan langsung melolong begitu kuat untuk menyambut keluarga baru mereka.

Lord Milson mengulurkan tangan, ingin membantu Lady Bona berdiri. Namun, Lady Bona menolaknya dan langsung berdiri sendiri.

Lord Milson lantas mendekati Lady Bona lalu berbisik. "Tak ada kata perpisahan untuk kita berdua. Bahkan jika tangan dan kakiku buntung, aku tetap bisa mengurungmu di sini bersamaku."

Ya. Dia sanggup melakukan itu. Karena dia adalah Milson Akennaton, raja terkuat di masa lalu dan akan menjadi raja terkuat di masa kini.

●●●


Setelah insiden pembalasan Lord Gavriel, Lord Victor masih membetahkan diri di istana Lord Milson. Penguasa Clan Akennaton fraksi timur itu mengawasi adik tirinya yang tengah membaca dibalik meja.

Lord Milson yang tak bisa berkonsentrasi lantas mencoba untuk keluar dari situasi membosankan ini. "Apa yang ingin kau katakan, Victor? Bila tidak ada, kau pergi saja. Pintu ruanganku terbuka lebar untukmu."

"Kenapa kau membiarkan Lord Gavriel pergi? Padahal kau punya kesempatan besar untuk menebas kepalanya."

"Dia memiliki sesuatu yang kuinginkan."

Lord Victor berdecak kasar. Pria itu berjalan mondar-mandir, berusaha menahan diri untuk tidak membanting barang-barang di sekitarnya. "Dan kau memiliki sesuatu yang dia inginkan."

Lord Milson bersandar di kursi dengan tangan dilipat ke depan. Kali ini pandangannya tak tertuju lagi pada buku. "Dia mengajak Clan Asten berkomplot untuk melawanku. Ini praduga sementara, tapi aku yakin itu memang benar."

"Apa kau bodoh? Clan Asten saja lebih memilih untuk memihak kita padahal dulu mereka berteman baik dengan Dexter," ujar Lord Victor.

"Mana tahu saja dia mengincar gadis Asten. Lady Casmira mungkin?" Lord Milson tersenyum miring.

"Praduga macam apa ini?" Lord Victor tampak marah. "Kau bodoh atau tolol? Aku mengakui bahwa kita tidak cukup dekat untuk saling memperingatkan satu sama lain. Aku harus jujur bahwa kau memang pandai dalam urusan berperang, tetapi tolol hingga tak menyadari hal sekecil ini."

Lord Milson memukul meja. Penguasa Clan Akennaton itu kelihatan marah dan bersiap-siap ingin mencengkeram kerah baju Lord Victor.

Namun, harus tertunda ketika Lord Victor langsung menghindar dan kembali berkata dengan desisan tajam. "Lady Casmira itu milikku! Jangan pikir karena kau tidak pernah berkencan jadi hal sekecil ini saja kau tidak menyadarinya." Victor geleng-geleng tak percaya.

"Katakan dengan jelas, Victor! Apa maksudmu?" Lord Milson mulai terpancing emosi.

Giliran Lord Victor yang tersenyum miring. "Lord Gavriel menyukai ratumu."

Lord Milson kelihatan terkejut. Amarah langsung terpancar jelas di matanya. Sementara kepalanya berusaha mencari potongan-potongan memori untuk memecahkan kenyataan sialan ini. Tangan penguasa clan api itu langsung terkepal kuat. Napasnya memburu dengan emosi membuncah.

"Aku ini penjelajah vagina di dunia alam bawah. Aku telah menggunakan semua cara untuk menarik ribuan wanita ke tempat tidurku. Aku bisa tahu bagaimana gelagat seorang pria bila sedang mengincar mangsanya." Lord Victor menyeringai lebar.

Memantau gerak-gerik Si penguasa Clan Dexter mampu membuat Lord Victor menarik kesimpulan ini, walau hanya dalam waktu beberapa menit.

Lord Victor berulang kali mendapati Lord Gavriel curi pandang pada Lady Bona. Bahkan saat Lady Bona berlutut untuk menawarkan kepalanya sebagai jaminan penyelematan ras lycan, Lord Gavriel tampak gelisah dengan langkah kaki yang tertahan.

Hanya pria bodoh yang tak menyadari bahwa Lord Gavriel menyukai Lady Bona. Dan pria bodoh itu, adalah Lord Milson.

●●●

Malam tiba, Lady Bona berdiri di depan jendela ruang pribadinya untuk melepas segala beban pikiran yang masih berkecamuk di kepala.

Ada begitu banyak kebimbangan dan kemarahan yang menggerogot tubuhnya. Namun, sepertinya angin malam yang begitu mencekam ini tak akan mampu untuk mengusir itu.

Lord Milson. Pikiran Bona hanya tertuju pada sosok itu. Kekuatan apa yang dimaksud olehnya? Dan mengapa Lord Gavriel mencuri kekuatan itu? Yang menjadi inti pertanyaannya, mengapa Lord Milson yakin bahwa Lord Gavriel yang mencuri kekuatan itu sementara Lord Gavriel hidup pada generasi yang sangat jauh dengan Lord Dominic?

Lady Bona tak punya pilihan lain selain harus melibatkan diri. Ia harus mengetahui sejarah Dominic agar bisa mengerti ambisi terselebung Lord Milson.

Bila memang Lord Milson terjerat pada jalan yang salah, maka Lady Bona harus menariknya keluar.

"Nona?" panggil Damares memecah keheningan.

Lady Bona berbalik dengan alis terangkat.

