27. SUATU MALAM

2K 289 125
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. SUATU MALAM

Oife tiba di rumahnya pada sore hari. Disambut Jessica yang kebetulan tengah duduk di teras. Sudah tahu kan bagaimana kelanjutannya? Jenaro singgah sebentar dihidangkan minuman oleh Jessica.

Ingin tahu apa respon Jessica saat mendapati mobil tunangannya berhenti di luar pagar dengan Oife yang keluar dari pintu penumpang bagian depan? Yap, Jessica sempat mematung. Pandangannya seolah menelisik jauh sampai Jenaro menyusul dan mendekat pun Jessica tetap bergeming.

Ah, bodo amat. Oife tidak peduli apa tanggapan Jessica melihat dirinya diantar Jenaro. Lagipula itu bukan kemauan Oife melainkan Ayahnya Jenaro. Om Guiza. Oife yakin seratus persen kalau tidak karena diberi amanat, Jenaro pasti ogah semobil dengannya.

Seharusnya Jessica bersyukur. Jenaro menganggap Oife sebagai selingkuhan yang berarti Oife orang ketiga di hubungan mereka tepat di depannya langsung. Mengakuinya terang-terangan. Itu salah satu hal yang Oife sukai dari Jenaro. Kata lainnya tidak main belakang.

Hari-harinya sungguh melelahkan. Oife tidak banyak melakukan aktivitas namun tubuhnya lemas luar biasa. Ditambah otaknya serasa akan pecah saat berada di sekitar Jenaro.

Maka mengurung diri Oife lakukan guna mencari tenaga dengan rebahan di kasur empuknya. Tapi sayangnya itu tidak berangsur lama ketika pintu kamarnya diketuk dua kali lalu pintu terbuka setengah dan kepala Jessica menyembul sedikit membuat Oife berdecak sebal.

"Mau apa lo?" ketusnya.

"Aku boleh masuk, Fe?"

"Kalo gak gue bolehin emang lo bakalan pergi dari kamar gue?"

Jessica memperlihatkan cengirannya lalu melangkah dan duduk di tepi ranjang, "Jangan jutek-jutek dong ke aku. Niat aku baik. Aku mau kenal kamu lebih dekat lagi. Kita kan sepupuan."

"Gue emang gini ya. Lagian gue gak pernah tau tentang lo yang sepupu gue kalo aja wanita itu gak bawa lo ke sini. Jadi wajar kalo diantara kita berdua masih ngerasa asing satu sama lain." Oife membuang muka sebab menatap Jessica terlalu lama entah kenapa dadanya mendadak sesak.

Senyum Jessica terkembang, "Maaf ya aku udah bikin kamu gak nyaman. Maaf karena kesannya aku terlalu maksa pingin kenal kamu. Tapi, aku boleh kan temenan sama kamu? Gabung sama kalian. Kamu, Hebi dan Jena. Kamu keberatan gak?"

Sebenarnya Oife enggan menerima Jessica ke dalam lingkar pertemanannya. Mungkin Oife harus bertanya pada Hebi terlebih dahulu. Kali aja temannya itu menolak. Mau tidak mau mengikuti keputusan Hebi.

"Gue nanya Hebi dulu, ya, Jes. Besok gue kabari lagi."

Jessica mengangguk cepat, "Kalo gitu ayo kita ke bawah. Om Anta tadi nyuruh aku buat nyamperin kamu. Katanya Om pingin nonton film bareng di ruang keluarga."

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang