33. PERMINTAAN TERBERAT

Start from the beginning
                                    

Jessica terdiam. Matanya berkaca-kaca. Galan salah satu orang yang bisa merubah Jessica layaknya patung berjalan.

Galan membabat habis jarak yang tersisa, menyentuh rambut Jessica, menariknya pelan seolah dia hendak melakukan apa yang tadinya ingin Jessica lakukan terhadap Oife. "Kayaknya sekali-kali gue perlu pamer di depan lo deh. Tau kan kalo gue siapa di sini? Gue anaknya Pak Bagas. Kepala sekolah di Galasky. Keluarga gue yang punya gedung ini. Bahkan lantai yang lo pijak sekarang, itu milik gue. Jadi, jangan semena-mena. Terlebih ke Oife."

Air mata Jessica perlahan mengucur deras. Cewek itu sudah menangis senggugukan bertepatan bogeman mentah mengenai bagian belakang kepala Galan. Galan terjerembab di lantai. Beberapa orang di sana terkejut setengah mati mendapati kedatangan Jenaro beserta emosi yang mengepul. Oife dengan sigap memapah Galan. Membantunya berdiri.

"Lan, udah ya. Jangan ngomong lagi. Masalahnya bakal makin runyam kalo lo terus-terusan nyalahin Jessica. Gue gak mau hubungan lo sama Jenaro jadi taruhannya," bisik Oife pelan di telinga Galan. Oife takut Galan bernasib sama seperti Raka. Berakhir mengenaskan. Oife tidak ingin ada korban lain demi membelanya.

Galan tersenyum saja meski kepalanya berdengung akibat pukulan Jenaro. Cowok itu balik badan, menghadap kemurkaan Jenaro.

"Lo apain cewek gue, bangsat?!" Jenaro mencoba menarik kerah seragam Galan tapi Jessica bergerak menghalangi. Berganti menghambur ke pelukan tunangannya.

Tangis Jessica pecah. Galan berdecih. Sedang Oife mau muntah rasanya. Dasar ratu drama. Cocoknya main sinetron azab.

"Tanyain coba. Kalo dia ngaku, gue bakal sujud di depan kakinya."

Jenaro mengusap punggung bergetar Jessica. Namun matanya seakan membelah tubuh Galan menjadi dua bagian.

"Apa yang udah Galan perbuat ke kamu?" tanya Jenaro lembut. Jessica terisak seraya memeluk Jenaro.

"A-aku dituduh ngebuli Oife. Padahal aku tadi pingin nolongin Oife dari amukan Clara sama Cherry."

"Ck, ngajak main akting-aktingan di dalam gudang tuh gak elit banget. Apa kita ke aula aja, Jess? Hayuk dah." Galan melangkah melewati Jenaro yang gesit mencekal pergelangan tangannya.

"Gue belum selesai sama lo."

Galan memutar bola matanya malas, "Gue sih males ya lama-lama di ruangan ini. Udah pengap banyak setannya lagi." Galan menekan kata setan sambil melirik tiga serangkai. Siapalagi kalau bukan Jessica, Clara dan Cherry.

"Bilangin siapa lo?" tanya Jenaro datar.

"Kenapa mau tau? Kesindir lo?"

Jenaro mengurai pelukan dan mengintruksi Jessica untuk segera keluar dari gudang. Ditemani dua temannya, Jessica terbebas dari jeratan Galan.

"Gak penting soal itu. Satu kesalahan yang seharusnya gak lo lakuin. Bikin Jessica nangis." Tepat kalimat tersebut diucapkan, tubuh Galan menghantam tembok. Oife yang masih ada di sana menutup mulutnya lantaran terlalu syok.

"Gue benci lo. Dan lo bikin rasa benci itu semakin besar. Gue gak akan pernah maafin lo!" tambah Jenaro memukul telak Galan yang dia balas hingga Jenaro kehilangan keseimbangan.

"Jenaro! Galan! Berhenti!" teriak Oife. Tenaganya kurang mampu memisahkan dua cowok yang kian melancarkan serangan masing-masing. Oife bergegas mencari pertolongan. Untungnya di kejauhan, Raka tengah berlari ke arahnya. Oife mengatur napasnya sebelum bicara.

"Lo kenapa Fe?"

"I-itu... Mereka berantem!"

Raka heran, "Siapa?"

JENARO Where stories live. Discover now