Damares tampak ragu mengatakan ini. Namun, ia sungguh tak tahan menyimpannya seorang diri. Lantas Damares pun memberanikan diri. "Mengenai Lord Gavriel..."

"Aku tidak mau membicarakannya," potong Lady Bona. Gadis itu kembali menatap hamparan tanah gersang dari jendela. Ia tak mau mendengar apa-apa lagi tentang iblis es sialan itu.

"Tapi, Nona. Kupikir sekarang aku telah mengerti maksud Lord Eduardo hari itu." Damares mendekati tuannya.

Saat Lady Bona menghela napas jengah dan mengizinkan untuk menjelaskan, barulah Damares berucap, "Sepertinya Lord Gavriel menyukaimu."

Lady Bona melipat tangan ke depan. "Apa yang membuatmu berani berkata seperti itu?"

"Hanya pria bodoh yang tak menyadari hal itu, Nona."

"Jaga bicaramu, Damares!"

Damares menunduk takut. "Lord Eduardo benar, Nona. Kita tak perlu takut lagi dengan Lord Gavriel. Aku hanya berusaha untuk menguatkanmu. Aku tidak kuat melihatmu terus-terusan menderita karena identitasmu sendiri. Jadilah gadis yang tangguh. Tolong, jangan menangis lagi dan jangan berpikir untuk bunuh diri seperti tadi."

Lady Bona langsung termenung. "Apa Gelsy meninggalkanku karena alasan ini? Mungkin dia tak mau mati jika bersamaku. Lihat aku, Damares. Aku menjijikkan bagi diabolus lain. Aku tak kuat melihat bagaimana reaksi Lord Milson jika mengetahui identitasku..." Suara Lady Bona bergetar. Matanya langsung berkaca-kaca membayangkan hal mengerikan itu. "Dia pasti akan menebas kepalaku," lanjutnya.

Lady Bona menunduk dalam. Melihat Eva diperlakukan seperti itu membuatnya beranggapan bahwa Lord Milson pasti akan melakukan hal yang serupa padanya.

Lord Ladarius benar. Di mana pun dan kapan pun, marabahaya akan selalu mengejar Lady Bona. Tak ada tempat aman baginya di dunia alam bawah. Satu-satunya jalan terbaik baginya memang hanya kematian.

Dalam keheningan, pintu ruangan Lady Bona tiba-tiba diketuk. Sehingga Damares segera membukakan pintu. Beberapa petinggi ras lycan masuk ke dalam ruangan.

Zinki, Gilbert, Patricio, Marius, Rebecca dan yang lain membungkuk rendah di hadapan Sang ratu.

Lady Bona mengangguk singkat. Hal yang tak terduga pun harus disaksikan oleh Sang Lady. Tak pernah Bona menduga bahwa pria sebrutal dan sedingin Zinki akan mengeluarkan air mata di depannya.

Gelar pemimpin ras lycan memang dipegang oleh Gilbert. Namun, Zinki akan selalu menjadi raja yang sebenarnya bagi ras lycan.

Maka, saat Zinki bersujud di depan kaki Lady Bona, semua ras lycan langsung melakukan hal serupa.

Lady Bona mendekati mereka. Sehingga kepala Zinki kini berada tepat di depan sepatunya.

Lady Bona memegang kepala Zinki. Sehingga pria itu berdongak. Matanya bersorot akan kemarahan dan kesedihan yang terpendam begitu dalam.

"Terima kasih, Lady. Kau telah menyelamatkan kami untuk yang berkali-kali. Ras lycan tidak akan melupakan kebaikanmu untuk selamanya," kata Zinki tegas tanpa gelagat ragu sedikit pun.

Tak pernah Damares duga akan menyaksikan momen mengejutkan ini.

Ras lycan baru saja menawarkan kesetiaan mereka di bawah kaki Lady Bona.

"Nona." Damares memanggil dari belakang. Pria itu memperlihatkan sepasang sepatu yang tiba-tiba muncul di atas meja.

Lady Bona mendekati sepatu tersebut. Itu sepatunya yang tertinggal beberapa hari yang lalu di Clan Dexter. Lady Bona kemudian mengambil sepucuk surat di dalam sepatunya.

Saat surat tersebut perlahan berubah menjadi bunga es, Lady Bona segera membaca dua kalimat yang bertuliskan;

Sekarang kau tidak memiliki alasan lagi untuk berlindung di belakang pendampingmu. Masihkah kau berani menantangku?





_________________________________________

Hi

Ada yang kangen ga?

Byk yg ngeluh persoalan konflik. Kadill konfliknya berat bgt, dede gakuad

Aku ksh tau ya, cerita cerita aku itu emang selalu hadir dgn konflik yg berat. Sejak duluuuu, sejak zaman baheula

Dan msh byk komentar seru lainnya deh❤

Pokoknya komentar kalian mood boster bgt. Kutunggu komen absurd lainnya ya

Jangan lupa mampir di cerita baru aku ya! Msh seger anget-anget. Dijamin nanti gakalah seru deh❤

Sekian

Sampai jumpa di chapter 34!

Dilla

Continue Reading

You'll Also Like

998K 107K 63
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ’) โš  (PART KE ACAK!) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€...
80.3K 5.6K 32
Bagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya m...
126K 4.1K 56
Bagaimana rasanya menikah dengan iblis? Kenyataan itu benar benar gila DEVIL Denial Villen adalah nama siluman yang menjadi pengantar dongeng anak-an...
226K 11.5K 32
"eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasu...