Part 8 - Meet You Again

210 51 11
                                    

Perjalanannya ke London-Inggris akhirnya selesai, Sally menghembuskan nafasnya bersamaan dengan tubuhnya yang terbangun dari tempat tidur kamar hotel, dia tampak menyisir rambutnya yang sedikit kusut dengan jarinya sendiri.

Sally kemudian duduk di pinggiran kasur untuk sekedar mengumpulkan nyawanya dan memperbaiki perasaannya.

Pintu terbuka, membuat perhatian Sally terpusat pada seseorang yang baru saja masuk dan membawa makanan yang ia yakini adalah sup iga, makanan kesukaannya.

Sharon, manajer Sally menempatkan sup itu di atas meja nakas di samping kasur Sally, kemudian tampak membuka lemari dan mengeluarkan beberapa lembar baju atau tepatnya gaun dari sana.

''Kau sudah bangun?'' tanyanya sembari berjalan dan membawa beberapa lembar gaun panjang.

''Hmmm, aku lelah sekali.'' Sally menutup mulutnya dengan tangan ketika menguap.

Sharon tersenyum, ''Kau tertidur cukup lama, oh ya. Kau ingin memakai yang mana untuk pemutaran perdana sekaligus promosi film mu nanti malam?'' tanya Sharon.

Perempuan itu tampak mengangkat dua lembar gaun yang berwarna silver dengan belahan dada terbuka, dan berwarna hitam yang memamerkan bahu indah sang pemakai, Sally tampak berpikir sembari memerhatikan keduanya.

''Aku ingin yang hitam saja, yang satunya terlalu terbuka,'' jawab Sally.

''Okay, akan ku siapkan dulu. Oh ya, sup itu untukmu. Makanlah selagi panas.''

Sally tersenyum puas, ''Kau memang manajer yang baik hati.''

''Oh jelas, aku ini memang manusia yang berhati malaikat.'' Sharon mengibaskan rambutnya kebelakang dan berlagak menyombongkan diri, sementara Sally yang tengah menyesap supnya tampak memicingkan mata ke arah manajernya itu.

''Hmm, setelah urusanku di sini selesai, aku akan ke Argentina. Kau mau ikut?''

Sharon yang sebelumnya tengah mengepak keperluan Sally di lokasi pemutaran film nanti kini menoleh, menatap Sally dengan kening berkerut? ''Argentina? For what?'' tanyanya.

Sally kembali menyendokkan sup iga ke dalam mulutnya, mengunyanya dan menelannya sebelum menjawab.

''Maverick akan balapan di Argentina bulan depan.''

''Oh benarkah? Aku ingin ikut, aku benar-benar ingin bertemu Valentino. Bolehkan?'' tanya Sharon, ada nada antusias yang terselip di setiap kalimatnya.

''Tentu saja.'' Sally mengacungkan sendoknya kemudian kembali meneruskan makannya.

''Oh ya Sally.''

''Hm? Ada apa?'' tanya Sally, dia telah menyelesaikan makanannya dan kini tengah meneguk air.

''Kau tahu model pria yang bernama Sean Opry itu?''

Sally menganggukkan kepalanya.

''Dia meminta nomor ponselmu.'' Sally seketika terbatuk, kemudian memandang Sharon dengan penuh tanda tanya.

Merasa terintimidasi dengan tatapan Sally, Sharon melambaikan kedua tangannya.'' Tapi tenang saja, aku tidak memberinya nomormu kok.''

''Kau bilang apa?'' tanya Sally.

''Aku bilang kalau ponselku tertinggal, dan aku tidak hapal nomormu, jadi ya dia hanya bilang I'ts okay, setelah itu pergi.''

Sally mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke kamar mandi.

***

Marc merebahkan tubuhnya di kasur empuk salah satu hotel yang berada di London , perjalanan selama berjam-jam membuat otot-ototnya sedikit pegal, matanya melirik ke arah jam untuk memastikan waktu.

Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Where stories live. Discover now