9. Kenapa Nangis? 💤

Start from the beginning
                                    

"Ayok foto, Kak Ken." Angel dan Kenny membenarkan posisi, mulai bergaya. Seperti biasa, Kenny merangkul bahu Angel supaya terlihat akrab. Keduanya tersenyum di dalam ponsel Angel.

Misya tersenyum getir. Jika kemarin dia masih bisa menahan diri, karena Paula yang memotret, akan tetapi tidak untuk hari ini. Misya tidak kuat melihat adegan ini. Apa lagi dia sendiri yang harus memotret sang pacar dengan cewek lain. Tanpa sadar, air mata Misya membuat pandangannya buram. Rasa sesak mulai menggerogoti dadanya.

"Sya, lo kenapa?" tanya Kenny, antara polos atau bodoh.

"Gapapa. Kelilipan doang," jawab Misya sambil mengusap air matanya kasar. "Nih HP-nya." Misya mengembalikan ponsel Angel kepada Kenny.

"Mau ditiupin gak, Sya?" tanya Kenny dengan wajah kaku. "BTW, makasih ya udah fotoin. Semangat kerjanya. Nanti malam balik jam berapa? Biar gue datang jemput."

"Gak usah," jawab Misya singkat.

"Jangan pulang sen--"

"Kak Keeeen, aku mau lihat fotonya." Suara Angel menginterupsi. Kenny menghela napas kasar, memberikan ponsel kepada Angel.

"Gue pamit ya." Misya bergegas pergi, air matanya tak kuasa terbendung, ngalir semakin deras. Misya tak berhenti mengucek mata setelah masuk ke dalam area dapur supaya air matanya tidak mengalir.

"Lo kenapa, Sya?" tanya Jeno sambil menyodorkan tissue.

Misya segera menghapus air mata dengan tissue dan menenangkan diri sebelum bicara.

"Lo mau istirahat dulu aja gak? Gue izinin ke--"

"Gapapa. Gak usah. Gue masih sanggup kerja."

💤💤💤

Sementara itu, Kenny dari tadi berkerut kening, mengacak rambutnya frustrasi. Otak jeniusnya tengah sibuk mencari jawaban mengapa Misya nangis. Misya jelas telah berbohong kepadanya. Siapapun juga tahu jika Misya bukan lagi kelilipan.

"Kak Ken, ayok pulang."

"Kak Keeeen ...." Angel menguncang tubuh Kenny hingga cowok itu tersontak, menatapnya. "Lagi mikirin apa, Kak?"

"Enggak sih. Aku cuma lagi mikir kenapa Misya tadi nangis."

"Oh itu ...."

"Menurut kamu kenapa, Ngel?"

Wajah Angel terlihat kaku. Ia menaikkan sudut bibirnya sedikit. Sesama kaum perempuan, Angel jelas tahu kalau Misya sedang sakit hati. Angel menatap Kenny dengan dalam. Cowok di hadapannya benaran bingung atau pura-pura bodoh? Dan Angel menemukan jawabannya. Kenny benaran tidak tahu kenapa Misya bisa menangis.

"Gimana, Ngel?" Kenny mengulang lagi pertanyaan setelah Angel terdiam cukup lama.

"Kak Misya pasti kecapean. Kan udah seharian sekolah, terus harus kerja lagi. Di saat kita bisa santai-santai datang nongkrong di sini, dia harus kerja. Jadi ... ya gitu. Kak Misya iri sama kita, makanya nangis."

What?! Sejak kapan kamu belajar berbohong, Ngel? Angel memukul mulutnya pelan. Jawaban sudah terlanjur diberikan, Angel berdecak resah. Dia sendiri juga bingung kenapa harus berbohong.

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now