Part 16 - I'm Sincere (END)

238 18 1
                                    




Sally mengepalkan kedua tangannya menatap pria itu dari balik layar kaca. Bibirnya tak pernah berhenti untuk berbisik, mengucapkan doa terbaik untuknya. Mungkin sekarang ini matanya berkaca-kaca. Semuanya sibuk jika hanya ingin menatap dirinya. lagipula tidak ada pentingnya juga.


Tidak ada yang harus ia pikirkan selain Maverick Vinales, siapa yang tidak takut jika orang yang berarti dalam hidupnya ternyata sedang memacu kendaraannya, dengan kecepatan lebih dari seratus kilo meter per jam.


Saat Sally memikirkan itu semua, banyak suara teriakan secara tiba-tiba dan memekakkan telinga. Suara itu sangat dekat, beberapa crew di sana tampak memegangi kepalanya sembari terkejut.


Sally kemudian melihat layar monitor paddock. Motor berwarna orange dengan nomor balap 93 tampak tergeleser di aspal dan gravel. Hatinya mencelos, Sally bersyukur itu bukan Maverick, hanya saja itu adalah Marc.


Sally rasa tidak ada kesempatan untuk Marc kembali membalap. Sejauh yang ia lihat motornya memang sudah rusak parah. Maverick yang sebelumnya berada di belakang Marc kini mengambil alih pimpinan lomba.


Di satu sisi, Sally senang dengan penampilan Maverick, tetapi di sisi lain, ia merasa kasihan melihat Marc terjatuh dan gagal menyelesaikan balapannya. Sally memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Kegelisahan yang menghinggapi sampai membuat bulu kuduknya berdiri. Entah sudah berapa lama Sally berpikir.


Lamunan Sally terpecah saat sorak bahagia menggema memenuhi isi paddock Yamaha. Di sana, melalui layar monitor dapat Sally saksikan bagaimana Maverick lebih dulu melalui garis finish dan meninggalkan rival-rivalnya di belakang.


Ada perasaan senang dalam dirinya, Sally kemudian berdiri saat orang-orang tim Maverick bergegas menunggu jagoan mereka perc-ferme, Sally ikut melangkah mengikuti orang-orang tersebut untuk menyambut kemenangan Maverick, masalah Marc? Sally sekarang lebih peduli pada Maverick. Ia sudah memutuskan untuk berdamai dengan masa lalunya itu dan berniat menerima Maverick seutuhnya.

Selepas memarkir motornya di perc-ferme Maverick langsung berlari dan memeluk semua anggota timnya, tak lupa dengan Sally. Ia justru mencium perempuan yang teramat ia cintai itu di depan banyak orang, di depan banyak media dan di siarkan secara langsung di berbagai Negara.


‘’Aku senang atas kemenanganmu.’’ Sally memeluk tubuh Maverick erat yang dibalas oleh pria itu.


Setelah beberapa lama, Sally kemudian melepaskan pelukannya dan mengelus wajah Maverick yang sedikit berkeringat akibat suhu panas hari ini apa lagi setelah memacu kendaraan di bawah sinar matahari terik mampu membuat Maverick kegerahaan.


‘’Aku menang karena dirimu, kau tahu? Wajahmu selalu terbayang bahkan saat aku sedang balapan tadi.’’ Sally tersipu mendengar ucapan manis dari Maverick, lantas ia mencubit pipi Maverick gemas dan membuat empunya mengaduh kesakitan.


‘’Jangan menggoda,’’ ujar Sally dengan semburat merah di wajahnya. Hal itu berhasil membuat Maverick terkekeh.


Di sisi lain, Marc memerhatikan semuanya melalui layar monitor di sana, bahkan saat ia melihat saat wanita yang masih ia cintai itu berciuman dan tersenyum pada pria lain. Sally tampak bahagia, sejenak Marc merenung, mungkinkah Sally sudah menemukan kebahagiaannya sendiri? Lantas di mana letak kesempatan untuknya? Apa benar-benar tidak ada?


Marc mengusap rambutnya kasar, dan berdiri meninggalkan area paddock, ia berniat menenangkan pikirannya di motorhomenya sendiri tanpa gangguan dari siapa-siapa. Hasil buruk hari ini membuat poinnya kembali tertinggal dari Maverick, fakta yang sulit ia terima.


Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Where stories live. Discover now