28 - Edwina

55 4 5
                                    

Rumah Sakit

Suasana di ruangan tersebut sangat menegangkan ketika Mario mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan hasil rekaman CCTV di McDonalds dan di beberapa tempat yang dilewati Auryn dan Cheryl menuju ke gang kecil tersebut.

"Kami juga bertanya dengan beberapa orang yang menetap di sekitar gang tersebut, dan mereka melihat beberapa anak gadis seusia kami, masuk ke gang tersebut. Setelah melihat bahwa Cheryl dan Auryn pergi bersama, kami berasumsi bahwa salah satu pelaku dari kejadian ini adalah Cheryl," jelas Edward.

"Jika Cheryl mengakui kesalahannya, ia harus diberi sanksi oleh pihak sekolah bersama teman-temannya. Walaupun kejadian ini terjadi di luar sekolah, namun sebagai murid HK High School, mereka tidak boleh melakukan perkahian maupun penyerangan dalam bentuk apapun yang akan merusak nama baik sekolah." Ujar Mario kepada mereka semua, khususnya kepada kedua orang tua Auryn.

Ayah Auryn pun menoleh kepada anak gadis satu-satunya yang duduk dan bersandar di tempat tidur, sebelum menoleh kembali kepada Mario. "Masalah ini tidak perlu sampai ke pihak sekolah, Pak Mario. Saya yakin, mereka akan menyelesaikan permasalahan ini dengan baik."

Semua menatap pria itu tidak percaya, terutama Auryn, ia menghela nafas panjang dan menggepalkan tangannya. "Aku tidak setuju! Cheryl harus--"

"Temanmu yang bernama Cheryl tidak mungkin menyerangmu jika kau tidak melakukan kesalahan, Auryn," sela ayahnya. "Lagipula, ayah Cheryl adalah rekan bisnis Papa. Tidak mungkin jika kita---"

"Sejak dulu kalian selalu membela Cheryl dengan alasan bisnis! Aku curiga, anak kandung kalian adalah Cheryl dan bukan aku!." Auryn menurunkan kakinya dari tempat tidur, lalu ia perlahan bangkit berdiri yang dibantu oleh Rena.

"Auryn,--"

"Aku ingin pulang!" jawab Auryn cepat kepada ibunya, dan menghiraukan seisi ruangan yang memanggil namanya.

"Aku akan menyusulnya."

"Biar aku yang--- Edwin!!" Elena menghela nafas kesal ketika Edwin tidak mendegarkannya.

"Tenanglah, El. Edwin akan mengurus semuanya," ujar Edward menenangkan saudari kembarnya.

Sementara itu, Edwin menyusul Auryn dan segera menarik tangan gadis itu. "Auryn--"

"Aku rasa kau sudah tahu alasan Cheryl dan gadis-gadis itu menyerangku." Auryn tertawa hambar dan menatap Edwin. "Seperti yang ayahku katakan, semuanya akan diselesaikan dengan baik. Aku akan melupakannya seolah-olah kejadian ini tidak akan terjadi."

Edwin menatapnya tidak percaya dan mengacak rambutnya. "Just like that? Kau tidak peduli tentang perasaanku? Aku menyusulmu untuk menjelaskan--"

"Kau sudah memiliki kekasih, Edwin!" bentak Auryn. Gadis itu meyingkirkan tangan Edwin darinya, namun laki-laki itu menhannya.

"Auryn, kumohon jangan seperti ini. Aku peduli denganmu dan aku benar-benar tulus--"

"Sejak kapan kau peduli kepadaku? Kau hanya peduli kepada Elena dan Rena. Kau selalu mengajakku bertengkar selama ini dan aku sudah lelah dengan semuanya. Aku mohon, menjaulah dariku!"

Gadis itu benar-benar melepaskan tangan Edwin darinya dan meninggalkan laki-laki itu yang menatapnya sendu.

"Fuck!"

*****


Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Oma Nisa ketika ia bisa melihat lagi anaknya, Jack, dan juga menantunya, Kate. Orang tua dari Triplet E baru saja tiba dari Singapura agar bisa merayakan pergantian tahun bersama keluarga mereka.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang