Part 10 - Let Me Love You

269 53 11
                                    

Sally menunggu Maverick di luar ruangan tempat dilangsungkannya press - conference after race, beberapa kali gadis itu mengintip dan tampak reporter masih mengajukan pertanyaan kepada ketiga pembalap yang berhasil mengisi podium hari ini.

Beberapa saat kemudian press - conference telah selesai, Sally bersiap memberi kejutan pada Maverick saat mendengar langkah kaki mendekat, ia yakin itu pasti dia. Namun alangkah terkejutnya Sally saat tangannya ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang, dan lebih mengejutkannya lagi orang itu adalah Marc. Pria yang ia hindari mati-matian.

''Marc! Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku sekarang juga!'' bentak Sally dengan tangan yang meronta minta dilepaskan, namun bagaimanapun Marc adalah pria yang kekuatannya jauh lebih besar dari gadis seperti Sally.

Marc seakan tuli, dia tidak mengidahkan bentakan-bentakan yang Sally layangkan kepadanya, tetap menarik gadis itu hingga ke motorhomenya dan menguncinya, mengantisipasi jikalau sampai ada orang lain yang berniat masuk.

Bruukk!

''Kau gila Marc!'' ujar Sally bersamaan dengan tangannya yang lepas dari cekalan Marc, ditatapnya pergelangan tangannya sendiri yang tampak memerah itu.

''Berhentilah Sally!'' balas Marc, dia tampak sangat marah dan terbawa emosi.

Marc menatap gadis yang pernah hadir dalam hidupnya itu, gadis yang pernah dicintainya itu ralat, masih dicintainya itu. Dia masih cantik, bahkan sangat cantik. rambut cokelat sedada, adalah gaya rambut Sally yang paling disukainya, dan mata hitamnya... cara Sally melihatnya, Marc yakin Sally masih mencintainya juga. Tidak heran Maverick menggunakan kesempatan ini untuk mengalahkannya.

''Apa yang kau lakukan dengan Maverick tadi?'' tanya Marc.

''Kenapa?!''

''Dia hanya menggunakanmu untuk mengalahkanku!'' bentak Marc.

''Aku tidak peduli, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Sekarang aku sudah BEBAS!'' balas Sally, dia menekankan kata-kata bebas di depan Marc.

''Berhenti Sally! Aku mohon!'' kata Marc.

''Apa yang harus kuhentikan saat aku bahkan tidak memulai apa-apa?'' tanya Sally, dia tampak menatap Marc dengan tajam.

Marc terpaku untuk beberapa saat, matanya mengerjap, terakhir kali mereka bertemu adalah di New York dua minggu yang lalu, saat ia tiba-tiba datang dan berusaha meluruskan semuanya...

''Dan kau... menghianatiku Marc, membuangku seolah aku ini sampah!'' kata-kata Sally pelan namun menjurus, mampu membuat Marc merasa tertohok.

''Dulu, aku merasa menjadi gadis paling bahagia. Semuanya terasa sempurna, kau datang dan memberiku kebahagiaan, memberiku mimpi yang benar-benar indah. Sampai tiba-tiba suatu pagi aku bangun, ternyata aku kehilangan semuanya. Kau tidak tahu kan bagaimana rasanya merindukan seseorang... tanpa bisa melakukan apa-apa. Itu yang aku rasakan Marc!''

''Tolong berhenti membicarakan hal itu Sally,'' pinta Marc, pria itu tampak menunduk.

''Kalau begitu biarkan aku pergi!'' balas Sally sambil berlalu dan hendak keluar dari ruangan itu. Tapi dengan cepat Marc kembali menggenggam tangannya, menariknya ke dinding, dan menciumnya dengan paksa. Mencium Sally seolah belum pernah menciumnya sebelumnya. Ciuman yang menuntut, kasar, dan sangat liar.

Sally memberontak dan tak berhenti memukuli Marc, tapi sepertinya itu tidak berpengaruh apa-apa untuk pria Spanyol itu.

''Hentikan Marc! Henti..kan!''

Marc tidak memberi Sally kesempatan untuk berbicara ataupun bernapas sekalipun, dia terus menyerangnya, lagi dan lagi hingga satu menit sama sekali tidak ia lepaskan. Dan akhirnya Sally menyerah, ia tidak memberontak lagi dan memilih diam.

Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Where stories live. Discover now