Part 6 - Look At Me

256 53 17
                                    

Maverick mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha menyesuaikan cahaya yang ada. Ia memandang sekitar dan mendapati dirinya berada di kamar hotel, bukan kamarnya melainkan kamar milik Sally.

Tubuh Maverick tertutupi selimut hangat berwarna putih polos, dia menoleh ke sisi kanan tempat tidur, Sally sudah tidak ada di sana. Kemana gadis itu? Maverick kemudian bangkit dari tempat tidur dan mencari ke seluruh penjuru kamar VIP tersebut.

Semalam Maverick memang tidur di kamar Sally, pria itu bersikeras untuk menamani Sally, tidak mungkin ia membiarkan gadis itu sendirian dengan perasaan campur aduk. Awalnya Sally menolak untuk ditemani, namun Maverick tetap bersikeras dan pada akhirnya gadis itu mengizinkannya.

Tidak perlu berpikiran aneh, sebab Maverick memilih untuk diam dan tidak merusuhi kembali perasaan gadis yang sudah terkoyak-koyak itu. Semakin lama ia mengenal Sally, Maverick merasa jika gadis itu semakin rapuh saja. Sangat berbanding terbalik dengan sosok Sally yang selama ini dikenal media dan public.

Sebuah nada yang berasal dari petikan gitar menggelitik indra pendengaran seorang Maverick Vinales dari ruangan sebelah, pria itu yakin jika kamar ini jauh lebih luas dari kamar hotel biasa, ia kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menuju ruangan sebelah.

Benar saja, Maverick mendapati seorang Sally tengah memetikkan senar-senar gitar menggunakan jari-jari lentiknya, gadis itu tampak memejamkan mata dan bersenandung indah melalui iringan nada yang bersumber dari gitar tersebut.

Maverick sebelumnya berjalan ke meja pantry bar mengambil segelas kopi dan kemudian berjalan mendekati Sally sembari tersenyum.

Nada terakhir dari petikan gitar itu terdengar menandakan lagu yang dinyanyikan Sally sudah selesai, gadis itu kemudian membuka matanya dan mendapati Maverick yang sedang berjalan ke arahnya. Tidak bisa ia pungkiri jika pria Spanyol itu masih terlihat tampan.

''Tidurmu nyenyak semalam?'' tanya Maverick seraya memberikan kecupan manis pada dahi Sally, gadis itu tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya tadi.

Maverick meletakkan segelas kopinya tadi pada meja di depannya dan beralih duduk di samping Sally, tangannya kemudian terangkat dan mengelus rambut hitam legam itu dengan lembut.

''Jadi.. kau ikut denganku ke Spanyol hari ini?''

Sally menggeleng, membuat Maverick mengerutkan keningnya. Sadar dengan ketidak mengertian pria itu membuat Sally berinisiatif untuk menjawab lebih jelas, bukan sekedar memberikan gerak tubuh.

''Aku harus ke Belanda hari ini, setelah itu aku harus ke Inggris untuk pemutaran perdana dan promosi filmku.''

''Berapa hari?'' tanya Maverick.

''Lebih dari dua minggu.''

''Artinya?''

''Kita bertemu di Argentina bulan depan.'' Jawab Sally.

Sontak raut wajah kecewa ditunjukkan Maverick dengan sangat jelas, melihat hal itu Sally memegang satu sisi wajah Maverick dan memberikan senyuman paling manisnya.

''Aku janji akan menemanimu di balapan Argentina nanti.'' Ucap Sally dengan nada meyakinkan.

Senyuman tipis mengembang di wajah tampan Maverick walau sedikit terpaksa, ia meraih tangan Sally yang mengelus satu sisi wajahnya dan menggenggam jemari lentik itu dengan lembut.

''Kau akan tinggal bersamaku di Spanyol kan?''

Sally termenung untuk sesaat, ia menarik tangannya dari genggaman Maverick dan kemudian membuang menghela nafasnya berat, ''Entahlah, tapi kau tau situasiku sekarang kan? kita harus memulai secara pelan-pelan Maverick.''

Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Where stories live. Discover now