32. MiNo 💤

6.6K 802 722
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa follow akun Wattpad ini, karena banyak cerita yang seru2 di sini 😍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa follow akun Wattpad ini, karena banyak cerita yang seru2 di sini 😍


💤💤💤

"Lo udah sampai tahap mana PDKT-nya sama Jeno?" tanya Kenny dengan raut wajah serius.

"Ha?" Misya mengerutkan kening. "Kenapa lo kepo?"

"Gue pengen lo cepat jadian sama dia biar lo gak muncul di hadapan gue lagi."

Misya mengelap meja bolak-balik dari tadi hingga kinclong. Pikirannya masih berhenti di perkataan Kenny saat itu. Misya melihat ekspresi Kenny saat mengucapkan perkataan itu. Walaupun perkataan Kenny menyakitkan hati Misya, akan tetapi Misya bisa merasakan Kenny tidak rela mengucapkan kata-kata tadi dari ekspresi dinginnya. Ah, Kenny kenapa sengaja mendesaknya Ke Jeno mulu sih? Pasti gara-gara dulu Misya bilang benci sama Kenny, makanya Kenny jadi bersikap dingin kepadanya.

Jeno yang dari tadi membereskan kasir akhirnya tidak bisa tinggal diam. Ia datang menjitak kepala Misya yang asik melamun.

"Aduh, apa sih Jen?" Misya memegang kepalanya yang dijitak sambil memonyongkan bibir.

"Gue takut lo kesambet mak lampir," ucap Jeno sambil memperagakan wajah hantu, tapi jelek menurut Misya. Misya terkekeh.

"Enggaklah. Santai ... santai." Misya kembali membereskan meja. Dirinya kembali fokus kerja.

Jeno hanya menggeleng. Cowok itu juga kembali dengan kerjaannya sebelum Pak Rasyid datang.

Misya masuk ke dalam dapur membawa beberapa piring kotor dan mulai mencucinya. Jeno juga ikut masuk ke dalam untuk mengambil minum.

"Eh ya, hari ini gajian ya? Mantap." Misya tampak riang sambil bersenandung kecil.

"Iya gajian. Kenapa? Mau makan-makan?"

"Enggak, Jen. Habis ini temenin gue cari kado yok."

💤💤💤

Toko HnM di salah satu mall menjadi tempat singgah bagi mereka seusai kerja.

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now