RAJAWALI

By Mutiarrada

7.9K 804 1.3K

Rajawali Ken Ahansa, cowok tampan yang menjadi buronan para cewek di SMA Perwira. Jabatannya sebagai ketua ge... More

1. Rajawali Ken Ahansa
2. Salwa Mauliya
3. Menyesal
4. Lawan Balik
5. Jumpa
6. Heboh
7. Melindungi
8. Damai
9. Tidak Peduli
10. Pagar Sekolah
11. Tamu Tak Diundang
12. Upacara
13. Selesai Upacara
14. Kata Biaana Aneswara
15. Sang Pemimpin Bridal
16. Rumah
17. Kotak P3K
18. Hai Salwa
19. Halo Alita
20. Makan Bareng
21. Ajakan Salwa
22. I Need You
23. Misi
24. Ditembak Ketua Regaz
26. Awal Bersamamu
27. First Kiss

25. Yes or No

191 18 17
By Mutiarrada

Bu Cia berhenti di depan toilet dan melepaskan telinga Rajawali. "Kamu tunggu di sini sebentar, ya. Saya mampir ke toilet dulu," kata Bu Cia sembari berjalan masuk. "Awas kalau kamu kabur!" peringatnya sedikit berteriak.

Rajawali hanya mendengus kesal. Teringat acara menembak Salwa saja gagal total, sekarang malah disuruh menunggu di depan toilet–sungguh menyebalkan.

"Ketua Regaz abis nembak cewek langsung dibawa ruang BK, malu-maluin," celetuk cowok yang sedang berjalan ke arah Rajawali dengan terkekeh mengejek.

"Eh, ada orangnya," ujarnya berpura-pura terkejut melihat Rajawali.

"Lagian lo belagu banget, Ja. Sadar diri dong, cewek pinter kayak Salwa mana mau sama anak berandal kayak lo?"

Rajawali masih menutup matanya. Meredam semua emosi yang bisa saja meledak tiba-tiba.

"Sukanya bikin onar, ngarepnya pacaran sama orang yang benar. Harusnya sama Helya aja, entar jadi pasangan pembuat onar. Cocok banget, kan?"

Tanpa basa-basi, Rajawali meninju Garet Gauzan–cowok yang sedari tadi memancing emosinya.

Garet tersungkur ke lantai. Amukan tiba-tiba Rajawali membuatnya tidak bisa menghindari. Namun, Garet juga dengan cepat berdiri dan meninju balik Rajawali.

Tepat sasaran! Tetapi itu tidak membuat sang ketua Regaz tumbang ke lantai.

Tiga detik beradu pandang, Rajawali dan Garet sama-sama maju untuk menghajar satu sama lain. Baku hantam pun dimulai.

"Lah lah lah. Gimana ceritanya anak dibawa ke ruang BK malah berakhir berantem kayak gitu?" tanya Ucup terheran-heran. "Mana di depan toilet guru."

"Baku hantam mah enggak mandang tempat, Cup," sahut Ansel di belakangnya.

Galen mendorong Anwar. "Ya buruan dipisahin, kok malah diliatin aja."

Anwar melirik tajam pada Galen. "Siapa lagi yang berani kalau bukan lo?" tanya Galen diakhiri senyuman kecil.

Ketika Anwar beranjak mengahampiri Rajawali, Bu Cia lebih dulu datang untuk melerai mereka dengan suaranya yang menggelegar. Tetapi, tidak bisa. Yang ada Bu Cia terjungkal karena tidak sengaja terdorong oleh Garet.

Akhirnya wakil ketua Regaz pun bertindak memeluk sang ketua Regaz dari belakang. "Udah, Ja. Lo kayak gini malah nambah masalah," ujar Anwar menasihati.

Sontak Rajawali menghempas tubuh Anwar dengan kasar. Lalu berjalan lebih dulu ke ruang BK.

Anwar anak yang baik, membantu Bu Cia berdiri. Ketika Bu Cia akan meneriaki Rajawali, Anwar lebih dulu berkata, "Sabar, Bu. Jangan marah-marah terus, entar cantiknya makin luntur."

"Rajawali itu ke ruang BK kok, jadi enggak usah khawatir bakal kabur," ujar Anwar lagi pada Bu Cia.

Bu Cia mengangguk paham dan langsung menjewer telinga Garet untuk dibawa ke ruang BK.

"Emang harus meluk-meluk gitu ya, Nwar? Gak ada cara lain buat misahinnya?" tanya Billi yang sudah menghampir Anwar.

"Tau tuh, geli sendiri gue liatnya," timbrung Tino.

"Suka-suka gue dong," ujar Anwar disertai kekehan. "Udah ayo kita susul Rajawali aja."

Sedang di ruang BK, introgasi sudah dimulai. Tetapi Rajawali hanya diam saja seperti biasanya. Katanya, percuma kalau dijawab, toh semua pernyataan Rajawali tidak pernah dipercaya oleh guru-guru.

"Baik, saya putuskan. Kalian harus mencabuti rumput yang ada di kebun sekolah dan saya akan panggil orang tua kalian."

"Kenapa harus panggil orang tua, Bu?" Akhirnya Rajawali mengeluarkan suara.

"Karena memang perlu," balas Bu Cia garang. "Sekarang cepat kalian pergi ke kebun!"

Rajawali beranjak lebih dulu.

"Gue berani taruhan," ujar Garet menghentikan langkah Rajawali. "Kalau Salwa nerima lo, gue bakal keluar dari sini. Tapi, kalau Salwa nolak lo, gue jadi anggota Regaz."

Rajawali tersenyum miring. "Banci banget lo manfaatin situasi ini biar bisa masuk Regaz."

"Terserah lo mau bilang apa," ujar Garet melirik Rajawali.

"Oke gue terima," balas Rajawali singkat.

"Asal lo tau, kalau di depan gak ada Salwa, itu udah tanda dia nolak lo," ujar Garet ketika Rajawali sudah di depan pintu.

Dan, benar! Salwa tidak ada di depan ruang BK. Yang menunggu Rajawali hanya teman-temannya.

"See? Salwa is not here." Garet tersenyum penuh kemenangan.

Marah, sedih, dan bingung menjadi satu. Pikiran Rajawali kacau. Cowok itu sama sekali tidak menyangka Salwa akan menolaknya. Apa mungkin dia yang terlalu pede Salwa mencintanya? Perkataan Garet ternyata ada benarnya. Cewek pintar kayak Salwa mana mungkin mau sama Rajawali yang bego dan bisanya malu-maluin.

"Gue ke kebun dulu, biar hukumannya cepet selesai," pamit Rajawali pada teman-temannya.

"Gue bantuin enggak, Ken?" tanya Tino yang diabaikan Rajawali.

Ucup merangkul Tino. "Si Keken beli darah. Rajawali Ken lagi marah."

"Udah, ayo kita ke kelas aja," ajak Arkan pada anak-anak inti Regaz.

Dua jam berlalu, Rajawali dan Garet sudah menyelesaikan hukuman. Ketika mereka kembali ke kelas masing-masing, kebetulan sekali bel pulang berbunyi.

"Capek banget ya, Ja?" tanya Anwar menyambut kedatangan Rajawali.

"Enggak," balasnya singkat. "Gue langsung ke BR duluan."

Baru keluar kelas, ternyata ada yang sedang menunggu Rajawali. Cowok itu mematung, lalu menghebuskan napasnya secara perlahan. Rasanya sekarang ingin menghilang saja dari bumi. Bukankah bersih-bersih dua kali, dan dimarahi Bu Cia sudah cukup? Kenapa Rajawali harus menghadapi ayahnya juga?

"Ikut Ayah sekarang!"

Dari suaranya, sudah cukup jelas ayahnya sedang menahan emosi. Meski Rajawali tahu nanti akan seperti apa, dia hanya bisa pasrah mengikuti perintah sang Ayah.

Ayah Rajawali membawa anaknya ke samping gudang sekolah. Tempat yang sepi.

"Kenapa buat masalah lagi?" tanya sang Ayah memulai pembicaraan.

Rajawali diam. Karena dirinya sendiri bingung harus menjawab apa.

"Kalau ditanya diem, tapi berantem jago banget. Ayah siang malem kerja cari uang buat kamu, tapi kamu cuma bisa malu-maluin terus," ujar Ayah Rajawali mulai meninggikan suara. "Rajawali! Kamu disekolahin bukan buat jadi berandal. Kalau kayak gini mending enggak usah sekolah!"

Rajawali langsung menatap ayahnya. "Yah, enggak bisa gitu dong."

"Besok kamu keluar!"

"Yah ...."

"Uangnya mubazir kalau buat sekolahin kamu!"

"Jadi kalau dikasih para jalang enggak mubazir?"

Plak

Satu tamparan itu mampu membuat Rajawali diam dan membuat percakapan ayah dan anak ini selesai.

°°°°

Indahnya senja sore hari, mampu membuat suasana hati Rajawali menjadi tenang.

Andai kamu senja, aku pasti mau menjadi langitnya, Sal. Meski senja indah hanya sebentar di kala sore, tapi aku akan setia menunggu hari esok agar bisa bersama lagi.

Rajawali sedang rebahan di rooftop warung Bang Joy. Raganya menatap langit sendirian, hati dan otaknya berbicara sekaligus memikirkan Salwa terus-menerus.

Tiba-tiba perkataan ayahnya yang menyuruh keluar sekolah, terlintas di benaknya. Membuat cowok itu benar-benar harus memikirkan sejenak.

"Oke, gue bakal keluar. Toh jadi pemimpin Regaz juga enggak harus sekolah. Lagian enggak ada alasan juga buat gue harus tetep sekolah," ujar Rajawali mantap.

Rajawali sedikit bernapas lega, karena satu masalahnya selesai–yaitu, keluar sekolah.

Rajawali kembali menikmati senja, tetapi dengan memejamkan mata. Merasakan hangatnya cahaya matahari yang memancar ke tubuhnya. Ketika sudah nyaman seperti ini, ada saja yang menggangu Rajawali, dengan berdiri menutupi cahaya matahari.

"Nwar, minggir deh! Gue lagi enggak mau diganggu," teriak Rajawali marah. Tanpa melihat, cowok itu sudah mengira Anwar yang menganggu.

"Hai."

Bum! Rajawali benar-benar seperti dihantam bom tiba-tiba. Tadi enggak salah dengar kan? Itu suara Salwa. Apa ini cuma mimpi?

Secara perlahan tapi pasti, Rajawali membuka matanya. Melihat Salwa yang bersinar bak bidadari di hadapannya.

Salwa mengulurkan tangan pada Rajawali. "Aku ganggu?"

Dengan senang hati Rajawali menerima uluran tangan itu. Berdiri berhadapan dengan jarak yang lumayan dekat. "Enggak sama sekali. Kamu yang aku tunggu dari tadi," balas Rajawali yang masih memegang tangan Salwa.

Ketika lo gue berubah menjadi aku kamu, ternyata bagi Salwa itu damage-nya bukan main. Belum lagi mata tajam indah Rajawali yang menatapnya intens.

"Kamu ngapain ke sini?"

"Pengin ketemu kamu."

"Mau apa?"

"Kamu."

Sekali lagi Rajawali bak dihantam bom. Jawaban singkat itu mampu membuatnya salting dan seperti melayang-layang di awan.

"Kenapa mau aku?" tanya Rajawali sedikit tersenyum.

"Aku mau kamu jangan sedih, jangan suka berantem, jangan suka bikin masalah. Bisa?"

"Bisa. Aku kan sukanya sama kamu."

Giliran Salwa yang dibuat salting oleh ungkapan Rajawali yang blak-blakan.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?" Salwa malah balik bertanya. Entah tidak tahu, atau memang pura-pura.

"Mau enggak jadi pacarku?"

Mantap! Rajawali kembali menembak Salwa tanpa rasa ragu. Cowok itu benar-benar pantang menyerah sebelum mendapat jawaban.

Saat jantung Salwa masih gonjang-ganjing tidak karuan. Tubuh gemetar dan seperti akan pingsan. Rajawali kembali bertanya, "Yes or no?"

Sepertinya tidak butuh waktu sampai berhari-hari untuk memikirkan jawabannya. Saat ini, Salwa mengikis jarak mereka berdua, lalu berbisik di telinga Rajawali, "Yes I want."

Senyum manis langsung terukir di wajah tampan ketua Regaz. "Tapi kamu tau kan, kalau aku harus berbagi perhatian sama Alita? Karena aku enggak mungkin cuek sama dia."

"Iya. Aku percaya kamu bisa kasih perhatian ke Alita tanpa mengabaikanku. Dan aku percaya kamu bisa prioritasin yang seharusnya dipriotaskan."

Dengan cepat Rajawali memeluk Salwa dengan erat. Lalu mengangkatnya dan berputar bahagia bersama.

"CIEEE. PJ-NYA DONG JANGAN LUPA," seloroh anak-anak Regaz yang berkumpul di halaman warung Bang Joy.

Sekitar lima puluh anggota Regaz menjadi saksi hubungan Rajawali dan Salwa dimulai hari ini.

"Raja, turunin aku. Malu tau," keluh Salwa karena tidak menyangka teman-teman Rajawali banyak yang menyaksikan.

"Enggak mau," kekeh cowok itu masih berputar-putar sambil memeluk pacarnya.

"Raja!"

Detik itu juga Rajawali berhenti dan menurunkan Salwa. Melihat muka marah Salwa yang menggemaskan, membuat cowok itu menangkup pipi ceweknya.

"Gemes banget sih, jadi pengin cium."

"Ishhh, jangan!" balas Salwa terlihat panik.

Rajawali terkekeh melihat respons Salwa. "Bercanda sayang," ujar Rajawali lalu menggenggam tangan Salwa, dan mengajaknya turun dari rooftop.

****

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
628K 24.7K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.6M 142K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.1M 45K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...